Anda di halaman 1dari 27

BAB III

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. I DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG ICU RSUD BARI PALEMBANG

Pengkajian tgl : 22 Maret 2022 Jam : 22.10 WIB


Tanggal MRS : 22 Maret 2022 No. RM : 619915
Ruang / Kelas : ICU Dx. Medis : Pneumonia

I. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Tn. I Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 73 tahun Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Penanggung Jawab : Anaknya
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiun
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia
Alamat : Jl.Jati Baru II No 029nRa Lk 1 Rt 00 Rw 00 Lampung

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan sesak


napas sejak 2 hari smrs, batuk ada,
sesak tidak dipengaruhi dengan
aktifitas, penurunan kesadaran, gelisah
ada, napas cepat, penggunaan otot
bantu napas, irama jantung takikardi
yaitu HR 111, tekanan darah meningkat
145/100 mmHg, edema ada di
ektremitas, warna kulit pucat, akral
dingin, hipoksemia SPO2 70%, sepsis
ada.

Riwayat Masuk Rumah Sakit : Pasien sudah pernah masuk rs


sebelumnya pada tahun 2021
dikarenakan penyakit pneumonia
Riwayat Penyakit Dahulu : Pneumonia
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada.

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 2


Kritis
III. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
No Kebutuhan Saat Dikaji

1 Nutrisi DS:
-

DO:
- Berat badan pasien 70kg.
- Diet cairan 50 cc
Cairan DS:
-

DO:
- Mukosa mulut lembab
- Turgor kulit elastis
- IVFD RL 600 ml
3. Eliminasi BAB DS:
-

DO:
- Frekuensi BAB pasien tidak dapat dikaji
4. Eliminiasi BAK DS:
-

DO:
- Jumlah urine kurang lebih 200-250 cc/jam

5. Kebutuhan aktivitas Keadaan pasien sekarang tirah baring di tempat tidur,


dan untuk kebutuhan makan, minum, mandi, mencuci
dan personal hygiene:
rambut dan oral hygiene pasien perlu bantuan orang
Berjalan, makan, lain.
minum, mencuci
rambut, mandi,
oral hygiene

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 3


Kritis
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan Umum : berat

2. Kesadaran : koma
3. GCS : E:1 M:2 V:T

4. Tanda Vital : TD: 145/100, N: 111 x/m, Suhu : 37,1 C, RR : 33 x/m, SPO2 70%

5 Kepala
Simetris
Asimetris
Echymosis
bentuk tulang
Luka, ukuran: tidak ada , Lokasi: -
Lain-lain: -

Masalah Keperawatan : tidak ada

6 Mata
Kebiruan (Lingkaran mata)
Perdarahan mata, Ruptur:………, Lokasi:…………..
Anemia Ananemia Ikterik
Respon pupil:RC Isokor Anisokor
Midriasis Miosis
Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan : tidak ada

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 4


Kritis
7 Telinga
- Cairan, Warna: -, jumlah:-
-
Lecet/kemerahan/laserasi
-
Benda asing, berupa:tidak ada
-
Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan :tidak ada

8 Hidung
- Cairan, Warna: -, jumlah: -
- Lecet/kemerahan/laserasi Benda asing,
- berupa: tidak ada
Lain-lain :
- pasien terpasang NGT

- pasien terpasang ventilator

- volume tidal menurun yaitu 325

- SPO2 menurun yaitu 70%

Masalah Keperawatan : Gangguan ventilasi


spontan

9 Leher
- Penetrasi benda asing Nyeri tekan
- Deviasi trakea Distensi Vena Jugularis
-
Bengkak Kebiruan sekitar leher
-
Krepitiasi Lain-lain:

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 5


Kritis
Masalah Keperawatan: tidak ada

10 Dada/Paru
Simetris 
-
Ekspansi dinding dada meningkat/turun
-
Luka tusuk Luka sayat: tidak ada, Ukuran : - , Lokasi: -
RR: 33 x/menit, tidak teratur
- SPO2 : 70%
- Batuk ada
- Pasien sesak napas
- Pasien terpasang ventilator
- Irama jantung takikardi yaitu HR 111, edema, warna kulit pucat,
Masalah Keperawata: 1. Pola napas tidak efektif
2. Penurunan curah jantung

11 Abdomen
Dinding abd: Simetris
-
Perdarahan/bengkak Luka tusuk
-
Distensi abdomen
- Nyeri tekan
BU:- 10 x/mnt, teratur
Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada

12 Genetalia
 Simetris
-
Benjolan : tidak ada
-
- Darah pd rektum, BAB: tidak dikaji
Nyeri tekan: tidak ada
BAK: 3-4 x/hr, warna: agak keruh, jumlah 200-250 cc
Lain-lain : pasien terpasang kateter
Masalah Keperawatan: Resiko infeksi

13 Ekstremitas
Kelainan bentuk Perdarahan Bengkak
√ Edema Jejas/luka/laserasi
Jari-jari hilang
Keterbatasan gerak
Fraktur, Lokasi:………
Kaku sendi
Nyeri,
Kekuatan otot (1-5)

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 6


Kritis
Lain-lain : Pasien koma
Masalah Keperawatan: tidak ada

14 Kulit
Ada luka - Dekubitus, Ukuran: -, Lokasi: -
Echymosis - Ptechie √ Pucat Sianosis
-
Lembab √
Kering
. Turgor Turgor lambat
kembali
cepat .kembali
. Luka bakar
. Gatal-gatal/pruritus

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 7


Kritis
Insisi operasi, Ukuran: tidak ada , Lokasi: tidak ada
Nyeri,
Lain-lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: tidak ada

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, BUDAYA, SPIRITUAL

Psikologis : Pasien koma


Sosial : Pasien koma
Budaya : Pasien koma
Spiritual : Pasien koma

Masalah Keperawatan: Tidak Ada

VI. KEBUTUHAN EDUKASI


Terdapat hambatan dalam pembelajaran:
Tidak √ Ya, Jika Ya √Pendengaran √Penglihatan √Kognitif √Fisik
 Budaya Emosi Bahasa
 Lain-lainnya : Tidak Ada
Dibutuhkan penerjemah : Ya Tidak
Sebutkan :
Kebutuhan edukasi (pilih topik edukasi pada kotak yang tersedia)
 Diagnosa dan manajemen penyakit Obat-obatan/ terapi Diet dan nutrisi
 Tindakan Keperawatan Rehabilitasi Manajemen nyeri
 Lain-lain, sebutkan : Tidak Ada Masalah
Keperawatan: Tidak Ada

VII. RISIKO CEDERA / JATUH


 Tidak Ya, Jika ya gelang risiko jatuh warna kuning harus dipasang
Masalah Keperawatan: Tidak Ada

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Pemeriksaan
a. Laboratorium (Tgl 22 Maret 2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi:
Hemoglobin 18.5 g/dl 14-16 g/dl
Eritrosit 5.9 juta/ul 4.5-5.5 juta/ul
Leukosit 21.9 ribu/ul 5-10 ribu/ul
Trombosit 196 ribu/mm3 150-400 ribu/mm3
Hematokrit 57 % 40-52 %
Hitung jenis lekosit:
Basofil 0% 0-1 %
Eosinofil 1% 1-3 %

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 8


Kritis
Batang 0% 2-6 %
Segmen 91 % 50-70 %
Limfosit 5% 20-40 %
Monosit 3% 2-8 %
Hemostatis:
Masa perdarahan (BT) 4 mnt 1-6 mnt
Masa pembekuan(CT) 10 mnt 10-15 mnt
PT (pasien) 12.7 detik 12-18 detik
APTT (pasien) 31.8 detik 22-35 detik
D-Dimer 630 ng/ml <500 ng/ml
Kimia klinik:
Albumin 2.46 g/dl 3.8-5.1 g/dl
SGOT/AST 85 IU/L <37 IU/L
SGPT/ALT 78 IU/L <41 IU/L
Ureum 275 mg/dl 20-4 mg/dl
Creatinine 1.2 mg/dl 0.9-1.3 mg/dl
Glukosa darah sewaktu 160 mg/dl <180 mg/dl
Imunologi:
HbsAg kuantitatif Negatif S/CO Negatif S/CO
Serologi:
CRP kualitatif Positif mg/dl
Elektrolit:
Natrium 157 mmol/L 135-155 mmol/L
Kalium 4.05 mmol/L 3.5-5.5 mmol/L
chlorida 111 mmol/L 95-108 mmol/L

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 9


Kritis
b. EKG

IX. PENATALAKSANAAN
a. Ventilasi Mekanik (Ventilator)
- Mode : PC-AC
- RR : 33
- VT : 748
- IPL :
- PEEP : 10
- FiO2 : 80
- Peak Pressure :
- ETT :-

Inisial pasien : Tn. I


Nama obat Dosis Cara Golongan Fungsi/
pemberian indikasi
Dexametasone 4 x 10 mg IV Obat resep Untuk mengatasi
berbagai kondisi
peradangan, reaksi
alergi dan penyakit
autoimun
Furosemide 2 x 2 ml IV Obat resep Untuk mengatasi edema atau
hipertensi
Resfar 1 x 100 mg IV Mukolitik Untuk mengencerkan
dahak sekaligus untuk
mengobati keracunan
paracetamol

Levemir 1 x 16 iu IV Insulin analog Unutk pengobatan


diabetes melitus pada
orang dewasa, remaja dan
anak berusia 2 tahun dan
diatasnya.
Omeprazole 2 x 10 ml IV PPI Untuk mengatasi penyakit
asam lambung
Kalnex 3 x 500 mg IV Obat resep Untuk membantu
menghentikan perdarahan
seperti pada kondisi
mimisan, tindakan operasi
dan menstruasi yang
berkepanjangan.
CPG 1 x 75 mg Oral Thienopyridine Untuk mengencerkan
darah dan mencegah

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 10


Kritis
pembekuan darah
sehingga menurunkan
rsiko jantung dan stroke
1 x 10 ml Oral PPI Untuk mengatasi kondisi
lansoprazole yang berkaitan dengan
peningkatan asam
lambung
ISDN 3 x 5 mg Oral Nitrat Untuk mencegah dan
meredakan nyeri dada
akibat penyakit jantung
koroner
2 x 1 mg Oral Suplemen Untuk memelihara
Sanfuliq kesehatan hati

Vit D 3 x 1 mg Oral Suplemen Untuk membantu


penyerapan kalisum
sehingga kesehatan tulang
dan gigi lebih terpelihara
Becom zet 3 x 1 mg Oral Suplemen Untuk menunjang
vitalitas, kesehatan dan
memelihara daya tahan
tubuh
Gentamisin 2 x 1 mg Oral Suplemen Untuk mengobati jeis
infeksi bakteri seperti
infeksi tulang,
endokarditis, infeksi
saluran kemih dan sepsis.

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 11


Kritis
X. FORMAT ANALISA DATA

DATA / PROBLEM ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS: - Penurunan aliran darah Pola napas tidak efektif
DO: koroner
1. Pasien mengalami
sesak napas
2. Batuk ada
3. Pasien terpasang Suplai O2 tidak seimbang
ventilator dengan kebutuhan tubuh
4. TTV:
TD: 145/100 mmHg Kebutuhan O2 tidak
RR: 33x/mnt terpenuhi
N: 111
S: 37,1 C
SPO2: 70% Kompensasi : peningkatan
RR

Takipnea,dispnea

Pola napas tidak efektif

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 12


Kritis
DS: - Kebutuhan O2 meningkT Penurunan curah jantung
DO:
1. Irama jantung
takikardi Penurunan suplai O2 ke
2. Edema jantung
3. Sesak napas
4. Tekanan darah
meningkat kompensasi oleh jantung
5. Warna kulit pucat dengan meningkatnya HR
6. Batuk
7. Gelisah
8. TTV: beban kerja jantung
TD: 145/100 meningkat dalam waktu
mmHg yang lama
RR: 33 x/mnt
N: 111
S: 37,1 C
SPO2: 70 % hipertrofi miokardium

kemampuan kompensasi
menurun

penurunan HR

cardiac output menurun

penurunan curah jantung


DS: - Respiratory failure Gangguan ventilasi spontan
DO:
1. Sesak napas
2. Pasien terpasang Ekspirasi dan inspirasi
ventilator tidak adekuat
3. Volume tidal
menurun yaitu 325
4. SPO2 menurun Gangguan ventilasi
yaitu 70 %
5. Gelisah
6. TTV:
TD: 145/100
Terpasang ventilator
mmHg mekanik
RR: 33 x/mnt
N: 111
S: 37,1 C

Gangguan ventilasi
spontan

XI. MASALAH KEPERAWATAN


1. Penurunan curah jantung
2. Gangguan ventilasi spontan
3. Pola napas tidak efektif
XII. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif
2. Gangguan ventilasi spontan
3. Penurunan curah jantung
XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
2. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan penggunaan ventilator
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung

X.
XI. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. I
Umur : 73 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas Manajemen Jalan Napas
berhubungan dengan keletihan keperawatan selama 1x24 jam Tindakan Tindakan
otot pernapasan di harapkan pola napas tidak Observasi: Observasi:
efektif dapat teratasi dengan 1. Monitor pola napas 1. Untuk mengetahui pola
DS: -
kriteria hasil: 2. Monitor bunyi napas napas
DO:
1. Pasien mengalami sesak tambahan 2. Untuk mengetahui
No Kriteria A T
napas Terapeutik: adanya bunyi napas
1 Dispnea 2 5
2. Batuk ada 1. Pertahankan kepatenan tambahan
2 Pemanjangan 2 5
3. Pasien terpasang jalan napas Terapeutik:
fase
ventilator ekspirasi Edukasi: 1. Untuk mempertahankan
4. TTV: 1. Anjurkan asupan cairan pernapasan
TD: 145/100 mmHg Ket: 2000 ml/hari, jika tidak Edukasi:
RR: 33x/mnt 1. Meningkat kontraindikasi 1. Membantu mengencerkan
N: 111 2. Cukup meningkat Kolaborasi: sekret sehingga mudah
3. Sedang
S: 37,1 C 1. Kolaborasi pemberian dikeluarkan.
4. Cukup menurun
SPO2: 70% 5. Menurun
bronkodilator , Kolaborasi:
ekspektoran, mukolitik, 1. Menurunkan kekentalan
jika perlu. sekret, membantu
mengencerkan sekret
sehingga mudah
dikeluarkan.
2 Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan Dukungan ventilasi Dukungan ventilasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam Observasi: Observasi:
penggunaan ventilator di harapkan ventilasi spontan 1. Identifikasi adanya 1. Untuk mendeteksi tanda
DS: - teratasi dengan kriteria hasil: kelelahan otot bantu distres pernapasan berat
DO: napas 2. Untuk mengetahui status
1. Sesak napas No Kriteria A T 2. Identifikasi adanya pernapasan pasien
2. Pasien terpasang 1 Dispnea 2 5 kelelahan otot bantu Terapeutik:
ventilator 2 Gelisah 2 5 napas 1. Untuk mempertahankan
3. Volume tidal 3 Volume 2 5 Terapeutik: kepatenan jalan napas
tidal 1. Pertahankan kepatenan
menurun yaitu 325 jalan napas
4. SPO2 menurun yaitu Ket:
70 % 1. Meningkat
5. Gelisah 2. Cukup meningkat
6. TTV: 3. Sedang
4. Cukup menurun
TD: 145/100 mmHg
5. Menurun
RR: 33 x/mnt
N: 111
S: 37,1
3 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan Perawatan jantung Perawatan jantung
brhubungan dengan keperawatan diharapkan curah Observasi: Observasi:
perubahan irama jantung jantung meningkat, dengan 1. Identifikasi tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda
DS: - kriteria hasil: gejala primer dan gejala primer
DO: Curah jantung penurunan curah penurunan curah jantung
1. Irama jantung jantung 2. Untuk mengetahui tanda
takikardi No Kriteria A T
1 Kekuatan 2 5 2. Identifikasi tanda dan dan gejala sekunder
2. Edema gejala sekunder penurunan
nadi
3. Sesak napas penurunan curah curah jantung
2 Tekanan 2 5
4. Tekanan darah darah jantung 3. Untuk di monitor karna
meningkat 3 Distensi 2 5 3. Monitor tekanan darah penting untuk membantu
5. Warna kulit pucat vena 4. Monitor EKG 12 penegakan diagnostic
6. Batuk jugularis sadapan 4. Untuk mengetahu irama
7. Gelisah 5. Monitor aritmia jantung pasien
Ket:
8. TTV: 6. Monitor nilai 5. Untuk mengidentifikasi
1. Menurun
TD: 145/100 mmHg 2. Cukup menurun laboraturium jantung apabila terjadinya aritmia
RR: 33 x/mnt 3. Sedang Terapeutik: 6. Untuk mengetahui nilai
N: 111 4. Cukup meningkat 1. Berikan oksigen untuk laboraturium jantung
5. Meningkat mempertahankan Terapeutik:
S: 37,1 C
SPO2: 70 % saturasi oksigen >94% 1. Untuk mempertahankan
Edukasi: pernapasan pasien
1. Ajarkan pasien dan Edukasi:
keluarga mengukur 1. Untuk menimalisir
intake dan output asupan kebutuhan cairan
cairan haraian. klien.

Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk mencegah
antiaritmia terjadinya aritmia
XI. FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
BAB ini akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan antara konsep
dasar secara teori asuhan keperawatan yang dilakukan selama di RSUD Bari
Palembang dalam lingkup pengkajian. Pengkajian merupakan tahap awal dan
dasar utama dari suatu proses keperawatan. Kegiatan perawat dalam
melakukan pengkajian ini adalah dengan mengkaji data dari klien tentang
tanda dan gejala serta faktor penyebab penyakit, memvalidasi data dari klien,
mengelompokkan data, serta menempatkan masalah klien (Kusumawati
&Hartono, 2010).
Pengkajian yang penulis lakukan dalam Asuhan Keperawatan Pada Tn. I
dengan Gangguan Respirasi: Pneumonia di Ruangan ICU RSUD Bari
Palembang meliputi biodata, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, kebutuhan dasar, dan data
penunjang. Pada saat pengkajian penulis menggunakan instrument pengkajian
sebagai pedoman yaitu pengkajian persistem berdasarkan SDKI,SIKI dan
SLKI.
Data pengkajian yang penulis lakukan Pada Tn. I dengan Gangguan
Respirasi: Pneumonia di Ruangan ICU RSUD Bari Palembang, diantaranya
adalah keluhan utama pada saat pengkajian, pasien tampak sesak napas
dengan kondisi riwayat sekarang penurunan kesadaran, batuk ada, sesak tidak
dipengaruhi dengan aktifitas, penurunan kesadaran, gelisah ada, napas cepat,
penggunaan otot bantu napas, irama jantung takikardi yaitu HR 111, tekanan
darah meningkat 145/100 mmHg, edema ada di ektremitas, warna kulit pucat,
akral dingin, hipoksemia SPO2 70%, sepsis ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, tidak ada pembesaran kelenjar, edema
ada di ektremitas, warna kulit pucat, akral dingin. Pasien terpasang ventilator
dan terintubasi.
Sesuai dengan pedoman pemeriksaan pengkajian keperawatan, penulis
menggunakan pengkajian perorgan yaitu pemeriksaan dimulai dari kepala,
mata, telinga, hidung, leher, dada/paru, abdomen, genetalia, ekstremitas dan

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 20


Kritis
kulit. Pada pengkajian dada/paru didapatkan 2 masalah yaitu pola napas tidak
efektif, dan penurunan curah jantung. Pada organ hidung didapatkan masalah
gangguan ventilasi spontan, dan organ genetalia didapatkan masalah resiko
infeksi.
Pemeriksaan diagnostik juga diperlukan sebagai penunjang data dan
untuk menegakkan suatu diagnosa dan ketepatan dalam memberikan terapi.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam kasus ini diantaranya,
pemeriksaan darah lengkap dan hasil EKG.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul berdasarkan (SDKI, 2017)
terdapat 2 masalah keperawatan yaitu sebagai berikut :
1. Pola napas tidak efektif
2. Penurunan curah jantung
3. Gangguan ventilasi spontan

Setelah penulis mengumpulkan data pada pengkajian dan menganalisa


data maka penulis dapat menegakkan diagnosa yang terdapat dalam teori dan
juga terdapat dalam kasus kecuali gangguan citra tubuh. Diagnosa
keperawatan yang muncul sesuai dengan pengkajian yang telah dilakukan oleh
penulis diantaranya :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Data subjektif yaitu :pasien koma. Data objektif ditemukan Pasien
mengalami sesak napas, pasien menggunakan otot bantu napas dan pola
napas abnormal, RR: 33x/menit
2. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan penggunaan ventilator
Berdasarkan data objektif yang ditemukan pasien sesak napas, pasien
terpasang ventilator, volume tidal menurun yaitu 325, SPO2 menurun
yaitu 70 %, pasien tampak gelisah, TD: 145/100 mmHg, RR: 33 x/mnt, N:
111 , S: 37,1
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
Berdasarkan data objektif yang ditemukan pasien tampak koma, irama
jantung takikardi, edema, sesak, tekanan darah meningkat, warna kulit

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 21


Kritis
pucat, batuk, gelisah, TD: 145/100 mmhg, RR: 33x/menit, N:111x/mnt, T:
37 derajat celcius, SpO2: 70%.
C. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan masalah keperawatan yang telah ditetapkan dari pengkajian,
langkah selanjutnya adalah menentukan intervensi apa yang akan
direncanakan untuk melaksanakan perawatan lanjutan yang tepat. Intervensi
keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien, individu , keluarga
dan komunitas (SIKI, 2018).
Pada dasarnya penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam
melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mendukung antara lain kerja sama baik anatara penulis, klien, keluarga klien,
dan perawat serta dokter yang ada di Ruangan ICU RSUD Bari Palembang
serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang dalam mengatasi masalah
klien dan memenuhi kebutuhan klien.
Dari 3 diagnosa yang telah diangkat oleh penulis, Intervensi yang
dilakukan sesuai dengan intervensi berdasarkan panduan dari SLKI dan SIKI.
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Data subjektif yaitu :pasien koma. Data objektif ditemukan Pasien
mengalami sesak napas, pasien menggunakan otot bantu napas dan pola
napas abnormal.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan SLKI dan SIKI
yang tujuannya adalah pola napas tidak efektif dapat teratasi. Intervensi
keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam memberikan
tindakan keperawatan pada Tn. I menurut SLKI-SIKI (2018-2019) yaitu: :
memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman dan upaya napas),
memonitor kepatenan jalan napas, dan lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik, jika perlu.
2. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan penggunaan ventilator
Berdasarkan data objektif yang ditemukan pasien sesak napas, pasien
terpasang ventilator, volume tidal menurun yaitu 325, SPO2 menurun

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 22


Kritis
yaitu 70 %, pasien tampak gelisah, TD: 145/100 mmHg, RR: 33 x/mnt, N:
111 , S: 37,1
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan SLKI dan SIKI
yang tujuannya adalah ventilasi spontan. Intervensi keperawatan yang
telah dilakukan oleh penulis dalam memberikan tindakan keperawatan
pada Tn. I menurut SLKI-SIKI (2018-2019) yaitu: identifikasi adanya
kelelahan otot bantu napas. identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas,
dan pertahankan kepatenan jalan napas.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
Berdasarkan data objektif yang ditemukan pasien tampak koma, irama
jantung takikardi, edema, sesak, tekanan darah meningkat, warna kulit
pucat, batuk, gelisah, TD: 145/100 mmhg, RR: 33x/menit, N:111x/mnt, T:
37 derajat celcius, SpO2: 70%.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan SLKI dan SIKI
yang tujuannya adalah curah jantung meningkat. Intervensi keperawatan
yang telah dilakukan oleh penulis dalam memberikan tindakan
keperawatan pada Tn. I menurut SLKI-SIKI (2018-2019) yaitu:
identifikasi tanda gejala penurunan curah jantung, monitor TTV, berikan
oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012). Penulis telah melakukan
implementasi berdasarkan dari intervensi yang disusun dan tidak semua
intervensi tersebut dapat diimplementasikan seluruhnya oleh penulis dalam
tindakan keperawatan ke pasien (Muttaqin, 2008).
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan
tindakan keperawatan yang merupakan tindakan nyata terhadap pasien dalam
rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Dari keseluruhan rencana tindakan
dapat diaplikasikan namun ada beberapa perencanaan yang tidak diaplikasikan

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 23


Kritis
karena tidak sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Secara teoritis tindakan
dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan.
Harapannya adalah tindakan yang dilakukan akan membantu pasien dan
keluarga dalam menyelesaikan masalah dari penyakit yang diderita.
Secara umum tidak terjadi banyak kesenjangan dalam tindakan
keperawatan yang disusun secara teori dengan tindakan yang telah dilakukan
penulis dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. I dengan Gangguan
Respirasi: Pneumonia di Ruangan ICU RSUD Bari Palembang. Tindakan
keperawatan yang penulis lakukan adalah :
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
Pada diagnosa ini penulis telah melakukan implementasi sebagai
berikut : memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman dan upaya
napas), memonitor kepatenan jalan napas, dan lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik, jika perlu. Pada tindakan yang dilakukan
pada pasien perawat melakukan tindakan pemberian oksigen dengan
menggunakan ventilator mekanik dengan harapan saturasi pasien akan
meningkat serta melakukan suction dengan tujuan untuk dapat
membersihkan jalan napas dari penumpukkan sekret.
Hal ini sejalan dengan penjelasan dalan jurnal Abdul tahun 2017
dengan judul PENGARUH PEMBERIAN VENTILATOR MEKANIK
PADA PASIEN YANG MENGALAMI PENURUNAN KESADARAN
DENGAN KONDISI KELEMAHAN OTOT PERNAPASAN DI RS
BUNDA JAKARTA yang menjelaskan bahwa penggunaan ventilator
mekanik adalah alat bantu pernapasan yang menggunakan mesin dengan
tujuan membantu pasien supaya tetap mendapatkan oksigen secara
maksimal karena terjadi penurunan kerja otot pernapasan, biasa
diberikan pada pasien yang memang mengalami kondisi penurunan
kesadaran atau pada pasien yang mengalami hipoksia berat dan
penggunaan ventilator sering digunakan pada pasien yang dirawat
diruang ICU.
b. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan penggunaan ventilator
Pada diagnosa ini penulis telah melakukan implementasi sebagai berikut :

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 24


Kritis
pada
c. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
Pada diagnosa keperawatan ini penulis telah melakukan tindakan
keperawatan sebagai berikut : identifikasi tanda gejala penurunan curah
jantung, monitor TTV, berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen. Pada implementasi yang dilakukan oleh perawat kondisi pasien
sudah dalam keadaan kritis, perawat mulai melakukan RJP dan memonitor
TTV, kondisi pasien mengalami penurunan saturasi dan kondisi kulit pucat
dengan akral dingin, serta nadi menunjukkan penurunan. Atas instruksi
dokter RJP dilakukan sebanyak 5 siklus namun kondisi pasien tidak
menunjukkan karotis teraba, hingga akhirnya pemeriksaan EKG dilakukan
dan menunjukkan hasil irama jantung Asistol.
Hal ini dapat diketahui dalam jurnal dari Ary Agustin tahun 2018
dengan judul PENGGUNAAN EKG DALAM MENGETAHUI IRAMA
JANTUNG DAN PENGGUNAAN 12 SADAPAN yang menjelaskan
bahwa pemeriksaan EKG dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
rekaman irama jantung pasien yang dianggap mengalami gangguan pada
jantung, hasil irama jantung yang didapatkan bermacam-macam dan akan
di interpretasikan oleh dokter, penggunaan EKG menggunakan 12
elektroda yang terdiri dari v1-v6 dan 4 di ekstermitas, pada kasus
didapatkan irama jantung yang terekam di EKG menunjukkan hasil
Aaiatol yang artinya jantung tidak menunjukkan irama lagi dan tidak
menunjukkan kelistrikan jantung.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak (Aziz, 2007). Evaluasi merupakan
hasil dari implementasi yang telah dilakukan perawat.
Dari 3 diagnosa yang ditemukan dan dilakukan implementasi oleh
penulis selama 1 hari, kedua masalah tidak dapat teratasi seluruhnya, yaitu:
pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas masih

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 25


Kritis
tidak dapat teratasi terhadap penggunaan alat bantu napas ventilator dengan
saturasi yang terus turun sampai 60% yang terjadi pada shift pagi jam 11.00
WIB tanggal 22 Maret 2022.
Pada penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung masalah tidak teratasi dengan indikasi saturasi menurun, tekanan
darah menurun dan pada pemeriksaan EKG irama jantung hasil menunjukkan
Asistol dan pasien dinyatakan meninggal pada jam 11.00 WIB tanggal 22
Maret 2022.

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 26


Kritis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakasanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. I
dengan Gangguan Respirasi: Pneumonia di Ruangan ICU RSUD Bari
Palembang, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa proses keperawatan
telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan, mulai dari pengkajian sampai
evaluasi maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan.
Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan keperawatan pada klien
Tn. I dengan Gangguan Respirasi: Pneumonia di Ruangan ICU RSUD
Bari Palembang meliputi : biodata, keluhan utama, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, kebutuhan
dasar, dan pemeriksaan berdasarkan pengkajian persistem sampai dengan
data penunjang serta terapi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung.
3. Intervensi
Intervensi yang diberikan pada Tn. I sesuai dengan masing-masing masalah
keperawatan yang muncul, yaitu: (1) Pola napas: monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman dan upaya napas), posisikan pasien dengan posisi
semi fowler atau fowler, lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
dan berikan oksigenisasi, jika perlu. (2) Penurunan curah jantung:
identifikasi tanda gejala penurunan curah jantung, monitor tekanan darah,
monitor EKG 12 sadapan, berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen.

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 27


Kritis
4. Implementasi Keperawatan
Setelah merencanakan tindakan keperawatan penulis
mengimplementasikan rencana yang telah dibuat serta mengevaluasi hasil
tindakan keperawatan yang diberikan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan menggunakan SOAP yaitu Subjektif, Objektif,
Analisa dan Planning. Dari hasil evaluasi keperawatan didapatkan
diagnosa pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
napas masih belum teratasi dengan hasil pengkajian pasien masih
menggunakan alat bantu pernapasan dan kondisi makin menurun dan Pada
penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
tidak teratasi karena kondisi pasien sudah dalam keadaan sangat buruk dan
pada saat dilakukan EKG tergambar irama jantung Asistol dan pasien
dinyatakan sudah meninggal.

B. Saran
1. Bagi RSUD Bari Palembang
Bimbingan klinik kepada mahasiswa yang diterima hendaknya tetap
dipertahankan kefektifannya agar tujuan dari laporan kasus mahasiswa
IKesT Muhammadiyah Palembang sehingga kompetensi dapat tercapai.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pihak akademik memberikan waktu yang lebih panjang untuk
proses bimbingan agar tercapainya hasil asuhan keperawatan yang lebih
optimal.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses asuhan keperawatan baik secara
teoritis maupun secara klinis agar proses asuhan keperawatan dapat
berjalan secara optimal dan lebih disiplin serta aktif dalam bimbingan baik
di klinik dan akademik.

Program Profesi Ners/IKesT Muhammadiyah Palembang/Peminatan Gadar & Page 28


Kritis

Anda mungkin juga menyukai