Anda di halaman 1dari 21

ASUHAHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN : HEPATITIS DIRUANG CEMPAKA

RSUD KEBUMEN

Disusun Oleh :

Anisa Afriani (A02020011)

Annisa Fitriani (A02020012)


Annisa Sholihatul Jannah (A02020013)
Arlika Kusuma Wardani (A02020015)
Asyifa Arnanda Mustika (A02020016)
Aulia Fitriana (A02020017)
Bagas Andika Putra (A02020018)
Bayu Widiarto (A02020019)
Bella Apricya Nirmala Saefudin (A02020020)
Chairunissa Widya Putri (A02020021)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG TAHUN 2021/2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR

Hepatitis adalah peradangan hati yang dapat disebabkan oleh virus,toksin, atau kimia
(termasuk obat). Ada beberapa tipe hepatitis seperti akut,kronis, fulminant, dan alkoholik.
Hepatitis karena virus dapat menyebabkan peradangan pada hepar dengan gejala klinik
berupa penyakit kuning yang akut disertai malaise, mual dan muntah, serta dapat pula
disertai peningkatan suhu badan. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kemenkes RI tahun 2015 penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di
dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E,
sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fekal oral dan biasanya
berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat,bersifat akut dan dapat sembuh
dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat
menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati. Virus Hepatitis B telah
menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi
pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan
sebesar 170 juta orang. Terdapat 1,2 % penduduk di Indonesia mengidap penyakit hepatitis
dan kondisi ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2007 yaitu sekitar 0,6 %.
Peradangan hepatitis B yang kronis dapat menimbulkan jaringan parut dalam hati, yang
mengakibatkan sirosis dengan disfungsi selular, hipertensi porta, karsinoma hepatoseluler,
dan anemia aplastik (Jeffrey & Scott, 2012;Black & Hawks, 2014). Perawat yang berperan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan infeksi HBV akut dan kronis harus
diperhatikan adalah penyakit yang ditularkan melalui darah yang dapat ditularkan selama
hubungan seksual atau pada saat melahirkan. Profilaksis sangat disarankan, anggota
keluarga harus diperiksa untuk infeksi HBV. Pengukuran pencegahan terbaik adalah
vaksinasi (Pyrsopoulos, 2015).

B. DEFINISI

Hepatitis adalah sutatu proses peradangan difus pada jariangan yang dapat disebabakan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia(Hadi,1999). Hepatitis adalah peradangan hati,disebabkan oleh infeksiatau
kimia.Penyebab infeksi meliputi banyak agen yang dapat menyebabkan kerusakan dan
peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara
alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya (Brunner & Suddart,2001). Hepatitis
adalah peradangan pada sel-sel hati,virus merupakan penyebab hepatitis yang paling
sering,terutama virus hepatitis A,B,C,D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E
dapat sembuh,sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik.Virus hepatitis D hanya
dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dab dapat memperoleh
keadaan penderita(Price & Wilson,2006)

C. ETIOLOGI

1. Penyebab hepatitis menurut Wening Sari(2008)meliputi:

Obat-obatan,bahan kimia,dan racun,Menyebabkan toksik untuk hati,sehingga sering disebut


hepatitis toksik dan hepatitis akut.

2. Reaksi tranfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

3. Infeksi virus.Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 mn.Ditularkan melaluli darah atau produk darah,saliva,semen,sekresi
vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama
proses persalianan,masa inkubasi 40-180 hari dengan rata-rata 75 hari,faktor resiko bagi
para dokter bedah, pekerjaan laboratorium,dokter gigi,perawat dan terapis respiratorik,staf
dan pasien dalam unit hemodialisis,para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik
bersama-sama atau diantara mitra seksual baik heteroseksual maupun pria homoseksual.

D. PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik inflamasi pada hepar,pola normal pada hepar
terganggu. Gangguan dan kerusakan sel-sel hepar dan menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya,sel-sel heoar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh
karenanya,sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar
normal (Baraderu,2008). Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walapun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjungasi masuk kedalam hati tetap normal,tetapi
karena adanya kerusakaan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik,maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugas.Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,karena
terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan regurgitasi pada duktuli,empedu belum
mengalami konjungsi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kesukaran dalam pengangkutan,konjugasi ekskresi bilirubin (Smeltezer & Bare,2002).
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawah sampai ke
hati.Disini agen infeksi menetap dan mengakibatkan perdangan dan terjadi kerusakan srl-sel
hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT).Akibat kerusakan ini maka
terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi difungsi hepatosit
dan mengakibatkan ikterik .Peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh
sehingga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia).Salah satu fungsi hati adalah sebagai
penetralisir toksin,jika toksik yangb masuk berlebihan atau tubuh memounyai respon
hipersensivitas,maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai
kelenjar terbesar sebagai panetral racun (Syaifuddin,2006)

E. MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan meliputi:

1. Fase pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas.Keluhan yang disebabkan ifesksi virus beralngsung sekitar 2-7
hari.Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),nausea,vomitus,perut kanan atas (ulu hati)
dirasakan sakit.Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,bahu dan malaise,lekas
capek terutama sore hari,suhu badan meningkat sekitar 39%C berlangsung selama 2-5 hari,
pusing,nyeri persendian.Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis viris B.

2. Fase Ikterik

Urine berwarana seperti teh pekat,tinja berwarna pucat,penurunan suhu badan disertai
dengan bradikard.Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu
1,kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.Kadang-kadang disertai gatal-
gatal pas seluruh badan,rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

3. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus,rasa mual,rasa sakit di ulu hati,disusul


bertambahanya nafsu makan,rata-ratsa 14-15 hari setelah timbulnya nafsu makan
ikterik.Warna urine tampak normal,penderita mulai merasa segar kembali namun lemas dan
lekas capai
F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan menurut Syaifuddin (2002) adalah:

1. Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak
terbukti dapat mempercepat penyembuhan tetapi banyak pasien akan merasakan lebih baik
dengan pembatas aktifitas fisik, kecuali diberikan pada mereka dengan umur orang tua dan
keadaan umum yang buruk.

2. Obat-obatan

a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah.


Pemberian bila untuk menyelamatkan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.

b. Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati.

Contoh obat : Asam glukoronat/ asam asetat, Becompion,kortikosteroid.

c. Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.

d. Obat-obatan yang memetabolisme hati hendaknya dihindari. Karena terbatasnya


pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih dialirkan pada pencegahan hepatitis,
termasuk penyediaan makanan dan air bersih dan aman. Higien umum, pembuangan kemih
dan feses dari pasien yang terinfeksi secara aman, pemakaian kateter, jarum suntik dan
spuit sekali pakai akan menghilangkan sumber infeksi. Semua donor darah perlu disaring
terhadap HAV, HBV, dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.

G. KOMPLIKASI

Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:

1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi
amonia metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.

2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,
penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti oleh
jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut yang
terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat

BAB II

TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian Keperawatan

Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2020

Tempat Pengkajian : Ruang Cempaka RSUD Kebumen

A. Biodata

1. Identitas Pasien

Nama pasien : Tn. S


Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : laki -laki
Agama : Islam
Suku bansa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Puring - Kebumen
Tgl masuk : 29 Oktober 2020
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Identitas Penanggung Jawab :

Nama : Ny. M
Alamat : Puring – Kebumen
Umur : 28 tahun
Hubungan dengan pasien : Istri
B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh / mengatakan merasa mual
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Kebumen dengan keluhan meal .Hasil
pemeriksaan fisik sclera ikterik, kulit ikterik, terdapat nyeri tekan pada abdomen
kanan atas. Hasil pemeriksaan laboratorium HbsAg (+).Tanda – tanda vital , TD :
100/70 mmHg, Nadi : 90x/ menit, Suhu : 37,00 C.
3. Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah menderita mual dan nyeri seperti ini. Hanya
demam ,batuk dan flu saja. Rasa nyeri pada epigastrium (maag) sudah diderita pasien
sejak lama & sering minum obat antasida ( promaag ).

4. Riwayat Kesehata Keluarga

Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit


menular atau keturunan.

5. Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan (Virginia Henderson)


1. Pola Nafas
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu
pernafasan
Saat dikaji : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa
2. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari dengan porsi nasi
dengan lauk pauk seadanya dan minum air putih 6-7
gelas
Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan setengah porsi makan
yang disediakan dari rumah sakit dan mual muntah
ketika makan . minum air putih 5 gelas perhari dan
minum air teh.
3. Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5 x/hari dengan
warna kuning jernih
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek , warna kuning kecoklatan,berbau
khas fese. BAK 4 – 7 kali sehari dengan warna kuning keruh seperti teh.
4. Pola istirahat tidur
Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada gangguan jarang tidur siang
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman dan juga siang
tidak bisa tidur
5. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas tanpa
bantuan orang lain
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena nyeri pada
perut kanan sebelah atas. Aktivitas sehari – hari seperti
mandi, makan, BAB, BAK dibantu perawat dan
keluarga.
6. Personal higine
Sebelum sakit : Pasien mnegatakn 2x/hari dengan mengguanakan
sabun dan selau gosok gigi keramas 2x seminggu
Saat dikaji : Pasien hanya diseka oleh keluarganya pagi dan sore
hari
7. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien menmilih dan memakai secara mandiri
Saat dikaji : Pasien mengatakan dalam memakai dan memilih baju
dibantu ole keluarga atau istrinya
8. Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mnegatakan jika dingin memakai jaket dan
slimut jika panas pasien hanya memakai baju yang tipis
dan menyerap kringat
Saat dikaji : Pasien tidak memakai baju dan hanya memakai sarung
dan slimut , suhu 37,0oC
9. Bahaya lingkungan dan kecelakaan
Sebelum sakit : Pasien dapat melindungi dirinya dari bahaya
lingkungan dan kecelakaan
Saat dikaji : Pasien dibantu oleh keluarganya (istrinya)
10. Komunikasi
sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan
orang lain dengan lancer baik bisa menggunakan
bahaasa jawa dan Indonesia
saat dikaji. : pasien masih mampu berbicara namun terbatas tidak
seperti biasanya
11. Bekerja
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai petani
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan bertanunya
seperti biasa karena keadaannya sedang sakit
12. Ibadah
Sebelun sakit : Pasien mnengatatkan beragama islam dan biasa
menjalankan sholat 5 waktu
Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah sholat 5 waktu
dan hanya tiduran
13. Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya
passion slalu berkumpul dengan kluarga terdekat atau
keluarga
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur dan berbincang-
bincang dengan kluarga dan pasien sebelahnya
14. Belajar
Sebelum sakit : Pasien mnratakn tidak mengetahui tantang penyakit
sekarang
Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi tentang penyakit dari dokter
dan perawat
C. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis
 TB/ BB : 170 Cm / 59 Kg

b. Vital Sign
 Tekanan darah: 100/70 mmHg
 Nadi : 90x/mnt
 Pernafasan : 20 x/ mnt
 Suhu : 37.0 0C

c. Pemeriksaan fisik head to toe

 Kepala : Bentuk mesochepal, Rambut hitam beruban


 Mata : Konjungtiva tidak anemis , sclera ikterik , fungsi penglihatan
baik.
 Hidung : Letak hidung simetris , tifak terdapat polip, tidak terdapat
secret fungsi pembau baik.
 Telinga : Liang telinga bersih , tidak ada penumpukan serumen
, fungsi pendengaran baik.
 Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah kotor, tidak
menggunakan gigi palsu.
 Kulit : warna kulit ikterik
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjara thyroid dan vena
jugularis
 Dada
1. Paru –paru :

Inspeksi : Bentuk dada simetris , tidak menggunakan otot bantu nafas.

Auskultasi : Bunyi paru vesikuler

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Perkusi : Bunyi pekak

2. Jantung :

Auskultasi : Bunyi irama jantung regular

 Abdomen :
Inspeksi : Bentuk perut normal,tidak ada lesi bekas operasi
Auskultasi : Bising usus 20 x per menit

Perkusi : Bunyi timpani

Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada sekitar daerah perut sebelah kanan atas.

 Genetalia : Tidak terpasang kateter, genetalia bersih.


 Ekstermitas : Atas : Terpasang infuse RL 20 tpm , masih berfungsi baik .
Bawah : tidak ada varises, masih berfungsi baik .

D. Pemeriksaan Penunjang
No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal
1. Hb 16.10 13.50 – 17.50
2. AL 10.84 ribu 4.10 – 10.90
3. Segmen 44 47 – 80
4. Limfosit 46 13 - 40
5. Total bilirubin 5.92 0 – 1.1
6. Direk bilirubin 5.09 0 - 1.3
7. SGOT 848 17 – 59
8. SGPT 1982 21 – 72
9. Alkali 179.000 38 – 126

HbSag : Positif

Program Pengobatan:

1. inject Primperan 1 amp


2. Vometa 3 x 1
3. Sisterol 3 x 1
4. Corliv 3 x 1

E. Analisa Data
waktu Data Masalah Penyebab

29 DS : Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen cedera


Oktobe pada abdomen bagian Biologi
r 2020 kanan atas. ( Pembengkakan
hepar )
DO : - Nyeri tekan pada

abdomen bagian

kua ran atas.

- Klien tampak gelisah

- Ekspresi wajah
menahan sakit

- Skala nyeri : 4
29 DS : Klien mengatakan Ketidak Mual dan muntah
Oktobe apabila makan merasakan seimbangan
r 2020 mual dan muntah nutrisi : kurang
dari kebutuhan
DO : - Klien kelihatan lemas, tubuh
dan pucat.

- Nafsu makan berkurang


(hbs 1/2 porsi)

DS : Klien mengatakan suhu Hipertermia


29 badan terasa panas Invasi penyakit
Oktobe DO : Suhu badan klien 37,0o ( Inflamasi Hepar )
r 2020 C

29 DS : Klien mengatakan badan Defisit Kelemahan fisik


Oktobe terasa berat untuk perawatan diri
r 2020 beraktifitas.

DO : Klien kelihatan lemas,


pucat, ADL dibantu
sebagian oleh perawat
dan keluarganya

F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( pembengkakan hepar )

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual muntah

3. Hipertermia berhubungan dengan invasi penyakit ( inflamasi hepar )

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

G. Intervensi Keperawatan

Tgl No. Tujuan Intervensi TTD


Dx
30 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nyeri ,lokasi dan
Oktober keperawatan selama 2 x 7 jam intensitas skala nyeri.
2020 diharapkan nyeri berkurang 2. Berikan posisi dan
dengan criteria hasil : lingkungan yang nyaman.
- Skala nyeri dari 4 menjadi 1 3. Ajarkan tekhnik nafas
- Pasien dapat beristirahat dalam untuk mengurangi
- Wajah pasien tampak rileks nyeri
4. Ajarkan tekhnik distraksi
relaksasi
5. Monitor TTV
6. Kolaborasi pemberian
2 analgetik sesuai indikasi
31
Oktober Setelah dilakukan tindakan
1. Observasi pemasukan diet
2020 keperawatan selama 3 x 24 jam
2. Berikan makanan sedikit
diharapkan kebutuhan nutrisi dan tawarkan makanan
pasien terpenuhi dengan criteria pagi paling banyak
3. Berikan perawatan mulut
hasil :
tiap hari.
- Mual muntah hilang 4. Anjurkan makan dengan
- Nafsu makan klien bertambah porsi yang tegak.

5. Dorong masukan sari


jeruk dan masukan
3 karbohidrat.
1 6. Konsul dengan ahli gizi.
November
Setelah dilakukan tindakan
2020
keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Monitor tanda vital : suhu
diharapkan tidak terjadi badan
peningkatan suhu dengan criteria 2. Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan
hasil : yang adekuat (sedikitnya
- suhu normal kembali 2000 l/hari) untuk
mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah 2,5-3
liter/hari.
3. Berikan kompres hangat
4 pada lipatan ketiak dan
2 femur
4. Anjurkan klien untuk
November
memakai pakaian yang
2020 Setelah dilakukan tindakan menyerap keringat
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan pasien dapat merawar
dirinya secara mandiri dengan 1. Kaji kemampuan dan

criteria hasil : derajat ketergantungan


- Melakukan aktivitas sesuai
kemampuan 2. Bantu ADL pasien

- ADL 3. Libatkan keluarga dalam

(makan,minum,mandi,BAB/BAK perawatan diri pasien

) 4 .Libatkan pasien dalam


perawatan dirinya

H. Implementasi

Waktu No. Implementasi Respon ttd


Dx
Selasa, 30 1 - Mengukur TTV - TD : 110/70 mmHg, RR : 20 /
Oktober Menit , Nadi : 72 X/Menit, Suhu
2020 : 36,6o C
08.00
- Mengkaji kaateristik
WIB - P : Nyeri bertambah jika bergerak
nyeri
dan berkurang sat istirahat.
- Q : Nyeri dirasaka seperti ditusuk-
tusuk
- R : Nyeri dirasakan diperut bagian
kanan atas.
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul
- Mengajarkan distraksi
relaksasi
- Pasien mengikuti yang diajarkan
dan mengatakan nyeri masih
- Memberikan obat terasa dan nyeri berkurang dari
analgetik sesuai skala 4 menjadi 2
indikasi

1 - Obat injeksi masuk ketorolac 1 Mg


14.00 -Memberikan posisi yang
nyaman dengan
WIB
membatasi pengunjung
- Pasien belum merasa nyaman
dengan posisi tidurnya dan masih
1 merasa tegang dengan banyaknya
Rabu,31 - Monitor TTV pengunjung dan terganggu dengan
Oktober pasien disebelahnya.
2020
2
08.00 - TD : 110/70 mmHg, RR : 20 /
- Berikan makanan
WIB sedikit dan tawarkan Menit , Nadi : 72 X/Menit, Suhu
makanan pagi paling : 36,6o C
banyak

- Berikan perawatan - Pasien mau makan


mulut tiap hari.

- Anjurkan makan
dengan porsi yang - Mulut pasien bersih kembali
tegak.

- Dorong masukan sari - Pasien mau makan dengan posisi


jeruk dan masukan tegak
karbohidrat.
13.00 Mual pasien dapat berkurang
WIB - Berikan makan sedikit
tapi sering
3 - Konsul dengan ahli gizi

Kamis, 1 - Pasien mau makan tapi masih habis


November - Monitor suhu badan setengah porsi
2020 . Ajarkan klien
08.00 pentingnya
mempertahankan
WIB
cairan yang adekuat Suhu badan pasien 36,40 C
(sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah
- Pasien minum 5-6 gelas /hari
dehidrasi, misalnya
10.00 wib sari buah 2,5-3
liter/hari.
3. Berikan kompres
hangat pada lipatan
ketiak dan femur
- Suhu tubuh pasien berangsur turun
4 4. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang
menyerap keringat
Jum’at 2 Klien mampu memilih pakaian
November dengan bahan yang menyerap
2020 - Kaji kemampuan dan keringat
08.00 derajat ketergantungan
Pasien selalu tergantung pada
pemenuhan kebutuhan BAB,BAK
dan personal hygine
- Bantu ADL pasien
- Pemenuhan kebutuhan pasien
terpenuhi
- Libatkan keluarga
dalam
- Keluarga dapat kooperatif
perawatan diri pasien
- .Libatkan pasien dalam
perawatan dirinya - Pasien sedikit demi sedikit lebih
14.00 wib mandiri dalam memenuhi
kebutuhyannya
- Bantu ADL pasien

Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

I. Evaluasi

Waktu No. Dx Evaluasi Ttd


Selasa, 30 1 S : Pasien masih mengatakan nyeri pada daerah perut bagian
Oktober kana atas,nyeri terasa seperti disusuk-tusuk,skala nyeri
2020 menjadi 2 dirasakan hilang timbul .
08.00 O : Wajah pasien sudah tampak tidak tegang menahan nyeri
WIB dan TD : 110/70 mmHg, RR : 20 / Menit , Nadi : 72
X/Menit, Suhu : 36,6o C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Berikan lingkungan yang nyaman dan kurangi
pengunjuung ,pantau skala nyeri ,kolaborasi pemberian
analgetik,menagnjurkan pasien melakukan tekhnik

2 distraksi relaksasi .
Rabu, 31
Oktober S : Pasien sudah tidak mual
2020 O : Pasien makan habis setengah porsi,mulut pasien bersih
08.00 kembali.
WIB A : Masalah teratasi sebagian
P : Tingkatkan pola makan pasien,dan perawatan mulut yang
13.00 bersih yang akan meningkatkan nafsu makan pasien.
WIB
S : pasien mau makan
O : porsi makan pasien habis
A : masalah teratasi
3
P : Lakukan konsultasi engan ahli gizi untuk diit yang

Kamis , 1 dibutuhkan untuk pasien

November
S : Pasien sudah tidak mengeluh panas
2020
O : Suhu tubuh pasien turun dari 37,00 C menjadi 36,40 C,
08.00
kebutuhan cairan pasien minum 5-6 gelas / hari
WIB
A : Masalah teratasi

10.00 P : Tingkatkan monitor TTV terutama suhu tubuh pasien

WIB
S : Pasien mampu memlilih pakakian yang berbahan menerap
4 keringat
O : Suhu tubuh pasien menurun ke normal
A : Masalah teratasi
Jum’at , 2
P : Monitor Suhu badan pasien
November
2020 S : Kebutuhuan personal higyne pasien terpenuhi dengan
08.00 bantuan keluarga dan perawat
WIB O : Pasien masih mendapat bantuan oleh keluarga dan
perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Mengajak keluarga membantu memenuhi kebutuhan
pasien

Anda mungkin juga menyukai