Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

“ Pengelola Pendidikan Islam ”


Dosen Pengampu : Rizki Susanto, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ilham Syaifullah (11711096)

Zainul Mustofa

Zairy Pratama

Kelas 3G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PONTIANAK

2021/2022
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah ‫ ﷻ‬yang telah memberikan saya kemudahan


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah ‫ ﷻ‬atas limpahan nikmat sehat-


Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Islam dengan judul Pengelola Pendidikan Islam.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Pontianak, 19 Desember 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Program................................................................................3
B. Pelaksanaan Rencana Kerja ......................................................................3
C. Pengawasan dan Evaluasi..........................................................................5
D. Kepemimpinan Sekolah.............................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan saat ini menuai kritikan tajam karena ketidak mampuannya
dalam menanggulangi berbagai isu penting dalam kehidupan masyarakat. Selain
itu, dunia pendidikan juga dijadikan kambing hitam pada saat masyarakat tidak
mampu mencapai perubahan dalam kehidupan mereka. Lalu ada apa dengan dunia
pendidikan?

Ranah pendidikan yang notabene merupakan kawah candradimuka


masyarakat untuk mengetahui, membaca dan mengenal kepribadian dan
kemampuan diri serta sampai dimana kompetensi dirinya dalam hidup ini
sebenarnya adalah ranah ideal dan signifikan, tapi masalahnya ada pada gerak dan
proses situ sendiri yang belum efektif dan efisien bagi kebutuhan dan keinginan
masyarakat. Pendidikan yang ada hanyalah proses transfer pengetahuan saja dan
belum menyentuh akar yang lebih mendasar lagi, seperti penggalian kepribadian,
potensi diri, dan mental yang sanggup menghadapi derasnya perputaran roda
zaman.

Masalah pendidikan semakin runyam lagi dengan kondisi anak didik yang
kian hari semakin pragmatis-negatif dan tidak bernilai dalam tindak tanduknya.
Tawuran massal, terjebak narkoba, terlibat dalam praktik-praktik yang
menghancurkan, dan yang lebih parah lagi, begitu kerdilnya kualitas lulusan
pendidikan kita. Sehingga dengan fenomena ini, akan dibawa kemana masa depan
bangsa dan Negara ini.

Dalam menjawab problema tersebut pemerintah berusaha semaksimal


mungkin dengan mewujudkan pengelolaan pendidikan secara terencana melalui
system pendidikan nasional, alasan yang lain dikemukakan oleh pemerintah tiada
lain yaitu supaya pendidikan itu sendiri memiliki nilai yang strategis dan urgen
dalam pembentukan suatu bangsa. Pendidikan itu juga nantinya diupayakan dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut. Sebab lewat pendidikanlah akan

1
diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh bangsa tersebut.
Berkenan dengan hal diatas pada tahap aplikasi dilapangan penerapan kebijakan
tentang pengelolaan system pendidikan nasional terkadang kurang terlaksana dan
salah sasaran, sehingga mengakibatkan pendidikan itu sendiri baik dalam proses
memahami maknanya dan menjalankannya mengalami pengaburan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Perencanaan Program


2. Bagaimana Pelaksanaan Rencana Kerja
3. Bagaimana Pengawasan dan Evaluasi
4. Apa Kepemimpinan Sekolah/madrasah

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui perencanaan program


2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Rencana Kerja
3. Untuk mengetahui Pengawasan dan Evaluasi
4. Untuk mengetahui Kepemimpinan Sekolah/madrasah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program
Dalam tata kelola pendidikan Islam, perlu dilakukan perencanaan terkait
program yang akan dilaksanakan. Berdasarkan waktu, perencanaan program
tersusun dalam bentuk rencana tahunan dan rencana semester. Secara umum,
rencana tahunan atau biasa di sebut Prota (Program Tahunan) adalah rencana
kerja yang akan dilaksanakan selama 1 tahun. Sedangkan rencana rencana yang
disusun untuk dilaksanakan pada 6 bulan pertama dan 6 bulan kedua disebut
Prosem(Program Semester).
Perencanaan Program merupakan kewajiban seorang guru maupun kepala
sekolah/madrasah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sesuai kurikulum
yang diatur dan di gunakan. Oleh sebab itu, secara langsung perencanaan
program yang tersusun harus dilaksanakan Kepemimpinan Kepala sekolah/
madrasah adalah bentuk dari proses menuju tujuan pendidikan Islam yang lebih
terukur dan terarah.
Melalui Kepemimpinan Kepala sekolah/ madrasah diharapkan dapat
mengarahkan dan menginspirasi semua warga sekolah/ madrasah, mulai dari
guru, staf hingga para murid untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab
serta aturan-aturan yang berlaku dalam rangka mencapai kemajuan berdasarkan
fungsinya masing-masing.
Selain dari merancang kinerja secara maksimal, Kepemimpinan Kepala
sekolah/ madrasah juga diharapkan mampu untuk menjadi teladan bagi seluruh
warga sekolah/ madrasah.

B. Pelaksanaan Rencana Kerja


Penerapan metodelogi perencanaan pendidikan harus merujuk kepada
sistem kerja yang ada. Karena itu bila sistem tidak menunjang, maka penerapan
metodelogi ini pun akan mengalami kesukaran.
Kedudukan sistem dalam upaya pembangunan nasional merupakan
konsesus dan karenanya mempunyai arti politik sangat penting.secara umum

3
sistem pendidikan di setiap negara amat bervariasi, walaupun terdapat
persamaan yang bersifat universal.
Adapun tahapan-tahapan perencanaan pendidikan terbagi menjadi 7 bagian
yaitu, mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, analisis bidang
telaahan permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang
rencana, mengevaluasi rencana-rencana, menspesifikasikan rencana (Speciying
The Plan), mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan), dan
memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.

1. Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan


2. Ruang lingkup permasalahan permasalahan pendidikan

Fokus yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan
perencanaan pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis,
karena setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus
diarahkan dalam kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan
batasan permasalahan berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah
kegiatan selanjutnya.

1. Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan


kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu
permasalahan terjadi apabila suatu aktifitas atau kejadian menyimpang dari
yang seharusnya terjadi.
2. Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan, terdapat tiga hal pokok
yang harus diketahui dan diperhatikan untuk memberikan pemahaman
tentang perencanaan pendidikan yang meliputi karakteristik perencanaan
pendidikan, dimaksudkan untuk menggambarkan sifat khusus dari
perencanaan pendidikan, rancangan dan kebijakan yang diambil, dimensi
perencanaan pendidikan.
3. Kendala-kendala perencanaan yang utamanya meliputi; politik, ekonomi,
dan waktu. Pada umumnya kendala-kendala yang muncul pada proses

4
perencanaan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi akan berdampak lebih
besar pada tingkat di bawahnya.
4. Makna permasalahan perencanaan pendidikan, berbeda dengan profesi
lainnya perencanaan pendidikan tidak memiliki bidang pengetahuan teknis
yang dikenali secara jelas. Perencanaan pendidikan terlihat sebagai
perwujudan dari kecenderungan ke arah kegiatan manusia.
5. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan

Pengkajian mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat


dipastikan hubungannya denagan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik
perencanaan maupun pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya
sekarang, tetapi gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel
dengan kemajuan yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai cara-
cara pemecahan permasalahan.
Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang
didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara
banyak variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah
posisi sekolah dalam lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan
perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan, berkaitan trasportasi,
kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan faktor-faktor lain,
baik yang bersifat terselubung maupun trasparan.

C. Pengawasan dan Evaluasi


Pengawasan perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan suatu
alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. Penjadwalan
dapat digunakan untuk mengindentifikasi setiap aktivitas yang dilaksanakan
dan pendekatan komprehensif. Teknik penjadwalan antara lain; (a) CPM
(critikal path method) dan (b) PERT (program evaluation reseach task).
Diagram penjadwalan yang digunakan untuk aktivitas monitoring yaitu; (a)
Diagram Grant, (b) diagram PERT dan, (c) precedence diagram.

5
Simulasi perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau visualisasi
dari perilaku sebuah sistem dengan tujuan untuk memberikan suatu metode
dalam mengamati ( visualisasi) berbagai perilaku komponen perencanaan. Ada
tiga model utama simulasi yang dapat dioperasikan yaitu;
1. Model perubahan berkelanjutan (continously changing model)
2. Model periode tertentu (fixed period model)
3. Model peristiwa terpisah-pisah (discrete event model).
Empat faktor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam
mensimulasikan sebuah perencanaan yaitu;
1. Peranan perencanaan (the role of planning),
2. Model (the model),
3. pengukuran keefiktifan model (the measure of the model’s effectiveness),
4. Kriteria-kriteria keputusan (the creteria of the decision).
Enam hal yang menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan model,
yaitu;
1. Tingkat agregasi (the levelof aggregation),
2. Perlakuan terhadap waktu (treating time),
3. Dampak-dampak perubahan (the effectts of change),
4. pengoperasian model (operating the model),
5. penggunaan variabel-variabel (using variables),
6. menentukan parameter (establishing parameters).
Model yang dipakai dalam simulasi adalah; (a) model simulasi untuk
dimensi orang-orang, (b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c) model-
model simulasi untuk pergerakan-pergerakan, (d) model-model simulasi yang
digunakan dalam ekonomi, (e) model simulasi yang digunakan untuk kegiatan-
kegiatan (activities)
Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi perencanaan pendidikan
yaitu; (a) matriks yang dipilih (preference), (b) pemetaan peringkat, (c)
pembobotan sejumlah besar sasaran, (d) skala penilaian ordinal, (e) matriks
evaluasi, (f) metode pemeringkatan dan pembobotan

6
Setiap perencanaan hendaknya dan hasilnya harus menunjukkan imbalan
yang berkaitan dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan pendidikan
yang komprehensif harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial dan ekonomi
yang saling berkaitan dan hendaknya diperlakukan sebagai sistem yang
terpadu. Bagian penting dari suatu perencanaan pendidikan yang
komperehensif adalah proses fisik, sosial dan administratif menunjukkan
perlunya koordinasi, fleksibilitas dan pemilihan waktu komitmen dan berbagai
fungsi.

D. Kepemimpinan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. Kepala


sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian
kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka
kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk
menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1985)
yang mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses
mempengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan
orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah
kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki
sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan
fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu menerapkan gaya
kepemimpinan yang tepat.
Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah tersebut, nampak pada
pernyataan-pernyataan yang dikemukakan para ahli kepemimpinan. Knezevich
yang dikutip Indrafachrudi (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu organisasi. Di sisi lain,
Owens (1991) juga menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan merupakan
sarana utama untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, agar kepala sekolah

7
bisa melaksanakan tugasnya secara efektif, mutlak harus bisa menerapkan
kepemimpinan yang baik.
Ada banyak teori gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan kepala
sekolah. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori
kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan.
Teori kepemimpinan yang pertama-tama dikembangkan adalah teori sifat atau
trait theory. Pada dasarnya teori sifat memandang bahwa keefektifan
kepemimpinan itu bertolak dari sifat-sifat atau karakter yang dimiliki
seseorang. Keberhasilan kepe-mimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh
sifat-sifat kepribadian tertentu, misalnya harga diri, prakarsa, kecerdasan,
kelancaran berbahasa, kreatifitas termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki
seseorang. Pemimpin dikatakan efektif bila memiliki sifat-sifat kepribadian
yang baik. Sebaliknya, pemimpin dikatakan tidak efektif bila tidak
menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik
Penelitian tentang kepemimpinan berdasarkan trait theory ini telah banyak
dilakukan. Stogdil membedakan tiga karakteristik yang menunjukkan
pemimpin yang efektif, yaitu (1) kepribadian, (2) kemampuan, dan (3)
ketrampilan sosial (Feldmon & Arnold, 1983). Pada perkembangan
selanjutnya, oleh Bass dan Stogdil, diklasifikasi menjadi dua, yaitu traits yang
antara lain mencakup karakter tegas, bekerja sama, berpengaruh, memiliki
keyakinan diri, energik, dan bertanggung jawab, dan skill yang antara lain
mencakup pandai, kreatif, lancar berbicara, memiliki kemampuan konseptual
dan ketrampilan sosial. Dari sejumlah traits tersebut, selanjutnya diklasifikasi
menjadi lima dimensi besar, yaitu surgence, agreeableness, conscientiousness,
emotional stability, dan intellectance (Lunenburg & Ornstein, 2000).
Berdasarkan beberapa hasil studi, ditemukan keterbatasan trait theory
yakni terlalu menekankan pada karakter personal pemimpin. Keberhasilan
kepemimpinan tidak semata-mata ditentukan oleh karakter personal, tetapi
justru banyak ditentukan dari apa yang dilakukan pemimpin. Keefektifan
kepemimpinan banyak tergantung pada perilaku yang diterapkan pemimpin

8
dalam situasi organisasi. Untuk itu, muncul teori-teori yang bertolak dari
pendekatan perilaku yang dikenal dengan istilah behavior theory.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tahapan proses perencanaan pendidikan :

Mendefinisikan Permasalahan Prencanaan Pendidikan :

1. Ruang lingkup permasalahan pendidikan


2. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan
3. Perbedaan antara kenyataan dan harapan pendidikan
4. Sumber daya dan hambatan perencanaan pendidikan
5. Menentukan bagian-bagian dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya

Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan

1. Bidang atau wilayah dan sistem-sistem sub bidang telaahan


2. Pengumpulan data
3. Tabulasi data
4. Perkiraan perencanaan

Mengkonsepsikan dan Merancang Rencana :

1. Mengidentifikasi kecenderungan umum


2. Menentukan tujuan dan sasaran
3. Mendesain perencanaan

Evaluasi Rencana :

1. Perencanaan melalui simulasi


2. Evaluasi perencanaan
3. Pemilihan perencanaan

10
Evaluasi Implementasi Rencana dan Umpan Baliknya :

1. Monitoring rencana
2. Evaluasi rencana
3. Menyaksikan, mengubah, dan mendesain ulang rencana

Kepemimpinan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. Kepala


sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian
kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka
kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk
menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (1985) yang
mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses mempengaruhi,
menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang yang ada
dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, sangat banyak kekurangan yang terdapat
dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dengan adanya
kritik dan saran untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas dari makalah
kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-perencanaan-
pendidikan/
https://www.anekamakalah.com/2014/06/makalah-kepemimpinan-sekolah-
dasar.html

12

Anda mungkin juga menyukai