Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROFESI

LAPORAN RINGKASAN QUIS

Disusun Oleh :

Hadzil Nauval 1921402024

Haikal Ferziaz Alif 1921402039

Muhammad Bahrul Almi 1921402012

Kelas 3A
Teknologi Industri

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
JURUSAN TEKNIK MESIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3

2.1 Pengertian Etika........................................................................................ 3

2.2 Pengertian Etika Profesi ........................................................................... 3

2.3 Pengertian Professionalisme dan Professional ......................................... 4

BAB III ISI .................................................................................................... 5

3.1 Ringkasan ................................................................................................. 5

BAB IV PENUTUP........................................................................................ 7

4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 7

4.2 Saran ......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discipline which


can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan
demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya
yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian
dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan
akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan
yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode
etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang


berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua
keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari
dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi
dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini
jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999).

1
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah
profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai
idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak- adanya lagi respek
maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika


Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pengertian Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu
“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal- hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku.

2.2 Pengertian Etika Profesi


Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan
adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

3
2.3 Pengertian Professionalisme dan Professional
Profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar
(fateri/profiteri) untuk
menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu
siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung
kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Ciri-ciri
profesionalisme yaitu :

1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran


dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang.

2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu


masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan


mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di
hadapannya.

4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi


serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun
cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
Sedangkan Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang
hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau
untuk mengisi waktu luang.

4
BAB III
ISI

3.1 Ringkasan
Apa cara terbaik untuk menangani krisis dalam bisnis? Menggali
bagaimana strategi yang berbeda dapat bekerja ketika dihadapkan dengan
dilema etika.
Anda mendirikan perusahaan yang memproduksi burger tanpa daging
yang dijual di toko-toko di seluruh dunia. Tetapi Anda baru-baru ini
menerima berita buruk: tiga orang di satu kota meninggal setelah
memakan burger Anda. Seorang penjahat telah menyuntikkan racun ke
dalam produk Anda! Kematian adalah berita utama dan penjualan anjlok.
Bagaimana Anda menghadapi krisis? Anda harus segera mengembangkan
strategi untuk menghadapi krisis.
Tim Anda memiliki pilihan:
1. Tidak melakukan apa-apa;
2. Menarik produk dari toko kelontong kota dan menghancurkannya;
3. Menarik dan menghancurkan produk di seluruh dunia.

Pada opsi 2 adalah jawaban terbaik. Anda perlu melawan pers yang
buruk ini dengan pers yang menunjukkan bahwa Anda mengambil
langkah-langkah untuk menjaga konsumen tetap aman, tanpa
mengorbankan terlalu banyak produk. Dengan cara ini pembeli merasa
cukup aman untuk melanjutkan pembelian dari Anda, dan Anda dapat
mulai mendapatkan kembali sebagian pendapatan yang hilang. Karena
fakta bahwa ia menjual berbagai jenis barang, jika ia menarik semua
produknya, ia meningkatkan kepercayaan dan dukungan pelanggan dan
mereka membeli produk lain dalam jumlah yang lebih besar. Juga ukuran
perusahaan sangat besar dan pasti punya uang untuk membangun kembali
dari awal.

5
Belum ada bukti bahwa racun berada di luar kota sehingga untuk
mencegah kematian lebih lanjut serta meminimalkan kehilangan pekerjaan
di perusahaan. Jika kematian bertambah segera setelah dalam skala yang
lebih luas daripada saya akan melakukan penarikan yang lebih luas, tetapi
kecuali kematian dilaporkan di seluruh dunia, saya tidak berpikir itu perlu
untuk penarikan di seluruh dunia, itu akan membuang makanan yang
sangat baik menambah makanan di dunia ini. Jadi mempertahankan
penarikan ke kota-kota yang terkena dampak adalah pilihan terbaik
menurut saya

6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa Profesi
hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam
diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang
semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi)
yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

4.2 Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha
yang dapat di lakukan adalah:
1. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek
pendidikan yang di jalani.
2. Pembahasan dari kode etik diatas menjadikan individu yang tahu
akan pentingnya kode etik profesi

7
DAFTAR PUSTAKA

Ed, T. . (2020, Juli 28). Ethical dilemma: The burger murders - George Siedel and
Christine Ladwig. Diambil kembali dari
https://www.youtube.com/watch?v=W8O131s31Rg

Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III.
Jakarta: UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170.

Wignjosoebroto, S. (1999). Profesi, profesionalisme dan Etika Profesi. Makalah


disajikan dalam diskusi tentang profesionalisme hukum (notariat) di
Fakultas Hukum Universitas Airlangga - Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai