Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI PONPES SALAFIYAH NURUL
AMIN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu : Lely Salmitha, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Siti Rahmah
NIM. 1911102029
Wahyuni Tirawati
NIM. 1911102040
Ade Febi Irawati
NIM. 1911102049
Siti Badriyah
NIM. 1911102106

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Kepala Sekolah .......................................................................... 4

B. Manajemen Sumber Daya Manusia ........................................................ 7

C. Peran Kepala Sekolah ........................................................................... 10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 12

B. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 13

C. Teknik Analisis Data .............................................................................. 13

D. Uji Keabsahan Data ................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren adalah salah satu Lembaga Pendidikan islam yang merupakan
hasil buah karya bangsa Indonesia dalam menuntut ilmu Islamiyah. Keberadaan pondok
pesantren di mulai sejak masuknya perkembangan islam di indonesi, tak lupa juga
berkat jasa para wali Allah SWT di tanah nusantara ini. Perananan pesantren dalam
penyebaran agama islam merupakan hal yang sangat besar menuju keutamaannya
masyarakat dalam pertumbuhannya. Watak keislaman tercermin dari Lembaga
Pendidikan yaitu pesantren sebagai wadah untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat. Ciri
khas dari pondok pesantren sendiri menjadi pembeda dalam Lembaga Pendidikan kita
di Indonesia, pondok pesantren membentuk kelompok-kelompok tersendiri, Bersama-
sama menjadi santri di dalam pesantren.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan agama Islam pondok pesantren yang
selama berabad-abad telah mampu bertahan menggunakan karakteristik nilai-nilai
pendidikannya sendiri. Dalam beberapa dekade terakhir pondok pesantren menarik
perhatian para peneliti untuk mengkaji dan melihat aspek-aspek kehidupannya dalam
mentransformasikan kedalam sistem pendidikan masyarakat. Pondok pesantren juga
merupakan lembaga pendidikan yang sangat melekat dalam perjalanan hidup bangsa
indonesia mempunyai karakteristik yang sampai saat ini melekat pada pesantren dimana
ia secara kontinu melayani kebutuhan pendidikan masyarakat selain menyelenggarakan
pendidikan, pesantren juga merupakan entitas budaya serta lembaga sosial keagamaan
yang mempunyai implikasi terhadap kehidupan sosial yang melingkupinya. Pondok
pesantren juga fokus terhadap pendidikan karakter keagamaan dan sosial yang
bertujuan membentuk manusia sebagai pemimpin yang rahmatan lil’alamiin atau
menjadi rahmat bagi sekalian alam sebab di pondok pesantren mengajarkan nilai-nilai
pedagogis, psikologis dan nilai-nilai kepemimpinan. “Nilai tersebut menurut Abudin
Nata adalah “nilai yang akan mempengaruhi manusia menjadi pribadi yang bijaksana
dan berkualitas sehingga pantas mendapat gelar insan kami”.1

1
Abudin, Nata. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan pertengahan, (Jakarta : Rajawali Pers,
2016), h. 2

1
Pondok pesantren salafi sebagai lembaga pendidikan tradisional berbasis
masyarakat dan fokus pada pembangunan karakter santrinya, keberadaannya telah ada
sejak negeri ini belum ada. Oleh karenanya tidaklah berlebihan apabila pamor dan
eksistensinya tidak akan pudar. Sejak ratusan tahun lalu pondok pesantren salafi telah
menjadi sentral dinamika kehidupan masyarakat yang pertimbangannya menjadi
rujukan kehidupan beragama dan bersosial masyarakat. Kehadiran pondok pesantren
salafiyah justru menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat dilingkungannya. Sebab
pondok pesantren salafi adalah lembaga pendidikan yang diakui telah teruji dalam
menerapkan konsep pendidikan karakter.
Salah satu peranan yang sangat berkompeten dalam menerapkan Pendidikan
karakter dan membesarkan pesantren adalah kepala sekolah dan juga guru sebagai
tenaga penggerak di sebuah pesantren. Pada pesantren Nurul Amin Samarinda, kita
dapat melihat dengan baik peranann kepala sekolah dalam meningkatkan mutu dan
mempromosikan Lembaga Pendidikan dengan baik, peranan kepala sekolah sebagai
Stalkholder mampu merancang arah sitematika Pendidikan di Lembaga pendidikannya.
Begitulah yang di lakukan oleh kepala sekolah di pesantren salafiah Nurul Amin
Samarinda, dengan menekankan penguasaan kita kuning kepada guru maupun santri,
tenaga pendidik lainnya juga saling melengkapi kekurangan dari Lembaga
pendidikannya untuk dapat berkembang di masyarakat.. pada realitasnya peranan
kepala sekolah ini juga berpengaruh terhadap kualifikasi guru di pesantren salafiah
ini,sangat di junjung tinggi nilai-nilai ke agamaannya, mulai dari tingkat
pemahamannya mengenai agama, serta kemampuannya membaca kitab kuning dan
menerjemahkannya.
Cara kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan di Pesantren Nurul
Amin dengan merekrut guru-guru dengan kualifikasi yang jelas sesuai mkriteria
pesantren yaitu salafiah, serta menerapkan pelatihan-pelatihan mulai dari IPTEK,
keagamaan, seminar atau bisa kita sebut dengan diskusi keagamaan. Dalam
meningkatkan mutu pendidikannya juga kepala sekolah memberikan wadah untuk
siswa maupun siswi untuk ikut serta dengan beberapa lomba-lomba bergengsi mulai
dari MTQ, Hafidz Quran, dll.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu :
1. Bagaiamana peran kepala sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia di
Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin ?
2. Bagaiamana aktivitas kinerja sumber daya manusia di Pondok Pesantren Salafiyah
Nurul Amin ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan sumber daya manusia
di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin.
2. Untuk mengetahui aktivitas kinerja sumber daya manusia di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Amin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia dalam pendidikan.
2. Menjadi bahan konstribusi acuan bagi peneliti lain dalam mengkaji masalah
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam pendidikan dari sudut pandang yang
berbeda.
b. Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Nurul
Amin.
2. Sebagai pedoman dalam peningkatan kualitas Manajemen Sumber Daya
Manusia melalui manajemen pendidikan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Kepala Sekolah


1. Pengertian Kepala Sekolah
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin
dilembaganya, maka kepala sekolah harus mampu membawa lembaganya ke
arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat
adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan
globalisasi yang lebih baik. Kepemimpinan diterjemahkan dari bahasa inggris
“leadership”. Dalam Ensiklopedi umum diartikan sebagai “Hubungan Yang
erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang
sama. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan
terbimbing dari pemimpin dan dan yang dipimpin. Kepala sekolah sebagai
pimpinan harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua
urusan pengaturan dan pengelolaan secara formal kepada atasannya atau
informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Kepala
sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.2
Sedangkan Menurut Daryanto, kepala sekolah adalah pemimpin
dalam suatu lembaga satuan pendidikan.Kepala sekolah ialah pemimmpin
yang proses kehadirannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh
yayasan, atau ditetapkan oleh pemerintah. Adapun menurut Sri Damayanti,
kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu “kepala” dan “sekolah” dapat
diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga,

2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik Dan Permasalahannya), (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 83.

4
sedangkan “sekolah” diartika sebagai sebuah lembaga tempat menerima dan
member pelajaran.3
2. Peran Kepala Sekolah

Menentukan maju mundurnya satu organisasi dalam sekolah sangat


ditentukan oleh pimpinan yaitu kepala sekolah karena kepala sekolah punya
peran penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di
sekolah tersebut. Menurut E.Mulyasa di dalam bukunya menjadi kepala sekolah
profesional mengatakan bahwa kepala sekolah sedikitnya harus mampu
berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
innovator, motivator.4 Peran kepala sekolah antara lain :
a. Kepala sekolah sebagai manajer
Peran kepala sekolah adalah sebagai manager Kepala Madrasah harus
melakukan kegiatan-kegiatan manajerial pendidikan seperti perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan dan mengordinasikan (planning,
organizing, actuating, controlling). Dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau
kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk
meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
b. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiiki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat
pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.
Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi keuangan.
c. Kepala sekolah sebagai supervisor
Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya
adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi

3
Jamal Mamur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 16
4
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cetakan Kesepuluh (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), h. 98

5
sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah
sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga kependidikan. Pengawasan adalag proses mendesain untuk
membantu guru dan pengawas untuk belajar banyak tentang praktek
mereka; akan lebih baik lagi mampu menggunakan/memanfaatkan
pengetahuan keahlian mereka untuk memberikan layanan pada orang tua
dan sekolah; dan untuk membuat sekolah belajar lebih efektif. Penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa supervise merupakan suatu proses yang
dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan
pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih
baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan
sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
d. Kepala sekolah sebagai leader
Allah akan memilih ummatnya yang akan diberikan amanat untuk menjadi
pemimpin (khalifah) dalam berbagai hal, atau berbagai lingkungan. Seperti
Kepala sekolah adalah sebagai pemimpin didalam lingkungan lembaga
pendidikan di sekolah.
e. Kepala sekolah sebagai innovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan
setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga ke pendidikan
di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang
innovatif. Kepala sekolah sebagai motivator akan tercermin dari cara-cara
ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif,
integrative, rasional dan objektif, prakmatis, keteladanan, disiplin, serta
adaptable dan fleksibel.
f. Kepala sekolah sebagai motivator
Dalam memberikan motivasi kepada tenaga pendidik kepala sekolah harus
punya strategi yang tepat dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya
dan motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan fisik seperti
lingkungan yang kondusif akan dapat memberikan motivasi kepada tenaga
6
kependidikan dalam melaksanakan tugasnya, pengaturan suasana kerja
seperti iklim fisik, suasana kerja yang tenang dan menyenangkan, disiplin
yaitu kepala sekolah harus mampu menanamkan disiplin kepada semua
bawahannya.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Pengertian Manajemen
Menurut Malayu, manajemen merupakan seni dalam mengelola sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan
efisien. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
menerapkan fungsi manjemen, yakni Planning (Perencanaan), Organizing
(Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan)
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 5
Manajemen merupakan suatu aktivitas yang di dalamnya berisi tentang
pengelolaan berbagai macam sumberdaya yang dimiliki, digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan berbagai kegiatan di suatu organisasi, sehingga
tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, manajemen
sangat penting dan harus ada dalam suatu organisasi. Hal tersebut tidak terlepas
dari peran pimpinan yang bertugas sebagai penggerak dan pemegang kendali
dari seluruh kegiatan yang ada di organisasi. Selain itu, pemimpin mempunyai
wewenang atas pengambilan keputusan terkait dengan setiap hal menyangkut
organisasi. Mondy dan Premeaux mengemukakan manajemen adalah caracara
atau aktivitas tertentu agar semua anggota dapat bekerja sesuai dengan prosedur,
pembagian kerja, dan tanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan
bersama.6
Jadi, manajemen adalah ilmu yang meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha- usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

5
Mesiono, Manajemen dan Organisasi, (Bandung: Cipta pustaka Media Perintis, 2012), h. 2-3
6
Nazarudidin Abdullah, Al-Quran dan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Cipta pustaka Media Perintis, 2011),
h. 11

7
2. Pengertian Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan komponen penting dalam organisasi yang akan
bergerak dan melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu
organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. SDM
akan bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir
mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Biasanya,
pengembangan SDM berbasis kompetensi akan mempertinggi produktivitas
karyawan sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung pada
puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Sumber Daya Manusia
dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang terlibat di dalam suatu
organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.7
Nawawi menyebutkan bahwa sumber daya manusia mempunyai makna
yang dijelaskan dalam 3 definisi yaitu Individu yang terlibat atau bekerja di
suatu organisasi (dapat disebut tenaga kerja, karyawan, pekerja, atau personil),
potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya dan potensi yang merupakan asset di dalam organisasi bisnis, yang
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi.8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah
orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan organisasi di berbagai level, baik
level pimpinan atau top manajer, midle manajer maupun staf atau karyawan.

3. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam usaha organisasi
mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi dengan
karya, bakat, kreativitas dan dorongan. Masyarakat telah menunjukan perhatian
yang meningkat terhadap aspek manusia tersebut. Nilai-nilai manusia (human
values) semakin diselaraskan dengan aspek-aspek teknologi maupun ekonomi.9
Menurut Malayu Hasibuan manajeman sumber daya manusia adalah ilmu
dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif dan efesien

7
Sayuti Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia : pendekatan non sekuler, (Surakarta: Muhammadiyah
University Press, 2000), h. 3
8
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2001), h. 40
9
Moh. Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1992), h. 2

8
mambantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Jka
dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksud dengan manajeman sumber
daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan para
tenaga pendidikan agar efektif dan efesien dalam membantu terwujudnya
pendidikan, pendidik dan masyarakat. Sedangkan menurut Hadari Nawawi
manajeman sumber daya manusia adalah proses pendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
dimilikinya maksimal bagi pencapaian organisasi.10
Sedangkan menurut Schuler, manajemen sumber daya manusia (MSDM)
merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai
sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi
tujuan-tujuan organisasi dan menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan untuk
memastikan bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi
kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.11
Jadi, manajemen sumber daya manusia merupakan proses pengaturan dan
pengelolaan seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap individu dalam suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya memiliki peranan yang sangat vital, yaitu:


a. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi berdasarkan job description, job specification,
dan job requitment.
b. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan atas
asas the right man in the right place and the right man in the right job.
c. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan
pemberhentian.
d. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa
yang akan datang.
e. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
organisasi kita pada khususnya.

10
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia ,(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2005), h.4
11
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 6

9
f. Memonitor dengan cermat Undang-Undang perburuhan dan kebijaksanaan
pemberian balas jasa organisasi-organisasi sejenis.
g. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
h. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi kerja pegawai.
i. Mengatur mutasi pegawai baik vertikal maupun horizontal.
j. Mengatur pensiunan, pemberhentian dan pesangonnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa peranan sumber daya
manusia sangat esensial dalam menjalankan suatu organisasi karena manusia
adalah kunci dari semua persoalan. Meskipun peranan manajemen sumber daya
manusia yang dijelaskan sebelumnya berada dalam lingkup perusahaan atau
organisasi pada umumnya, namun hal tersebut juga berlaku dalam lembaga
pendidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan sebagai sumber daya manusia
pendidikan memegang peranan strategi terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang
diinginkan.12

C. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia


Meningkatkan sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam menentukan
kemajuan suatu organisasi baik perusahaan maupun sekolah, dalam hal ini adalah
pimpinan organisasi atau kepala sekolah. Peningkatan sumber daya manusia
tersebut baru terwujud melalui peningkatan mutu. Menurut Edward Sallis mutu
adalah ide yang sudah ada dihadapan kita. Mutu telah banyak dibicarakan orang,
mutu merupakan sebuah filosofis dan metodologi yang membantu institusi untuk
merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanantekanan
eksternal yang berlebihan.13
Kepala madrasah merupakan figur kunci dalam aktivitas pengembangan dan
kemajuan sekolah kepala madrasah tidak hanya memiliki tanggung jawab dan
otoritas dalam program-program sekolah, kepala madrasah memiliki tanggung
jawab meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Usaha
pengembangan merupakan bagian dari kerja pimpinan madrasah yang lebih dikenal
dengan istilah manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia

12
Fahmia Akilah, Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga Pendidikan, h. 532-533
13
Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan , (Yogyakarta: Ircisod, 2010), h. 32

10
adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.14

14
Hani. T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 4

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
pendekatan yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), sehingga
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong, metodologi kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.15
Perlu dipahami bahwa penelitian kualitatif ini berusaha menemukan teori
yang berasal dari data, yaitu bagaimana cara menyusun teori dari data tersebut.
Selanjutnya masalah Generalisasi (Penyarataan, proses pemikiran yang bertujuan
untuk memperoleh secara menyeluruh bagi umat manusia), masalah kausalitas
(sebab akibat), dan masalah pendekatan juga merupakan hal- hal yang harus
dipahami dalam penelitian kualitatif. Secara pemenologis (ilmu penentuan,
kesimpulan dari adanya gejala) dalam penelitian kualitatif sorang peneliti harus
bersikap emic. Hal-hal baru yang berkaitan dengan paradigma penelitian kualitatif
harus dipahami oleh calon peneliti. Pendekatan kualitatif ini menurut peneliti
sangat relevan, karena bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran kepala
sekolah dalam meninngkatkan SDM di Ponpes Salafiyah Nurul Amin.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin yang
berlokasi di Jalan Kurnia Makmur RT 23. Waktu penelitian dilaksanakan pada
tanggal 09 April 2022.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti berasal dari kepala pondok pesantren,
waka psdm, serta tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Amin.

15
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. I (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3

12
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengamati situasi dan
kondisi yang tidak hanya sebatas orang saja namun juga objek lain yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian ini
mengamati lingkungan sekolah, kinerja kepala sekolah serta suumber daya
manusia di Ponpes Salafiyah Nurul Amin.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dalam penelitian untuk
memperoleh data-data yang bebrbentuk tulisan maupun gambar. Teknik ini
digunakan untuk mendukung dan melengkapi informasi yang telah didapatkan
dari observasi. Metode dokumentasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan
data tentang struktur organisasi, visi, misi dan daftar guru. Adapun alasan
penggunaan metode dokumentasi yaitu dapat memperoleh data konkrit yang
dapat dievaluasi setiap saat, lebih efektif dan efisien untuk mengungkapkan data
yang penulis harapkan, data yang akan diungkapkan berupa hal tertulis yang
telah didokumentasikan.
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
self-report, atau setidak-tidaknya peda pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan
telepon.

C. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah proses menyusun atau mengolah data agar dapat
ditafsirkan lebih baik. Selanjutnya Moleong berpendapat bahwa analisis data dapat
juga dimaksudkan untuk menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian yang

13
berisikan kategori yang lebih kecil dari data penelitian. 16 Data yang baru didapat
terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
studi dokumen pada masalah tentang Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
SDM di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin dianalisis dengan cara menyusun,
menghubungkan dan mereduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan data
selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk itu data yang didapat kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif yang terdiri dari:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah sebagai suatu peroses pemilihan, mempokuskan pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data yang muncul dari catatan
tertulis dilapangan. Sugiono menjelaska bahwa mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.17
Langkah-langkah yang ditempuh dalam reduksi data ini adalah: a)
pemberian nomor secara berurutan disesuaikan dengan urutan waktu
pengumpulan terhadap semua catatan lapangan memo, wawancara, hasil
diskusi, dokumen-dokumen yang telah diperoleh dari lapangan, b) membaca
data-data secara keseluruhan dan seluruh dokumen beberapa kali, c)
mengelompokkan data dalam satu format katagori data, dan d) menyeleksi dan
memilih data atau informasi yang berhubungan dengan fokus penelitian.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan setelah proes reduksi, dan merupakan proses
pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang kemungkinan untuk
menarik kesimpulan. Proses penyajian data ini adalah mengungkap secara
keseluruhan dari kelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca, maka
peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam kancah penelitian dan apa yang
dilakukan peneliti dalam mengantisipasinya. Penyajian juga dapat berbentuk
matrik, diagram, table, dan bagan. Semua dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
Penyajian data yang dilakukan bukan bentuk akhir, tetapi masih cenderung pada
proses yang memuat tiga macam berikut ini secara umum yaitu: a)

16
Lexy Moleong. (2000), Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. I (Bandung : Remaja Rosdakarya, h.87
17
Sugiono, (2006), Metode Penelitian Pendidikan, cetakan kedua, Bandung: Alfabeta, h. 338.

14
mencerminkan suatu kegiatan untuk memudahkan proses kerja, b) dapat
dilakukan secara berulang-ulang guna membangun pola yang lebih tepat sesuai
berdasarkan data lapangan, dan c) berpegang pada suatu fungsi yang mengarah
pada pernyataan penelitian.
3. Kesimpulan
Kesimpulan, dimana prosesnya berlangsung secara sirkuler selama
penelitian berlangsung. Pada tahap awal pengumpulan data, fokus penelitian
masih melebar dan belum tampak jelas, sedangkan observasi masih bersifat
umum dan luas. Setelah fokus semakin jelas maka peneliti menggunakan
observasi yang lebih berstruktur untuk mendapatkan data yang lebih spesifik.

D. Uji Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data yang didapat dari lapangan tentang Peran Kepala
Sekolah dalam meningkatkan SDM di Ponpes Salafiyah Nurul Amin, perlu dilakukan
pemeriksaan keabsahan data melalui teknik triangulasi. “Menurut Denzim dalam
Moleong yang dikutip Syukur Kholil membedakan empat macam triangulasi yaitu:
pemeriksaan suber, metode, penyidik, dan teori”. Secara rinci triangulasi tersebut diatas
diuraikan sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber ialah membandingkan tingkat keakuratan informasi atau data
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
2. Triangulasi metode yaitu pengecekan tingkat kepercayaan dan keabsahan data
dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda, dan atau
pengecekan kepada beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi penyidik maksudnya ialah memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainya untuk mencek kembali tingkat kepercayaan data.
4. Triangulasi teori ialah membandingkan berbagai pandangan teori tentang suatu
fenomena, sehingga data dapat digali lebih dalam dan lebih akurat dan terpercaya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan pertengahan. Jakarta
: Rajawali Pers, 2016.

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik Dan


Permasalahannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Mamur Asmani, Jamal. Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva
Press, 2012.
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cetakan Kesepuluh. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Mesiono. Manajemen dan Organisasi. Bandung: Cipta pustaka Media Perintis, 2012.
Abdullah, Nazarudidin. Al-Quran dan Manajemen Pendidikan. Bandung: Cipta pustaka
Media Perintis, 2011.
Hasibuan, Sayuti. Manajemen Sumber Daya Manusia : pendekatan non sekuler.
Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2000.
Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001.
Tulus, Moh. Agus. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka,
1992)
Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2005.

Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, 2009.


Akilah, Fahmia. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga Pendidikan.
Sallis, Edward. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.Yogyakarta: Ircisod, 2010.
Hani. T. Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE, 1987.
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. I. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2000.
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan, cetakan kedua, Bandung: Alfabeta, 2006.

16
Lampiran-Lampiran

A. Instrumen Penelitian

LEMBAR WAWANCARA

1. Data Pelaksanaan Wawancara


Hari, tanggal : Sabtu, 09 April 2022
Tempat : Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin
Alamat : Jalan Kurnia Makmur RT 23

2. Identitas Informan
Nama : Bapak Zakir
Jabatan : Kepala Pesantren

3. Pertanyaan Wawancara
a. Berapa lama Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin ini telah berdiri ?
b. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Amin ini?
c. Apakah SDM tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Amin ini telah terpenuhi?
d. Bagaiamana pelaksanaan rekruitment dan seleksi di Pondok Pesantren
Salafiyah Nurul Amin ini?
e. Kualifikasi apa saja yang harus dipenuhui oleh tenaga pendidik dan
kependidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin ini?
f. Bagaiaman aktivitas kinerja sdm di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Amin
ini apakah telah efektif dan sesuai harapan kepala sekolah?
g. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan sdm di Pondok
Pesantren Salafiyah Nurul Amin ini?
h. Adakah program khusus dari kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan di Pondok Pesantren Salafiyah
Nurul Amin ini?
i. Bagaiaman peran sdm dalam membangun akreditasi sekolah di Pondok
Pesantren Salafiyah Nurul Amin ini?

17
j. Apa saja kendala pada tenaga pendidik dan kependidikan yang belum teratasi
dalam meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul
Amin ini?

LEMBAR OBSERVASI

NO Aktivitas yang diamati Penilaian


Ya Tidak
1 Jumlah SDM tenaga pendidik dan kependidikan telah √
terpenuhi

2 Terpenuhinya kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan √

3 Kepala sekolah berperan aktif meningkatkan kompetensi √


SDM

4 Aktivitas kinerja SDM telah efektif √

5 Kepala sekolah memiliki program untuk meningkatkan √


kompetensi SDM

18
Dokumentasi

19

Anda mungkin juga menyukai