Anda di halaman 1dari 59

Aqiqoh dalam Islam

(Arab)

Hadirin siding Jum’at Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT, dan infaqkanlah sebagian harta yang paling kita
cintai dalam hidup ini agar kita dapat mencapai derajat kebaktian tinggi di sisi Allah.
Bersyukurlah atas nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita , agar kesempurnaan
manfaatnya semakin mantap merambah ke seluruh alam dan menjadi tebaran hidayah menuju
izzul islaam wal muslimin.

Hadirin Rhk.

Telah kita ketahui bersama bahwa sumber sejarah Islam telah memuat kronologi
proses penciptaan manusia pertama yakni Nabi Adam as., yang singkatnya- kemudian Nabi
Adam as. dinikahkan oleh Allah SWT dengan pasangannya yaitu Ibu Hawwa’ ahs. Para
malaikat dan Malaika Jibril as. bersaksi atas peristiwa agung itu, sedangkan maharnya adalah
membaca sholawat atas diri baginda Rosulullah SAW.

Hadirin Rhk.

Pada bagian lain, al Qur’anul Karim juga mengisahkan tentang kebesaran jiwa
sorang Nabi Ibrahim as, tatkala memenuhi perintah-perintah Allah SWT yang dengan kudrat
irodatNya, telah menjadikan seekor domba besar sebagai tebusan atas jiwa Ismail as., hingga
kemudian Nabi Ibrahim as. menemukan putranya sebagai sosok manusia sempurna, lebih dari
seorang remaja biasa bahkan telah diangkat sebagai nabi dan utusan oleh Allah SWT.

Hadirin Rhk,

Inilah kedua latar belakang yang melazimkan kita semua menyadari bahwa segala
bentuk nikmat dalam hidup ini bukanlah suatu keniscayaan yang mudah kita dapatkan, akan
tetapi kesemuanya adalah kehendak Allah SWT serta perjalanan panjang usaha dan estimasi
kita dalam menjawab tantangan dan rintangan yang kita jumpai dalam samudera kehidupan.

Hadirin Rhk,

Fiosofi dan tonggak paradigm agama Islam telah menjadikan perihal diatas sebagai
tentang disyariatkannya aqiqoh bagi kelahiran seorang anak. Hadirin Rhk, anak adalah
karunia tak ternilai, berbagai upaya dilakukan seseorang untuk mendapatkan keturunan
hingga proses bayi tabung dengan biaya miliaran pun, seseorang rela ditempuh demi
mendapat keturunan. Akan tetapi hendaknya ita ketahui bersama, bahwa memperhatikan
pertumbuhan jiwa dan raga anak jauh lebih penting, dan hendaknya kita sadari bahwa cermin
pengabdian kita kepada Allah SWT akan Nampak signifikan apabila kita dapat mendidik
anak kita dengan baik sesuai syariat Islam, dan hal tersebut akan berjalan rancak dan teratur
apabila jiwa anak-anak kita telah dibebaskan dari aqiqohnya. Sebagaimana syariat khitan,
yang menandakan sempurnanya kesucian jasmani seseorang maka aqiqoh atau kambing yang
disembelih merupakan tanda kesiapan jiwa manusia sebagai hamba yang utuh dengan
kesadaran tinggi mengabdi kepada Allah SWT dan berbakti kepada seluruh makhluq
ciptaanNya.

Hadirin Rhk,

Rosulullah SAW bersabda;

(Arab)

“Semua bayi yang terlahir masihlah tergadai dengan aqiqohnya, hewan tersebut disembelih
pada hari ke tujuh dan dipotonglah rambutnya kemudian bayi tersebut diberi nama”.

Hadirin Rhk,

Menurut Imam Ahmad bin Hambal ra., maksud dari kalimat semua anak itu tergadai
dengan aqiqohnya adalah bahwa pertumbuhan anak itu, baik badan maupun kecerdasan
otaknya belumlah sempurna apabila ibu bapaknya tidak melaksanakan aqiqoh bainya.
Demikian pula pembelaan terhadap orang tuanya pada jari kiamat akan tertahan jika hal
tersebut belum dilakukan.

Hadirin Rhk,

Serangkaian amalan yang telah diteladankanoelh Rasulullah SAW,. adalah apabila


terlahir seorang bayi maka Beliau kumandangkan adzan di telinga kanan bayi tersebut
kemudian mengiqomahkan di telinga kirinya lalu pada hari ke tujuh dari kelahiran bayi
tersebut Beliau sembelih seekor kambing apabila ia laki-laki kemudian dicukurlah rambut
bayi tersebut lalu ditimbang dengan timbangan emas kemudian ditaksir nilainya lalu diganti
dengan sesuatu yang berharga untuk dishodaqohkan kepada fakir miskin. Hadirin….
Selanjutnya Beliau SAW berikan nama yang baik bagi bayi tersebut. Dan dalam hal ini perlu
kita ketahui bahwa sorga itu haram dimasuki siapapun sebelum orang yang bernama
Muhammad SAW masuk kedalamnya lebih dahulu. Karenanya, nama orang-orang yang
sepadan dengan nama Muhammad itulah yang dikatakan lebih baik dari yang lain, dan
ketahuilah bahwa ddi dalam Al Qur’an terdapat 99 nama yang sepadan dengan nama
Muhammad itu sendiri.

Hadirin Rhk,

Dikutip dari buku “Khitan dan aqiqoh upaya pembentuk generasi Qur’ani oleh
Ahmad Makruf Asrori dan Heri Ismail, Al-Miftah, Surabaya. Jika telah ada syariat aqiqoh
bagi seorang anak, maka di dalam kitab I’aanatuththolibin juz 2 hal.336 telah disebutkan
bahwa Rosulullah SAW pernah melaksanakan aqiqoh untuk dirinya sendiri sesudah Beliau
diangkat menjadi Nabi yakni umur 40 tahun. Inilah dasar diperbolehkannya pelaksanaan
aqiqoh untuk orang dewasa. “(Risalah Aqiqoh), Nurul Hayati Hal. 10).

Hadirin Rhk,

Hukum melaksanakan aqiqoh adalah sunnah muakkadah. Hal tersebut sebagaimana


disepakati oleh ulama’ jumhur diantaranya yakni Imam Malik ra., Imam Syafi’I ra., dan
Imam Ahmad ra. dan Abu Tsaur ra. Sebagian lagi menyatakan wajib hukumnya berdasakan
hadist yang diriwayatkan oleh Muraidah dari Ishaq bin Ruwaihah bahwa Rosulullah SAW
telah bersabda : “Sesungguhnya segenap manusia dimintai pertaggung jawaban atas sholat
lima waktu”.

Hadirin Rhk,

Adapun pelaksanaan aqiqoh tidaklah terikat waktu sebagaimana Ibadah qurban yang
sedianya dilakukan pada 10 dzulhijjah atau tiga hari setelahnya. Dalam hal ini para ulama’
menyimpulkan bahwa hari-hari dilaksanakannya aqiqoh adalah hari ke tujuh dari kelahiran
anak hingga kelipatan tujuh dan juga ada pendapat yang mengatakan bahwa waktunya
tidaklah terbatas. Aqiqoh yang telah dinadzarkan tidak boleh di makan oleh orang yang
diaqiqohi dan ibu bapaknya.. Jadi, apabila kita hendak beraqiqoh nadzar bertepatan dengan
hari raya Iedul Adha hendaknya tidak menyembelihnya di hari bersamaan tetapi pada
beberapa hari setelah hari raya Iedul Adha, agar tidak bercampur antara daging hewan qurban
dengan daging aqiqoh.

Hadirin Rhk,
Adapaun hewan aqiqoh hendaknya dipilih ang cukup umur yaitu 1 tahun atau lebih,
boleh jantan atau betina. Hendaknya hewan itu tidaklah caca yang jelas mengurangi daging,
sakit, dan bukanlah kurus atau gila. Pada saat menyembelihnya disyaratkan dilakukan oleh
seorang mslim, baik disembelih sendiri ataupun diserahkan kepada orang lain. Dan
hendaknya menggunakan pisau yang tajam dengan menghadap qiblat juga dengan membaca
do’a…

(Arab)

“Dengan nama Allah Allah Maha Besar Aqiqoh ini dariMu dan hanya aan kembali
kepadaMu, terimalah aqiqohnya Fulan bin Fulan”

Dan hendaknya disajikan dalam keadaan sudah matang atau dimasak lebih dahulu. Adapun
banyaknya kambing yang disembelih, maka jika yang diaqiqohi itu laki-laki hendaknya dua
ekor kambing, dan satu ekor jika perempuan. Hal ini sama sekali tidak bermaksud bias
gender membedakan bentuk tetapi semata-mata adalah keteladanan Rosulullah SAW dan
hanyalah Allah yang Maha Tahu akan hakikat segala sesuatu.

Hadirin Rhk,

Mengenai tatacara pembagian daging hewan aqiqoh sebagian habaib dan


sebagaimana telah termuat di dalam beberapa kitab fiqih bahwa boleh membagikannya dalam
keadaan mentah, dianjurkan agar sang orang tua anak tidak memecahkan atau mencincang
tulang-tulang kambing aqiqoh melainkan ia harus mencabut tulang-tulang tersebut sesuai
letak persendian-persendiannya kemudian membagikan daging yang melekat secara utuh dan
tidak terbelah kecuali yang perlu. Demikian pula untuk kulit, kepala, dan juga kakinya.
Hadirin…….hal tersebut tidaklah dilakukan kecuali agar keutuhan jiwa, akal dan fisik anak
yang benar-benar terjaga dan tumbuh secara utuh sempurna. Ahmad Ibnu Naqib Al-Mashriy,

Hadirin Rhk,

Adapun prosesi aqiqoh hendaknya senantiasa bernuansa Islam baik pengaturan


tempat duduk, cara berpaikan maupun tata cara makan bahkan guna menambah nilai spiritual
juga diadakan ceramah agama dengan tema hikmah aqiqoh ataupun pendidikan anak,
tanggung jawab orang tua terhadap anak dan lain sebagainya sehingga dapat menambah
pencerahan bagi ummat.

Hadirin Rhk,
Mencukur rambut sang bayi hendaknya dilakukan dengan lebih dahulu membaca
bismillah dan arah mencuurnya yaitu dari kana ke kiri dan harus dicukur bersih hingga tidak
Nampak belang-belang karena Rosulullah SAW melarang kita mencukur sebagian rambut
bayi dan meninggalkan sebagiannya. Hadirin,……….Sebenernya ini adalah ajaran
kesempurnaan berpenampilan bagi setiap muslim dan sebagai symbol keseriusan dalam
menangani segala seusatu.

Hadirin Rhk,

Secara mendasar, sebenarnya aqiqoh merupakan pengorbanan yang akan


mendekatkan anak kepada Allah SWT di masa awal ia menghirup udara dunia ini, sebagai
tebusan bagi anak dari berbagai musibah sebagaimana Allah SWT telah menebus Ismail as.
dengan hewan sembelihan yang besar, dan agar anak dapat memberikan syafaat kepada orang
tuanya kelak di akhirat, sebagai media rasa syukur atas keberhasilan melaksanakan syariat
Islam dan juga atas bertambahnya generasi mukmin serta mempererat tali persaudaraan di
antara sesame anggota masyarakat. Dan masih banyak lagi dan Allah Maha Tau atas segala
sesuatu.

Hadirin Rhk,

Dari paradigma di atas, dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa sesungguhnya Allah
SWT sama sekali tidaklah berkehendak menyulitkan atau memberatkan manusia, karena
Allah SWT tidak membutuhkan apapun dari persembahan manusia melainkan hakikat semua
yang diperintah dan laranganNya hanya akan kembali pada kemaslahatan manusia itu sendiri.

Hadirin Rhk,

Semoga dengan terbukanya pemaaman kita tentang syariat aqiqoh akan terbangun
kesadaran mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mudah-mudahan hal tersebut juga
menjadi wahana penyucian jiwa raga generasi kita hingga dapat menuntun mereka menjadi
pribadi-pribadi yang tangguh dan bersahaja dalam pembelaan aqidah Islam ahlussunnah wal
jama’ah dan dapat memaksimalkan pengabdian dan kemanfaatan dalam ibadah serta hidupn
berasyarakat. Amin Yaa Robbal Aalamiin.

(Arab)

27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qobil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka yang diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qobil): “Aku pasti
membunuhmu!”. berkata Habil : “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-
orang yang bertakwa”.

(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)
Wudhlu, sebagai wahana penyucian jiwa raga uslim

(Arab)

Hadirin Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT dan jagalah kesucian lahir dan bathin kita, agar
Allah SWT senantiasa mengabulkan do’a yang kita panjatkan, sehingga terjamin keselamatan
hidup kita di dunia dan ahirat, dan semoga kita dapat memenuhi panggilan Allah SWT
dengan senantiasa menyandang iman Islam dengan sepenuhnya mengesakan Allah SWT.
Upaya semaksimal mungkin untuk senantiasa suci dari hadist besar atau kecil karena
sesungguhnya para malaikat tak pernah berhenti memohonkan ampun bagi hamba Allah yang
suka menjaga kesucian.

Hadirin Rhk,

Suatu ketika Malaikat Jibril as, bertemu kepada Rosulullah SAWdengan


menampakkan wujud aslnya, seraya Malaikat Jibrl as. mencelupkan wajah, sayap dan kak
belau ke dalam air secara berurutan kemudian Rosulullah SAW menitrukannya, kemudian
Beliau SAW bersabda: “Ini adalah wudlu’ yang sholat seseorang tidak akan diterima tanpa
terlebih dahulu melakukannya.” Di dalam riwayat lain Beliau SAW bersabda: “ini adalah
wudlu’ku dan wudlu’ para Nabi sebelumku”.

Hadirin Rhk,

Erat kaitannya dengan hal itu, As Syekh Hamami Zaaduh telah menafsirkan sebagian
makna kalimat (Arab) dalam ayat ke 65 Al Qur’an surat Yaasiin bahwa slah satu tahapan
perjalanan hidup di alam akhirat adalah ditanyakannya rukun Islam yang lima dan apabila
semuanya telah terjawab, maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mereka
berwudlu’ dan bagaimana cara mandi.

Hadirin Rhk,

Marilah kita perhatikan dengan seksama hal yang amat esensial dalam berwudlu.
Yang pertama yakni proses pengambilan air wudlu, hendaknya benar-benar ditentukan air
yang suci dan mensucikan, lalu hendaknya kita tau air tersebut lebih dari 2 qullah tentang apa
yang harus kita lakukan apabila air itu sedikit atau kuran dari 2 qullah (2160cm3). Kemudian
barulah kita berwudlu sesuai ketentuan syara’.
Hadirin Rhk,

Jika air wudlu sedikit atau tidak mencapai dua qullah, maka dianjurkan agar air
tersebut dialirkan, oleh karena itu berwudlu dengan air mengalir lebih utama dan lebih
dianjurkan. Kemudian hendaknya orang yang berwudlu terlebih dahulu menghilangkan najis
yang ada di tubuhnya, lebih-lebih yang menempel pada anggota wudlu. Kemudian barulah ia
mencuci kedua tangannya, kemudian berkumur dan membersihkan hidung hingga yakin
kesemuanya telah bersih, lalu mulailah ia mengalirkan air ke wajahnya. Ketika pertama kali
air menyentuh kulit wajahnya, hendaknya disertakan niat dalam hati untuk menghilangkan
hadast kecil.

(Arab)

Hadirin Rhk,

Perlu kita perhatikan, bahwa yang termasuk wajah adalah semua bagian dan lekukan-
lekukan yang berada di antara ujung tumbuhnya rambut depan kepala hingga dagu dan
diantara ujung daun telinga dalam. Dengan demikian disyaratkan juga agar sedikit dari
tempat tumbuhnya rambut itu juga terkena basuhan air wudlu’, agar sempurna basuhan wajah
tersebut.

Hadirin Rhk,

Anggota wajib wudlu selanjutnya adalah tangan hingga siku-siku, agar siku-siu
terkena basuh wudlu, maka disyaratkan juga agar anggota di atas siku juga basah dengan air
wudlu. Jika ada wujud tangan yang tak sempurna karena terpotong atau lainnya, maka
hendaknya dibasuh sisa anggota yang masih ada.

Hadirin Rhk,

Berikutnya adalah mengusap sebagian kepala. Uspan itu haruslah mengena kulit
kepala. Adapun sempurnanya adalah mengusap bagian depan kemudian menjalankan tangan
mengusap hingga tengkuk lalu megembalikannya ke tempat semula.

Hadirin Rhk,

Sebelumnya kita fahami perbedaan membasuh dan mengusap. Istilah membasuh


dalam hal ini adalah mengalirkan air sekaligus mengusap anggota wudlu’. Sedangkan
mengusap, dalam hal ini cukup dengan membasahi tangan kita dengan air, lalu diusapkan
pada anggota wudlu’.

Hadirin Rhk,

Anggota wajib wudlu berikutnya adalah yang wajib dibasuh kedua kaki hingga
kedua mata kak, akan tetapi dianjurkan pula membasuhnya hingga lutut demi sempurnanya
basuhan kaki.

Hadirin Rhk,

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah anjuran
membasuh kedua telapak tangan, berkumur, membasuh hidung ketiganya dilakukan sebelum
membasuh wajah. Sedangkan mengusap kedua daun telinga sisi dalam dan sisi luarnya.
Melakukan sebelum membasuh kaki, kita dianjurkan untuk mengusap tengkuk setelah
membasuh semua anggota wudlu. Sabda Rosulullah SAW :

(Arab)

“Siapa diantara kalian yang mampu memperpanjang bekas wudlu’nya maka lakukanlah”

Hadirin Rhk,

Sesungguhya seseorang juga dituntut agar selalu khusyu’ selama berwudlu,


Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang berwudlu dengan mengingat Allah maka Allah akan
mensucikan seluruh anggota badannya lahir dan bathin, tetapi jika ia tidak khusyu’ maka
yang disucikan hanyalah yang terkena air saja”. demikian dikutip oleh Al Imaamul Ghozali
dalam mukaasyafatul Quluub.

Lebih dari itu, Hadirin…. demi menambah sakralnya prosesi wudlu, ada beberapa
ulama yang membiasakan berdo’a ketika membasuh semua anggota wudlu.

Seperti ketika membasuh wajah kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami putihkanlah wajahku dengan chayaMu pada hari di mana Engkau
putihkan wajah kekasih-kekasihMu, dan janganlah Engkau hitamkan wajahku pada hari
dimana Engkau hitamkan wajah-wajah musuh-musuhMu.
Ketika membasuh tangan kanan kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, berikanlah buku catatan amalku di angan kananku lalu hitunglah
diriku (amalku) dengan hisab yang mudah”.

Ketika membasuh tangan kiri kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepadamu agar janganlah Engkau
berikan buku catatan amalku di tangan kiriku atau dari arah belakangku”.

Ketika membasuh sebagian kepala kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, kucurilah diriku dengan kasih sayangMu dan turunkanlah padaku
berkah-berkahMu dan naungilah diriku di bawah naungan singgahsanaMu pada hari yang
taka da naungan kecuali naunganMu”.

Ketika mengusap kedua daun telinga kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, jadikanlah diriku sebagian dari orang-orang yang mendengarkan
ucapan lalu mengikuti yang terbaik dari ucapan-ucapan itu. Yaa Allah Tuhan kami,
perdengarkanlah diriku seruan sorga di surge bersama para ahli kebijakan”.

Ketika membasuh kaki kanan hingga mata kaki, kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, tetapkanlah langkah kakiku atas shirootol mustaqiim beserta
langkah kaki hamba-hambaMu yang sholih”.

Ketika membasuh kaki kiri hingga mata kaki, kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)
“Yaa Allah Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari tergelincirnya langkah
kakiku pada jalan dalam neraka pada hari tergelincirnya kaki-kaki orang-orang munafik dan
orang-orang yang menyekutukanMu”.

Ketika membasuh tengkuk, kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami, bebaskanlah tengkukku dari api neraka dan aku berlindung
kepadaMu dari rantai dan belenggu”.

Hadirin Rhk,

Kebanyakan kita lalai berdo’a setelah berwudlu, padahal Rosulullah SAW telah
bersabda bahwa siapa yang berwudlu dengan khusyu’ dan tak berbicara dengan siapapun
bahkan pada dirinya sendiri, maka jika ia menengadah dan membaca do’a:

(Arab)

akan dibukakan baginya pintu-pintu surga dan ia masuk dari manapun ia berkehendak,
karenana seharusnya kita berdo’a sesuai anjuran Roslullah SAW:

(Arab)

“aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, hanyalah Dia dan taka da sekutu bagiNya
dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan utusanNya.” Yaa Allah
Tuhan kami, jadikanlah diriku orang yang suka bertaubat dan jadikanlah diriku orang yang
suka mensucikan diri dan jadikanlah diriku yang sholih. Maha suci Engkau Yaa Allah Tuhan
kami, segala puji bagiMu, aku bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Engkau, aku
mohon ampun kepadaMu dan aku bertaubat kepadaMu”

Hadirin Rhk,

Dalam banyak hikayat diceritakan, siapa yang ingin terjaga dari godaan syetan maka
hendaknya ia melanggengkan dirinya dalam keadaan suci alias menyandang wudlu’. Telah
diriwayatkan, bahwa telah ada seorang ibu yang ketika ia berdiri untuk sholat, tiba-tba
dibelakangnya ada seorang laki yang mengatakan “Wahai wanita, suamimu telah meninggal,
lalu ia juga mengatakan “Rumahmu terbakar dan ayahmu meninggal”, maka sang ibu itu
diam tak menghiraukannya dan terus saja memulai sholatnya hingga selesai, tak lain
kemudian berita itu sampai kepada Rosulullah SAW hingga Beliau SAW langsung
menghampirinya lalu bertanya: “Wahai ibu, amalan apakah yang engkau lakukan, hingga
engkau bisa membedakan antara manusia dan syetan”, Ibu itu menjawab: “Sungguh aku tak
pernah batal wudlu’ kecuali aku selalu memperbaharui wudlu’ dan hal ini selama empat
puluh tahun”. Sayyidina Umar bin Khottob pernah berkata:

(Arab)

Sorang tabi’I yang bernama Mujahid pernah berkata :

(Arab)

“Siapa yang mampu untuk tidak tidur kecuali dalam keadaan suci, mengingat Allah dan
beristighfar, maka hendaknya ia melakukannya karena sesungguhnya ruh itu akan dicabut
dalam keadaan yang telah terbiasa berlaku atasnya”.

Hadirin Rhk,

Prof Leopoldwerner von ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology


berkebangsaan Austraia, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudlu. Ia
mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka yaitu sebelah dahi, tangan dan
kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia
menghubungkan hikmah wudlu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan
merekomendasikan agar wudlu’ bukan hanya dimiliki dan menjadi kebiasaan umat Islam,
tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dengan senantiasa membasuh air segar pada
pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti seseorang akan memelihara kesehatan dan
keselarasan syaraf-syarafnya. Pada akhirnya, Leopold memeluk agama Islam dan mengganti
nama menjadi Omar Rolf.

Ulama’ fiqih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai dari upaya untuk memelihara
kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam syariat wudlu, seperti tangan, daerah
muka, termasuk mulut dan kaki, memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda
asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus di basuh.

ulama tasawwuf juga telah menjelaskan hikmah wudlu dengan mengatakan, bahwa
daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Mungkin
kita telah lupa dengan apa saja yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita.
Banyak pancaindera tersimpul dibagian muka. Setiap hari, berapa orang yang telah
menjadi korban dari kalimat yang keluar dari mulut kita?, berapakali kita berbohong,
memaki, dan membicarakan aib orang lain?. Apa saja yang kita makan dan minum?. Apa saja
yang baru diintip mata ini?, apa saja yang didengar oleh telinga ini, dan apa saja yang baru
dicium hidung ini?, Kemana saja kaki ini gentayangan setiap ari?. Tegasnya, anggota badan
yang dibasuh dalam wudlu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

Organ-organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS Al Maidah


(5):6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadist riwayat
Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengeluarkan dosa-dosa yang pernah
dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan dan kakinya, sehingga yang
bersangkutan bersih dari dosa.

Kalangan ulama’ melarang mengeringkan air wudlu, karena dalam redaksi suatu
hadist dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari wudlu’ itu
(ma’aakhir qatrilmaa’).

Wudlu dalam Islam tidak disebut sebagai Bab al-nadhafah (pembersihan secara
fisik) tetapi disebut sebagai Bab al-thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum,
dan mandi junub. Rosulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabshahan wudlu’nya.

Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa
percaya dari sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya
kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh mushaf atau membaca Al-quran. Wudlu
sendiri akan memproteksi diri sendiri dari segala seusatu yang secara spiritual merusak citra
wudlu. Dosa dan kemaksiyatan berkontradiksi dengan wudlu.

Mudah-mudahan Allah SWT memberi taufiq hidayahNya pada kita semua untuk
senantiasa siap menghadap ke hadiratNya di dunia lebih-lebih di akhirat. Semoga Allah SWT
senantiasa menjaga semua perilaku kita dari hal-hal yang mendatangkan murkaNya, semoga
Allah mengampuni dosa dan kesalahan kita dan menghiasi diri kita dengan perilaku positif
dan mendatangkan ridloNya. Amien.

(Arab)

“Sesungguhnya Allah cinta kepada orang-orang yang suka bertaubat dan gemar mensucikan
diri”.
(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)

Urgensi Thumakninah dalam sholat berjamaan

(Arab)

Hadirin Sidang Jum’at Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT, agar dimudahkan semua urusan kita dan
terselesaikan segala permasalahan yang kita hadapi, dan agar kita dapat janji Allah SWT,
yakni akan datangnya rizki bagi orang-orang yang bertaqwa dari jalan yang tak disangka-
sangka dan siapa yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT, maka segala yang
menyangkut kehidupannya senantiasa ditanggung oleh Allah kapan dan dimanapun, oleh
karenanya marilah kita bersyukur atas segala sesuatu yang telah dikaruniakanNya kepada
kita, karena siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka sama aja ia bersyukur untuk
dirinya sendiri dan siapa yang kufur atau ingkar, maka sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat
Yang Maha Kaya dan Maha Terpuji.

Hadirin Rhk,

Terlihat dalam kehidupan muslim, ada satu hal yang kelihatannya sederhana, akan
tetapi apabila dipandang secara seksama maka justru hal itulah penentu karakter utama
keislaman seseorang dihadapan Allah SWT. arah langkahnya hidup seorang muslim, bahkan
amalan yang akan terdapat menjadi barometer keimanan dan keislaan seseorang di hadapan
Allah SWT. Hal yang kami maksudkan itu tidak lain adalah sholat. Sudahkah kita sadar
sepenuhnya akan sholat kita?, Disebutkan dalam Al Qur’an surat Thohaa, bahwasannya yang
amat dianjurkan adalah bersabar dalam melaksanakannya. Ketahuilah bahwa pengertian
bersabar dalam melaksanakan sholat adalah sudahkah menjaga kesempurnaan syarat rukun
sholat serta lalu sudahkah melengkapi, dan memantapkannya dengan tuma’niinah dan akan
lebih sempurna apabila sholat dilaksanakan secara berjamaah.

Hadirin Rhk,
Dan sudahkah kita dapat menjalankannya syarat rukun Islam, berkaitan dengan hal
tersebut, Rosulullah SAW bersabda:

(Arab)

“Siapa yang senang menghadap Allah kelak menyandang agama Islam, maka hendaknya ia
menjaga sholat-sholat (fardlu/sunnah), dimana ia telah diseur untuk menunaikannya. Karena
sesungguhnya Allah SWT telah mensyariatkan bagi nabi kalian sunnah-sunnah petunjkNya.
Andaikata kalian sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana pembangkang ini sholat maka
sungguh kalian telah meninggalkan sunnah nabi kalian dan jika kalian telah meninggalkan
sunnah nabi kalian maka pasti kalian telah tersesat maka sungguh aku telah melihat (al ihwal)
diri kami. Dan taka da yang menentang hal ini kecuali seorang munafik yang telah jelas ciri
kemunafikannya. Dan sungguh lelaki tersebut telah terhinggapi kemunafikan itu berada di
antara dua orang yang menunjukkan jalan, maka pastikan jalan kebenaran itu tida akan dia
dapatkan hingga ia berdiri dalam shof sholat.”

Hadirin Rhk,

Berdasarkan hadist Rosullah SAW, dapatkah diketahui bahwa di dalam sholat


berjamaah terdapat hal-hal yang melambangkan jelasnya petunjuk bagi ummat Islam yang
sekaligus pembeda ummat Islam dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Disebutkan bahwa
telah ada satu orang Yahudi amatlah tidak senang apabila ummat Islam senantiasa menjaga
tiga hal, Pertama adalah ucapan salam kepada sesama muslim yang kemudian dijawab oleh
saudara mereka dengan lebih sempurna, kedua apabila shof-shof mereka lurus dan rapat
dalam sholat berjamaah dan ketiga adalah ketika ummat Islam mengucapkan Amien setelah
sang Imam membaca surat al Fatihah dalam sholat.

Hadirin Rhk,

Pelaksanaan sholat berjamaah juga merupakan wahana pelatihan jiwa seorang


muslim agarlah senantiasa taat pada Allah SWT. Hal itu karena di dalam sholat berjamaah
ada seorang islam yang menuntun kita dalam melaksanakan sholat. Do’a rosulullah SAW
para Iman sholat dengan mengatakan:

(Arab)
“Yaa Allah Tuhan kami berilah petunjuk bagi para imam sholat dan ampunilah orang-orang
yang mengumandangkan adzan”.

Do’a Rosulullah SAW seakan merupakan syarat tentang adanya melakukan kepastian
petunjuk Allah SWT bagi mereka yang bersedia melakukan sholat berjamaah lebih dari itu
diriwayatkan pula bahwa jadikan sholat menjadi sebab terangkatnya derajat sholat masing-
masing makmum yang termasuk didalamnya.

Hadirin Rhk,

Amatlah perlu kita perhatikan bahwa dalam sholat berjamaah seorang imam
memiliki tanggung jawab yang besar, karena pada hakekatnya dialah yang menyampaikan
sholatnya makmum kepada Allah SWT, oleh sebab itu secara syar’ie, seorang imam sholat
haruslah merupakan orang yang terpilih di antara sekian banyak ummat. Dalam suatu hadist
yang diriwayatkan oleh Samuroh Bin Al Jundub dan Imron Al Ats disebutkan bahwa
Rosulullah SAW bersabda:

(Arab)

“Seorang Imam adalah yang dapat dipercaya, maka jika ia ruku’ maka ruku’lah kalian dan
jika bersujud maka bersujudlah kalian dan jika Imam menyempurnakan ruku’ dan sujudnya
maka ia mendapat pahala demikian juga para makmum tetapi jika ia menguranginya maka
sang Imam menanggung dosa tetapi makmum tidak menanggungnya”. Hadist tersebut
memenangkan tentang betapa besar tanggungan seorang Imam dalam sholat berjamaah.

Oleh karena itu Hadist tersebut jelas sang Imam harus memperhatikan semua
persyaratan, baik sebelum menjadi Imam sholat, ketika melakukan sholat dan setelah
melakukan sholat. Pertama, janganlah menjadi Imam sholat di lingkungan masyarakat yang
membencinya. Jika masyarakat berbeda pendapat tentang sang Imam, maka yang mutlak
diikuti adalah pendapat kebanyakan orang. Kedua, hendaknya ia senantiasa menjaga waktu-
waktu sholat. Ketiga, janganlah menjadi Imam demi suatu bayaran. Keempat, seorang Imam
wajib mengerti hak-hak makmum yaitu berhenti di tiga kesempatan tepatnya yakni setelah
takbirotul ihrom, berhenti setelah membaca suratul fatihah dan berhenti setelah membaca
sebagian surat dalam al qur’an atau sebelum ruku’. Kelima, sunnah memanjangkan bacaan
surat-surat dalam al qur’an ketika menjadi Imam sholat subuh.
Hadirin Rhk,

Di dalam kitab Anwarul Masalik, disebutkan hirarki atauurut-urutan beberapa orang


yang lebih diutamakan untuk dipilih menjadi Imam Sholat. Pertama, adalah orang yang
paling faham ilmu fiqih atau tata cara ibadah Islam, jika tidak ada maka urutan kedua, adalah
yang paling baik bacaan al qur’annya, jika tidak ada maka urutan ketiga, adalah orang yang
paling waro’ atau amat berhati-hati dalam segala hal, jika tidak ada maka urutan keempat,
adalah orang yang lebih dahulu hijroh (tapi ini dulu ketika jaman Rosul SAW), jika tidak ada
maka urutan kelima, adalah orang yang paling banyak melakukan sunnah-sunnah islam, jika
tidak ada maka urutan keenam, adalah orang yang berasal dari keturunan yang baik, jika tidak
ada maka urutan ketujuh, adalah yang paling baik perjalanan hidupnya jika tidak ada maka
urutan kedelapan, adalah orang yang paling disukai dan dikenal kebaikannya dalam
masyarakat, jika tidak ada maka urutan kesembilan, adalah orang paling bersih badan maupun
pakaiannya, jika tidak ada maka urutan kesepuluh, adalah yang paling merdu suaranya, jika
tidak ada maka urutan kesebelas, adalah yang paling bagus wajahnya.

Hadirin Rhk,

Jika kesemuanya itu ada maka diurutkan sebagaimana di atas dan jika semuanya
karakter tersebut telah dimiliki oleh semua jamaah yang hadir dan mereka setara dalam
segala hal dan mereka saling melempar tanggung jawab maka boleh diundi diantara mereka.

Hadirin Rhk,

Selain memahami persyaaratan dasar tersebut, hendaknya seorang imam memahami


makna Thuma’niinah, serta memandang bahwa thuma’niinah adalah hal terpenting dan
berpengaruh dalam menjaga kesempurnaan sholat berjamaah. Bahkan beberapa ulama’
menjadikan thuma’niinah menjadi salah satu rukun sholat dan sebagian mereka
memfatwakan bahwa sholat itu tidak sah jika hilang thuma’niinahnya. Telah dijelaskan dan
Haasyiyah Al Bajuri syarah Fathul Qoriib, bahwasannya Thuma’niinah adalah “Diam
sejenak setelah melakukan semua gerakan atau ucapan sebelum berpinda ke gerakan lain”.
Ketika ruku’ atau berpindah dari posisi berdiri kemudian ruku’, hendaknya seseorang
berhenti barang satu atau dua detik, hingga posisi kita benar-benar tenang dalam ruku’, lalu
membaca subhaanarobbiyal adhimi wabihamdih tiga kali kemudian diam sejenak hingga
kemudian beranjak menuju I’tidal.
Hadirin Rhk,

Hendaknya kita perhatikan dengan seksama hadist Rosululah SAW”

(Arab)

“Jika didirikan sholat, maka bertakbirlah!, kemudian bacalah olehmu sebagian ayat yang
mudah dari al qur’an!, kemudian ruku’lah hingga benar-benar tenang dan mantap dalam
ruku’ lalu bangunlah hingga benar-benar mantap seimbang dalam berdiri lalu sujudlah hingga
benar-benar tenang dan mantab bersujud lalu bangunlah hingga benar-benar tenang dan
mantab dalam duduk lalu sujudlah hingga thuma’niinah dalam keadaan sujud lalu lakukanlah
kesemua itu dalam sholatmu seluruhnya”.

Hadirin Rhk,

Oleh karenanya, dalam sholat berjama’ah, hendaknya sang imam tidak terburu-buru
membaca do’a ruku’ dan sujud, sebelum dia tenang dan mantap dalam keduanya, dan
janganlah sang imam terburu-buru berpindah pada ruku’ lain, Ketahuilah!, bahwa siapa yang
dengan sengaja mendahului atau menyertakan gerakannya dengan gerakan imam dan ia tahu
akan haromnya hal tersebut maka batallah sholatnya dan di hari kiamat nanti ia dibangkitkan
dengan kepala menyerupai anjing, kuda ataupun serigala, naudzubillah.

Hadirin Rhk,

Terdapat hadist yang mengatakan, bahwa yang pertama kali hilang dalam agama ini
adalah khusyu’ dalam sholat, dan yang pertama kali hilang dari ilmu agama yaitu ilmu faroidl
atau pembagian warisan, karenanya agar ruh sholat kita tidak hilang begitu saja, maka setelah
menyempurnakan tindakan syarat rukunnya, hendaknya kekhusyu’an sholat menjadi
perhatian ulama. Menurut Al Ghozali yang termasuk dalam rangkaian khusyu’nya sholat
adalah tafahhumul makna (usaha memahami makna setiap rukun yang berupa ucapan) dan
yang kedua adalah hadirnya hati atau ejauh mana seseorang mampu melanggengkan
mengingat Allah selama sholat berlangsung.

Hadirin Rhk,

Dalam kesimpulan suatu hadist yang dinatakan, bahwa jika seseorang sholat dengan
menyempurnakan syarat rukunnya maka ia didampingi dua malaikat yang siap
menyampaikan sholatnya kepada Allah SWT, dan apabila ia sholat asal-asalan maka kedua
malaikat itu menyerupakan sholatnya dengan cambuk dan mencampakkan sholatnya itu
kepada diri orang yang sholat tersebut.

Tentunya telah menjadi harapan kita, yaitu sholat kita senantiasa sempurna syarat
rukunnya serta khusyu’ dan sudah pasti bahwa setiap muslim wajiblah berusaha menuju
tercapainya hal tersebut. akan tetapi, apabila kita belum mampu mencapainya maka
Rosulullah SAW telah memberikan solusinya yakni dengan berodo’a:

(Arab)

“Wahai Allah Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat aniaya pada diriku sendiri dengan
aniaya yang banyak, maka ampunilah aku dengan ampunan langsung dari sisiMu dan kasih
sayangilah diriku sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Pengasih Maha Penyayang”

Do’a tersebut telah diwasiatkan kepada Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq ra. dan
kepada Sayyidina Ali bin ABi Tholid ra. Kwj. Jika kit abaca do’a tersebut dalam suju terakhir
dalam semua shoat kita, maka semoga segala yang belum sempurna dalam sholat Insya’allah
akan dimaklumi dan dimaafkan. Tetapi lebih dari itu, Al Ghozali juga telah menekankan,
agar hendaknya setelah salam, kita menempatkan hati kita dalam posisi harap-harap cemas
dalam artian agar kita tidak merasa bahwa sholat hendaknya kita tetap waspada akan segala
hal, karena kita tidak tau ruku’ dan sujud siapakah yang akan diterima oleh Allah SWT.

Hadirin Rhk,

Lebih dari itu hadirin!, yang perlu kita waspadai juga adalah janganlah kita termasuk
orang-orang yang mendustakan agama Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam surat al
Maa’uun. Ingatlah kita tentang kisah seorang muslim yang menolak seorang janda muslimah
dengan keadaan miskin dan tujuh orang anak yang ditinggalkan suaminya?. Ketika wanita itu
mengetuk pintu dan hati sang muslim untuk memberinya sedekah ia menolaknya dengan
mengatakan wahai wanita berikan dulu aku alas an yang benar bahwa kau adalah benar-benar
muslimah yang taat. Kontan sang ibu itu menangis dan bahkan laki-laki itu mengusirnya dan
mengarahkannya pada seorang majusi tetangganya untuk meminta bantuan. Anehnya sang
majusi justru menyambutnya dengan hangat dan memberinya separuh hartanya bagi ibu itu
kemudian malam harinya lelaki muslim dan tetangganya yang Majusi itu bermimpi berjumpa
dengan Rosulullah SAW. yang dalam mimpi mereka Beliau SAW membawakan istana yang
megah tetapi sang muslim berkata pada mimpi itu, “Wahai Rosulullah apakah istana itu
untukku?”, jawab Rosul SAW berikan dulu kepadaku alasan yang jelas mengapa kamu
berhak atas istana ini!, lelaki itu menjawab: Aku seseorang muslim dan tidak menyembah
kecuali kepada Allah semata, Kata Rosul SAW; “Bukan itu yang kuinginkan, tetapi sadarkah
engkau tentang apa yang kau lakukan pada sang wanita itu sore tadi?, Sang muslim itupun
menangis sejadi-jadinya, dan keesokan harinya ia langsung menghampiri Sang Majusi dan
meminta menunjukkan kemana wanita itu pergi bahkan ia menjanjikan 1000 dinar baginya.
Naasnya, wanita itu tak diketemukan dan Sang Majusi menceritakan bahwa tadi malam ia
mimpi bertemu Rosulullah SAW dan Rosulullah menghadiahkan istana itu baginya dan
keluarganya. Malam itu pun mereka tidak tidur hingga mereka mengucap dua kalimah
syahadat. Betapa menyesalnya Sang lelaki muslim itu!

Inilah hadirin!, hendaknya kita mampu mendalami inti sholat yang sebenarnya, yang
bukan haya ritual vertical semata, tetapi justru di dalam sholat telah terkandung aspek sosial
yang amat dalam. Ketahuilah bahwa seharusnya semakin dekat kedudukan seseorang kepada
Allah SWT, maka saat itu juga ia haruslah sangat berhati-hati memperlakukan semua
makhluk Allah di bumi ini.

Hadirin Rhk,

Mudah-mudahan renungan ini bermanfaat bagi diri dan keluarga kita, dan kita
senantiasa diberikan kemampuan untuk berusaha menyempurnakan pelaksanaan syarat serta
khusyu’an dalam sholat.

Mudah-mudahan sholat kita makin mantap dan makin baik dan mudah-mudahan kita
juga terefleksi dalam segala perihal kehidupan.

Mudah-mudahan kekuatan islam makin kokoh dengan kesatuan jamaah, dan semoga
dengan keterikatan hati dan emosional terhadap saudara-saudara kita sesame muslim dinul
islam wal muslimin benar-benar diperhitungkan dalam dunia peradaban masa kini dan pada
masa-masa yang akan dating, Amien Yaa robbal Aalamin.

(Arab)

54. Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang benar janjinya, dan Dia adalah seorang
Rosul dan Nabi. Dan konon ia telah memerintahkan keluarganya untuk mendirikan sholat dan
menunaikan zakat dan dia benar-benar mendapat ridho d sisi Tuhannya.

(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)
Kesetaraan Illat antara rokok dan homer

(Arab)

Hadirin Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT, dan janganlah bersaksi atas nama Allah kecuali
demi kebenaran dan keselamatan agar kita semua terjaga dari murka Allah, semoga
kesejahteraan senantiasa meliputi hidup seluruh umat manusia. Bersyukurlah atas nikmat-
nikmatNya agar umur, ilmu dan rezeki diri, Marilah kita arahkan akal dan hati nurani menuju
hidayah Allah, demi teguhnya nilai-nilai syariat islam, sehingga bumi ini tidak terwarisi oleh
orang-orang yang sengaja menantang hokum-hukum Allah.

Hadirin Rhk,

Ada lima hal tujuan utama diturunkannya syariat islam ke bumi ini. Pertama adalah
untuk menjaga akal manusia, Kedua adalah untuk menjaga agama, ketiga adalah untuk
menjaga harta, keempat adalah untuk menjaga jiwa, dan kelima adalah untuk menjaga
keturunan atau generasi.

Hadirin Rhk,

Erat kaitannya dengan tujuan enjaga akal dan jiwa manusia, wajiblah atas setiap
muslim untuk menjaga diri dan keluarganya dari segala mara bahaya yang mengancap\m fisik
maupun mental. Bahaya yang mengancam mental seorang muslim dating dari pengaruh
penyalahgunaan perkembangan tehnologi yang disalahgunakan.

Sedangkan ancaman bahaya fisik yang mengancam ummat islam merambahnya


kebiasaan mengkonsumsi bahan-bahan yang merugikan kesehatan, baik jangka pendek,
menengah, ataupun jangan panjang. Bahan-bahan berbahaya yang kami maksud diantaranya
adalah zat-zat adiktif pada produk-produk makan olahan, minuman keras, narkoba dan
sejenisnya, dan kebiasaan menghisap rokok dikalangan mayoritas masyarakat.

Hadirin Rhk,

Telah demikian luas polemik tentang hokum menghisap rokok. Sebagai umat Islam
kita haruslah lebih inten memikirkan hal tersebut demi terselamatkanny generasi masyarakat
muslim yang telah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya. Seharusnya kita
memohon kepada Allah SWT agar masalah tersebut dapat kita fahami dengan juga seksama,
sehingga kita dapat menentukan sikap atas polemic yang tak kunjung usai ini. Semoga hari
ini kita dapat menyingkap tabir kontroversi tentanghukum menghisap rokok dalam perspektif
hokum Islam secara berimbang dan obyektif.

Hadirin Rhk,

Kita semua telah mengetahui ada sebagian ummat Islam telah memutuskan
haromnya menghisap rokok, tetapi sebagian hanya memakruhkan saja dengan alas an
tertentu. Dengan kata lain, ada yang nyata-nyata melarang dan disisi lain ada yang
memandang bahwa menghisap hanyalah salah satu perbuatan yang tidak disukai\. Mereka
yang memakruhkan saja beralasan tidak ada dalil yang detail, bersifat qothiy atau final
judgement, baik dalam al qur’an atau hadist yang menyatakan tentang haromnya rokok.
Sedangkan mereka yang memutuskan tentang haromnya rokok menarik kesimpulan makna
tersirat ayat ke 195 dari Al Qur’an surat Al Baqoroh;

(Arab)

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Hadirin Rhk,

Setiap ayat al qur’an yang turun pastilah ada peristiwa yang melatar belakanginya
baik itu kejadian ataupun pertanyaan dari para sahabat Rosulullah SAW. Salah satu
contohnya adalah para sahabat tentang hokum mengkonsumsi khomer.

Hadirin Rhk,

Sahabat Rosulullah SAW yang apabila bertanya atau mengatakan sesuatu maka
turunlah ayat al qur’an berkaitan langsung dengan hal yang ia katakan bahkan tidak jarang
kalimat pertanyaan, atau ucapannya diabadikan dalam Al Qur’an. Beliau adalah Sayyidina
Umar Ibnul Khottoob ra. turunlah ayat:

(Arab)
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya”, dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: “yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya
kepadamu supaya kamu berfikir,

[136] Segala minuman yang memabukkan.

Hadirin Rhk,

khomer dan judi telah menjadi tradisi yang amat melekat dengan masyarakat arab,
oleh karenanya pengharomannya haruslah bertahap, setelah tahap demi tahap berjalan, hingga
didapat menjadi imam sholat dalam keadaan mabuk minuman keras. Yang tanpa sadar ia
menghilangkan kalimat Laa pada ayat kedua dari surat al kaafirun yang tentunya hal tersebut
sangatlah bertentangan dengan kandungan maknanya. Mendengar hal itu, Sayyidina Umar ra.
berdo’a langsung di hadapan Rosul SAW agar Allah SWT menjelaskan hokum tentang
khomer \atau minuman keras yang sedianya telah menjadi kebiasaan masyarakat arab kala
itu, beliau panjatkan do’a:

(Arab)

“Yaa Allah Tuhan kami terangkanlah bagi kami dalam hal khomer dengan sejelas-jelasnya”,
lalu Rosulullah SAW mengAmini do’a tersebut.

Atas do’a beliau itu, Allah SWT menurunkan ayat al Qur’an surat al Maidah ayat :

(Arab)

90. Ha orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (minuman) khamar, berudi, (berkorban


untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

[434] Al Azlaam artinya : anak panah yang belum pakai bulu, orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah ang belu pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan
melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah
yang belum pakai bulu, setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan
lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan
disimpan dalam Ka’bah, bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta
supaya juru kunci ka’bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah
mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah
yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian
diulang sekali lagi.

Hadirin Rhk,

Tak dapat dipungkiri bahwa tentunya semua orang telah sepakat akan bahaya
khomer yang dapat merusak akal sehat manusia dan juga pemborosan pada harta yang
dibelanjakan untuk itu. Akan tetapi mengapa dalam surat al baqoroh ayat 195 itu juga
disebutkan tentang adanya beberapa manfaat?’, tetapi bahaya keduanya lebih besar dari
manfaatnya, lalu manfaat apakah yang dimaksud?

Hadirin Rhk,

Dalam suatu rangkuman tafsir hokum dalam alqura’an telah disebutkan bahwa disatu
sisi kaum arab pada jaman jahiliyyah telah mengambil manfaat khomer secara material
adalah dimana dahulu orang membeli khomer di Syam dengan harga murah kemudian dijual
dengan harga berlipat di Madinah, disisi lain, sering kita lihat bahwa ketika ada seorang
minum khomer didatangi orang lain yang bergabung dengannya lalu orang tersebut ia
ditawari khomer dan si A menerima tawaran itu kemudian mereka bersama-samanya
menenggak minumannya maka seketika itu juga orang tersebut dianggap teman bahkan
saudara, dan mereka mengklaim bahwa mereka adalah satu kelompok atau bahkan orang
yang sedang bermusuhan pun bisa menjadi tean baik ketika duduk bersama tatkala mereka
minum minuman keras. Inilah manfaat sekilas dalam khomer dan judi.

Hadirin Rhk,

Namun demikian, bukanlah Allah SWT telah menjelaskan dalam surat al maidah
bahwa diujung perkumpulan judi dan minuman keras tersebut, syetan atau iblis telah
menggali jurang permusuhan yang lebih besar yang siap melalap orang-orang yang terlibat
dalam perkumpulan itu hingga tibda hari kiamat. Lebih dari itu, perkumpulan judi dan
khomer itu menghalangi mereka untuk berdzikir dan menegakkan sholat. Lalu apakah mereka
termasuk orang-orang yang mau berhenti dari keuanya?!
Hadirin Rhk,

Demikian, maka jelaslah perihal khomer dan judi, tetapi marilah sejenak kita
renungkan, apakah ada korelasi antara kebiasaan menghisap rokok dengan kedua hal di atas?!

Hadirin Rhk,

Setelah kita perhatikan dengan seksama dapat kita tarik benang merah bahwasannya
perihal kebiasaan menghisap rokok hampi-hampir sama dengan kebiasaan mengkonsumsi
khomer dan sejenisnya. Apabila kita perhatikan, dalam etika pergaulan masyarakat, secara
tidak langsung seorang perokok telah menjadi item yang cukup mengganggu orang yang
bukan perokok. Tidak jarang seorang perokok menwarkan rokoknya kepada orang lain dan
mereka akan sangat bangga jika tawarannya diterima bahkan mereka menganggapnya
saudara atau teman baik, karena ternyata orang yang mereka tawari adalah sama-sama
perokok. Tetapi tanpa mereka sadari bahwa akibat iseng yang mereka lakukan menjadi sebab
hancurnya jutaan generasi yang akan dating baik yang mengancam keselamatan mereka,
ataupun lainnya. Hal tersebut dapat kita dengar betapa banyak jumlah wanita dan anak-anak
di bawah umur yang menjadi perokok bahkan sejak usia dini.

Hadirin Rhk,

Bahaya mengkonsumsi khomer telah jelas dapat merusak akal, pemborosan serta
tentunya sangat mengganggu kesehatan peminumnya. Sedangkan asap rokok, dari sisi
kesehatan juga sangat tidak ramah lingkungan, dan dari sisi ekonomi, mestinya dapat disadari
bahwa sang perokok dan peminum khomer sebenarnya telah dipaksa menyiapkan budget atau
anggaran khusus untuk kemudian dibakar dan dihisapnya, dan tahukan kita, anggaran untuk
lima pak rokok sudah setara dengan harga sebotol minuman keras bermerek yang telah
banyak tersebar di masyarakat.

Hadirin Rhk,

Di dalam ranah usul fiqih dikenal suatu kaidah:

(Arab)

”Tidak ada bahaya dan saling membahayakan”

Dan juga terdapat kaidah:


(Arab)

“Segala bentuk marabahaya sedapat mungkin haruslah dihilangkan”

Hadirin Rhk,

Jika memang ada manfaat dalam judi dank homer atau rokok maka menurut Syekh
Muhammad Ali Ash Shobuni, keuntungan itu amatlah temporer dan hanya kamuflase.
Memang dalam perkumpulan judi dank homer ada kekompakan sesaat tetapi di akhir
perkumpulan itu justru muncul permusuhan yang lebih besar, yang menjadi penghalang bagi
seseorang berdzikir dan menegakkan sholat hingga akhir zaman. Adapun rokok, dalam suatu
sebagaimana telah dibahas dalam suatu perdebatan panjang bahwa hingga saat ini masih ada
6,4 juta petani tembakau da nada seitar 13 juta orang buruh perusahaan rokok, dan kataya
pemerintah RI bisa meraup triliunan rupiah dari cukai rokok. Percayalah Hadirin…. jika hal
itu saja yang menjadi pertimbangan utama, maka apalah artinya keuntungan segelintir orang
ika harus dibayar dengan resiko kemudlorotan yang jauh lebih besar dari pada itu, klarenanya
jika kita mau jujur, sebernaynya ujung tombak keuntungan mereka adalah para konsumen
rokok yang secara langsung atau tidak, mereka justru merasakan kerugian berlipat. Dari sisi
finansial dan juga kesehatan.

Hadirin Rhk,

Para ulama’ menyimpulkannya dalam ranah usul fiqh:

(Arab)

“Menghindarkan bermacam-macam kerusakan haruslah dikedepankan daripada mencari


kemaslahatan”

Hadirin Rhk,

Dengan demikian telah jelas bahwa ada kesamaan illat atau sebab yang
menyetarakan kedudukan antara hokum mengkonsumsi khomer bahkan narkoba dan
sejenisnya dengan hokum menghisap rokok. Marilah hal ini kita jadikan perenungan bagi kita
semua, sehingga kita sekalian dapat lebih bijaksana menyikapi kebiasaan menghisap rokok
dan hokum apakah yang sesuai diberlakukan untuk itu.

Hadirin Rhk,
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menunjukkan kebenaran atas segala sesuatu
dan memberi kekuaran pada kita untuk mengikutinya dan semoga Allah juga menunjukkan
kebathilan dan memberikan kesempatan dan kemampuan pada kita untuk sedini mungkin
menjauhinya, tentunya agar hidup kita makin berarti sehingga segala amal kita makin tinggi
kualitasnya di hadapan Allah SWT. Amien.

(Arab)

195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.

(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)
Panggilan Haji

(Arab)

Hadirin Sidang Jum’at Rhk,

Ibadah Hajji telah ditentukan waktunya sebagaimana firman Allah SWT.

(Arab)

Karenanya hendaknya seseorang menjalankan Hajji dalam bulan bulan tersebut


yakni Syawal, Dzulqo’dah dalam 10 hari bulan Dzulhijjah.

Sehingga para jama’ah calon hajji yang mendahuluan umroh dalam melepas
ihromnya maka ia wajib membayar denda menyembelih seekor kambing. Lalu menunggu
sampai wukuf di arofah dan Hajjinya disebut sebagai Hajji Tanaathun karena mendahulukan
umroh dulu daripada hajji.

Namun jika mereka datang dalam keadaan telah berniat ihrom dari miqot langsung
menuju arofah untuk wukuf maka tidak terkena dalam, maka hajjinya disebut hajji ifraq,
demikian.

Sedangkan umroh yang dilakukan di luar bulan hajji seperti di bulan Maulid sampai
Ramadhan, maka tidak terkena dalam karena pada dasarnya niat ihrom untuk umroh tidak ada
batasan waktu.

Hadirin Rhk,

Bagi orang yang telah mampu membayar ongkos porsi hajji maka hendaknya ia
segera menabung sekaligus mendaftarkan diri sebagai calon hajji dan bila ia harus menunggu
sebab mekanisme, syarat ini maka hendaknya ia menunggu namun bila dalam waktu tunggu
itu datang ketentuan Allah SWT. ia meninggal dunia ia maka semoga ia telah termasuk orang
yang telah menunaikan panggilan hajji itu.

Hadirin Rhk,

Bila kita perhatikan fenomena sekarang, banyak yang memilih umroh karena
mekanisme withlisenya cukup lama. maka hendaknya tetap diutamakan daftar hajji dulu.
Tetapi jika ada pertimbangan lain. yang cukup urgen, seperti usia dan kesehatan, maka yang
harus diperhatikan pertama adalah niat dan hendaknya berumroh di tanah suci makkah
minimal diulang 3 kali karena Rosulullah SAW bersabda :

(Arab)

Hadirin Rhk,

Bagi mereka yang telah sampai ke tanah suci makkah hendaknya tetap
memperhatikan sunnah yang dianjurkan seperti mencium hajar aswad, berdo’a di umul
tazam, sholat di … dan sunnah-sunnah lainnya oleh karenanya tidaklah benar orang yang
mengatur juga berdasarkan merebut mencium mencium hajjar aswad/umultaza ijinkan mati”.
yang benar katakan saja itu sunnah adapun ia telah berusaha tapi tidak dapat. Janan
memaksanakn diri namun juga jangan berputus asa. Karena hari kiamat nanti.

Bertaqwalah kepada Allah SWT, agar kita mampu membedakan antara ebenaran dan
kebathilan. Dan agar kita mendapat jaminan surge yang telah dijanjikanNya. Bersyukrlah atas
segala nikmat Allah, agar Allah SWT senantiasa menambahkan keberkahan rizki serta nikmat
yang telah kita raih di dunia ini sebagai tangga menuju hidup damai sejahtera di akhirat nanti.

Hadirin Rhk,

Pada hakikatnya, kehidupan seorang mukmin di alam dunia ini merupakan


perwujudan serta pemenuhan empat panggilan utama, yang kesemuanya wajib dipenuhi
sebagai hamba Allah SWT. Dalam memenuhi keempat panggilan tersebut tentunya
mengharuskan adanya persiapan-persiapan. Jika kita klasifikasi, maka keempat panggilan
tersebut adalah pertama, panggilan hidup yang setiap manusia telah memenuhiya tetapi
apabila kita renungkan maka sesungguhnya persiapan memenuhi panggilan hidup bukanlah
murni ikhtiar kita sendiri, akan tetapi secara lahiriyah adalah kedua orang tua kita dan secara
bathinniyah adalah kehendak Allah SWT. Singkatnya, kita hidup di dunia ini bukanlah atas
kemauan kita sendiri.

Hadirin Rhk,

Adapun panggilan yang kedua adalah panggilan sholat, tentunya dalam memenuhi
panggilan sholat juga memerlukan persiapan-persiapan diantaranya seseorang haruslah
mengambil air wudhu kemudian berwudhu sesuai syariat Islam. Lalu dalam melaksanakan
sholat ia tetap dituntuk agar senantiasa memperhatikan kesempurnaan syarat rukunnya secara
lengkap. Bahkan seseorang harus lebih mempersiapkan bathin yang bersih, agar komunikasi
bathiniyah antara dirinya dan Allah SWT berlangsung baik dan lancer. Karena demikian
beratnya melaksanakan sholat ini, maka Allah SWT telah memperingatkan bahwa sholat itu
amatlah berat kecuali bagi mereka yang khusyu’ dalam melaksanakannya.

Firmah Allah SWT:

(Arab)

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,

46. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa
mereka akan kembali kepada-Nya.

Hadirin Rhk,

Adapun panggilan yang ketiga adalah panggilan hajji ke baitullaahil haram, Hadirin
yang berbahaia!... Sebenarnya perjalanan hajji telah dilakukan pertama kali oleh Nabi Adam
as, yakni dengan berjalan kaki selama empat puluh tahun dari India hingga Beliau as. sampai
di Makkah Al Mukaroomah, dan sesampainya disana Beliau as. disambut oleh para malaikat
dengan ucapan (Arab) sungguh Hajjimu telah diterima wahai Adam,

Hadirin Rhk,

Dalam memenuhi panggilan yang ketiga ini, seseorang haruslah mempersiapkan


harta cukup untuk diri dan keluarga yang ia tinggalkannya. Selain itu, juga fisik yang sehat
dan kuat, dan lebih-lebih niatan yang bersih hanyalah mengharap ridlo Allah SWT dalam
melaksanakannya. Allah SWT telah berfirman:

(Arab)

97. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang
sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Tujujuan didahulukannya kalimat Lillah dalam ayat tersebut adalah agar dalam
melaksanakan Hajji seseorang tidaklah bermaksud apapun selain hanya ingin mendapatkan
Ridho Allah SWT. Namun kenyataannya, betapa banyak orang pergi ke Mekkah dan
Madinah hanya sebatas menuruti keinginan sehingga ia tidak menunai sedikitpun dari
mabrurnya hajji. Namun demikian, secara eksplisit pernah kita temukan riwayat yang
menceritakan, akan tetapi betapa banyak kita mendengar riwayat ketulusan orang-orang
pilihan yang secara lahir ia gagal berangkat hajji tetapi justru banyak orang yang
menyaksikan bahwa orang-orang pilihan tersebut telah melaksanakan hajji pada zamannya.
Di antara mereka adalah Imam Hasan Al Bashri juga beberapa hamba Allah yang lain.

Hadirin Rhk,

Hajji mabrur yang hanya akan diperoleh atas kehendak Allah SWT. akan tetapi
sesuai dengan hadist Rosulullah SAW, mabrurnya hajji dapatlah kita dikeauhi dengan adanya
dua indikasi utama yakni pertama adanya tutur kata sang hajji yang lemah lembut dan penuh
bermakna dan yang kedua adalah kualitas akhlaq Sang Hajji benar-benar meningkat bukan
hanya kepada Allah semata tetapi juga kepada orang-orang di sekitarnya. Singkatnya makin
dekat kedudukan seorang hamba dengan Allah SWT, maka ia akan semakin berhati-hati
dalam memperlakukan makhluq-makhluq Allah di bumi ini.

Hadirin Rhk,

Oleh karenanya betapa merugi seorang hajji yang hanya mengandalkan amal yang
telah ia lakukan, lalu ia berbangga dengan gelar hajji yang ia sandang, bahkan ia sama sekali
tidak berpasrah diri kepada Allah SWT dan tidak mendasari hidupnya dengan motivasi
mendapatkan ampunan Allah?

Bukankah dalam ibadah hajji terdapat ritual mengenakan pakaian ihrom symbol
kesamaan derajat semua makhluq di hadapan Allah SWT kelak di kiyamat, sedangkan dari
miqot dan menjauhkan diri dari larangan ihrom keduanya bermakna bahwa setelah orang
tersebut dipanggil menghadap Allah SWT maka sebenarnya ia haruslah memutuskan
keterikatan dirinya dengan dunia yang fana ini.

Hadirin Rhk,

Di dalam rangkaian Ibadah Hajji terdapat rukun yang dinamai thowaf, yakni
mengelilingi ka’bah tuju putaran dengan yakin karena Allah semata. Ibadah thowaf
menunjukkan kesatuan tujuan, dimana semua ummat manusia akan kembali pada satu Dzat
Yang Maha Mulia dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan di dalam rangkaian Thowaf itu
terdapat sunna-sunnah yang telah terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Hadirin Rhk,

Salah satu sunnah utama yang dianjurkan setelah thowaf adalah mencium hajar
aswad yang menempel di salah satu Baitullah. Hadirin…. kai telah mendengar bahwa
sebagian orang telah menganggap mencium hajar aswad adalah harom karena mengandung
kemusyrikan bahkan sebagian mereka mencemooh orang-orang yang menciumnya. Hadirin,
….agar tidak salah persepsi kita tentang hal tersebut, marilah kita renungkan, bahwa
sebenarnya dahulu pernah terjadi dialog antara Umar ra. dengan Ali Kwj. yaitu ketika Umar
ra. berkata “Wahai Batu, aku tahu engkau hanyalah sebuah batu, engkau tak bermanfaat juga
tak memberi bahaya, andakan aku tak melihat Rosulullah SAW menciummu maka aku tak
akan menciummu sampai kapanpun”. Seketika itu juga sahabat Ali Kwj. menegur dengan
mengatakan: “Wahai Umar, bahkan batu it bermanfaat, aku telah mendengar Rosulullah
SAW bersabda bahwa dahulu ketika Allah SWT menciptakan manusia, Allah SWT
memerintah pena yang telah diciptakanNya agar menulis diatas selembar kertas tentang
segala yang berhubungan dengan manusia itu selama ia hidup di dunia, lalu kertas itu
dilemparkan dan hajar aswad ini telah melalapnya”… Sejak itulah, ekmudian Umar ra.
tersadarkan diri bahwa betapa besar makna mencium hajar aswad hingga Rosulullah SAW
bersabda bahwa kelak di hari kiamat Allah SWT memerintahkan hajar aswad agar masuk
sorga tetapi hajar aswad itu menolak dengan mengatakan “aku tidak akan masuk sorga
kecuali orang-orang yang dahulu pernah menciumku masuk sorga lebih dahulu”. Inilah
sebabnya mengapa pada putaran tertentu saat thowaf di Baitullah kita dianjurkan berdo’a:

(Arab)

“Ya Allah kupeuhi panggilanmu ini, adalah sebagai bukti keimananku kepadaMu
dan menepati atas catatanMu dan menepati atas janjiMu serta Pengikutan atas Sunnah
NabiMu (Muhammad SAW)”

Hadirin Rhk,

Ketahuilah bahwa Ibadah hajji adalah panggilan yang ke tiga yang merupakan poin
terdekat dengan panggilan ke empat yakni menghadapkan diri ita suka ataupun tidak,
diyakini ataupun tidakm siapapun diam kapan dan dimanapun kita, ajal itu pasti akan terjadi,
yang tidak lain panggilan tersebut adalah panggilan kematian…….

Hadirin Rhk,

Jika persiapan melaksanakan ibadah hajji itu tergolong berat karena memerlukan
finansial yang tidak sedikit, namun ternyata ada yang lebih berat dari itu semua. Persiapan
menghadapi kematian sesungguhnya justru lebih berat dari segalanya, oleh karenanya
haruslah dipersiapkan sejak kita hidup di dunia ini, karena hakikatnya hal yang paling penting
dalam perjalanan hidup manusia adalah kehidupan akhirat. Adapun kematian adalah pintu
yangterdekat dengan alam akhirat itu sendiri. Allah SWT berfirman:

(Arab)

35. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah
kamu dikembalikan.

Hadirin Rhk,

Walau demikian beratnya tuntutan atas orang yang sedang menunaikan ibadah hajji,
hendaknya ia tetap memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT Maha Pengampun atas
dosa-dosa hambaNya. Rosulullah SAW bersabda:

(Arab)

“Termasuk dosa besar apabila seseorang hamba telah wukuf di arofah ia mengira dosanya
tidak terampuni”. Tetapi adalah kerugian yang besar jika ada seseorang yang telah
ditakdirkan wukuf di arofah tetapi dosanya tidak terampuni dan Hajjinya mardud atau ditolak
oleh Allah SWT, Naudzubillah…

Hadirin Rhk,

Apabila seseorang telah terampuni dosanya maka tidak ada hijab yang menghalangi
antara do’a tersebut dengan Allah SWT sehingga do’a-do’a yang ia panjatkan senantiasa
diijabahi oleh Allah. Di dalam Ihya’ Ulumiddin diterangkan bahwa do’a orang yang telah
melakukan Ibadah hajji masih diijabahi oleh Allah hingga masuk tanggal 21 bulan Maulid
pada tahun tersebut. Karenanya bagi Jamaah Hajji yang telah melaksanakan Ibadah
tersebut..kami berharap semoga Allah menerima ibadah anda. Mudah-mudahan anda
mendapatkan semua janji Allah SWT. Amien

Khotbah II

(Arab)
Berkurban Demi Allah SWT

(Arab)

Hadirin Sidang Jum’at Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah, dan bersedekahlah dengan niat yang tulus dan murni
demi menggapai kedekatan dan ridloNya. Yakinlah akan segala bentuk pahala di sisi Allah
agar Allah membukakan pada kita segala kemudahan menuju hidup bergelimang kebahagian
dunia dan akhirat. Waspadailah segala ancaman dan hukuman Allah SWT agar kita
senantiasa berada di atas petunjukNya.

Hadirin Rhk,

Diantara sekian banyak ritual-ritual yang kita jumpai sepanjang sejarah manusia
beragama adalah tradisi berkurban. Dalam hal ini, secara spesifik merupakan persembahan
yang telah dihaturkan oleh Nabi Ibrahim as. atas diperolehnya dua kemenangan besar,
pertama dalam melawan kemusyrikan dan kedua adalah kemenangan atas musuh manusia
sepanjang jaman yakni iblis la’natullah alaihi. Adapun secara global, adalah upaya
persembahan manusia sebagai bentuk kesetiaan kepada Allah SWT, ucapan terima kasih atas
karunia dan NikmatNya demi berharap kedekatan dan menggapai ridloNya serta harapan
besar agar nikmat-nikmat tersebut langgeng membimbing pada tetapnya petunjuk menuju
keselamatan di hadirat Allah SWT.

Hadirin Rhk,

Dahulu orang-orang kafir makkah pernah mengatakan kepada Nabi Muhammad


SAW, bahwa sesungguhnya Allah telah menyumpah kami agar tidak beriman pada seorang
utusan pun hingga ia dapat mendatangkan seorang manusia yang dikurbankan untuk dilalap
oleh api… Hadirin Rhk,…..inilah paradigm jahiliyah yang keji dan sungguh tidak
berperikemanusiaan. Bahkan mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah
SWT dengan mengatakan jika aku telah datang dari perjalananku ini, maka seluruh unta
betinaku hanyalah akan kupersembahkan bagi berhala-berhala itu, dan takkan kubiarkan
seorangpun memakan dagingnya. Hadirin Rhk…. Konon pada zaman kholifah Umar ra. di
kairo Mesir telah dikenal tradisi menyesatkan, yakni apabila debit air sungai niil bergejolak
mengancam keselamatan warga kairo maka hal itu berarti haruslah ada seorang perawan
cantik yang dilemparkan ke sungai tersebut demi dewa-dewa yang mereka sembah agar
sungai niil kembali normal aliran airnya.

Hadirin Rhk,

Demikian banyak ragam tradisi berkurban yang kita kenal dalam sejarah hidup
manusia, tetapi yang sungguh sangatlah beruntung adalah ummat Islam, yang hanya
mengenal Allah SWT sebagai Dzat yang berhak dan wajib diesakan dan diagungkan hingga
kapanpun. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hajji.

(Arab)

34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka,
Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya
dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

Hadirin Rhk,

Rosulullah SAW bersabda yang artinya: “tidak ada yang lebih di cintai oleh Allah
dari orang yang telah berwuquf dan thawaf kecuali menyembelih hewan qurban”

Bagi mereka yang berada di Makkah hendaknya janganlah lebih dahulu bertahallul
atau mencukur rambutnya atau memotong kukunya pada tanggal 10 bulan dzulhijjah sebelum
ia menyembelihnya, waktunya adalah jika matahari sudah terbit sepenggala hingga keluarya
hari tasyriq yaitu 3 hari setelah hari raya Idul Adha. Binatang ternak yang disembelih
hanyalah berupa unta berumur 5 tahun dan masuk tahun ke enam, atau sapi dan kambing
yang berumur 2 tahun dan masuk tahun ke tiga, dan juga domba yang berumur 1 tahun masuk
tahun kedua.

Hadirin Rhk,

Bagi mereka yang telah bernadzar maka ia wajib melaksanakan kurban nadzar
tersebut dan ia dilarang keras memakan secuilpun dari hewan kurban nadzar tersebut atau
memanfatkan bagian-bagian lainnya. Adapun mereka yang niat berkurban sunnah maka
diperbolehkan memakan atau memanfaatkan maksimal sepertiga dari hewan kurban sunnah
tersebut. Oleh karenanya, bagi mereka yang niat bernadzar/beraqiqoh bertepatan dengan hari
raya qurban hendaknya ia menyembelih hewan yang telah dinazarkannya itu pada hari kedua
atau ketiga supaya dagingnya tidak tercampur dengan daging kurban.

Hadirin Rhk,

Afdolnya hendaknya dipilih hewan kurban yang berbulu putih dan hendaknya dipilih
hewan kurban yang tidak memiliki kekurangan atas aib yang yata-nyata mengurangi daging.
Karenanya, tidaklah cukup hewan-hewan yang pincang, yang terkelupas kulitnya dan yang
sakit, tetapi jika kesemuanya nampak seidir, maka diperbolehkan. Tidaklah juga memenuhi
syarat yaitu yang kurus-kurus, yang gila dan juga berkantong, dan juga yang terpotong
sebagian telinganya, kemudian terlihat jelas walau sedikit, juga yang terpotong secuil
lututnya, jika potongnya nampak besar, tetapi tetap diperbolehkan yang terbelah telinganya
ataupun pecah tanduknya.

Hadirin Rhk,

Cara yang paling utama adalah hendaknya hewan tersebut disembelih sendiri oleh
orang yang berkurban maka jika ia merasa kurang mumpuni hendaknya ia menghadirkan
orang yang ahli dalam menyembelih. kemudian ketika menyembelih, hendaknya ia berniat
dengan ucapan: ”Ini adalah kurban sunnah dariku demi Alah untuk…(diriku sendiri/orang
lain)”. Tambahan kalimat sunnah adalah untuk membedakannya dengan kurban nadzar yang
hukumnya wajib. Hendaknya menyembelih dengan segalah sesuatu yang tajam dan punya
daya potong, dan haruslah terpotong tenggorokan dan kedua otot leher utama, dianjurkan
menghadap kiblat, dan hendaknya mempertajam pisau serta mempercepat pergerakannya ,
membaca bismillah serta bersholawat atas diri baginda Rosulullah SAW kemudian
memotong seluruh saluran-saluran darah hingga batas tertentu. Hendaknya tidak memelintir
dan memetahkan tulang leher hewan kurban atau mengulitinya sebelum hewa itu telah benar-
benar mati. Hadiri!.... kesemua hal tersebut adalah demi memulihkan hewan yang telah
diunjukkan ke hadirat Allah SWT demi mendekatkan diri kepadaNya.

Hadirin Rhk,

Allah SWT telah berfirman

(Arab)
36. Dan telah Kami jadikan untuk kamu untauntaitu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh
(mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah
menundukkan unta-untua itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.

Inilah dasar pembagian daging hewan qurban, yakni sepertiga daging kurban boleh
dimakan orang yang berkurban itu sendiri, sepertiga lagi dihadiahkan kepada siapapun
termasuk kepada orang yang sebenarnya tidak membutuhkannya (orang kaya). Adapun
sepertinya disedahkan kepada fakir miskin. Ini semua berlaku atas daging kurban sunnah,
sedangkan jika hewan tersebut telah dinadzarkan oleh pemiliknya, maka orang yang kaya
tetaplah tidak diperbolehkan untuk memakannya.

Hadirin Rhk,

Berkurban dengan unta badanah adalah yang paling utama, kemudian tingakatan
kedua adalah seekor kambing untuk satu orang lebih utama dari patungan sapi untuk tujuh
orang.

Hadirin Rhk,

Pada beberapa tempat di negeri ini telah lama dikenal tradisi latihan berkrban, yakni
dengan mengumpulkan dana hingga cukup mengganti seekor kambing, lalu dagingnya dibagi
rata. Ketahuilah, bahwa tatacara itu tidaklah sesuai dengan kehendak syara’, Karenanya pada
ulama’ telah sepakat berfatwa “hendaknya beberapa orang yang telah mengumpulkan uang
sepakat untuk menyodaqohkan uang tersebut kepada satu orang untuk diserupakan/dibelikan
seekor kambing kemudian diatas namakan orang terebut atas dasar keikhlasan semua orang
yang mengumpulkan uang, agar dapat disebut kurban sesuai syara’ dan menghilangkan
kesan seke\dar pesta daging kurban dan juga agar unjuk nama kepada Allah dalam syariat
kurban hanyalah untuk satu rang”, dan adapun secara moral dihadapan Allah kesemua orang
yang bersepakat shodaqoh akan tetap dicatat sebagai pahala shodaqoh kepada orang yang
teratasnamakan itu sedangkan pahala kurbannya adalah murninsatu orang satu ekor kambing.
sesuai anjuran syara’. Namun demikian para hadirin,…. hendaknya hal ini jangan difahami
sebagai sistem arisan yang sifatnya mengikat anggotanya. an hendaknya sang pemberi dana
atau yang berpatungan itu berniat latihan berkurban agar suatu saat ia dapat berkurban satu
kambing untuk dirinya sendiri baik dengan cara menabung atau lainnya.

Hadirin Rhk,

Perlu ditegaskan kembali bahwa hukumnya haram menjual seluruh atau sebagian
hewan kurban atau menggantikannya sebagai ongkos penyembelihan. Karenanya, perihal
pembagian kulit hewan kurban kepada yang berhak menerimanya yakni apabila sang
penerima tidak berkepentingan dengannya kemudian berniat menjualnya maka semestinya
kulit tersebut haruslah diserahterimakan terlebih dahulu kepada yang berhak menerima
supaya agar terpenuhi syarat sah jual beli yaitu kepemilikan sempurna bagi sang penjual
kemudian barulah ia menjualnya. Hal demikian agar tidak terjadi kerancuan dalam hukumnya
dan tidak menimbulkan fitnah.

Hadirin Rhk,

Seringkali kita dengar ucapan orang yang berkurban “Sembelilhlah hewan ini
sebagai kurbanku kemudian kulit dan kepalanya kuberikan kepadamu sebagai ongkosnya”.
Hadirin,… hal inilah yang nampak sepele namun bertentangan dengan kaidah syareat. Akan
lebih baik apabila mereka yang telah mempunyai hewan kurban dan bermaksud
menghadirkan orang lain untuk menyembelihya, memberikan uang sebagai ongkos
penyembelihan.

Hadirin Rhk,

Mudah-mudahan Allah menetapkan iman islam kita, menunjukkan jalan terbaik demi
mendekatkan diri kepadaNya serta memperbaiki kualitas segala amalan kita, memperbaiki
hubungan kita denganNya serta menyempurnakan hubungan kita dengan saudara-saudara kita
sesama hingga tercapai derajat taqwallah dan kita menjadi hamba-hamba yang berbahagia
dengan kemenangan yang agung. Amien.

(Arab)

30. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, Dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhannya),
31. (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan
cepat waktu berlari pada waktu sore,

32. Maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang
baik(kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”.

33. “Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”. Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu.

KHOTBAH II

(Arab)
“ Al-Qur’an” Falsafah Tak Ternilai

(Arab)

Hadirin Sidang Jum’at rhk,

Bertaqwalah kepada Allah, dan berpegang teguhlah dengan inti ajaranNya agar
hidup kita senantiasa diliputi keamanan serta berada dekat di naungan rahmat Allah SWT.
Karena sesungguhnya Allah SWT tak akan pernah menghilangkan pahala orang-orang yang
beriman lagi berpegang teguh dengan kitabnya serta menegakkan sholat sebagai
pengejawantahan kesetian hidup hanyalah untuk Allah semata.

Hadirin Rhk,

Dalam surat Al Qoshosh Allah SWT berfirman :

(Arab)

85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum_ Al Quran,


benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali [1142]. Katakanlah : “Tuhanku
lebih mengetahui siapa yang membawa petunjuk dan siapa yang berada dalam kesesatan yang
nyata”.

[1142] Yang dimaksud dengan tempat kembali disini ialah kota mekah. Ini adalah suatu janji
dari Tuhan bahwa Nabi Muhammad SAW akan kembali ke Mekah sebagai orang yang
menang, dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijrah di waktu Nabi menaklukkan
Mekah. ini merupakan suatu mukjizat bagi Nabi.

Hadirin Rhk,

Jika kita perhatikan makna tersurat dalam ayat tersebut maka dapatlah ditarik
kesimpulan bahwa membaca kitaabullah yaitu Al Qur’aanul Karim adalah wajib atau fardlu
‘ain yang dengan kata lain setiap muslim wajiblah berusaha dengan mengarahkan segala
kemampuannya baik fisik maupun moril demi dapat melaksanakan perintah Allah tersebut.
Sebagaimana termaktub dalam surat Al furqoon bahwa perintah membaca al qur’an telah
disejajarkan dengan perintah mendirikan atau menegakkan sholat serta mentauhidkan Allah
SWT. jika hal tersebut kita telusuri lebih lanjut, tentunya akan muncul pertanyaan global
yakni, “Apakah yang menjadikan aktivitas membaca Al Qur’an menjadi demikian urgen
sehingga diwajibkan atas diri Rosulullah SAW dan ummatnya?”

Hadirin Rhk,

Sejalan dengan analog diatas, tentunya layak kita ketahui bahwa sudah sangat
banyak temuan-temuan yang menunjukkan kebenaran alqur’aanul kariim mulai dari unsur-
unsur intuitif yang suprarasional hingga unsur-unsur matematis yang telah menyita perhatian
para akademis untuk meneliti fenomena yang tertoreh di dalamnya dari sudur pandang
berbagai disiplin ilmu. Kesemuanya telah menunjukkanbahwa ketetapan Allah SWT dalam
al-qur’an benar-benar bersifat absolut dan elegan sampai-sampai jika ada orang yang ingin
mengubah satu huruf saja darinya, maka seketika itu juga ia menjadi item yang sangat
menganggu arus keyakinan mayoritas manusia di bumi ini. Oleh karenanya kami
menyimpulkan bahwa siapapun tak akan dapat menerima kebenaran al Qur’an kecuali
hanyalah mereka yang benar-benar telah terbuka hatinya demi petunjuk Allah SWT.

Hadirin Rhk,

Sebagai suatu kebenaran absolt yang bebas nilai, siapapun ingin mempelaari alqur’an
dari segala sudut pandang dan disiplin ilmu. Dalam tataran praktisinya, diantara mereka
mempelajari al qur’an banyak yang bertujuan mulia yakni demi tercapainya emaslahatan
hidup manusia, namun demikian ada sekelompok orang yang berniat mempelajari al qur’an
dengan motivasi ingin mendapatkan keuntungan duniawi semata yang sesungguhnya hal
tersebut amatlah tidak beradab bahkan bertentangan dengan spirit diturunkannya al qur’an itu
sendiri. Hal inilah prediksi nyata al-qur’an bahwa akan ada suatu kaum yang sengaja
menjadikan alqur’an sebagai suatu yang remeh dan nyaris tak berharga. Rosulullah SAW
bersabda:

(Arab)

“Bacalah oleh kalian al qur’an dan carilah ridlo Allah Ta’aala dengannya sebelum datang
suatu kaum yang menegakkannya seperti menegakkan tungku yaitu mereka mendahulukan
upah dalam membacanya dan tidak mengakhirkannya”.

Hadirin Rhk,
Beberapa bulan lalu (Juli 2011) terdapat tajuk suatu seminar “inginkah Putra-putri
anda menjadi hafidh-hafidhoh hanya dalam waktu satu tahun sekaligus menjadi miliader
sebelum umur 40 tahun?”. Hadirin Rhk,… dilihat dari tajuknya saja telah nampak bahwa
sang penggagas seminar ini telah berani menghubungan alqur’an yangmulia dengan harapan
mendapatkan secuil keuntungan duniawi.

Hadirin Rhk,

Marilah kita sedikit telah kilas balik tentang Al Qur’aanul karim yang turun dalam
kurun waktu yang tidak sebentar, yakni 22 tahun 2 bulan 22 hari, hal ini seakan merupakan
suatu isyarat bahwa seseorang mempelajari al Qur’an tidak akan mendapatkan hasil
maksimal sebelum mencapai kurun waktu tersebut. Siapapun tak dapat menjamin gemilang
hasil pembelajarannya atau bahkan memathoknya hanya dalam waktu satu tahun1? Marilah
kita ingat lagi kisah penting dalam perjalanan hidup Nabi Musa as., Telah dijelaskan dalam al
Qur’an bahwa Allah SWT telah benar-benar bercengkrama dengan Nabi Musa as. secara
langsung. Tetapi kemudian Nabi Musa as., menginginkan dengan segera melihat Dzat Allah
SWT dengan mata kepala. hingga yang terjadi saat itu justru Nabi Musa as. tersungkur atas
dinampakkannya sebagian kekuasaan Allah di balik bukit pertama yang beriman kepada
Allah SWT. Hadirin Rhk, bukankah dalam surta Al Hasyr telah dijelaskan bahwa andaikata
al Qur’an itu diturunkan di atas suatu gunung, maka niscaya Engkau (Muhammad) pasti akan
melihat gunung itu merintih dan menunduk takut kepada Allah SWT. Karenanya, janganlah
kita berandai-andari akan dapat menguasai Al Quran dalam waktu singkat sesuai kehendak
kita. Hadirin Rhk,… Jangankan kita sebagai ummat akhir zaman yang lemah imannya,
Rosulullah SAW pun pernah diingatkan tentang hendaknya seseorang bersabar dalam belajar
al Qur’an dengan firman Allah SWT dalam surat al Qiyaamah.

(Arab)

17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan


(membuatmu pandai) membacanya.

18. Apabila kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.

Hadirin Rhk,…
Mungkin seseorang dapat memprediksi bahwa menghafal alqur’an dapatlah dilakukan
dengantrik-trik tertentu, tetapi seharusnya kita lebih dahulu memahami tentang tujuan utama
tentang diturunkannya al qur’an setitik demi setitik hanyalah agar seseorang tetap
keimanannnya dihadapan Allah SWT dan agar seseorang dapat membacanya dengan tartil.
Hadirin Rhk,… Istilah tartil sebagaimana dicontohkan oleh Nabi SAW bahwa beliau
membaca al Qur’an huruf demi huruf dalam Al Qur’an dan berusaha membacanya dengan
tajwid yang sempurna. Dan secara lebih mendalam yaitu memahami makna dan nilai
kebenaran dan juga eloknya penafsiran setiap ayat yang telah didatangkan oleh Allah SWT
dan sesungguhnya hal inilah yang sangat ditandaskan dalam surat al Furqoon. Rosulullah
SAW bersabda:

(Arab)

“Al Qur’an terbaca dengan intonasi arab dan suara-suaranya, dan hindarkanlah diri kaian
dari nada-nada para pendendang lagu serta nada-nada ahli taurat dan injil maka
sesungguhnya akan datang setelahku suatu kaum yang mengulang-ulang dengan al qur’an
laksana pengulangan penyanyi-penyanyi dan desahan-desahan yang tak mencapai
tenggorokan mereka. Terfitnahlah hati-hati mereka dan hati-hati orang-orang yang
ditakjubkan oleh keadaan mereka. Inilah peringatan sekaligus larangan keras terhadap
orang-orang yang tidak mengerti tentang inti pembacaan al qur’an itu sendiri.”

Hadirin Rhk,

Bukankan telah ada dalam atsar sohabat bahwa Abdullah Bin Umar ra.hm.
menghabiskan waktu delapan tahun untuk menghafal sekaligus memahami surat Al Baqoroh.

Hadirin Rhk,

Ada beberapa benang merah yang dapat kita fahami, yang pertama yaitu Allah SWT
tidaklah berkeinginan ada makhluq yang dapat tumbuh secara instan ataupun memacu
kedewasaan mereka dengan cepat, karena sesungguhnya perjalanan waktu dan proseslah
yang akan mendewasakan mereka dengan turunnya petunjuk secara perlahan agar mereka
dapat menjadikan kebenaran sebagai titik tolak segala langkah mereka dalam hidup di dunia.
Kedua, agar apa yang ditetapkamn Allah SWT dari segal bentuk pahala, menjadi tujuan
utama mereka dalam hidup yang lebih panjang di akhirat nanti. Adapun janji dan ancaman
dapatlah menjadi asar kewapadaan mereka dalam semua perilaku mereka.
Hadirin Rhk,

Allah SWT berfirman dalam surat An Najm:

(Arab)

29. Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan
tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.

30. Itulah tujuan utama mereka dalam menuntut ilmu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang palung
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

Fenomena inilah yang seharusnya dipertimbangan oleh siapapun yang berani


membelkkan niatnya dalam mempelajari al qur’an alias hanya bermotivasi duniawi. Ia tak
akan mendapatkan apa-apa dari segala yang mereka lekukan kecuali secuil harta dunia yang
tanpa mereka sadari bahwa di balik itu semua ada ancaman kesesatan dari jalan Allah SWT.
Bukankah suatu hal yang amat naas, apabila hal seperti ini membahana di kalangan ummat
Islam. Na’udzubillah.

Hadirin Rhk,

Mudah-mudahan Allah SWT memberi taufiq dan hidayahnya pada kita agar dapat
memurnikan niatan mempelajari al Qur’an dengan lebih saksama sehingga dapat
mengamalkannya dengan sempurna, dan juga mudah-mudahan anak cucu kita dijadikan
generasi yang bukan hanya mempelajari al qur’an secara dlohir tetapi juga merea juga dapat
mengejawantahkan dalam hidup mereka serta mengungkapkan relung-relung ajaran di dalam
AL qur’anul karim secara lebih inten dan bersahaja demi tercapainya tujuan hidup bahagia di
dunia lebih-lebih keselamatamn dan kesejahteraan hidup di akhirat. Amiien.

KHOTBAH II

(Arab)
Syariat nikah dan hikmahnya

(Arab)

Hadirin Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT, dan waspadalah dalam menjaga kesinambungan


hablun minallah dan hablun minannaas karena keduanya adalah kiat sukses dalam hidup, agar
kita tidak tertimpa kehinaan kapan dan dimanapun. Bersyukurlah atas nikmat Allah SWT
yang telah dikaruniakan kepada kita agar kesempurnaan manfaatnya semakin mantap
merambah ke seluruh alam dan menjadi tebaran hidayah iozzul islaam wal muslimin.

Hadirin Rhk,

Sebagaimana telah kami sebutkan dalam beberapa tema sebelumnya, bahwa salah satu
tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk menjaga keturunan atau menjaga kualitas
generasi muslim. Hal tersebut taka akan terapai tanpa ada suatu proses pencarian pasangan
hidup, yang dengan kata lain seseorang haruslah melaksanakan pernikahan demi
kesempurnaan syariat Islam. Agar jika telah tiba waktunya jangan sampai seorang muslim
melanggar kehormatan saudaranya sesama manusia.

Hadirin Rhk,

Pada dasarnya, dalam ilmu fikih hum pernikahan adalah Jaa’is atau boleh, yang
selanjutnya dapatlah dikategorikan menjadi beberapa tingkatan. Pertama, menikah menjadi
wajib hukumnya bagi orang yang tak dapat menahan nafsunya dan ia khawatir menjadi
kejahatan (zina) sedangkan ia sendiri telah mampu memberi nafkah lahir maupun batin
kepada calon isterinya. Kedua, sunnah menikah bagi orang telah mampu memberi nafkah
lahir maupun batin kepada pasangannya. Ketiga, makruh hukumnya apabila seseorang
menikah hanyalah untuk memuaskan nafsu duniawi tetapi ia belum mampu memberikan
nafkah lahir kepada calon pasangannya, yang dengan kata lain ia belum punya sesuatu untuk
memberi makan keluarga. Keempat, menikah menjadi haram apa bila seseorang menikah
hanya bertujuan menyakiti wanita yang dia nikahi.

Hadirin Rhk,
Ada tiga hal yang menjamin keabsahan suatu pernikahan, yakni yang biasa disebut
rukun nikah. Ketiganya adalah, yang Pertama adalah Ijab Qobul yang tentunya hal ini
mensyaratkan mutlaknya kehadiran kedua mempelai ataupun pihak-pihak yang
berkepentingan. Kedua, adalah dua orang saksi yang adil, dan yang ketiga adalah wali nikah,
Ketiga hal tersebut haruslah memenuhi syarat dan ketentuan hukum Islam. Diantara syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh wali nikah dan dua orang saksi adalah mereka haruslah
beragama Islam, telah mencapai usia baligh, dan haruslah berakal, mereka dari golongan
medeka atau bukan budak, berjenis kelamin laki-laki (sebagaimana dalam hadis Ibnu Majah
dan Daruquthni), lalu mereka haruslah bertindak adil.

Hadirin Rhk,

Rosulullah SAW bersabda :

(Arab)

Dari A’isyah ra. Ia berkata bahwa Rosulullah SAW telah bersabda, “Tidaklah Sah suatu
pernikahan, melankan dengan wali dan dua orang saksi yang adil. Jika mereka semua
berkeberatan maka hakimlah yang menjadi wali orang yang tidak mempunyai wali. (HR.
Daruquthni)

Hadirin Rhk,

Ada dua kategori wali nikah yakni wali mujbir atau yang boleh menikahkan seseorang
wanita tanpa seizin wanita yang akan dinikahkan, dan wali ghoiru mujbir atau yang tidak
dapat memaksa seorang wanita untuk menikah. Oleh karenanya, sedapat mungkin,
hendaknya seorang wanita dinikahkan oleh ayahnya sendirim sesuai anjuran syariat Islam,
walaupun diperbolehkan mewakikannya kepada orang lain. Hal ini agar jelas batasan-
batasannya, dan agar tidak semua orang merasa berwenang untuk seorang wanita karena ada
alasan tertentu, maka hakim diperbolehkan menikahkannya jika telah sekufu (setingkat)
dengan calon suaminya, dan tentunya jga setelah sang hakim memberi nasihat kepada wali
wanita tersebut agar mencabut keberatannya.

Hadirin Rhk,

Adapun beberapa orang yang berhak menikahkan wanita yang pertama adalah ayah
mempelai wanita, kemudian yang kedua adalah kakek mempelai wanita (ayah dari ayahnya),
lalu ketiga adalah saudara laki-laki yang seibu dan sebapak dengannya, kemudian yang
keempat adalah saudara laki-laki sebapak dengan mempelai wanita, lalu yang kelima adalah
keponakan laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak dengan mempelai wanita,
kemudian yang keenam adalah keponakan laki-laki dari saudara laki-laki dari pihak
mempelai wanita, lalu barulah hakim.

Jika semuanya hadir, maka yang diutamakan adalah ayah mempelai wanita. Tetapi jika
tidak hadir salah satu maka dipilihlah dari mereka. Dan yang diutamakan adalah yang
terdekat sesuai hirarki yang telah disebutkan.

Hadirin Rhk,

Telah kita maklumi bersama, bahwa pernikahan tidak akan terlepas dari tradisi atau adat
kebiasaan yang melekat pada suatu masyarakat. Tetapi walaupun demikian, sebagai manusia
yang telah mengetahui ilmu-ilmu dalam Islam, hendaknya kita tidak hanya berfikir
bagaimana caranya membesarkan pesta pernikahan yang akan usai dalam waktu semalam
saja. Akan tetapi kita harus lebih berorientasi tentang kesinambungan perjalanan hidup sang
kedua mempelai dalam menopang kebutuhan keluarga. Hal inilah yang jarang sekali terlintas
dalam benak mayoritas orang. Padahal sebagaimana tersirat dalam al qur’an surat annur ayat
33 bahwasannya Allah SWT menganjurkan agar jika seorang pemuda tidak mampu menikah
karena belum punya modal atau belum bekerja, hendaknya mereka yang berkelebihan harta
memberikan modal kepada pemuda tersebut untuk menikah dan bekerja. Hal tersebut
sesungguhnya telah diteladankan Rosulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka selalu
menegakkan prinsip kesederhanaan serta mengutamakan hal-hal terpenting yang dihadapi
setelah dilangsungkannya akad nikah.

Hadirin Rhk,

Sebagaimana Islam telah dikenal agama yang paling lengkap dan manusiawi, maka
hendaknya kita perhatikan beberapa perenungan yang dapat menjadi pencerahan bagi
siapapun yang akan atau telah menjalin bahtera rumah tangga.

Ada beberapa prinsip utama dalam Al Qur’aanul Karim yang harus disiapkan dan
diperhatikan dalam menggapai keluarga bahagia.

Diantaranya adalah :
1. Prinsip “Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruf”
Seorang suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik sesuai dengan syariat Islam.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW bahwa yang terbaik diantara ummatku adalah mereka
yang paling baik dalam memperlakukan keluarganya. Sedangkan aku adalah yang terbaik
dari mereka dalam memperlakukan keluargaku.
2. Prinsip “Arrijaalu Qowwaamuuna “alannissaa”
Para suami berada satu derajat di atas wanita karena keluasan rizki yang diinfaqkan
kepada istri-istri mereka dan karena kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum
pria.
3. Prinsip “Wain khiftum allaata’diluu Fawaahidah”
Sebagaimana dimuat dalam UU No. 1 tahun 1974 yang menyatakan bahwa pernikahan
satu lawan satu. Dalam hal ini, walaupun hukum Islam memperbolehkan seorang pria
menikah lebih dari satu wanita tetapi anjuran untuk menikahi hanya satu istri ditekankan.
Adapun menikahi lebih dari satu wanita amatlah kondisional. Hal ini dikarenakan adanya
latar belakang disyariatkannya hal tersebut dalam al qur’an adalah banyaknya anak yatim
yang ayah mereka mati dalam perang sabil, sehingga tak ada yang menyantuninya dan juga
tak ada yang menjaga harta mereka. Oleh sebab itu, dapatlah disimpulan bahwa alasan-alasan
yang tidak sejalan dengan itu sebaiknya tidak dijadikan sebagai jargon yang memberikan
keleluasaan dalam melakukannya.

Hadirin Rhk,

4. Prinsip “Walaa tansawul fadlla bainakum”

Hadirin Rhk,

Apabila suatu saat terjadi keretakan dalam rumah tangga janganlah masing-masing
suami dan istri merasa benar akan pendapatnya sehingga lupa akan niatan mereka tatkala
membangun bahtera keluarga. Akan tetapi dianjurkan bagi mereka berdua agar tidak
melupakan kelebihan-kelebihan Allah SWT yang telah diberikan kepada masing-masing
suami dan istri. Harapan adalah agar keduanya menjadi tersadarkan dan tidak bersikukuh
dengan arogansi mereka.

Hadirin Rhk,

Dalam suatu majelis “aqdunnikah, Gus Idris bin KH. Hamid Pasuruan telah
menfatwakan, bahwa agar rumah tangga senantiasa langgeng dan harmonis hendaknya,
prinsip Arrijaalu Qowwamuuna ‘alannisaa dan Waasyiruhunna bil ma’ruf ditempatkan
secara terbalik. Hal ini dimaksudkan agar sang istri tidak terlalu berpegang teguh pada ayat
Waasyiruhunna bil ma’ruf, supaya jika sang suami berbuat sedikit kesalahan, ia tidak serta
merta mengklaim bahwa suaminya tidak lagi memperlakukannya dengan baik. Demikian
pada agar sang suami tidak terlalu berpegang teguh pada ayat Arrijaalu Qowwamuuna
‘alannisaa’ supaya jika sang isteri melakukan kekurangan dalam berbakti kepadanya, ia tidak
arogan dan merasa bahwa ialah yang lebih berhak dihormati dalam keluarga. Oleh karena itu,
hendaknya sang suami senantiasa berpegang teguh pada ayat Waasyiruhunna bima’ruuf agar
timbul kesadaran dan keramahtamahan dalam memperlakukan istrinya. Dan hendaknya sang
iteri senantiasa berpedman pada ayat Arrijaalu Qowwamuuna ‘alannisaa agar ia senantiasa
berusaha menghormati suaminya kapan dan dimanapun dan dalam kondisi bagaimanapun
suaminya itu berada.

Hadirin Rhk,

5. Prinsip “litaskunuu ilaiha bukan litasytahuu bihaa”.

Hadirin Rhk,

Dalam suatu majelis aqunnikah KH.M. Tolhah Hasan telah menfatwakan, bahwa
hendaknya pernikahan yang dilaksanakan tidaklah hanya bertujuan untuk menyalurkan nafsu
duniawi semata, namun haruslah dilaksanakan dengan sadar untuk memperoleh ketenangan
hidup sebagaimana janji Allah SWT. Hal tersebut dapat kita ketahui dari kesimpulan ayat ke
21 surat Ar-ruum bahwasanya Allah SWT menggunakan kalimat litaskunuu ilaihaa yang
bermakna “agar kalian bisa tenang jika berkumpul dengan pasangan-pasangan kalian”. Akan
tetapi Allah SWT tidak menggunakan kalimat litasytahuu bihaa yang bermakna “agar kalian
merasa terpuaskan jika mengumpuli isteri-isteri kalian”. Hal ini sungguh masuk akal, karena
apabila pernikahan hanya demi mencapai kepuasan jasmaniyah maka ketahuilah bahwa
kepuasan tak akan bertahan lama, dan tak akan datang setelahnya kecuali rasa bosan terhadap
pasangan kita. Karenanya kalimat litaskunuu ilaiha menghilangkan kesan bahwa tujuan
pernikahan hanyalah memperoleh kepuasan duniawi belaka. Sebagaimana kita fahami dalam
filosofi hidup ini, bahwa ketenangan dan kebahagiaan adalah pangkal kelanggengan. Adapun
kesenangan dan kepuasan adalah pangkal kehancuran dan kebinasaan.

Hadirin Rhk,

Rosulullah SAW telah bersabda :


(Arab)

“Barang siapa yang menikahi wanita karena ingin memperoleh hartanya maka Allah SWT
mengharomkan harta dan kecantikannya dan siapa yang menikahinya karena ketaatannya
dalam agamanya maka Allah SWT akan memberi rizki padanya harta dan kecantikannya”.

Menilik makna hadis diatas, apabila dihubungkan dengan ilmu fikih, maka pernikahan
tidak termasuk dalam bab fikih ibadah, namun justru masuk dalam perkara muamalah yang
setara dengan jual beli beserta segala cabang-cabangnya. Hal inilah yang menyebabkan
timbulnya motivasi pernikahan tidaklah didasarkan pada ketaatan beragama, akan tetapi
untuk mencari untung duniawi. Sehingga amatlah sulit mentafsirkan kerancuan makna
prinsip yang telah beredar luas di masyarakat yakni kalimat “Menikah untuk Ibadah”, apa
artinya ini? jika masih banyak diantara kita yang pada awalnya menerima menantu alim, rajin
ibadah tetapi kemudian seiring perjalanan waktu, karena sang menantu ternyata belum bisa
memenuhi keinginan orang tua agar cepat kaya dan membahagiiakan anaknya, kemudian
sang mertua tidak lagi menaruh rasa hormat bahkan merendahkan menantunya dan
mengusirnya dari rumah. Hadirin Rhk, Ini sungguh ironi dan menyedihkan. Bukankah kita
semua telah menyadari bahwa meluaskan rizki dan menakarnya adalah hak prerogatif Allah
SWT?!, dan bukankah apabila seseorang telah mengupayakan sesuatu untuk keluarganya
berbeda dengan orang yang sama sekali tidak mau berusaha? sekali lagi, hendak kita
renungkan hal ini dengan seksama. Sudah benarkah prinsip kita selama ini?!

Hadirin Rhk,

Ketahuiah, bahwa di dalam Islam baas antara amal dan bukan amal adalah niat.
Karenanya masalah niat menjadi amat penting dan menentukan. Memperbaiki dan
memperbaharui niat dalam melakukan segala sesuatu amatlah dianjurkan oleh Islam. Dalam
hal ini, apabila setiap insan yang akan atau telah menikah merenungkan kembali niat dan
motivasi mereka sejak awal maka dalam situasi dan kondisi bagaimanapun ia akan mampu
meniti kehidupan menjadi lebih bermakna serta rancak dan tertata rapi. Namun sebaliknya,
jika dalam rumah tangga kedua suami dan istri tidak berupaya menggapai petunjuk Allah
SWT, maka semoga tidak terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan yang tidak kita
kehendaki.

Hadirin Rhk,
Karenanya keputusan menikah hendaknya tidak dilakukan secara terburu-buru, sesuai
dengan anjuran pemerintah agar tidak menikah di usia dini. Hal ini dianjurkan agar terhindar
dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan setelah pernikahan. Walaupun telah
diriwayatkan, bahwa para pemuda di zaman Sayyidina Ali kwj, Mereka menikah pada usia
kurang dari 20 tahun, mungkin karena hal tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan prinsip
hidup yang mereka orientasikan. Dan pada zxaman itu pribadi pemuda berusia 20 tahun telah
terlatih dengan tanggung jawab dan kemandirian atas bimbingan Allah SWT dan Rosulnya,
tetapi pada zaman ini anjuran menikah muda menjadi kurang relefan karena sifat pemuda
zaman akhir yang telah kita ketahui bersama.

Hadirin Rhk,

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufiq hidayahnya pada kita agar selalu
berjalan diatas petunjukNya.

Semoga Allah SWT menggerakkan hati kita untuk lebih bertanggungjawab menjaga
generasi muslim sekarang dan akan datang. sehingga agama Allah dapat terjaga
kesinambungannya.

Semoga Allah SWT segera mempertemukan jodoh bagi para pemuda muslim pria atau
wanita dan semoga mereka mampu merenungkan urgensi pernikahan sekaligus murnikan niat
dan motivasi mereka dalam menjalaninya. Amin.

(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)
Refleksi Bulan Muharrom

(Arab)

Hadirin Sidang Jum’at Rhk,

Bertaqwalah kepada Allah SWT dan berkatalah atas kebenaran, agar Allah SWT
senantiasa memperbaiki kualitas segala amalan kita, serta melebur segala keburukan, dan
mengampuni semua dosa dn kesalahan kita. Bersyukurlah atas segala nikmat dan karunia
Allah SWT agar bertambah barokah dan manfaatnya bagi seluruh alam, dan agar bumi ini
tidak terwarisi oleh orang-orang yang menentang ayat-ayat Allah SWT.

Hadirin Rhk,

Rosulullah SAW telah menerangkan dalam suatu hadis, bahwa salah satu tanda kiamat
itu telah dekat adalah semakin cepatnya rentang waktu dalam kehidupan dunia. Betapa tidak,
pergerakan manusia kini makin cepat dengan perkembangan tehnologi yang menjanjikan
segala kemudahan. karenanya, sungguh tidak terasa, bahwa saat ini kita ummat Islam telah
berada pada 14 abad sepeninggal Rosulullah SAW, yang hal itu berati bahwa perjuangan
mempertahankan keimananan ini tidaklah semakin ringan. Oleh karena itu, marilah kita
pertahankan keimanan dan keyakinan kita akan nilai-nilai islam dengan senantiasa menjaga
dan menegakkan sunnah-sunnah Rosulullah SAW, kapan dan di manapun, agar keberkahan
hidup yang diberikan oleh Allah SWt benar-benar bermanfaat bagi seluruh di dunia hingga
akhirat kelak.

Hadirin Rhk,

Sebagian orang telah berkeyakinan bahwa kehidupan hanyalah ada di alam dunia ini,
denan kata lain mereka berkempulan bahwa tidak ada lagi hidup setelah mati. Oleh karena
itu, mereka dengan percaya diri berasumsi bahwa bertambahnya umur ini, tidaklah sempurna
jika tidak diikuti dengan perolehan kekayaan di dunia.

Lain halnya dengan kita, sebagai ummat Islam kita dituntut agar sekecil apapun hasil
ikhtiar kita di dunia haruslah bermanfaat di dunia juga di akhirat. Hal ini dikarenakan adanya
keyakinan bahwa manusia adalah makhluq yang bukan hanya berbentuk fisik semata, tetapi
mereka juga berdimensi rohani yang tak pernah mati hingga kapanpun, dan pada saatnya
nanti akan kembali pada TheGreet Creator, Sang Maha Pencipta yakni Allah SWT.
Hadirin Rhk,

Melalui lisan baginda Rosulullah SAW, dalam suatu hadist qudsi telah disebutkan
bahwa Allah SWT telah berjanji dan memberi harapan kepada ummatNya:

(Arab)

“Allah Ta’aala berfirman : “Jika hambaku telah mencapai umur empatpuluh tahun, maka
Aku telah menjaganya dari tiga musibah, dari kegilaan, dari penyakit ayan, dan dari
kebutaan, dan jika hambaku telah mencapai usia limapuluh, tahun maka Aku akan
menghitung amalnya dengan perhitungan yang mudah, jika hambaku telah encapai usia
enampuluh tahun, maka Aku akan berikan padanya kekuatan untuk berpasrah diri, jika
hambaku telah mencapai usia tujuhpuluh tahun, maka dia akan dicintai oleh para malaikat.
Jika hambaku telah mencapai usia delapanpuluh tahun, maka akan ditetapkan kebaikan-
kebaikan dan diabaikan kesalahan-kesalahannya. jika hambaku telah mencapai usia
sembilanpuluh tahun, maka para malaikat akan berkata: “Iatawanan Allah di bumiNya,
maka Allah ampunkan dosanya yang terdahulu dan yang akan datang. Lalu dia diberi
kemampuan memberi syafaat pada keluarganya”.

Hadirin Rhk,

Kehidupan kita tidak akan berubah menjadi sesuatu yang lebih baik, kecuali kita sendiri
berdo’a memohon kepada Allah SWT, dan juga berupaa keras agar kehidupan kita lebih baik
dan berkualitas. Oleh karena itu, seiring dengan makna hijrah yang telah diteladankan oleh
Rosulullah SAW, yang bukan hanya berpindah tempat tinggal tetapi lebih dari itu adalah
perubahan pola hidup serta penentuan target hidup kita sesuai koridor syariat agama islam.
Seorang Alim pernah ditanya oleh salah seorang muridnya: “Wahai guruku, apakah ada yang
lebih penting dari ilmu?”, Sang guru pun menjawab: “Ada”, Sang murid bertanya lagi: “Lalu
apakah itu?”, Beliaupun menjawab dengan penuh bijaksana: “Dirimu dan apa yang ada
disekitarmu sejak bangun tidur hingga tidur lagi adalah lebih penting dari ilmu”. Sejak
mendengar itu, sang murid selalu bertindak serius dan selalu koreksi diri agar ia dapatkan
yang lebih baik di hari-hari yang akan dia lalui. Rosulullah SAW pernah memberi petunjuk
kepada kita, agar tidak salah pilih atau salah berorientasi dalam hidup ini. Beliau SAW
bersabda :

(Arab)
“Janganlah kalian menimba ilmu kepada sembarang orang alim, kecuali hanya kepada
seorang alim yang menyerumu untuk berpindak dari lima hal menuju lima hal, dari sikap
ragu menuju yakin, dari sifat riya’ menuju ikhlas, dari sikap tinggi hati menuju sikap
tawadlu’, dari cinta dunia menuju zuhud, dan dari permusuhan menuju sikap saling nasihat-
menasihati”.

Hadirin Rhk,

Dalam sautu hadist Rosulullah SAW telah bersabda:

(Arab)

“Tinggalkan olehmu segala setua yang meragukanm menuju segala sesuatu yang tidak
membuatmu ragu”.

Betapa sikap ragu atas jalan hidup merupakan suatu kerugian yang besar. Ajaran Islam
sungguh amat representatif dan manusiawi. Hal ini terbukti dengan diakuinya hak dan
kewajiban manusia, baik hubungannya dengan sesama manusia serta hubungan manusia
dnegan Allah SWT. Semuanya telah jelas dalam al qur’an dan hadist. Oleh karenanya, di
awal kitab suci al qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa agama Islam terbebaskan dari
segala bentuk keraguan. Adapun manifestasinya adalah firman Allah SWT:

(Arab)

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh dan
janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhya syaetan itu adalah musuh yang
jelas bagi kalian”.

Hadirin Rhk,

Maksud dari ayat diatas adalah supaya janganlah kita sedikitpun ragu atas kebenaran
Islam. Apapun yang telah dilarang dalam Islam tentu sesuatu itu berdampak buruk bagi kita.
Sedangkan apa yang diperintahkan pasti berimplikasi baik bagit diri kita ataupun orang lain.
Hanyalah agama Islam yang mengajukan konsep bahwa sejengkal tingkah laku dan langkah
manusia dalam hidup ini akamn diperhitungkan serta menentukan hdiupnya di akhirat.

Janganlah kita bertahan dalam keraguan laksana orang-orang nasrani yang senantiasa
berada dalam keraguan sepanjang masa. Inti keraguan mereka adalah keterlanjuran mereka
mengatakan bahwa Allah adalah sepertiga dari yang tiga. Bahkan merekapun masih ragu
tentang siapakah yang terbunuh dalam gua lalu tersalib itu. Sungguh mereka telah
diperingatkan oleh Rosulullah SAW dan dilarang oleh al qur’an untuk mengatakannya.

(Arab)

“Serta ucpaan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa bin Maryam al masiih,
utusan Allah dan mereka tidaklah membunuhnya dan menyalibnya, melainkan Yudas telah
diserupakan (dengan Isa as.) bagi mereka. Mereka tidaklah memiliki ilmu tentangnya kecuali
hanya perasangka belaka. Dan tidaklah mereka membunuh dengan yakin. Akan tetapi Allah
SWT telah mengangkat (Isa as.) kepadaNya. Dan sungguh Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

Hadirin Rhk,

Adapun yang keuda adalah hijrah dari sikap riya’ dalam amal menujuk sikap ikhlas.
Riya’ berarti seseorang beramal dengan tujuan ingin dilihat atau dipuji orang lain, tidak tulus
melaksanakan perintah Allah. Singkatnya, hati orang itu bercabang pada dua motivasi.
Sedangkan Allah SWT tidaklah menjadikan dua sisi dalam diri seseorang. Firman Allah
SWT:

(Arab)

“Tidaklah Allah menjadikan dua hati dalam diri seseorang”

Allah SWT berfirman dalam suatu hadist qudsi:

(Arab)

“Aku tidak memerlukan sekutu, maka siapa yang beramal yang aku disekutukan di dalamnya,
maka Aku sama sekali tidak membutuhkan amalnya”

Berbeda dengan sikap ikhlas. Ikhlas adalah beramal haya karena Allah. Tidak ada
motifasi selain hanya mengharap ridloNya. Seseorang haruslah berjuang amal perbuatannya
diterima oleh Allah SWT. Oleh karenanya, tidak semua orang dapat menjalankannya. Sesuai
dengan hadist Rosulullah SAW yang langsung Beliau terima dari Allah SWT:

(Arab)

“Ikhlas adalah suatu rahasia dari sekian banyak rahasiaKu yang telah Aku lesakkan dalam
hati orang-orang yang telah Aku cintai”
Hadirin Rhk,

Adapun yang ketiga adalah hendaknya kita berhijrah dari sikap tinggi hati atau takabbur
menuju sikap tawadlu’. Rosulullah SAW menjelaskan bahwa sikap takabbur tidak ada
hubungannya dengan penampilan fisik seseorang, akan tetapi sikap takabbur adalah
kebiasaan menlak kebenaran dan mencaci maki orang lain. Pepatah mengatakan “Walau
keluar dari dubur ayam, kalau telur maka dimakan juga”. Dari manapundatangnya
kebenaran, haruslah diterima oleh siapapun, tanpa terkecuali. Namun sayangnya, hal itu
belumlah disadari sepenuhnya. Di dunia ini, orang lebih memilih kemenangan dari pada
membela kebenaran, padahal yang menang belum tentu benar di hadapan Allah SWT. Sikap
takabbur menghalangi masuknya kebenaran dalam hati nurani manusia, sebagaimana hal itu
juga menghalanginya mendapat kebahagiaan hakiki.

Hadirin Rhk,

Adapun hijrah bathiniyah yang keempat adalah hendaknya kita beranjak dari sikap cinta
dunia menuu zuhud. Tahukah kita?, bahwa dahulu ketika dunia ini diciptakan, Allah SWT
memerintahkan agar dunia lari dari orang yang mengejarnya dan justru mendekat kepada
orang yang membencinya.

Sikap zuhud bukan berarti menjauhkan diri dari perkara duniawi, akan tetapi
merupakan sikap waspada agar hati kita tidak terpaut dengan perhiasan dunia ini. Dari sikap
zuhud akan muncul kedermawanan yang menjadi pangkal dari segala kebaikan. Rosulullah
SAW telah memperingatkan dengan sabdanya: “Mengapa kalian membangun sesuatu yang
belum tentu kalian tempati, dan mengapa kalian kumpulkan sesuatu yang tidak termakan oleh
kalian?”.

Hadirin Rhk,

Adapun sikap hijrah bathiniyah yang kelima adalah berpindah dari sikap saling
bermusuhan menuju sikap saling nasihat menasihati.. Disebutkan dalam surat al hujurat,
bahwa setiap mukmin adalah saudara, lalu diikuti dengan perintah mendamaikan kedua
mereka. Ayat ini seakan mengisyaratkan bahwa jika permusuhan yang datang dari kalangan
nonmuslim barang kali dapat dengan mudah diselesaikan, akan tetapi mengapa bila
permusuhan itu justru terjadi di kalangan ummat Islam sendiri justru sulit diselesaikan. Oleh
karenanya, tidaklah ada yang terbaik kecuali mendamaikan antara dua saudara yang sedang
bertikai. Sikap slaing menasihati menjadi pangkal seala perdamaian. Dan pertolongan Allah
akan selalu berpihak pada orang yang memohon kepadanya:

(Arab)

“ya Allah Tuhan kami, jadikanlah hati-hati kami bersatu dan perbaikilah hubunan di antara
kami lalu tunjukkanlah kami pada jalan-jalan keselamatan.

Hadirin Rhk,

Semoga Allah SWT memberi kekuatan pada kita untuk beranjak dari semua sifat
negatif serta menghiasi segala langkah kita dengan hal lebih baik dan bermanfaat bagi kita
maupun orang lain.

Semoga Allah SWT tetapkan langkah kita tas iman dan Islam hingga kapanpun,
menunjukkan kebenaran serta membukakan hati kita untuk menerimanya. Semoga Allah
memberikan berkah ilmu dan umur atas diri kita dan anak cucu kita menjadi sholih sholihah,
Amin.

(Arab)

“Apakah kamu akan meminta jalan keluar pada mereka?, padahal jalan keluar Tuhanmu
lebih baik dan Dialah sebaik-baik Dzat Pemberi rizki, dan sesungguhnya engkau
(Muhammad) telah mengajak mereka menuju jalan yang lurus dan sesungguhnya mereka
yang tidak beriman pada hari akhir telah melenceng dari jalan itu”.

(Arab)

KHOTBAH II

(Arab)

Anda mungkin juga menyukai