Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM


Jl. TGH Ibrahim Al-Halidy Bengkel Telp. (0370) 671118 Fax. (0370) 671282
email : dpu@lombokbaratkab.go.id
LABUAPI

ANALISA BEBAN KERJA (ABK)

LABUAPI, JUNI 2012


KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat dan Hidayah-Nya
Analisa Beban Kerja (ABK) dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2012 ini dapat diselesaikan.

Dokumen ini berisikan pentingnya analisa beban kerja, struktur dan tupoksi organisasi dinas
yang mencakup seluruh unit tugas, ketersediaan dan kapasitas pegawai yang merupakan
salah satu instrumen perencanaan pegawai dalam mendukung fungsi tugas.

Dengan tersusunnya dokumen ini disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunannya dengan harapan semoga bermanfaat.

Mataram, Juni 2012

Kepala Dinas

Ir. Robijono Prasetijanto


NIP. 19561003 198511 1 001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Struktur dan Tupoksi Organisasi

BAB II HASIL ANALISA BEBAN KERJA

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran dan Rekomendasi


BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010 - 2014 merupakan
koneksitas Visi Kabupaten Lombok Barat yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010
– 2014 “Terwujudnya Masyarakat Lombok Barat yang Maju, Mandiri dan Bermartabat
dengan Dilandasi Nilai-nilai Patut, Patuh, Patju“

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Lombok Barat Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah yang penjabarannya tertuang dalam Peraturan Bupati
Lombok Barat Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata
Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat.

Peran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat diarahkan untuk mendukung
pencapaian visi dan misi Bupati Lombok Barat pada urusan Pekerjaan Umum. Berpijak
pada kedudukan, tugas pokok dan fungsi serta isu strategis yang dihadapi dalam urusan
Pekerjaan Umum dalam kurun waktu 5 tahun yaitu 2010 – 2014 dan mengacu pada
RPJMD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010 – 2014, maka dalam upaya meningkatkan
kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat menetapkan Visi “Terwujudnya
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Fisik yang Berkualitas untuk Mendukung
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lombok Barat”

Untuk mendukung dan mengoptimalkan Visi Dinas tersebut telah ditetapkan misi 2010-
2014 sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya aparatur;

2. Mengembangkan sarana prasarana dan pengelolaan sumber daya air;

3. Meningkatkan dan memelihara prasarana jalan/ jembatan;


4. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan sarana prasarana dasar
bidang ke Cipta Karyaan;

5. Meningkatkan pelayanan teknis kepada masyarakat dibidang pengujian material


dan penyediaan fasilitas peralatan.

Salah satu visi dinas adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan disumber daya
aparatur. Dalam visi ini tercermin pentingnya sumber daya pegawai baik kapasitas
maupun kualifikasi ketersediaannya untuk mendukung fungsi tugas Dinas sehingga
misi Dinas yang lainnya dapat terlaksana baik pada tataran program dan kegiatan
maupun capaian target output yang telah direncanakan.

Oleh karenanya perencanaan sumber daya personil merupakan suatu keharusan


untuk dilaksanakan yang didalamnya memuat pengukuran beban kerja yang
dibutuhkan agar para staf dapat optimal dalam melaksanakan tugas. Beban kerja yang
tepat akan memacu peningkatan efisiensi dan efektifitas staf yang berinplikasi pada
efisiensi dan efektifitas kinerja dinas. Sehubungan dengan itu pula neraca kebutuhan
pegawai dikaitkan dengan beban fungsi tugas tertuang didalam Analisa Beban Kerja
(ABK).

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud
Penyusunan Analisa Beban Kerja (ABK) ini dimaksudkan untuk mengetahui beban
kerja Dinas Pekerjaan Umum dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dikaitkan dengan
ketersediaan dan daya dukung kapasitas pegawai.

2. Tujuan
Penyusunan Analisa Beban Kerja (ABK) bertujuan merumuskan neraca ketersediaan
pegawai dalam memberikan daya dukung terhadap kapasitas tupoksi yang akan
digunakan sebagai dasar kebijakan perencanaan pegawai dan peningkatan kinerja
dinas.
C. STRUKTUR DAN TUPOKSI ORGANISASI

1. Struktur
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris, 3
Bidang, 2 UPTD, 3 Subbag, 9 Seksi sebagaimana gambar 1.

Gambar 1 : Struktur Organisasi


KEPALADINAS
KEPALA DINAS
Ir. Robijono Prasetijanto

SEKRETARIAT
Ir. I Made Artadana, MM

Subbag Subbag Subbag


Program Keuangan Umum & Kepegawaian
H. L. Najamuddin, ST Zaenab ZT, SE Miskah, S.IP

BIDANG PENGAIRAN BIDANG BINA MARGA BIDANG CIPTA KARYA


Lalu Mashur, ST Ir. Sakri H. Arsyat, ST

Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan


Teknis & Pengendalian Teknis & Pengendalian Teknis & Pengendalian
L. Muh. Sudiana, M.Env.Mgmt Ir. H. Samsul Fajri Ahad Legiarto, ST, M.Eng

Seksi Pembangunan & Seksi Pembangunan & Seksi


Peningkatan Peningkatan Permukiman & Gedung
Sri Ernawati, ST Ahmad Fathoni, ST H. Ahmad Hambali, ST

Seksi Seksi Seksi


Operasi & Pemeliharaan Pemeliharaan Air Bersih & Sanitasi
Mijil Ali, S.Sos Djumawal, ST M. Tauhir, ST

- UPT UPT
Pengujian Material Peralatan
Lemen Arjiman, ST Ir. Ahmad Salman
2. Tupoksi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 8 Tahun 2009


Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah yang dijabarkan
lagi dengan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Rincian
Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok
Barat, bahwa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan


pemerintahan daerah dibidang pekerjaan umum, permukiman dan prasarana
wilayah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan Rencana Strategis Bidang Pekerjaan Umum;
2. Perumusan Kebijakan Teknis Bidang Pekerjaan Umum;
3. Pelaksana Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum Bidang Pengairan, Bina
Marga dan Cipta Karya;
4. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dibidang Pekerjaan Umum;
5. Pelaksanaan kegiatan Penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsinya.

Selanjutnya uraian tugas dan fungsi setiap unit kerja Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Lombok Barat.

1. Kepala Dinas

Tugas Kepala Dinas adalah memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan


pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang Pekerjaan Umum yang
merupakan urusan pemerintah kabupaten dan tugas pembantuan yang diberikan
pemerintah kepada Bupati serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Fungsi Kepala Dinas adalah sebagai berikut :


 Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang Pekerjaan Umum;
 Pembinaan dan pelaksanaan tugas urusan pemerintahan bidang Pekerjaan
Umum;
 Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsi Dinas Pekerjaan Umum.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pelayanan


teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :


 Menyusun rencana dan program kerja.
 Pengelolaan urusan keuangan.
 Pengelolaan urusan administrasi rumah tangga, perlengkapan dan
kepegawaian.

Sekretariat terdiri dari :


a. Sub Bagian Program.
Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok melaksanakan dan
mempersiapkan penyusunan perencanaan dan program kerja tahunan dinas,
menyiapkan bahan kebijakan teknis perencanaan, evaluasi pelaksanaan
program/kegiatan di lingkungan Dinas.

b. Sub Bagian Keuangan.


Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
anggaran program kerja, pengelolaan administrasi keuangan rutin, urusan
pembukuan dan menyusun pertanggungjawaban, urusan perbendaharaan
anggaran belanja dinas serta pembinaan administrasi keuangan pembangunan
di lingkungan Dinas.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.


Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melakukan
pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga dan pembinaan serta pengurusan
administrasi umum kepegawaian di lingkungan Dinas
3. Bidang Pengairan

Bidang Pengairan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Dinas di bidang


Pengairan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Bidang Pengairan mempunyai


fungsi :
 Melaksanakan penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air kabupaten.
 Melaksanakan Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai dalam satu kabupaten.
 Melaksanakan penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai dalam satu kabupaten.
 Melaksanakan penetapan dan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada
wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingkat kabupaten dan/atau
pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Pembentukan komisi irigasi kabupaten.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penetapan dan pemberian
izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya
air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penetapan dan pemberian
izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah.
 Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian izin
pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan
dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah
irigasi yang berada dalam satu kabupaten.
 Pemberdayaan para pemilik kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air
tingkat kabupaten.
 Pemberdayaan kelembagaan sumber daya air tingkat kabupaten.
 Konservasi sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Pendayagunaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Pengendalian daya rusak air yang berdampak skala kabupaten.
 Penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air tingkat kabupaten.
 Pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah
irigasi dalam satu kabupaten
 Melakukan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan
sekunder pada daerah irigasi dalam satu kabupaten yang luasnya kurang dari
1.000 ha.
 Operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada sungai, danau, waduk dan pantai
pada wilayah sungai dalam satu kabupaten.
 Pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam
kabupaten.
 Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan di bidang pengairan.
 Pembinaan dan bimbingan terhadap lingkup bidang pengairan.

Bidang Pengairan terdiri dari :


a. Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian.
Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan teknis dan pengendalian di bidang pengairan.

b.Seksi Pembangunan dan Peningkatan.


Seksi Pembangunan dan Peningkatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
program pembangunan dan peningkatan di bidang pengairan.

c. Seksi Operasi dan Pemeliharaan.


Seksi Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi
dan pemeliharaan di bidang pengairan.

4. Bidang Bina Marga

Bidang Bina Marga mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Dinas di bidang
ke- Bina Margaan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Bidang Bina Marga mempunyai


fungsi :

 Melaksanakan Pengaturan jalan kabupaten.


 Melaksanakan perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten/desa
dan jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan
memperhatikan keserasian antar daerah dan antar kawasan.
 Penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kabupaten/desa dan
jalan kota.
 Penetapan status jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan jaringan jalan
kabupaten/desa dan jalan kota.
 Pembinaan jalan kabupaten.
 Pemberian bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur
penyelenggara jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian izin,
rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan ruang manfaat jalan,
ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
 Pengembangan teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan kabupaten/desa
dan jalan kota.
 Pembangunan jalan kabupaten:
 Pembiayaan pembangunan jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta
pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan kabupaten desa dan jalan
kota.
 Pengawasan jalan kabupaten.
 Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kabupaten/desa dan jalan kota.
 Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kabupaten/desa dan
jalan kota.

Bidang Bina Marga terdiri dari :


a. Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian.
Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
melaksanakan tugas perencanaan teknis jalan dan jembatan.
b. Seksi Pembangunan dan Peningkatan.
Seksi Pembangunan dan Peningkatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
tugas penyediaan jalan dan jembatan.

c. Seksi Pemeliharaan.

Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pemeliharaan


jalan dan jembatan.

5. Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dinas di bidang
ke- Cipta Karyaan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Bidang Cipta Karya mempunyai


fungsi :
 Fasilitasi peningkatan kapasitas manajemen pembangunan dan pengelolaan PS
perkotaan dan pedesaan tingkat kabupaten.
 Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan perkotaan
dan perdesaan di wilayah kabupaten.
 Penyiapan program pembangunan sarana dan prasarana perkotaan dan
perdesaan jangka panjang dan jangka menengah kabupaten dengan mengacu
pada RPJP dan RPJM nasional dan provinsi.
 Penyelenggaraan kerjasama/ kemitraan antara pemerintah daerah/dunia usaha/
masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan sarana dan prasarana
perkotaan dan perdesaan di lingkungan kabupaten.
 Penyelenggaraan pembangunan PS perkotaan dan perdesaan di wilayah
kabupaten
 Pembentukan lembaga/badan pengelola pembangunan perkotaan dan
perdesaan di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah kabupaten mengenai kebijakan dan strategi
pengembangan air minum di daerah kabupaten.
 Penetapan BUMD sebagai penyelenggara SPAM di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah NSPK pelayanan PS air minum berdasarkan SPM
yang disusun pemerintah dan provinsi.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap izin penyelenggaraan
pengembangan SPAM di wilayahnya.
 Penyelesaian masalah dan permasalahannya di dalam wilayah kabupaten.
 Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum di wilayah
kabupaten termasuk kepada Badan Pengusahaan Pelayanan (operator) BUMD.
 Penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk kebutuhan pengembangan
SPAM di wilayah kabupaten.
 Pengembangan SPAM di wilayah kabupaten untuk pemenuhan SPM.
 Fasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan, pemerintah
desa, serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM.
 Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM wilayah administrasi
kabupaten.
 Penyediaan PS air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air skala
kabupaten.
 Penanganan bencana alam tingkat kabupaten.
 Pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan SPAM
yang berada di wilayah kabupaten.
 Evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM yang utuh di
wilayahnya.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan pengembangan PS air limbah di wilayah
kabupaten mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi.
 Pembentukan lembaga tingkat kabupaten sebagai penyelenggara PS air limbah
di wilayah kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh
pemerintah dan provinsi.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pemberian izin
penyelenggaraan PS air limbah di wilayah kabupaten.
 Penyelesaian masalah pelayanan di lingkungan kabupaten.
 Pelaksanaan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan PS air limbah kabupaten.
 Penyelenggaraan (bantek) pada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok
masyarakat di wilayahnya dalam penyelenggaraan PS air limbah.
 Penyelenggaraan pembangunan PS air limbah untuk daerah kabupaten dalam
rangka memenuhi SPM.
 Penyusunan rencana induk pengembangan PS air limbah kabupaten.
 Penanganan bencana alam tingkat lokal (kabupaten).
 Monitoring penyelenggaraan PS air limbah di kabupaten.
 Evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan air limbah di kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan SPM.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan pengembangan PS persampahan di
kabupaten mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi.
 Penetapan lembaga tingkat kabupaten penyelenggara pengelolaan
persampahan di wilayah kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh
pemerintah dan provinsi.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan perizinan dan
pengelolaan persampahan skala kabupaten
 Peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama dunia usaha dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan PS persampahan
kabupaten.
 Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta
kelompok masyarakat di kabupaten.
 Penyelengaraan dan pembiayaan pembangunan PS persampahan di
kabupaten.
 Penyusunan rencana induk pengembangan PS persampahan kabupaten.
 Pengawasan terhadap seluruh tahapan pengembangan persampahan di wilayah
kabupaten.
 Evaluasi kinerja penyelenggaraan di wilayah kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi kabupaten berdasarkan
kebijakan nasional dan provinsi.
 Penetapan peraturan daerah NSPK drainase dan pematusan genangan di
wilayah kabupaten berdasarkan SPM yang disusun pemerintah pusat dan
provinsi.
 Peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggara drainase dan
pematusan genangan di wilayah kabupaten.
 Penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistem drainase dan
penanggulangan banjir di wilayah kabupaten serta koordinasi dengan daerah
sekitarnya.
 Penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase di wilayah
kabupaten.
 Penyusunan rencana induk PS drainase skala kabupaten.
 Evaluasi terhadap penyelenggaraan sistem drainase dan pengendali banjir di
wilayah kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan drainase dan pengendalian
banjir di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi Kasiba/Lisiba di wilayah
kabupaten
 Penetapan Peraturan Daerah NSPK Kasiba dan Lisiba di wilayah kabupaten.
 Penyelenggaraan pembangunan Kasiba/Lisiba di kabupaten.
 Pelaksanaan kerjasama swasta, masyarakat tingkat nasional dalam
pembangunan Kasiba/Lisiba.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penetapan ijin Kasiba
dan Lisiba di kabupaten.
 Evaluasi penyelenggaraan pembangunan Kasiba dan Lisiba di kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi penanggulangan
permukiman kumuh/nelayan di wilayah kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah tentang pencegahan timbulnya permukiman kumuh
di wilayah kabupaten.
 Penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh perkotaan di kabupaten.
 Pengelolaan peremajaan/perbaikan permukiman kumuh/nelayan dengan
rusunawa.
 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian permukiman kumuh di wilayah
kabupaten.
 Evaluasi pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh di kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan di
wilayah kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah NSPK pembangunan kawasan di wilayah
kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah NSPK pembangunan kawasan di wilayah
kabupaten.
 Penyelenggaraan pembangunan kawasan strategis nasional.
 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan di
wilayah kabupaten.
 Evaluasi pelaksanaan program pembangunan kawasan di kabupaten.
 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK di kabupaten.
 Penetapan peraturan daerah kabupaten, mengenai bangunan gedung dan
lingkungan mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria nasional.
 Penetapan kebijakan dan strategi kabupaten mengenai bangunan gedung dan
lingkungan.
 Penetapan kelembagaan bangunan gedung di kabupaten
 Penyelenggaraan IMB gedung.
 Pendataan bangunan gedung.
 Penetapan persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung adat,
semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun di lokasi
bencana.
 Penyusunan dan penetapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
 Pemberdayaan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung
dan lingkungannya.
 Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungan.
 Penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
 Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang
menjadi aset pemerintah kabupaten.
 Penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan
dilestarikan yang berskala lokal.
 Pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pedoman
dan standar teknis dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungannya.
 Pengawasan dan penertiban pembangunan, pemanfaatan, dan pembongkaran
bangunan gedung.
 Pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang
dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal.
 Pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi yang telah ditetapkan.
 Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah kabupaten yang
bersangkutan.
 Penelitian dan pengembangan jasa konstruksi dalam wilayah kabupaten yang
bersangkutan.
 Pengembangan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi di tingkat
kabupaten.
 Peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi dalam wilayah kabupaten
yang bersangkutan
 Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan dalam wilayah
kabupaten.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penerbitan perizinan
usaha jasa konstruksi.
 Pengawasan tata lingkungan dalam wilayah kabupaten yang bersangkutan.
 Pengawasan sesuai kewenangannya untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
 Pengawasan dan pengendalian teknis di bidang perumahan , permukiman,
gedung, penyediaan air bersih dan sanitasi.
Bidang Cipta Karya terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian.


Seksi Perencanaan Teknis dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
melaksanakan tugas perencanaan teknis dan pengendalian di bidang ke- Cipta
Karyaan.

b. Seksi Permukiman dan Gedung.


Seksi Permukiman dan Gedung mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
penyediaan permukiman dan gedung.

c. Seksi Air Bersih dan Sanitasi.


Seksi Air Bersih dan Sanitasi mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas di
bidang penyediaan sarana dan prasarana air bersih, pembangunan dan
penyediaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan permukiman ( air
limbah dan drainase).

6. UPTD

UPTD adalah pelaksana teknis Dinas yang mempunyai tugas melaksanakan


sebagian tugas Dinas dibidang Pekerjaan Umum.
BAB II. HASIL ANALISIS BEBAN KERJA

Berdasarkan analisis terhadap fungsi tugas dikaitkan dengan ketersediaan pegawai dapat
diuraikan sebagai berikut :
A. Personil
Jumlah personil Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat sebanyak 231 orang
dengan komposisi berdasarkan jabatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status
kepegawaian sebagaimana tabel berikut :

Tabel 1 : Personil Berdasarkan Jabatan Struktural/Non-Struktural/Lain-Lain

Laki Perempuan
No. Jabatan Jumlah
(org) (org)
1 2 3 4 5
1. Esselon II 1 - 1
2. Esselon III 4 - 4
3. Esselon IV 11 3 14
4. Esselon V - - -
5. Non Struktural/ Lain-lain - - -
- Widyaiswara - - -
- Guru - - -
- Tenaga Fungsional Lainnya - - -
- Jabatan Fungsional (jafung) - - -
- Tenaga Staf 160 52 212

Jumlah 176 55 231

Tabel 2 : Personil Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Laki Perempuan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
(org) (org)
1 2 3 4 5
1. SD/ Sederajat 31 - 31
2. SMP/ Sederajat 22 2 24
3. SMA/ Sederajat 76 28 104
4. D3 2 1 3
5. PT/ Sederajat 41 24 65
6. Pasca Sarjana 4 - 4
7. Doktoral
Jumlah 201 55 231
Tabel 3 : Personil Berdasarkan Status Kepegawaian

No. Uraian Jumlah


1 2 3
1. PNS 228
2. CPNS 3
3. Honor Daerah 8
4. Honor Proyek -
5. Honor Kontrak 23
Jumlah 262

Tabel 4 : Personil Berdasarkan Keteknisan Kualifikasi Pendidikan

Kualifikasi Jumlah Jenis Kelamin (org)


No. Keterangan
Keteknisan (Orang) Laki Perempuan
1 2 3 4 5 6
1. Teknik
a. STM 33 32 1
b. Sarjana
- Sipil 37 27 10
- Planologi 4 - 4
- Geodesi -
- Arsitektur 8 6 2
2. Non Teknik 149 111 38
Jumlah 231 176 55

B. Jabatan, Tugas dan Distribusi Personil


Jumlah jabatan dan tugas dikaitkan dengan personil untuk setiap bidang tugas sebagaimana tabel
berikut :
Jumlah
No. Bidang/ UPTD Personil
Jabatan Tugas
1 2 3 4 5
1. Sekretariat 22 179 37
2. Pengairan 34 251 90
3. Bina Marga 19 148 44
4. Cipta Karya 19 149 32
5. UPTD Peralatan 11 89 20
6. UPTD Pengujian Material 7 49 8
Jumlah 112 865 231
C. Beban Kerja
Beban kerja untuk setiap bidang tugas sebagai berikut :
No. Bidang/ UPTD Tugas Beban Kerja
1 2 3 4
1. Sekretariat 179 3.090.232
2. Pengairan 251 7.856.052
3. Bina Marga 148 3.494.445
4. Cipta Karya 149 3.788.035
5. UPTD Peralatan 89 1.671.366
6. UPTD Pengujian Material 49 917.793
Jumlah 865 20.817.923

D. Analisis
Dari hasil analisis keterkaitan antara jumlah jabatan, tugas, pegawai dan beban kerja
setiap fungsi bidang tugas sebagaimana terlampir (form B) sebagai berikut :
Jumlah Pegawai Kondisi Ket.
No. Bidang/ UPTD
Tersedia Kebutuhan +/- EU PU
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Sekretariat 37 39,62 -2,62 1,52 A
2. Pengairan 90 99,02 -9,02 1,10 A
3. Bina Marga 44 44,80 -0,80 1,02 A
4. Cipta Karya
32 48,56 -16,56 1,52 A
5. UPTD Peralatan
20 21,43 -1,43 1,02 B
6. UPTD Pengujian
Material 8 11,77 -3,77 1,47 A

Jumlah 8 265,19 -34,19 1,15 A


Berdasarkan analisis setiap bidang tersebut menunjukkan bahwa jumlah jabatan 112,
tugas 865 efisiensi unit (EU) 1,15 prestasi unit (PU) Sangat Baik (A) dan jumlah pegawai
231 orang dari kondisi saat ini dibutuhkan penambahan / pengurangan 34,19 orang dan
kualifikasi sebagai berikut :

No. Pendidikan Jurusan Jumlah (org) Keterangan


1 2 3 4 5
1. Sarjana Teknik - Sipil 12
- Planologi 2
- Geodesi 2
- Arsitektur 3
2. Sarjana Ekonomi - Ekonomi Akuntansi 1
3. D3 - Komputer 1
4. STM 11
5. SMU 2
BAB III. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisa beban kerja (ABK) lingkup Dinas Pekerjaan Umum dapat
disimpulkan dan disarankan/ rekomendasikan sebagai berikut :

A. Kesimpulan
1. Kondisi saat ini jumlah jabatan 112, tugas 865, pegawai 231, beban kerja 20.817.923
efisiensi unit 1,15 prestasi unit A (sangat baik) dan kekurangan pegawai untuk
melaksanakan tugas dan fungsi dinas 34,19 orang.
2. Dari jumlah pegawai yang ada kualifikasi berdasarkan keteknisan 35,50 % teknis dan
64,50 % non teknis yang semestinya proporsi yang ideal ... % teknis dan ... % non
teknis.
3. Dibutuhkan tambahan pegawai sebanyak 34,19 orang dengan kualifikasi pendidikan
sarjana teknik jurusan sipil 12 orang, planologi 2 orang, geodesi 2 orang, arsitektur 3
orang, sarjana ekonomi akuntansi 1 orang, D3 komputer 1 orang, disamping itu STM
13 orang dan SMU 2 orang.
4. Pelaksanaan tugas berdasarkan beban kerja termasuk kategori sangat baik yang
menunjukkan beban kerja dinas dibandingkan dengan jumlah pegawai diatas rata-rata
standar jam kerja setiap pegawai dalam setahun namun dalam pelaksanaan pekerjaan
masih kurang optimal.

B. Saran/ Reomendasi
1. Perlu segera diusulkan penambahan pegawai 34 orang dengan kualifikasi pendidikan
sarjana teknik jurusan sipil 12 orang, planologi 2 orang, geodesi 2 orang, arsitektur 3
orang, sarjana ekonomi akuntansi 1 orang, D3 komputer 1 orang, disamping itu STM
13 orang dan SMU 2 orang.
2. Dibutuhkan pelatihan teknis untuk staf yang pendidikan non teknis namun ditugaskan
pada bidang teknis.
3. Perlu ditindak lanjuti secara bertahap untuk memproporsikan komposisi keteknisan
pegawai dinas dari yang ada saat ini menjadi ... % teknis dan ... % non teknis melalui
rotasi tugas, mutasi dan penambahan pegawai kualifikasi teknis.
4. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pegawai perlu segera dioptimalkan untuk
percepatan peningkatan kinerja dinas.

Anda mungkin juga menyukai