Anda di halaman 1dari 16

Makalah Perilaku Ekonomi & Kesejahteraan

Pendidikan IPS SD
Dosen Pengampu: M. Hafiz Fathony, M.Pd

Disusun Oleh:
MAHYUNI (2011102108038)
NOOR LAISA (2011102108002)
SALSABILA (2011102108045)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA KALIMANTAN SELATAN
BANJAR 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PERILAKU EKONOMI &
KESEJAHTERAAN ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi
Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
“KELOMPOK” dari M. Hafiz Fathony, M.Pd pada mata kuliah “Pendidikan IPS SD”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Hafiz Fathony, M.Pd selaku


dosen mata kuliah pendiddikan IPS SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjar, 18 Maret 2021

Kelompok 6 (Enam)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
a. Latar belakang.....................................................................................................................4
b. Rumusan masalah...............................................................................................................4
c. Tujuan Penulisan................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEBAHASAN............................................................................................................................5
Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan................................................................................5
A. Produksi.........................................................................................................................5
B.Distribusi.........................................................................................................................8
C. Konsumsi........................................................................................................................9
D.Kesejahteraan................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
A.Kesimpulan.......................................................................................................................14
B.Saran.................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Makhluk hidup tidak akan pernah lepas dari kebutuhan terutama manusia. Manusia memiliki
kebutuhan hidup yang tidak ada batasanya. Kebutuhan tersebut semakin bervariasi seiring
dengan berkembangnya zaman secara alami, menjadikan manusia lebih konsumtif dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi perilaku konsumtif
manusia pengaruh langsung dari konsumen, lingkungan, trend, kebutuhan, dan faktor
lainnya. Secara tidak langsung, perilaku konsumtif manusia mempengaruhi sirkulasi
perdagangan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara. Jika angka pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa meningkat, tidak dapat dipastikan bahwa tingkat kesejahteraan
rakyatnya juga meningkat. Hal ini dikarenakan peningkatan kebutuhan manusia dan
pertumbuhan ekonomi negara sangat berkontradiksi dengan sumber daya yang semakin
menipis. Akibatnya, biaya kebutuhan hidup manusia pun semakin bertambah. Berbicara
mengenai tingkat kesejahteraan, sudah dapat dipastikan akan berkaitan dengan manusia.
Kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
ekonomi,tingkat kesejahteraan seseorang akan mempengaruhi tingkat kebahagiaan
seseorang, jadi dapat dikatakan tingkat kesejahteraan mempengaruhi kondisi psikologi
seseorang dengan secara tidak langsung.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perilaku ekonomi


2. Apa saja faktor- faktor yang termasuk didalam perilaku ekonomi
3. Apa saja yang dimaksud dengan konsep dasar kesejahteraan

C. TUJUAN PENULISAN

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perilaku ekonomi dan kesejahteraan
 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana karekteristik perilaku ekonomi dan
kesejahteraan
 Untuk mengetahui komponen apa yang termasuk didalam perilaku ekonomi dan
kesejahteraan

4
5
BAB II

PEBAHASAN

PERILAKU EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN

Di dalam ilmu ekonomi, perilaku ekonomi masyarakat secara umum dibagi kedalam tiga
bagian penting yaitu: kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Konsep produksi,
konsumsi, distribusi dan juga kesejahteraan bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita.
Disatu sisi secara akademis konsep perilaku ekonomi selalu melekat pada kurikulum pada
setiap jenis dan jenjang persekolahan dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di
sisi lain dalam kehidupan sehari-hari konsep tersebut merupakan inti dari kegiatan ekonomi
yang diselenggarakan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan.

A. PRODUKSI

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Produksi


Munculnya kegiatan atau proses produksi sebagai salah satu bagian dari peristiwa
ekonomi merupakan jawaban dari sebagian pihak pelaku ekonomi yang berupaya
memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, dengan berbagai pencipatan alat pemuas dari
setiap tuntutan kebutuhan itu. Seorang petani disebuah desa terpencil bermodalkan
sebuah cangkul, pergi kesawah untuk mengolah tanah garapannya. Sawah yang sudah
digarap tersebut ia tanami padi, yang kelak kemudian hari bila tiba saatnya panen ia
mulai menuai hasilnya untuk menghidupi diri dan keluarganya. Seorang guru dengan
bermodalkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliikinya, dia mengajar disebuah sekolah.
Dia latih dan didik murid-muridnya dengan penuh kesabaran dan kesungguhan. Seorang
wirausaha dengan kejelian, wawasan dan naluri bisnisnya berusaha mencari peluang
kemudian dengan kreativitasnya dia menciptakan barang-barang dan jasa kebutuhan
sehari-hari, dia tingkatkan kualitasnya, dia ikuti keinginan konsumen, modelnya,
ukurannya, jenisnya dan cara mengemasnya, dia lakukan kerja keras agar diperoleh
peningkatan volume penjualan dan pendapatan keuntungan yang seoptimal mungkin.
Ayunan cangkul yang dilakukan petani, proses pembelajaran yang dilakukan seorang
guru, dan kerja keras yang dilakukan wirausaha inilah yang dalam istilah ekonomi
disebut produksi. Pengertian produksi dalam ilmu ekonomi, tidak hanya terbatas pada
upaya penciptaan barang atau jasa saja, dalam penertian yang lebih luas produksi di
identifikasikan sebagai setiap tindakan yang ditujukan untuk menciptakan atau
menambah nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Makna
dari nilai yang melekat pada pengertian produksi adalah berkaitan dengan kemampuan
dari barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dan jasa dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
6
a) Nilai penggunaan subjektif atau guna ialah kesanggupan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan manusia. Contoh segelas air dapat memenuhi kebutuhan
manusia ketika dia haus.
b) Nilai penggunaan objektif yaitu arti yang diberikan seseorang kepada suatu barang
dan jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
Tindakan menciptakan dan atau menambah nilai guna tersebut dapat ditempuh
melalui berikut ini:
1) Mengubah suatu bentuk barang menjadi barang baru (kegunaan
bentuk/formutilily). Misalnya kegiatan mengubah dari bahan mentah menjadi
bahan baku, kayu menjadi kursi, meja,lemari dan semacamnya.
2) Memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain (kegunaan
tempat/place utility). Misalnya membawa pupuk kandang yang
diperkampungan keperkotaan.
3) Mengatur waktu penggunaan suatu barang (kegunaan waktu/ time utility).
Kegiatan membeli dan menimbun gabah pada saat panen ketika harganya
relative rendah, kemudian menjualnya pada saat paceklik (kekurangan)
sehingga harganya lebih tinggi.
4) Menciptakan suatu jasa (kegunaan jasa/service utility), misalnya tindakan
yang dilakukan seorang dokter ketika sedang merawat pasiennya, seorang
guru yang sedang mengajar murid-muridnya, serta seluruh kegiatan yang
pemberian pelayanan yang menimbulkan faedah bagi pihak lain. Pihak yang
melakukan kegiatan produksi bisa perorangan atau kelompok berbentuk
badan atau lembaga perusahaan yang disebut produsen, sedangkan kegiatan
yang dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa itu sendiri disebut proses
produksi. Konsep produksi sangat penting untuk dipahami karena dalam
proses produksi akan terkait dengan dimensi waktu dan tempat. Barang-
barang yang dihasilkan dalam suatu proses produksi dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
a) Barang-barang yang langsung dapat memuaskan pemakai (konsumen)
yang disebut barang konsumsi. Contoh: pakaian, Makanan, minuman,
sepatu, pulpen, buku dan lain-lain.
b) Barang-barang yang sengaja diproduksi untuk proses produksi
selanjutnya atau untuk menghasilkan barang-barang lain yang disebut
barang-barang produksi. Contoh: mesin jahit, mesin disel dan berbagai
bahan baku untuk keperluan proses produksi selanjutnya.
2. Faktor Produksi Kegiatan
produksi sebagi salah satu elemen kegiatan ekonomi yang akan terus berjalan. Barang
dan jasa akan terus mengalir menambah persediaan barang yang sudah ada dan
mengganti barang yang sudah rusak atau tidak terpakai lagi. Bahkan seiring dengan
perkembangan budaya dan teknologi, barang dan jasa yang dihasilkan semakin beragam.
7
Suatu alat pemuas yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, kini banyak diciptakan
untuk memanjakan dan mempermudah kehidupan manusia. Namun demekian seiring
dengan mengalirnya barang dan jasa tersebut kita menyadari bahwa kemampuan
masyarakat,baik dinegara yang sudah maju maupun masih berkembang dan terbelakang,
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut masih mempunyai batas. Hal ini
terjadi karena proses produksi memerlukan sumber-sumber ekonomi, dan dari sebagian
sumber-sumber ekonomi yang tersedia selalu terbatas jumlahnya. Yvonne M. Melotte
dan Ronald Moore (1999) mengelaborasi sumber-sumber ekonomi tersebut kedalam
empat kategori, yaitu:
 Land (sumber daya alam)
Land berkaitan dengan seluruh sumber daya alam yang bersifat alami semua yang
sudah tersedia dibumi yang dapat diguna kan dalam proses produksi. Diantaranya
adalah tanah, hutan, mineral, minyak bumi, dan air. Matahari sebagai sumber energi
yang tidak terbatas sangat berguna untuk berbagai macam keperluan baik untuk
pertanian, perindustriaan, peternakan dan rumah tangga.
 modal (capital)
Modal merupakan keseluruhan barang-barang yang digunakan oleh produsen untuk
menghasilkan pendapatan.
 Tenaga kerja (labour)
Tenaga kerja merupakan istilah yang luas yang digunakan oleh para ahli ekonomi
yang menunjuk pada bakat mental yang dimiliki baik laki-laki maupun perempuan
yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tenaga kerja merupakan
salah satu unsur penting bagi terselenggaranya kegiatan produksi. Tenaga kerja
sebagai salah satu factor produksi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1) Tenaga kerja terdidik (skill labour), yaitu golongan tenaga kerja yang telah
mengikuti jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
2) Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu golongan tenaga kerja yang telah
mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman tertentu.
3) Tenaga kerja yang tidak terdidik dan terlatih (unskilled labour), yaitu
golongan tenaga kerja yang untuk menangani pekerjaannya tidak memerlukan
keahlian yang khusus.
a) kewirausahaan (entrepreneurial ability)
Beberapa bakat yang dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu:
1) Seorang wirausaha mengambil inisiatif mengombinasikan sumber daya alam,
modal, jasa, dan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa.
2) Seorang wirausaha memiliki pekerjaan membuat keputusan-keputusan yang
berkenaan dengan kebijakan dasar usaha yaitu keputusan-keputusan tidak
rutin yang menjadi acuan jalannya bisnis perusahaan.
8
3) Seorang wiausaha adalah seorang inovator, seorang yang berupaya
mengenalkan dasar-dasar bisnis sebuah produk baru, teknik-teknik produk
baru, bahkan format-format baru organisasi perusahaan.
4) Seorang wirausaha adalah seorang yang berani menggung resiko.
 Fungsi produksi
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam ilmu ekonomi dikenal
dengan istilah fungsi produksi. Yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah suatu
fungsi atau persamaan yang menunjukkan sifat perkaitan antara factor-faktor
produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Factor-faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan jumlah produksi dikenal dengan istilah output. Tiap
faktor produksi dapat diubah-ubah sesuai dengan kondisi faktor masukan (input)
yang dilibatkan. Fungsi produksi merupakan hubungan antara input yang berupa
sumber daya perusahaan dengan output yang berupa barang dan jasa. Fungsi
produksi terikat dalam hukum yang disebut “ law of diminishing returns”. Hukum
tersebut menjelaskan pertautan antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang
digunakan.

B. DISTRIBUSI

1. Pengertian Distribusi
Istilah distribusi itu sendiri menurut kamus kata-kata mutakhir bersinonim dengan istilah
pembagian , pengiriman, penyebaran, dan penyaluran. Selanjutnya dalam kamus tersebut
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan distribusi adalah pengiriman barang-barang kepada
orang banyak atau beberapa tempat, misalnya menyalurkan bahan makanan kepedagang
kecil atau kebeberapa tempat tertentu. Kegiatan distribusi secara ekonomi merupakan suatu
upaya untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat kepada barang. Keputusan-keputusan
saluran distribusi biasanya melibatkan masalah-masalah sebagai berikut:

a) Jumlah pedagang perantara yang akan dilibatkan.


b) Bagaimana memelihara saluran-saluran komunikasi antara berbagai tingkat dari
berbagai pedagang perantara.
c) Seleksi pedagang perantara khusus.
d) Penempatan menurut letak geografis dari persediaan barang.
e) Lokasi dari pusat-pusat distribusi.

2. Jenis-jenis Saluran Distribusi


Praktik saluran distribusi sebagai salah satu kegiatan ekonomi melibatkan sejumlah lembaga
dan agen pendukung. Produsen bersama-sama dengan lembaga pemasaran memindahkan hak
kepemilikan barang dari produsen kekonsumen terakhir. Menurut Vernon dan Jackson

9
(1994) jenis saluran distribusi berdasarkan intensitasnya dapat dibagi kedalam tiga jenis
yaitu:
 Bentuk intensif, saluran distribusi jenis ini adalah jenis saluaran yang memanfaatkan
banyak pedagang besar dan kecil.
 Bentuk selektif, saluran ini hanya memanfaatkan beberapa grosir dan sejumlah kecil
pengecer (retailer).
 Bentuk eksklusif, saluran ini hanya melibatkan satu perantara dalam lingkungan
masyarakat tertentu, untuk menangani produk saluran distribusi yang sering kita
jumpai sekarang dapat kita kategorikan kedalam dua model, yaitu saluran langsung
dari produsen ke konsumen dan saluran distribusi tidak langsung yang meliputi: dari
produsen ke pengecer ke konsumen dan dari produsen kepada grosir kepada
pengecer kepada konsumen.
 Dari produsen langsung ke konsumen pada model pertama ini perpindahan /gerakan
material dilakukan secara langsung dari produsen ke konsumen. Biasanya hanya
sedikit jenis barang yang dipasarkan. Contohnya peternak atau penghasil susu masih
mengirimkan hasil susunya ke rumah-rumah dengan sepeda pada waktu dulu.
 Saluran tidak langsung
a) Dari produsen ke pengecer ke konsumen, banyak macam barang seperti alat-alat
rumah, furniture, alat-alat sekolah, dan sebagainya dijual dengan cara ini.
b) Dari produsen ke grosir ke pengecer ke konsumen, jenis bahan yang tahan lama dan
mudah didapatkan seperti barang yang terbuat dari logam, obat-obatan, dan bahan
makanan.

3. Lembaga-lembaga distribusi
A. Wholesaler (grosir) adalah pedagang perantara yang membeli barang dagangan untuk
dijual kembali terutama kepada perusahaan lain dan bukan kepada konsumen. Fungsi
utamanya mengumpulkan dan menyebarkan.
B. Agen adalah pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki barang yang
mereka jual. Fungsi utamanya melakukan penjualan bagi produsen.
C. Retailer (pedagang eceran) Pengeceran adalah suatu perusahan yang membeli
barang-barang dari produsen atau dari grosir lalu menjualnya kepada konsumen.
Berikut lembaga yang berniaga secara eceran:
1) Toserba adalah sebuah lembaga pemasaran eceran yang menjual berbagai jenis barang,
yang dikelompokkan kedalam departemen departemen (bagian-bagian).
2) Supermarket adalah toko yang sangat besar terutama menjual bahan pangan dengan
harga-harga rendah.

10
3) Toko khusus adalah suatu contoh yang baik dari segmentasi pasar. Contohnya toko
perhiasan, sepatu ,dan sebagainya. Ada enam faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan
pedagang perantara antara lain:
a. Reputasi dari tim manajemen perusahaan.
b. Jangakuan pedagang perantara pada pasar yang didirikan.
c. Lokasi usaha.
d. Kebijakan produk dan lini produk dari pedagang perantara.
e. Luasnya pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan.
f. Kebijakan promosi dari perusahaan.

C. KONSUMSI

1. Pengertian Konsumsi

Kebutuhan manusian merupakan tujuan dan sekaligus motivasi dari
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Oleh karena itu tanpa adanya
kebutuhan tidak akan ada alasan untuk kegiatan dan prilaku ekonomi.
Kebutuhan manusia dapat kita bedakan menjadi tiga jenis antara lain:

a) Kebutuhan biologis untuk hidup (makan dan minum).
b) Kebutuhan yang timbul dari peradaban dan kebudayaan manusia itu
sendiri misalnya keinginan mempunyai rumah.
c) Kebutuhan lain yang khas menurut masing-masing hal yang perlu dijelaskan bahwa ke
butuhan manusia yang tidak terbatas.
Sehingga secara singkat dapat dijelaskan bahwa konsumsi manusia selalu berusaha
memenuhi kebutuhan untuk memperoleh kepuasan, tetapi kepuasan bersifat sementara 
karena munculnya kebutuhan berikutnya.

2. Perilaku konsumen

Sebelum mempelajari lebih mendalam tentang perilaku ekonomi,
setidaknya kita perlu mengetahui beberapa dugaan dalam ilmu ekonomi
yang dijadikan dasar pembahasan perilaku konsumen. Berikut dugaan-dugaan tersebut antara 
lain:
a. Pendapatan konsumen tetap .
b. Barang-barang pemuas kebutuhan adanya terbatas.
c. Konsumen dengan pendapatan terbatas menghadapi suatu kenyataan bahwa harga barang-
barang tidak pada titik nol.
d. Setiap orang mengetahui profesi kebutuhannya dengan baik.
e. Konsumen dapat berprilaku yang rasional dalam melakukan konsumsinya.

11
f. Selera konsumen tetap
perilaku konsumen akan sejalan dengan hukum permintaan dan hal ini
hanya berlaku apabila syarat-syaratnya terpenuhi.

Dalam mempelajari perilaku konsumen tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu:
1. Pendekatan marginal utility (pendekatan cardinal)
Pendekatan ini berangkat dari suatu anggapan bahwa kepuasan itu bisa diukur,
dengan kata lain kepuasan itu bisa dinyatakan dengan angka-angka.
Satuan ukuran kepuasan tersebut dinyatakan dengan utility (nilai guna).
Terdapat dua konsep nilai guna yaitu:

a. Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dari mengonsumsi sejumlah barang tertentu.
b. Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangankepuasan sebagai 
akibat dari pertambahan konsumsi satu unit barang tertentu.

2. Pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal),adalah model pendekatan yang


tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasaan konsumen bisa diukur.
Indifference curve adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua jenis
barang untuk memperoleh tingkat kepuasan yang sama. Kurva indifference adalah
garis yang menghubungkan kombinasi konsumsi antar komoditas ( alat pemuas
kebutuhan) yang memberikan kepuasan seimbang pada konsumen.

D. KESEJAHTERAAN

1. Konsep dasar kesejahteraan,
Secara ekonomis suatu masyarakat dapat dikategorikan sejahtera jika pada tingkatan
ekonomi tertentu dia mampu secara relative memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan
rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seseorang. Dalam
pemenuhan tersebut setiap orang akan berbeda-beda hal ini
dipengaruhi oleh beberap faktor seperti penghasilan, hidup, nilai, norma,
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan kebijaksanaan yang berpihak pada ke
pentingan rakyat tidak berarti menghambat upaya
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pertumbuhan hanya akan sinambung dalam jangka panjang jika sumber
utamanya berasal dari rakyat itu sendiri, baik itu berupa produktivitas maupun
sumber daya yang berkembang melalui penguatan ekonomi rakyat.
Dari pernyatan tersebut jelas sekali bahwa konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan
kata lain, konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi

12
untuk membangun sebuah kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayan
masyarakat.

2. Ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan rakyat menuju kehidupan sejahtera
Pemberdayaan masyarakat menurut Kartasasmita (1996) memiliki dua arah:

a. Melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.
b. Memperkuat posisi lapisan masyarakat dalam struktur kekuasaan
Kedua hal tersebut harus ditempuh dan dijadikan sasaran dari upaya pemberdayaan ag
ar masyarakat memiliki kemandirian dan kemampuan.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi merupakan
suatu strategi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Kartasmita menegaskan bahwa upaya memberdayakan masyarakat dalam pembangun
an ekonomidapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. Disini titik tolaknya bawa setiap manusia,masyarakat, me
miliki potensi yang bisa dikembangkan.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Hal inidilakukan den
gan melakukan hal-hal yang positif, selain hanya
menciptakan iklim atau suasana tertentu.
3. Memberdayakan, juga mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan h
arus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah,oleh kekurangberdayaan dalam 
menghadapi yang kuat.
4. Ekonomi kesejahteraan dan kerakyatan
Paradigma baru pembangunan ekonomi Indonesia adalah pembangunan
ekonomi yang berpusat pada rakyat, yaitu suatu konsepsi pembangunan
yang semakin memperkuat dan memerdayakan potensi dan kemampuan
masyarakat.

Menurut Korten dan Syahrir (1988) dalam konteks desentralisasi ada tiga
dasar yang melandasi konsep pembangunan yang berpusat pada rakyat:

a. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijaksanaan pemerintah pada
penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan mendukung usaha-
usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri dan
untuk memecahkan masalah-masalah mereka sendiri pada tingkat
individual, keluarga dan komunitas.
b. Mengembangkan struktur-struktur dan proses-proses organisasi yang berfungsi 
menurut kaidah-kaidah sistem yang swaorganisasi.
c. Mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang diorganisasi
secara teritorial yang berlandaskan pada kaidah-kaidah
kepemilikan dan pengendalian local.

13
Korten dan Syahrir berpandangan bahwa salah satu tantangan yang penting
bagi terlaksananya pembangunan yang berpusat pada rakyat
adalah mengubah orientasi birokrasi pembangunan ekonomi itu sendiri
dari perintah agar menjadi organisasi-organisasi yang menghargai dan
memperkuat kerakyatan. Pada pasal 27 ayat (2) berbunyi : tiap-tiap
warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Pasal 33 berbunyi sebagai berikut:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekurangan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesar-
besarnya.

14
BAB III

PENUTUP
 
A. KESIMPULAN

Dalam perilaku masyarakat ada tiga bagian yang sangat penting:
a. Kegiatan produksi, muncul dari sebagian pihak pelaku
ekonomi berupaya memenuhi kebutuhan manusia. Dan
berbagai faktor yaitu land, modal, tenaga kerja dan kewirausahan.
b. Kegiatan Distribusi, berupa pengiriman barang-barang
kepada orang banyak dan memiliki berbagai jenis saluran
distrubusi yaitu itensif, selektif dan ekslusif.

c. Kegiatan konsumen, berupa kebutuhan manusia tanpa adanya kebutuhan tidak akan
ada alas untuk kegiatan dan perilaku ekonomi. Kemudian kesejahteraan
yang berorientasi kepada kerakyatan dan
kebijaksanaan, konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan untuk mengedepankan masyarakat itu sendiri.

B. SARAN

Sebagai mahluk biasa tidak lepas dari kesalahan, untuk itu kami dari kelompok 6


(enam) mengharapkan saran yang membangun dari pembaca demi berkembangnya ilmu
pengetahuan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. 2011.Materi dan  Pembelajaran IPS SD .Jakarta: Universitas Terbuka.


Dahlan, M.A. 1997.
  Pendidikan IPS Sebafai Upaya  Strategi Pembangunan Manusia Seuntuhnya untuk Mengh
adapi EraGlobalisasi . Jakarta: Panitia Saresehan dan Forum KomunikasiPimpinan FPIPS JP
IPS se- Indonesia VIII.

16

Anda mungkin juga menyukai