Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KULIAH ETIKA PROFESI

TUGAS TERSTRUKTUR 2

Oleh :
Nama : Ligia Francisco Gama
NIM : 205040203141001
Kelas : J
Dosen Pengampu : Dr. Agr. Nunun Barunawati, SP. MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
LATAR BELAKANG.............................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
SOLUSI................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat pada Tuhan atas segala rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan “Tugas
Terstruktur 2” sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi kriterian penilaian
mata kuliah Etika Profesi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang,
Jawa Timur. Dalam proses penyelesaian laporan ini pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak. Maka pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada,
Dr. Agr. Nunun Barunawati, SP. MP., selaku dosen pengampu yang membimbing
mata kuliah Etika Profesi di Universitas Brawijaya.
Demikian juga penulis ingin memohon maaf jika dalam penyusunan
laporan akhir praktikum ini masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis
membutuhkan saran dan kritik yang membangun. Semoga bimbingan dan nasehat
yang diberikan kepada penulis menjadi bekal dikemudian hari.
LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa memiliki
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Kebutuhan itu dapat
terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk
menghubungkan individu satu dan lainnya. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi
akan mengakibatkan individu tersebut merasa terisolasi. Cara orang
berkomunikasi satu sama lain sangat bergantung pada budayanya, bahasa yang
digunakan, serta norma dan aturan yang berlaku dalam budayanya masing-
masing. Budayalah yang bertanggung jawab atas cara seseorang berperilaku
terhadap orang lain dan makna yang dimilikinya.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi diantara peserta komunikasi
yang berbeda latar belakang budayanya. Karena itu, Efektivitas komunikasi sangat
ditentukan oleh sejauh mana komunikator dan komunikan memberikan makna
yang sama atas suatu pesan. Suatu keinginan yang tulus untuk melakukan
komunikasi yang efektif adalah penting, sebab komunikasi yang berhasil mungkin
tidak hanya terhambat oleh perbedaan perbedaan budaya.
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan, kalau kita
tidak berhati-hati dalam berkomunikasi, tidak bisa dipungkiri jika akan memicu
terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik
dikegiatan ekonomi ataupun sosial, tidak hanya dengan menggunakan kata-kata
verbal saja, tetapi juga menggunakan kata-kata non-verbal. Tanpa adanya
komunikasi, tidak akan ada interaksi antara manusia. Interaksi akibat dari
komunikasi ini berkaitan dengan sikap atau perilaku setiap individu yang mana
juga harus disesuaikan dan atau mampu beradabtasi akan kebudayaan dengan
berbagai macam ragamnya masing-masing.
Kebudayaan ini akan membentuk, memperkuat sekaligus merubah sikap
dan perilaku baik secara individu maupun secara sosial yang berada di lingkungan
kebudayaan yang bersangkutan. Untuk itu kita harus berkomunikasi dengan baik
agar tercipta kehidupan yang baik antar sesama kita. Dan juga di dalam
berkomunikasi jangan hanya sekedar menyampaikan pesan saja, melainkan untuk
mengubah tingkah laku. Jangan sampai apa yang kita sampaikan, tidak selaras
dengan perilaku penyampainya. Sehingga membuat komunikan tidak percaya dan
tidak lagi ingin berkomunikasi dengan kita. Maka dengan adanya manajemen
komunikasi membuat pelaksanaan komunikasi itu berjalan efektif, sehingga pesan
atau hasil yang diharapakan dari penyampaian informasi tadi sesuai dengan yang
diharapkan. Manajemen dan komunikasi menghadirkan skema pengelolaan dan
penyampaian pesan informasi yang efektif, sehingga tercipta keharmonisan dalam
komunikasi yang dilakukan.
Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya
menyampaikan pesan dengan begitu saja, tetapi ada tekniknya dengan tidak luput
pula tetap memperhatikan perilaku yang kita tampilkan. Perilaku yang
dimaksudkan yakni sikap atau perilaku yang terbentuk dikarenakan latar belakang
sosial/budaya yang dimiliki tiap-tiap pribadi berbeda, tentu hal ini berkaitan
dengan bagaimana ia menyampaikan pesan atau informasinya. Maka teknik
komunikasi perlu dipertimbangkan agar orang yang kita ajak bicara tersebut tidak
hanya diam atau tidak memiliki pemahaman lain (feed back) tentang apa yang kita
sampaikan. Pada teknik berkomunikasi terdapat cara atau ‘seni’ penyampaian
suatu pesan, yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa sehingga
menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Untuk itu, kita harus berhati-hati
dalam berkomunikasi agar komunikan tidak memahami konsep lain.
Pada artikel “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ZONASI PASAR MODERN DI KABUPATEN
SIDOARJO”, Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil persepsi
masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan zonasi pasar modern. Jenis penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif melalui metode penjelasan (explanatory).
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan karyawan pasar
modern dan pejabat pemerintah di Kabupaten Sidoarjo juga didukung oleh studi
literatur yang berhubungan dengan kebijakan zonasi pasar modern. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karyawan pasar modern dan pejabat pemerintah
setuju terkait dengan persaingan pasar modern yang semakin tidak sehat dan
mempengaruhi pasar tradisional. Selain itu, ditemukan bahwa proses perijinan
tidak sesuai dengan prosedur. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan persepsi
masyarakat, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
zonasi pasar modern, yaitu kurangnya komunikasi yang efektif antara pemerintah
dan pemilik pasar modern; penyalahgunaan perijinan; dan kurangnya sosialisasi
tentang zonasi pasar modern.
SOLUSI
Persepsi masyarakat terhadap implementasi kebijakan zonasi pasar modern
menggambarkan bahwa dalam pelaksanaan kebijakan zonasi pasar modern masih
kurang tepat, terutama pada tiga faktor, yaitu tidak adanya komunikasi yang
efektif antara pemerintah dan pemilik pasar modern; penyalahgunaan perijinan;
dan kurangnya sosialisasi tentang zonasi pasar modern sehingga terjadi persaingan
yang tidak sehat antara pasar modern yang mengakibatkan pada hilangnya pasar
tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Rodiyah I. 2015. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN ZONASI PASAR MODERN DI KABUPATEN
SIDOARJO. JKMP (ISSN. 2338-445X), Vol. 3, No. 2, September 2015,
117-240.

Anda mungkin juga menyukai