Jawab:
Definisi
Tidak terpenuhinya kebutuhan protein dan energi karena asupan yang kurang atau
kebutuhan/keluaran meningkat atau keduanya secara bersama-sama.
Klasifikasi
- Marasmus: Kekurangan kalori total dengan defisiensi diet baik protein dan karbohidrat
- Kwashiorkor: Asupan kalori totalnya normal, tetapi sebagian besar kalori berasal dari
karbohidrat. Protein makanan sangat berkurang.
- Marasmus-kwashiorkor
Patofisiologi
Marasmus Kwashiorkor
Keseimbangan energi Rendahnya kadar antioksidan, hal ini
negatif. Hal ini karena merefleksikan tingginya stress oksidan
penurunan asupan yang sering terjadi pada kelaparan dan
energi, peningkatan inflamasi kronis
kehilangan kalori yang
dicerna (muntah, luka
bakar, dll), peningkatan
pengeluaran energi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan penunjang
Sumber:
Waugh, A., Grant, A. (Allison W. and Ross, J.S. (2010) Ross and Wilson anatomy and
physiology in health and illness, Churchill Livingston Elsevier.
2. Komplikasi obesitas
Hueter, S E dan L, Kathryn. 2019. Buku Ajar Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: Elsevier
Soiza, R.L., Donaldson, A.I.C. and Myint, P.K. (2018) ‘Vaccine against arteriosclerosis: an
update’, Therapeutic Advances in Vaccines, 9(6), pp. 259–261. doi:10.1177/https.
Chu, D.T. et al. (2019) ‘An update on obesity: Mental consequences and psychological
interventions’, Diabetes and Metabolic Syndrome: Clinical Research and Reviews,
13(1), pp. 155–160. doi:10.1016/j.dsx.2018.07.015.
3. Tatalaksana hiperurisemia
Pada pasien dengan asam urat > 7 mg/dL yang memiliki gout artritis atau tofus, maka dapat
diberi obat. Jika tidak terdapat gout artritis atau tofus, tetapi kadar asam uratnya < 8 mg/dL,
maka hanya perlu modifikasi gaya hidup. Tetapi jika kadar asam urat > 8 mg/dL, maka kita
perlu melihat apakah ada komplikasi atau tidak (kerusakan ginjal, hipertensi, penyakit jantung
iskemik, sindrom metabolik dll). Jika terdapat komplikasi maka perlu diberi terapi
farmakologi.
Manajemen non-farmakologi
Manajemen farmakologi
- Pada gout akut, pilihan utamanya adalah kortikosteroid oral atau intaartikular. Bila
masih nyeri bisa ditambah NSAID.
Referensi:
Liwang, F., dkk. 2020. Kapita Selekta Kedokteran ed 5. Jakarta: Media Aesculapius
Yamanaka, H. (2012) ‘Essence of the revised guideline for the management of Hyperuricemia
and gout’, Japan Medical Association Journal, 55(4), pp. 324–329.