Anda di halaman 1dari 2

Peran Mineral Sebagai Zat Gizi Mikro Bagi Kekebalan Tubuh

Mineral adalah senyawa kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan
maupun PH, membantu proses pencernaan serta metabolisme, membantu mengikat oksigen
sampai dengan menjaga daya tahan tubuh.
Menurut Kemenkes (2019), mineral makro yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah > 100 mg/hari (Kalsium, Fosfor, Natrium, Kalium, Klorida, Sulfur dan Magnesium).
Sedangkan mineral mikro yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah < 100 mg/hari
(Besi, Tembaga, Iodium, Seng, Kobalt dan Selenium).
Ringkasan penjelasan serta penjabaran dari peran mineral sebagai zat gizi mikro bagi kekebalan
tubuh dalam kehidupan sehari-hari :
1. Mineral Makro
 Magnesium
Berperan penting dalam proses sintesis DNA dan protein. Faktanya magnesium
diperlukan untuk > 300 reaksi enzim yang berbeda sebagai struktur kofaktor (senyawa
kimia non-protein yang diperlukan untuk aktivitas biologis) dalam menstabilkan
enzim atau sebagai aktivator alosterik (efektor yang bekerja meningkatkan aktivitas
protein) aktivitas enzim. Sumber magnesium berasal dari sayuran hijau, kacang-
kacangan, susu serta produknya dan ikan

2. Mineral Mikro
 Besi
Merupakan bagian dari hemoglobin dalam sel darah dan mioglobin. Molekul
hemoglobin dalam sel darah merah mengangkut oksigen (O2) dari paru-paru ke sel dan
kemudian mengangkut karbon dioksida (CO2) dari sel ke paru-paru untuk eksresi
(proses pembuangan atau pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh). Besi
juga digunakan sebagai bagian dari banyak enzim, beberapa protein dan senyawa yang
digunakan sel dalam produksi energi. Selain itu besi diperlukan untuk fungsi otak,
kekebalan tubuh, detoksifikasi (pengurangan kadar racun di dalam tubuh secara alami)
obat di hati dan sintesis kolagen untuk kesehatan tulang. Sumber besi berasal dari
sayuran berdaun hijau, kedelai serta olahannya, hati ayam, hati sapi dan kerang
 Tembaga
Merupakan kofaktor untuk banyak enzim, termasuk beberapa yang terlibat dalam
antioksidan pertahanan tubuh. Tembaga juga berfungsi sebagai kofaktor untuk
superoksida dismutase (enzim yang mempertahankan tubuh terhadap kerusakan akibat
radikal bebas). Selanjutnya tembaga mempunyai peran bagi fungsi enzim dalam
membuat ikatan silang protein jaringan ikat, seperti kolagen (jenis protein berserat dan
tak larut yang jumlahnya paling berlimpah dalam tubuh). Tembaga juga merupakan
kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam pembekuan darah, fungsi sistem kekebalan
tubuh dan metabolisme lipoprotein darah. Sumber tembaga berasal dari nasi, roti,
sereal, bayam, kentang, blackberry, anggur merah, susu kedelai, susu, keju dan hati
sapi.
 Seng
Berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Oleh karenanya kekurangan seng dapat
memberikan efek samping terhadap sistem kekebalan tubuh seperti gangguan
autoimun, alergi, berisiko atau rentan terhadap infeksi, atrofi (pembusukan) timus
(organ kecil di belakang tulang dada) dan kanker. Seseorang dengan kekurangan seng
mempunyai kerentanan serta meningkatkan risiko lebih tinggi untuk terinfeksi
penyakit menular. Sumber seng berasal dari kacang-kacangan, susu, daging merah,
ikan laut dan kerang.
 Selenium
Selenium memainkan peran dalam mempertahankan respon imun yang optimal.
Sebagai komponen selenoprotein, selenium diperlukan untuk fungsi efektif dari
neutrofil, makrofag, sel pembunuh alami (natural killer) dan limfosit T. Selenium
dapat membantu dalam menekan virulensi (kemampuan virus untuk menimbulkan
penyakit) HIV, sehingga bisa menghambat perkembangannya menjadi AIDS.
Kekurangan mikro mineral, termasuk juga selenium umumnya terjadi pada ODHA.
Sumber selenium berasal dari bayam, ikan tuna, ikan sarden, tiram, kerang, udang,
salmon, kepiting, daging sapi, gandum serta olahannya, daging ayam, daging kalkun,
keju, telur, jamur, susu, yoghurt, pisang dan tahu.

Jakarta, 22 Desember 2021


Penulis

Christinto

Anda mungkin juga menyukai