Disusun Oleh :
Nim : 0801211016
Kelas : IKM 1
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Riview tepat pada
waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dedi Arianto,S.Pd., M.Hum selaku dosen
pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang merupakan mata kuliah yang diselenggarakan
di semester dua Program Studi Kesehatan Masyarakat di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan dalam
pembuatan Critical Book Riview ini. Saya berharap agar para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang dapat membangun semangat untuk selanjutnya bisa menyelesaikan tugas
Critical Book Riview dengan lebih baik lagi.
I
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... I
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan CBR............................................................................................ 1
C. Manfaat CBR .......................................................................................................... 1
D. Identitas Buku ......................................................................................................... 1
BAB II ISI BUKU
A. Ringkasan Isi Buku Utama (BAB III) .................................................................... 2
B. Ringkasan Isi Buku Pembanding (BAB IX) ........................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
II
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengkritik sebuah buku ( critical book report ) pembaca atau pengkritik harus
mampu menyimak dengan baik agar mampu mengetahui isi dari buku tersebut. Sehingga
dengan begitu pengkritik dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritik
baik dari cover, materi , bahasa ¸dan tanda baca yang digunakan
Pentingnya CBR adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk meringkas dan
mengevaluasi tulisan. Tugas CBR berupa buku, bab, artikel . Dalam menulis CBR kita harus
membaca secara seksama dan juga membaca tulisan dari buku lain yang serupa agar kita bisa
memberikan tujuan dari tulisan dan evaluasi yang lebih komprehensif , obyektif dan faktual.
B. Tujuan Penulisan CBR
1. Untuk menambah pengetahuan.
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku yang akan dikritik.
3. Untuk memperluas ilmu pengetahuan.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
C. Manfaat CBR
1. Agar mahasiswa mampu berfikir kreatif, inovatif, dan kritis.
2. Agar mahasiswa menambah pengetahuan tentang isi dari buku yang dikritik.
D. Identitas Buku
Buku Utama
o Judul Buku : Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia
o Pengarang : Dr. Isharyanto
o Penerbit : Cv. Absolute Media
o Tahun Terbit : 2015
o cetakan : 1 Desember 2015
o Tebal Halaman : 76 Halaman
o ISBN : 978-602-1083-33-8
Buku Pembanding
o Judul Buku : Mau Kemana Moral Dan Karakter Warga Negara?
o Pengarang : Sarbaini & Fatimah
o Penerbit : Asosiasi profesi Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan Indonesia provinsi Kalimantan selatan & aswaja pressindo
o Tahun Terbit : 2019
o cetakan : 1 November 2019
o Tebal Halaman : 250 Halaman
o ISBN : 978-623-7593-06-5
1
BAB II
ISI BUKU
1) Menurut Undang Undang No. 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan
Pendudukan Indonesia.
Pada waktu Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945,
Negara Republik Indonesia belum Mempunyai Undang-undang dasar (UUD1945) sehari
kemudian tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengesahkan UUD1945, mengenai kewarganegaraan UUD1945 menyebutkan antara lain:
1. Pasal 26 Ayat (1) menentukan bahwa “Yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang- orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara Indonesia.”
2. Pasal 26 Ayat (2) menentukan bahwa, “syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang- undang”.
Secara otentik, penjelasan UUD 1945 mengenai ketentuan di atas menerangkan sebagai
berikut: “Orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, Peranakan Tionghoa,
dan peranakan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai Tanah
Airnya, dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.”
Sebagai pelaksanaan pasal 26 UUD 1945, tanggal 10 April 1946, diundangkan UU No.3 Tahun
1946. Adapun yang dimaksud dengan warga negara Indonesia menurut Pasal 1 UU No. 3
Tahun 1946 adalah:
2
Cara memperoleh kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan diatur dalam Pasal 5
ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946, bahwa kewarganegaraan Indonesia dengan
cara naturalisasi diperoleh dengan berlakunya undang-undang yang memberikan naturalisasi.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tidak menggunakan stelsel aktif, melainkan stelsel
pasif. Seperti diketahui dalam melaksanakan hak untuk mendapatkan kewarganegaraan, dapat
digunakan 2 (dua) aturan atau stelsel yaitu pertama, Stelsel pasif ketika seseorang dapat
memperoleh kewarganegaraan dengan otomatis atau tidak melakukan perbuatan hukum
apapun. Kedua, Stelsel aktif ketika seseorang dapat memperoleh kewarganegaraan dengan
mengajukan permintaan untuk mendapatkannya atau melakukan perbuatan hukum tertentu.
Aturan mengenai kewarganegaraan berhasil disahkan pada tahun yang sama, yang
dikenal sebagai Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan. Pasal 1
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 menentukan bahwa warga negara Republik Indonesia
adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian
dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi
warga negara Republik Indonesia. Dengan demikian, yang tetap diakui kewarganegaraan
Indonesianya berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 ini adalah mereka yang
memperoleh status tersebut terutama berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dan
Persetujuan Perihal Pembagian Warga Negara.
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 menyebutkan 7 (tujuh) cara untuk
memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu:
1. Karena kelahiran
2. Karena pengangkatan
3. Karena dikabulkannya permohonan
4. Karena pewarganegaraan
5. Karena perkawinan
3
6. Karena turut ayah dan/atau ibu
7. Karena pernyataan.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 ditegaskan sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
3. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan
bahwaperaturakewarganegaraanmengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang
bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-
cita dan tujuannya sendiri.
4. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun luar negeri.
5. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan.
4
Sehubungan dengan itu, dipandang perlu guna mempertegas siapa saja yang menjadi Warga
Negara Indonesia, Pasal 4 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 menegaskan sebagai
berikut :
5
B. Ringkasan Isi Buku Pembanding Bab Xl
1) Integrasi bangsa
Konsep integrasi dibuat oleh Emile Durkheim sebagaimana dikutip oleh Usman dan Odeh
(2015), ditambah dengan praktik dalam abad ke 18 hingga abad ke 19 sepertinya semua negara
sepenuhnya mengharapkan negara nasional sebagian besar bersatu melebihi kebutuhan-
kebutuhan individu yang sempit. Selanjutnya Usman (2015) menekankan konsep dari integrasi
dalam relevansinya dengan negara multi-etnis, yakni mencakup beberapa hal :
Para individu adalah unit-unit dari integrasi, dan anggota dari bangsa adalah diintegrasikan
karena identitas bersama yang sama. Sementara istilah integrasi nasional tidak dapat diterapkan
untuk satu suku bangsa (jika terdiri dari suku bangsa) atau bangsa (jika terdiri dari bangsa-
bangsa), seperti Indonesia dengan multi- etnis. Integrasi nasional adalah suatu proses yang
berupaya untuk meminimalisir kehadiran suku-suku bangsa, namun tanpa meniadakan
keberadaannya, ke dalam suatu semangat kebangsaan (Alapiki, 2000). Integrasi nasional dan
kemungkinan disintegrasi di Indonesia menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, terutama
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter.
Lima hal yang mendasari pendidikan karakter di Indonesia demi pembangunan karakter
bangsa, yaitu aspek filosofis, ideologis, normatif, historis, dan sosiokultural (Kemendiknas,
2013: 1).
• Aspek filosofis
Yaitu pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan hak asasi dalam proses
berbangsa, karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yang kuat, yang akan
eksis.
6
• Aspek ideologis
• Aspek normative
Sebuah pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah untuk mencapai tujuan
negara seperti terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
• Aspek historis
Yaitu pembangunan karakter bangsa adalah sebuah dinamika inti dari proses kebangsaan yang
terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah
• Aspek sosialkultural
Yaiutu pembangunan karakter bangsa adalah suatu keharusan dari suatu bangsa yang
multikultural.
7
8
Adapun nilai, pola perilaku, atau karakter bangsa Indonesia yang diturunkan dari setiap sila
Pancasila adalah :
Muatan karakter yang berasal dari olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa yang
diturunkan dari setiap sila Pancasila, kemudian dipilih satu jenis karakter (Kemendikbud,
2013), yaitu :
1. Karakter yang bersumber dari olah hati adalah beriman dan bertakwa, jujur, amanah,
adil, tertib, taat aturan, bertanggungjawab, berempati, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
2. Karakter yang bersumber dari oleh pikir adalah cerdas, kritis, kreatf, inovatif, ingin
tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif.
3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika adalah bersih dan sehat, sportif,
tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria,
dan gigih.
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa kemanusiaan, saling menghargai,
gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit
9
(mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patrioitisme), bangga
menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, nilai-nilai esensial, nilai-nilai utama dan nilai-nilai
yang relevan dengan integrasi bangsa sudah sepatutnya diimplementasikan di lingkungan
masyarakat persekolahan sebagai Citizenship Education, karena nilai-nilai yang terakhir ini
benar-benar jelas turunan dari sila-sila Pancasila sebagai karakter bangsa, untuk dijadikan
menjadi karakter individu dalam lingkungan komunitas tertentu, yakni masyarakat
persekolahan, dan Civic Education melalui mata pelajaran di kelas.
Persoalan integrasi dan diintegrasi bangsa menghendaki intervensi semua pihak, terlebih
pemerintah, agar persoalan pendidikan karakter, terutama bangsa menjadi juga menjadi
persoalan bangsa, bukan hanya menjadi tanggungjawab persoalan dunia pendidikan, apalagi
semata tugas utama Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Jika nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa, nilai-nilai esensial, dan nilai-nilai utama Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai basis karakter kewarganegaraan diajarkan, ditanamkan, dilatih dan
dibiasakan, dan didiskusikan serta dikembangkan melalui keterampilan- keterampilan yang
dipraktekkan di dunia pendidikan, namun berbeda dengan nilai-nilai yang menjadi basis
karakter, bahkan perilaku nyata sehari-hari, maka upaya Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Pendidikan Karakter mungkin seperti embun yang hilang karena sinar matahari. Namun Tuhan
Yang Maha Esa, tentu selalu meridhoi apapun upaya untuk kebaikan, hasilnya kita serahkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena semua hal akan kembali kepadaNya dan keputusan ada
di tanganNya juga.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam sebuah buku tentunya memiliki kelebihan masing masing. Semua orang mempunyai
pendapat masing masing dan juga penilaian terhadap suatu hal yang berbeda beda. Begitu pula
dalam buku pendidikan anti korupsi untuk perguruan tinggi yang memiliki kelebihan sebagai
berikut:
Dalam sebuah buku tentunya memiliki kekurangan masing masing begitu pula dengan buku
Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia yang mempunyai kekurangan sebagai berikut :
Dalam sebuah buku tentunya memiliki kelebihan masing-masing. Semua orang memiliki
pendapat masing-masing dan juga pernilaian terhadap suatu hal yang berbeda beda. Begitu pula
buku Sarbaini dan Fatimah yang berjudul Mau Kemana Moral Dan Karakter Warga Negara?
memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut
• Cover sudah menarik karena ada gambar dan nama penulis dibuku
• Rujukan daftar pustaka sudah memperkuat isi buku
• Referensi sangat mencukupi
• Susunan per bab sangat rapi
11
D. Kekurangan Buku Pembanding
Dalam sebuah buku tentunya memiliki kelemahan masing masing. Semua orang memiliki
pendapat masing masing dan juga penilaian suatu hal yang mungkin saja berbeda beda. Begitu
pula buku Sarbaini dan Fatimah yang berjudul Mau Kemana Moral Dan Karakter Warga
Negara? memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persoalan integrasi dan diintegrasi bangsa menghendaki intervensi semua pihak, terlebih
pemerintah, agar persoalan pendidikan karakter, terutama bangsa menjadi juga menjadi
persoalan bangsa, bukan hanya menjadi tanggung jawab persoalan dunia pendidikan, apalagi
semata tugas utama Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Jika nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa, nilai-nilai esensial, dan nilai-nilai utama Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai basis karakter kewarganegaraan diajarkan, ditanamkan, dilatih dan
dibiasakan, dan didiskusikan serta dikembangkan melalui keterampilan- keterampilan yang
dipraktekkan di dunia pendidikan, namun berbeda dengan nilai-nilai yang menjadi basis
karakter, bahkan perilaku nyata sehari-hari, maka upaya Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Pendidikan Karakter mungkin seperti embun yang hilang karena sinar matahari.
Pada dasarnya negara telah memberikan perlindungan terhadap hak anak untuk
memperoleh status kewarganegaraan dengan diberlakukannya undang-undang
kewarganegaraan yang lama maupun yang baru, meskipun status kewarganegaraan anak dari
perkawinan campuran dalam undang-undang Kewarganegaraan lama hanya memberi
kesempatan kepada garis ayah untuk menurunkan status kewarganegaraannya, khususnya
ketika anak tersebut belum berusia 18 tahun atau belum kawin. Pada dasarnya negara telah
memberikan hak memiliki status kewarganegaraan untuk semua anak yang lahir dari kedua
orang tua warga negara Indonesia atau kedua orang tuanya memiliki perbedaan
kewarganegaraan. Disisi lain dalam prakteknya seringkali seorang anak dari perkawinan
campuran yang ayahnya warga negara asing mendapat kesulitan ketika melihat kehidupan
kesehariannya anak tersebut lebih cenderung memiliki kedekatan dengan Ibunya yang
berkewarganegaraan Indonesia. Dalam hal ini anak tersebut tidak memiliki kesempatan untuk
berkewarganegaraan Indonesia sebelu a berusia 18 tahun atau belum kawin. Lain halnya
dengan pengaturan dalam undang-undang kewarganegaraan yang baru, negara telah
memberikan keistimewaan kepada anak dari perkawinan campuran yang belum berusia 18
tahun atau belum kawin, untuk memiliki status kewarganegaraan ganda.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/download/5823/9927
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/be5d43e46dff3633f6125d06
70f4c415.pdf
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/1434/327
14