*Corresponding author: Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Jalan Kampus Unsrat;
Email address: albertjootjep@unsrat.ac.id
Published by FMIPA UNSRAT (2019)
206 JURNAL MIPA 8 (3) 205 - 207
vektor utamanya adalah Aedes sp., Culex sp., mendapatkan 6 data jumlah nyamuk tertangkap
Anopheles sp. dan Mansonia sp. dalam 12 jam pemasangan light trap.
Nyamuk termasuk ke dalam ordo Diptera, famili Pengangkapan nyamuk dilakukan 3 kali ulangan,
Culicidae, dengan 3 subfamili yaitu Toxorhyncitinae selang waktu 2 minggu. Nyamuk yang tertangkap
(Toxorhyncites), Culicinae (Aedes, Culex, Mansonia, dipindahkan kedalam wadah/botol plastic dan
Armigeres) dan Anophelinae (Anopheles). Di seluruh diberi label: tanggal dan jam penangkapan.
dunia, dilaporkan terdapat sekitar 3200 spesies Selanjutnya, nyamuk tertangkap di bawa ke
dari 39 genus (Mallis, 2004). Anopheles, Culex, laboratorium untuk diidentifikasi sampai tingkat
Aedes, Mansonia, Armigeres, Haemagogus, genus.
Sebethes, Culiseta dan Psorophara adalah genus Analisa Data
nyamuk yang menghisap darah manusia dan Penelitian ekplorasi populasi nyamuk dalam
berperan sebagai vektor penyakit. Beberapa jenis kandang ternak babi mendapatkan data yang
nyamuk dapat dijumpai di mana-mana seperti Culex dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi
quinquefasciatus dan Aedes aegypti yang bersifat keragaman genus nyamuk tertangkap. Nyamuk
cosmopolitan (Sigit H. S., dkk. 2006), merupakan diidentifikasi secara morfologi.
vektor atau penular utama dari penyakit-penyakit Kepadatan atau kelimphan nyamuk dihitung
arbovirus, seperti: demam berdarah dengue (DBD), berdasarkan jumlah nyamuk yang tertangkap setiap
Chikungunya, demam kuning, Japanese Encephalitis 2 jam. Jumlah nyamuk (berdasarkan genus) yang
serta penyakit yang disebabkan nematode misalnya paling banyak, merupakan kepadatan atau
filariasis dan penyakit yang disebabkan oleh kelimpahan genus nyamuk yang paling tinggi. Hal
protozoa darah seperti malaria. ini menunjukkan aktivitas tertinggi bagi genus
Dalam usaha pengendalian penyakit yang nyamuk tertentu.
ditularkan oleh serangga (Arthropod Born-Disease),
perlu diketahui spesies serangga penular (vektor), Hasil dan Pembahasan
ekologi serangga dan keadaan dari suatu daerah. Peternakan babi yang bhabitat yang erlokasi di
Penyakit Japanese Encephalitis adalah salah satu Kelurahan Walian Kota Tomohon, berada pada
penyakit viral asal nyamuk yang dapat ditularkan ke 1,33710LU; 124,81370BT, dengan ketinggian 854,5
manusia dan hewan. Siklus penularan virus JE dpl. Jarak antara kandang dengan pemukiman
adalah dari nyamuk ke babi, babi ke nyamuk cukup berdekatan, sekitar 100 meter. Vegetasi
kemudian nyamuk ke manusia. Ternak babi telah disekitar kandang ditanami tanaman perkebunan
diketahui dapat berperan sebagai “ amplifier” dan seperti jagung, sayur kubis dan tumbuhan bambu
“reservoir” virus JE, di mana virus JE di dalam tubuh pada sisi kandang lainnya. Suhu di dalam kandang
babi (viremia) mengalami perbanyakan dan babi selama penlitian dilakukan berkisar 260C hingga
merupakan sumber penularan (Lubis, 1990). 32,50C dan kelembaban dalam kandang berkisar
Dalam menetapkan vektor tersangka di suatu 56% hingga 66%. Kondisi ini cukup ideal bagi
daerah dapat ditentukan berdasarkan hasil laporan habitat perkembangbiakan nyamuk.
bahwa jenis-jenis nyamuk dimaksud di daerah lain Sistim peternakan yang masih didominasi oleh
positif sebagai vektor. Nyamuk dapat disebut peternakan rakyat yang pemeliharaannya
sebagai vektor potensial bila di daerah tersebut dan berdekatan dengan pemukiman, sangat mendukung
di daerah lain belum terbukti sebagai vektor virus siklus penularan penyakit yang bersifat zoonosis
JE, tetapi telah mempunyai sifat yang dimiliki oleh seperti Japanese encephalitis. Habitat atau tempat
vektor antara lain kelimpahan nisbi dan frekuensi perkembangbiakan nyamuk atau tempat-tempat
tertangkap yang tinggi, menyebar, dominan, peristirahatan nyamuk, seperti: persawahan, kolam-
mempunyai kepadatan populasi yang tinggi, banyak kolam, genagan air, saluran air, sudut-sudut
berkontak fisik dengan manusia dan hewan kandang yang lembab dan limbah ternak,
(anthropozoofilik). Penelitian ini bertujuan untuk merupakan kondisi yang ideal untuk perkembangan
melihat keragaman genus dan kepadatan nyamuk nyamuk.
dalam kandang ternak babi yang berpotensi sebagai
vector penyakit viral Japanese encephalitis.