MAKALAH Askep Agregat Wanita Dewasa
MAKALAH Askep Agregat Wanita Dewasa
MAKALAH Askep Agregat Wanita Dewasa
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPUH :
Ns.Fauziah H.Tambuala.,M.Kep
Puji syukur, terima kasih kami ucapkan atas pimpinan serta berkatnya yang telah
mempermudahkan kami dalam menyusun makalah ini . sehingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tampa pimpinan Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa, selain itu kami juga
mengucapkan banyak terima kasih untuk orang tua,keluarga serta teman-teman yang sudah
mendukung serta membantu kami,sehingga tugas kami ini boleh terselesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini banyak yang akan kami sampaikan kepada teman-teman pembaca
sekalian. Dalam hal ini juga,kami ingin membahas tentang” ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS AGREGAT WANITA DEWASA” . kiranya dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan kita tentang managemen nyeri pada pasien terminal.
Dalam kami memyusun makalah ini kami menyadari banyak kekurangan bahkan kesalahan
kami dalam penulisan,serta penyampain informasi berbeda sehingga mungkin tidak sama
seperti pengetahuan teman-teman pembaca lainnya.kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika dalam kalimat atau kata-kata kami yang kurang baik.tidak ada manusia yang sempurna
kecua Tuhan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………………………..
Kata pengantar ………………………………………………………………………………
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………………
Bab II Tinjauan Teori……………………………………………………………….......
Bab III Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas ………………………………………
Bab IV Penutup ..............................................................................................................
2.1 kesimpulan ………………………………………………………………………
2.2 Saran ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………
Bab I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
1) Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di
Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi
pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara komprehensif.
1. Pengertian Wanita
Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan
dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu.
Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun
disebut juga dengan anak gadis.
2. Pengertian Dewasa
Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh
menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Elizabeth Hurlock,
Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa
remaja. Hurlock (1986) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun
sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal
ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.
Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik,
transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa
dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa
dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap
yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986) mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu initinya dikatakan bahwa
dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai
dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini khususnya wanita, sebelum
usia 30 tahun, merupakan masa reproduksi, dimana seorang wanita siap
menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat
reproduksi manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk
melakukan reproduksi.
3) Masa dewasa awal sebagai masa yang penuh dengan ketegangan emosional.
Ketegangan emosional seringkali ditampakkan
dalamketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau
kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada tercapainya
penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat
tertentu atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam
penyelesaian persoalan.
Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang formal yang
terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun hukum negara.
Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan
psikologi, adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang.
Pertumbuhan fisik yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh
pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental yang sempurna dan matang
merupakan hal yang berbeda.
5. Tugas PerkembanganMasa Dewasa Awal (21-40)
Memilih pasangan.
Belajar hidup dengan pasangan.
Memulai suatu kehidupan berkeluarga.
Memelihara anak.
dari community as partner yang dikembangkan oleh Anderson dan Mc Farlan dari teori
Betty Neuman (Anderson & Mc Farlan, 2011). Model ini lebih berfokus pada perawatan
Pada model community as partner terdapat dua faktor utama yaitu fokus pada komunitas
sebagai mitra dan proses keperawatan (Anderson & Mc Farlan, 2011). Pada pengkajian
komunitas terdapat core dan 8 (delapan) subsistem dari masyarakat. Core yang terdiri
dari riwayat terbentuknya aggregat, demografi, suku, nilai, dan kepercayaan. Sedangkan
pada subsistem terdapat lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan social, ekonomi,
transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan, dan
rekreasi.
kerangka kerja bagi model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Individu
Individu dalam model community as partner adalah sebuah populasi atau sebuah
agregat. Setiap orang dalam sebuah komunitas yang didefinisikan (populasi total)
2. Lingkungan
masyarakat tinggal, pekerjaan, suku bangsa dan ras, cara hidup, serta faktor lain
3. Kesehatan
Kesehatan dalam model ini dilihat sebagai sumber bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup. Kesehatan merupakan sebuah konsep positif yang menekankan pada
4. Keperawatan
tujuannya adalah pada deteksi dini dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan
kesehatan.
delapan subsistem tersebut tidaklah terpisah tetapi saling mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh satu sama lain. Delapan divisi kedua-duanya menggambarkan subsistem yang utama
suatu masyarakat dan menyediakan perawat komunitas dengan suatu framework untuk
pengkajian.
pengguna model dalam memahami bagian-bagiannya yang akan menjadi pedoman dalam
menggunakan model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda
terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti
terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti
meliputi demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota
sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan yang normal
atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal pertahanan
dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang
rendah, atau tingkat penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola
putus-putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona)
penyangga (buffer) yang menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis yang
dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor. Respon sementara tersebut mungkin
menjadi gerakan lingkungan melawan sebuah stressor lingkungan atau sebuah stressor
sosial. Kedelapan subsistem tersebut dibagi dalam garis terputus untuk mengingatkan
aplikasih keperawatn komunitas di masyarakat berlangsung mulai dari tanggal 01 Juni 2022
sampai dengan 04 Mei 2022. Dalam hal ini kami mendapat tempat praktek di RT 07
A. Tahap Persiapan
Kegiatan praktek mahasiswa di awali dengan pertama dengan warga dalam rangka saling
mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan warga RT
07Kelurahan Ranononcu Kecamatan poso kota selatan yang dilaksanakan pada tanggal
01Juni 2022. Pada saat pertemuan selain acara perkenalan juga disampaikan tentang
tujuan praktek dari mahasiswa Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Pada saat ini juga disampaikan suat wadah kerja yang berasal dari masyarakat khususnya
reproduksi Asi. Setelah melakukan diskusi yang cukup lama anatra mahasiwa dan warga
maka diperlukan instrument yang disusun oleh mahasiswa untuk mendapattkan data yang
real tentang masah kesehatan reproduksi pada remaja, oleh karena itu mahasiswa
melakukan pendataan melalui angket atau kusioner yang dibagikan kepada ibu-ibu
Selatan dilakukan, maka dilakukan perhitungan dan analisa oleh mahasiswa. Data yang
telah di olah kemudian dipresentasikan pada pertemua kedua atau MMD II pada warga
Kelurahan Ranononcu Kecamatan Poso Kota Selatan Kota Poso Sulawesi Tengah.
B. Tahap Pengkajian
Wilayah RT 07 Kelurahan Rannoncu Kecamatan Poso Kota Selatan Kota Poso memiliki
jumlah ibu hamil berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa selama melakukan pendataan
adalah 118 orang yang dijadikan sampel sebanyak 10 orang. Secara umum gambaran
Fasilitas agama yang ada di RT 07 Kelurahan Ranononcu terdiri dari Mesjid Mujahidin
dan Gereja Ebenhaizer. Fasilitas pendidikan meliputi TK Ebenhaizer , SDN 12, SMPN 1
Poso Kota Selatan, SMA N 2 Poso. Pelayanan Kesehatan meliputi Puskesmas Kawia,
Klinik Syaniah , Polindes dan Posyandu. Di RT 7 juga terdapat mini market yang mudah
diakses masyarakat dan juga pasar tradisional untuk mencukupi kebutuhan sandang dan
tertata rapih dan bersih, hanya terlihat sedikit sampah plastik bekas jajan anak-anak .
Terdapat tanaman hias di setiap rumah warga dengan jumlah beragam dan juga tempat
sampah. Jalan-jalan menuju rumah warga juga sudah di aspal dan dapat di lewati
kendaraan bermotor.
pengetahuan, sikap, dan perilaku, pada ibu-ibu hamil masih kurang sehingga menjadi
perhatian dan butuh penanganan khusus, hasil wawancara dengan warga dan para kader
Posyandu didapatkan hasil bahwasannya memang belum ada program terkait dengan
kesehatan reproduksi Kelancaran Asi.Hal ini sejalan pula dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan petugas puskesmas yaitu sudah ada program terkait dengan
Global Covid-19.
C. HasilPengolahan Data
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan Usia di Rw 07 Kelurahan Poso
Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
KelompokUsia Frekuensi %
18 1 10,0
24 1 10,0
25 1 10,0
26 2 20,0
29 1 10,0
30 2 20,0
32 1 10,0
33 1 10,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer 2022
Sumber : Data Primer Desember 2020
Berdasarkantabel 3.1 Distribusifrekuensi busuiberdasarkankelompokusiadidapatkan
data 10 orang, kelompokusia yang terbanyak adalahbusui usia 26denganjumlah 2
orang (20,0%), busui usia 33 dengan jumlah 2 orang (20,0%) dan yang terendah
adalah Busui Usia 18 dengan jumlah 1 orang(10,0%),Busui 24 dengan jumlah 1
orang 25 dengan jumlah 1 orang (10,0%),Busui usia 29 dengan jumlah 1 orang
(10,0%),Busui Usia 30dengan jumlah 1 orang (10,0%) dan Busui usia 33 dengan
jumlah 1 orang (10,0%)
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan jenis kelamin di Rw 07 Kelurahan
Poso Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
JenisKelamin Frekuensi %
Perempuan 10 100,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Mei 2022
Berdasarkantabel 3.2 DisribusifrekuensiBusui berdasarkanjeniskelamindidapatkan
data10 orang, terbanyak yaituperempuan dengan jumlah 10 orang (100,0%).
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan Pendidikan di Rw 07 Kelurahan
Poso Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
Pendidikan Frekuensi %
SMP 2 20,0
SMA 3 30,0
S1 5 50,0
Jumlah 10 100
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan hubungan KK di Rw 07 Kelurahan
Poso Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
Hubungan KK Frekuensi %
Ibu 10 100,0
Jumlah 10 100
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan Agama di Rw 07 Kelurahan Poso
Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
Agama Frekuensi %
Kristen 10 100,0
Jumlah 10 100
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi ibu hamil berdasarkan Suku di Rw 07 Kelurahan Poso
Kecamatan poso kota selatan KotaTanggerang
Suku Frekuensi %
Pamona 5 10,0
Toraja 3 30,0
Mori 1 10,0
Bada 1 50,0
Jumlah 10 100
Tabel 3.7
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan Pekerjaan di RT 07 Ranononcu
Kecamatan poso kota selatan
Pekerjaan Frekuensi %
PNS 1 10,0
Honorer 4 40,0
IRT 5 50,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Desember 2020
Berdasarkantabel 3.7 Distribusi frekunsi data pekerjaan yang terbanyak adalah IRT
dengan jumlah 5 orang(50,0%) dan yang terendah adalah yang PegawaiNegari sipil
dengan jumlah 1 orang(10,0%).
Tabel 3.8
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan kebersihan dalam rumhadi RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tidak bersih 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Desember 2020
Berdasarkantabel 3.8 Distribusi frekunsi data kebersihan dalam rumah yang
terbanyak adalah bersih dengan jumlah 10 orang(100,0
Tabel 3.9
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan kebersihan halaman di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.10
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan luaVektor disekitar Rumah di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.11
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan sumber air minum di RT 07 Ranononcu
Kecamatan poso kota selatan
PAM 4 40,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.11 Distribusi frekunsi data sumber air minum yang terbanyak
adalah galon dengan jumlah 6 orang(60,0%),dan yang terendah adalah PAM dengan
jumlah 4 orang(40,0%).
Tabel 3.12
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan sumber air memasak dan mencuci di
RT 07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Sungai 2 20,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.12 Distribusi frekunsi data sumber air memasak/mencuci yang
terbanyak adalah PAM dengan jumlah 8 orang(80,0%),dan yang terendah adalah air
sungai dengan jumlah 2 orang(20,0%).
Tabel 3.13
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan data penempungan Air di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Penampungan Frekuensi %
Terbuka 6 60,0
Tertutup 4 40,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.13 Distribusi frekunsi data penampungan air yang terbanyak
adalah terbuka dengan jumlah 6 orang(60,0%), dan yg terendah adalah tertutup
dengan jumlah 4 orang (40,0%)
Tabel 3.14
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan keadaan BAk mandi di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.15
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan Cara pembuangan Sampah di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.16
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan keadaan tempat penampungan sampah
di RT 07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.16 Distribusi frekunsi data keadaan tempat penampungan
sampah yang terbanyak adalah bauh busuk dengan jumlah 8 orang(80,0%),dan yang
terendah adalah banyak lalat dengan jumlah 2 orang(20,0%).
Tabel 3.17
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan data kepemilikan jamban di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Milikbersama 2 20,0
Milik sendiri 8 80,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.17 Distribusi frekunsi data kepemilikan jamban yang terbanyak
adalah milik sendiri dengan jumlah 8 orang(80,0%),dan yang terendah adalah milik
bersama dengan jumlah 2 orang(20,0%).
Tabel 3.18
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan penghasilan rata-rata perbulan di RT
07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Penghasilan Frekuensi %
Rp 200.000-300.000 2 20,0
Rp 300.000-500.000 3 30,0
>Rp 500.000 5 50,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.18 Distribusi frekunsi data penghasilan rata-rata perbulan
terbanyak adalah > Rp 500.000 dengan jumlah 5 orang(50,0%),dan yang terendah
adalah Rp 200.000-300.000 dengan jumlah 2 orang(20,0%).
Tabel 3.19
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan Alakosi dana kesehatan di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.19 Distribusi frekunsi data alokasi dana kesehatan yang
terbanyak adalah ya dengan jumlah 7 orang(70,0%),dan yang terendah adalah tidak
dengan jumlah 3 orang(30,0%).
Tabel 3.20
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan transportasi ke PKM di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.21
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan informasi tentang kesehatan di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Televisi 1 10,,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.21 Distribusi frekunsi data informasi tentang kesehatan yang
terbanyak adalah dengan penyuluhan PKM/ posyandu dengan jumlah 9
orang(90,0%). Dan terendah adalah Dengan televisi dengan jumlah 1 orang (10,0%)
Tabel 3.22
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan tempat pemeriksaan Kesehatan di RT
07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.23
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan kunjungsn petugas kesehatan di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Kunjungan petugas kes Frekuensi %
Ya jika dipanggil 5 50,0
Tabel 3.24
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan Sarana komunikasi yang digunakan di
RT 07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.24 Distribusi frekunsi data sarana komunikasi yang digunakan
yang terbanyak adalah telepon dengan jumlah 10 orang(100,0%)
Tabel 3.25
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan data ibu menyusui di RT 07 Ranononcu
Kecamatan poso kota selatan
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.25 Distribusi frekunsi data ibu menyusui yang terbanyak adalah
ya dengan jumlah 10 orang(100,0%)
Tabel 3.26
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan data sering membersihkan putingg di
RT 07 Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tidak 5 50,,0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.26 Distribusi frekunsi data pembersihan putting yang terbanyak
adalah ya dengan jumlah 5 orang(50,0%),dan tidak dengan jumlah 5 orang (50,0%)
Tabel 3.27
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan memperoleh Penkes di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tidak 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer Juni 2022
Berdasarkantabel 3.27 Distribusi frekunsi data memperoleh Penkes yang terbanyak
adalah ya dengan jumlah 10 orang(100,0%)
Tabel 3.28
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan tempat memperoleh Penkes di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
Tabel 3.29
DistribusiFrekuensi Busui berdasarkan Penkes yang diterima di RT 07
Ranononcu Kecamatan poso kota selatan
SKORING PRIORITAS
U S G Total Prioritas
Masalah
(Urgency) (Seriousess) (Growth)
Resiko Ketidakefektifan 3 5 3 11 2
pemeliharaan kesehatan :
Kurangnya kesadaran
(perilaku) ibu menyusui untuk
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mencari
informasi saat ada masalah
menyusui
Menyusui tidak 5 4 5 14 1
efektif :ketidakadekuatan
Suplai Asi
Ket. Pembobotan
Sangat Rendah =1 Tinggi =4
Rendah =2 Sangat Tinggi =5
Cukup =3
-Busui
mampu
memahami
tentang pijat
oksitosin
-Busui
mampu
mepraktekan
dirumah Pijat
oksitosin
Doenges,MarilynnE,dkk.2000.PenerapanProsesKeperawatandanDiagnosa
Keperawatan.Jakarta: EGC.
Pearce,EvelyneC.2011.AnatomidanFisiologiuntukParamedis. Jakarta:PT
GramediaPustakaUtama.
Wijaya, AndraSaferi&Putri,YessieMariza.2013.KeperawatanMedikalBedah.
Bengkulu: NuhaMedika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wanita
https://www.fatihsyuhud.net/wanita-dewasa/
Hurlock, Elizabeth. (1980). PsikologiPerkembangan.Jakarta:Erlangga