Anda di halaman 1dari 3

HKBP SERPONG – RESORT SERPONG

BAHAN SERMON GURU-GURU SEKOLAH MINGGU


MINGGU INVOCAVIT
MINGGU, 21 FEBRUARI 2021

TEKS KHOTBAH SKM: Yohanes 12:12-19

12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan
menuju Yerusalem,
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang
datang dalam nama Tuhan, Raja Israel! "
12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:
12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai. "
12:16 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka,
bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.
12:17 Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya
dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia.
12:18 Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu.
12:19 Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil,
lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia. "

YESUS DIELU-ELUKAN DI YERUSALEM

PENDAHULUAN
Di negara yang kita kenal penguasa/raja biasanya disimbolkan dengan gambar-gambar yang
berhubungan dengan kesejahteraan rakyat dan kemajuan negeri yang dipimpin. Sosok pemimpin
biasanya dikaitkan dengan kegagahan tentaranya, kecanggihan persenjataan angkatan bersenjata,
dan keluasan kekuasaannya, dll. Namun berbeda dengan teks khotbah Sekolah Minggu ini Di dalam
teks ini, dua kali sebutan Raja dikenakan kepada Yesus (ayat 13, 15). Namun, atribut sebagai Raja ini
tidak didasarkan pada prestasi militer ataupun keagungan politis. Orang banyak menyambut dan
mengelu-elukan Yesus terutama karena mukjizat kebangkitan Lazarus (12:9-11). Perikop ini dimulai
dengan kalimat “Keesokan harinya ...”, yang mengacu pada waktu di Yohanes 12:1a = Enam hari
sebelum Paskah Yesus datang ke Betania. Dalam tradisi Yahudi dikenal dengan istilah Pesakh atau
Paskah (Passover)1. Pada saat itulah Israel sebagai bangsa pilihan Allah, di bawah pimpinan Musa
dan Harun dilepaskan Allah dari Firaun di Mesir, dan saat itulah mereka memperingatinya sebagai Hari
Pembebasan Israel dari Perbudakan. Di Israel sampai hari ini, menjadi libur nasional selama 7 hari
berturut-turut, yang ditandai dengan pesta besar pada awal dan akhir pekan itu, yang dirayakan dengan
sangat meriah, kumpul keluarga dan berdoa serta ibadah raya (Keluaran 12:14-17). Dengan demikian
Hari Raya Paskah haruslah dirayakan secara turun temurun dan menjadi satu ketetapan untuk
selamanya. Hal yang lain juga dalam perikop ini nama Yesus makin tersebar ke berbagai kota karena
tindakan-Nya membangkitkan Lazarus. Semua orang ingin mengenal-Nya dan bangga mengakui-Nya
sebagai tokoh besar. Saat Yesus mengunjungi Yerusalem, orang-orang berebut menyambut-Nya.
Mereka mengharapkan Yesus membuat mukjizat di Yerusalem sama seperti di Betania.

PENJELASAN TEKS
Hosana! Diberkatilah Dia yang datang, orang banyak yang waktu itu sedang berkumpul di Yerusalem
untuk merayakan Paskah. Mereka ini rela meninggalkan pesta begitu mendengar Yesus hendak
memasuki kota. Siapa orang banyak itu? Mereka adalah orang-orang Yahudi dari berbagai kota,
bahkan dari berbagai penjuru dunia, yang datang setahun sekali untuk merayakan Paskah. Selain itu
tentu saja penduduk Yerusalem sendiri. Nama Yesus sudah tidak asing lagi di telinga mereka, sebab
Ia sudah sangat populer waktu itu. Mereka semua menyanjung Yesus setinggi langit, lalu berseru :
“Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Mereka seperti sedang
menobatkan Yesus menjadi raja, dan berharap agar di kota itu Ia mau menyatakan perang suci kepada
bangsa Romawi. Mereka pikir inilah saatnya, sebab kalau tidak sekarang kapan lagi? Yohanes mau
mengatakan, cita-cita itu sekarang diletakkan di pundak Yesus, dan orang banyak sesungguhnya siap
menerima perintah apa saja. Tapi lihatlah Yesus, Ia tidak mengatakan sepatah katapun, ia tetap tenang,
teduh di atas keledai-Nya. Keduabelas murid Yesus yang saat itu tentu saja berada paling dekat

1 Keluaran 12:23: Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu
itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.

1 | RAJ - Bahan Sermon Khotbah Sekolah Minggu HKBP Serpong


dengan Yesus. Mereka ikut larut dalam euforia, merasa bangga dan tersanjung oleh karena ada di
dalam arak-arakan itu. Pikiran mereka pun pasti sejalan dengan orang banyak tadi, bahkan mungkin
ada pula di antara mereka yang membisiki Yesus agar Ia mau menerima harapan orang banyak itu.
Tapi Yesus tetap tenang, tidak terpengaruh dengan sanjungan. Ia teguh pada pendirian-Nya. Yohanes
mau mengingatkan, lihatlah nanti apa yang akan dilakukan oleh kedua belas murid-Nya. Ada yang
berkhianat, ada yang menyangkal dan sisanya tercerai-berai meninggalkan Yesus seorang diri.

Kemudian kita dapat melihat orang-orang Farisi yang saling menuding di saat yang bersamaan ketika
Yesus sedang dieluelukan. Mereka yang sebelumnya sudah mencari jalan agar Yesus ditangkap dan
dibunuh, kini melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ternyata semua orang berada di pihak Yesus.
Rencana mereka berantakan, sebab dengan kenyataan itu siapa yang berani membunuh Yesus akan
berhadapan dengan orang banyak. Di sini Yohanes mau mengatakan, Yesus tidak memakai
kesempatan itu untuk mengancam agar semua lawan-Nya termasuk orang-orang Farisi menjadi takut.
Tapi justru Ia tetap tenang, teduh dan mantap, sekalipun dengan bersikap demikian orang-orang
Farisi malah semakin menjadi-jadi.
Dengan demikian melihat beberapa realitas diatas di mata Yohanes sesungguhnya Yesus berhasil
melewati pencobaan yang begitu jelas hadir di depan-Nya. Pencobaan yang datang dari tiga pihak
sekaligus. Bagaimana Yesus mengatasinya? Dengan tetap tenang dan teduh, tidak terbawa emosi dan
tidak tenggelam dalam suasana gemuruh puja dan puji. Yohanes mau mengajak kita mencermati sikap
Yesus yang menghampakan diri lahir dan batin, tapi justru di situlah letak kekuatan-Nya. Di situlah
kunci kemenangan-Nya.

Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel !” Hosana… yang artinya
selamatlah kami, menjadi ungkapan pengharapan dan sekaligus keyakinan mereka kepada Yesus
sebagai Raja yang dari Allah yang akan menyelamatkan dan membawa perdamaian bagi mereka,
untuk itu mereka melambai-lambaikan daun palma sebagai lambang perdamaian. Yesus Sang Raja
datang ke Yerusalem dengan menunggang keledai,ini juga sebagai simbol bahwa Sang Raja
yang rendah hati datang untuk berdamaidengan orang Yerusalem. Menyambut Raja (bisa diartikan
juga pemimpin) biasanya dilakukan dengan persiapan yang super istimewa. Jalan dipersiapkan dengan
baik, tempat-tempat dibersihkan dan steril dari gangguan keamanan, bahkan penyambutan dikanan
kiri jalan juga disiapkan dengan berbagai cara. Begitulah kita menyambut sang pemimpin. Yesus Sang
Raja Damai yang datang ke Yerusalem juga disambut dengan meriah dengan simbol-simbol
perdamaian, namun itu akan berubah dengan begitu cepatnya ketika orang-orang Yerusalem kemudian
meminta Yesus untuk disalibkan.

Penggunaan keledai sebagai hewan tunggangan atau pengangkut beban sudah lazim di kalangan
bangsa Israel, di mana para penggembara miskinlah yang lebih lazim menunggang keledai. Karena itu
keledai terkesan sebagai sarana angkutan bagi rakyat kalangan bawah. Namun nabi Zakharia telah
menubuatkan bahwa kedatangan Sang Mesias justru dengan mengendarai seekor keledai: "Bersorak-
soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang
kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban
yang muda." (Zakharia 9:9). Ini sangat kontras sekali dengan pemimpin-pemimpin atau raja-raja dunia
yang kebanyakan menunggang kuda perang sehingga menimbulkan kesan mewah, megah, gagah dan
berkuasa. Tatkala memasuki kota Yerusalem Tuhan Yesus justru datang dengan mengendarai seekor
keledai betina yang muda, jauh dari kesan megah dan mewah. Ini semakin menegaskan tentang prinsip
kerendahan hati dan wujud kepedulian Kristus terhadap umat kalangan bawah. Ketidakmengertian
para murid (12:16), meskipun murid-murid melihat Yesus dielu-elukan sebagai raja ketika masuk ke
Yerusalem, Yohanes mengatakan bahwa mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada
waktu itu. Mereka baru mengerti bahwa nas Zakharia itu sungguh-sungguh berbicara tentang Kristus.
Dengan demikian orang banyak yang percaya kepada Yesus (ayat 17-19), bagian ini menjelaskan
bahwa orang banyak yang hadir terbagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah saksi mata
kebangkitan Lazarus yang kemungkinan besar datang dari Betania. Golongan kedua adalah orang-
orang yang mendengar kesaksian tentang perbuatan Yesus yang membangkitkan Lazarus dari
kelompok yang pertama. Catatan ini menyatakan dengan jelas bahwa usaha perlawanan orang-orang
Yahudi tidak mampu membuat orang-orang menyangkal bahwa sungguh Yesus adalah Tuhan dan
Raja. Padahal para imam-imam kepala dan komplotannya sudah berencana untuk membunuh Lazarus
karena dengan kebangkitannya banyak orang yang menjadi percaya kepada Yesus. Di sini Yohanes
menegaskan bahwa para orang-orang yang melihat kebangkitan Lazarus adalah “para penginjil” yang

2 | RAJ - Bahan Sermon Khotbah Sekolah Minggu HKBP Serpong


membuat kumpulan orang banyak itu datang dan menyerukan “Hosana” kepada Yesus dengan palem-
palem yang melambai.

REFLEKSI TEOLOGIS
Bagaimana rasanya jika kita dielu-elukan? Wah... pasti sangat menyenangkan bukan ? Siapa sih yang
tidak ingin dihormati dan disegani? Dalam kisah Yesus yang dielu-elukan di Yerusalem, orang banyak
mengelu-elukan Yesus sebab mereka telah mengetahui karya Yesus bagi orang banyak. Kehadiran
Yesus menjadi pengharapan baru bagi mereka yang sedang hidup dalam penderitaan karena
penjajahan Roma. Mereka sungguh mengharapkan Yesus menjadi raja atas mereka. Memerintah
bangsa Israel seperti pemerintahan raja Daud. mereka menghamparkan pakaian dan daun palem
sambil meneriakan Hosana/selamatkanlah kami. Mereka melihat Yesus adalah tokoh yang tepat
untuk menjadi raja atas mereka dan diharapkan dapat menyelamatkan mereka. Yesus memiliki tujuan-
Nya sendiri. Ini bukan hanya tentang menjadi raja untuk menyelamatkan Israel tetapi kedatangan-Nya
adalah untuk menjadi raja damai. Ini nampak dari caraNya memilih keledai sebagai tunggangan-Nya.
Keledai bukan menggambarkan keperkasaan, kekuasaan dan kesombongan seperti kuda. Kuda
adalah tunggangan untuk berperang tetapi keledai adalah simbol dari perdamaian. Jika seseorang ingin
berdamai dengan yang lainnya maka ia harus datang dengan mengendarai keledai dan bukan kuda.
Yesus datang bukan untuk memerintah Israel tetapi sebagai raja damai yang mendamaikan Allah
dengan manusia. Kita juga dipanggil untuk menjadi juru damai dimanapun kita berada meneladani
Yesus.

Perilaku orang percaya dalam menjalani hidup beriman kerap seperti yang dicontohkan oleh Yohanes
melalui penjelasan di atas. Berapi-api dalam memuji Tuhan, tapi mudah melupakan-Nya. Begitu
bersemangat dalam ibadah, tapi dalam kehidupan seharihari seperti hilang pengharapan.
Menyuarakan kasih dalam persekutuan, tapi mudah juga menuding kesalahan orang lain. Beberapa
waktu tampak begitu saleh, tapi tidak lama kemudian berubah menjadi jahat. Kita memang sering begitu
rapuh. Oleh sebab itu mari kita teladani sikap Yesus yang tetap tenang namun hatinya mantap dalam
menghadapi semua cobaan. Marilah kita ingat bahwa hidup beriman tidak mesti gegap gempita dan
tidak selalu harus berteriak ’haleluya’. Kedalaman spiritualitas tidak tergantung pada hal-hal seperti itu,
tapi pada keteguhan hati untuk tetap setia dalam keadaan apapun. Kita manusia sebagai hamba,
apakah benar-benar siap menyambut Sang Raja Damai dengan penuh rasa suka cita dan perdamian?.
Mari Sambutlah Sang Raja dengan penuh damai seperti seorang hamba yang menunggu kedatangan
Tuannya. Amin.

PENERAPAN PENGAJARAN
Tujuan instruksional umum:
ASM memahami bahwa Yesus yang dielu-elukan adalah Sang Raja Damai, mari sambut Dia yang
diberkati, Hosana.
Tujuan Khusus:
1. ASM dapat mengerti/menghafalkan ari kata “hosana”
2. ASM dapat menujukkan sikap orang-orang di Yerusalem ketika Yesus masuk ke Yerusalem.
3. ASM dapat memperagakan tindakan orang-orang di Yerusalem ketika menyambut
kedatangan Yesus.

AYAT HAFALAN
Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera
di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi! "
(Lukas 19:38)

Lagu Pujian: “Betapa Baiknya Engka Tuhan”


Betapa baiknya Engkau Tuhan,
kasihMu tiada berkesudahan.
Betapa mulia kasihMu Yesus,
jiwaku diselamatkan.
Hosana ‘ku memuji Tuhan,
Hosana ‘ku tinggikan Yesus,
Hosana, Hosana, Hosana.

3 | RAJ - Bahan Sermon Khotbah Sekolah Minggu HKBP Serpong

Anda mungkin juga menyukai