Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK PANDEMI COVID-19 UNTUK KESEHATAN LAKI-LAKI

DALAM KAITANYA DENGAN LAKI-LAKI SEBAGAI SALAH SATU


FAKTOR RISIKO

Oleh : Evaristus Marung

NIM : 1907010064

Menjelang akhir tahun 2019 tepatnya bulan desember, dunia digegerkan oleh sebuah
fenomena kasus baru yang terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini berupa
penyakit pneumonia misterius. Sember penularan kasus ini pun belum diketahui secara pasti,
tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Seiring berjalannya waktu, kasus
ini merebak ke hampir semua Negara di dunia. Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan
nama baru pada penyakit ini yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh
virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).

Cara penularan virus ini kemudian diketahui ditularkan dari manusia ke manusia.
Sekarang jumlah kasus yang terjadi terus saja meningkat dari hari ke hari dan bahkan jam.
Dilansir dari INFEKSI EMERGING update 13 Mei 2020 Pukul 09.00, jumlah kasus
konfirmasi global sudah mencapai 4.088.848, kasus, meninggal mencapai 283.153 kasus.
Untuk Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 14.749 kasus dan meninggal 1.007
kasus. Data ini menunjukan bahwa penyebaran kasus ini terjadi begitu cepat dalam waktu
yang singkat saja. Dunia sekarang berada dalam kecemasan yang luar biasa akibat kasus ini.
Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah di berbagai Negara untuk mengantisipasi kasus
ini bertambah banyak.

Sebagai salah satu jenis penyakit, tentunya COVID-19 juga memiliki faktor-faktor
risiko. Berdasarkan data yang sudah ada, faktor-faktor risiko terinfeksi SARS-CoV-2 adalah
penyakit komorbid hipertensi dan diabetes mellitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok
aktif. Distribusi jenis kelamin laki-laki yang lebih banyak diduga terkait dengan prevalensi
perokok aktif yang tinggi. Data sebaran kasus dan case fatality rate COVID-19 berdasarkan
usia dan jenis kelamin menunjukan jumlah kasus jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari
pada perempuan. China = 51,4% kasus pada laki-laki 48,6% pada perempuan, Italia =57,9%
kasus pada laki-laki dan 42,1% pada perempuan. Ini menunjukan begitu besar risiko laki-laki
terinfeksi virus ini.
Salah satu pengaruh besar tergolongnya laki-laki ke dalam faktor risiko adalah
prevalensi perokok aktif yang tinggi. Jumlah laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok
lebih banyak dari pada perempuan. Ini menjadi titik tolak laki-laki dikategorikan dalam
kelompok faktor risiko. Merokok merupakan aktivitas yang langsung bersentuhan dengan
organ-organ pernapasan manusia. Bahaya dari merokok banyak terjadi di sekitar organ
tersebut dan atau jantung. Penyakit COVID-19 pada dasarnya adalah penyakit yang
menyerang sistem pernapasan. Dari sini jelas sekali bahwa risiko terkena penyakit ini pada
laki-laki begitu besar.

Selain itu, laki-laki juga merupakan tulang punggung keluarga. Sehari-harinya laki-
laki tentu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Ketika bekerja, tentu
saja pekerja bertemu dengan banyak orang baik yang sudah kenal maupun yang baru kenal.
Interaksi-interaksi yang intens dengan orang- orang tersebut terutama orang yang sudah
terinfeksi menyebabkan laki-laki pekerja tersebut pun ikut terinfeksi.

Dampak COVID-19 terhadap kesehatan laki-laki sangatlah beragam. Sebagai salah


satu faktor risiko terinfeksi SARS-CoV-2 tentunya dampak yang pertama adalah kematian
dan kesakitan yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan laki-laki sulit untuk berkativitas
lagi dan juga bisa jadi tidak akan beraktivitas lagi. Dampak kematian dan kesakitan ini pun
tidak berhenti di situ saja, tapi akan ada dampak lanjutan yang ditimbulkan. Contohnya saja,
ketika pasien-pasien di Italia meninggal dunia, mayat-mayatnya tidak lagi dikembalikan
kepada keluarga tetapi dikubur oleh pemerintah dalam satu kuburan yang besar. Ini
menyebabkan lingkungan masyarakat menjadi terganggu, apalagi yang jaraknya cukup dekat
dengan kuburan tersebut. Karena virus ini bisa saja menular lagi ketika kita berada pada
daerah kuburan tersebut. Dengan kata lain mencemari lingkungan.

Selain itu dampak negative lain yang timbul dari kesakitan ini yeti rusaknya sebagian
alat penapasan. Akibat pertumbuhan virus dalam tubuh khususnya alat pernapasan, sebagian
organ tubuh diambil alih oleh virus dan otomatis akan terjadi kerusakan pada daerah organ
tesebut seperti misalnya kerusakan permanen pada paru-paru. Dampak negative lainnya
adalah menularkan kepada orang lain. Jika penderita tidak menyadari akan adanya virus
dalam diri dan bercengkrama dengan keluarga atau teman, maka virus tersebut otomatis akan
menjangkit orang-orang tersebut. Akibatnya, virus ini menyebar ke banyak orang.

Dampak positif yang bisa didapat dari adanya COVID-19 pada kesehatan laki-laki
adalah berkurangnya intensitas merokok. Banyak laki-laki terutama yang sudah menginjak
usia dewasa akhir ataupun yang sebentar lagi lanjut usia menghentikan aktivitas merokoknya.
Mereka sadar bahwa fakto risiko merokok sangat tinggi terhadap penyakit COVID-19 ini.
Selain berhenti merokok, beberapa dari merekan bahkan menjadi pelopo berhenti merokok
dengan menegur temannya dan juga ada yang menegur anak-anak mudah yang merokok. Hal
ini menjadi dampak positif bagi kesehatan terutama pada laki-laki.

Dampak positif lainnya juga adalah kebiasaan hidup sehat mulai diterapkan secara
ketat oleh banyak orang. Masyarakat sudah mulai menerapkan berbagai upaya-upaya
pencegahan agar penyakitt tersebut tidak menjangkit di tengah mereka. Laki-laki banyak
biasanya malas brolahraga sudah mulai berolahraga, walaupun di rumah masing-masing. Hal
ini dilakukan dengan tujuan tetap menajga kebugaran tubuh dan tetap menjaga agar tubuh
tetap sehat. Makanan konsumsi pun diubah dari yang asal enak saja ke makanan sehat dengan
tujuan agar tidak gampang terjangkit virus tersebut.

Dalam perkembangannya kasus COVID-19 ini telah menjangkit banyak orang.


Dampaknya yang besar bagi kesehatan menjadikannya prioritas utama pemerintah untuk
diatasi dan ditanggulangi segera. Selain itu, masyarakat pun ikut ambil bagian dalam
program-pogram pemerintah tersebut. Antusiasme sangat tinggi terhadap penanganan kasus
ini. Ini menjadi salah sati dampak positif dari adanya pandemi ini. Masyarakat menjadi
semakin anusia terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Oknum-
oknum yang biasanya membangkan tidak lagi berani ujuk gigi. Semua sadar bahwa penting
sekali menjaga diri dan lingkungan tetap sehat.

Pandemi COVID-19 yang terjadi di wuhan sekarang sudah merebak di mana-mana.


Sekitar 214 negara sudah terjangkit virus ini. Penyebaranya yang melalui memanusia
memungkinkan virus ini cepat menular. Aktivitas manusia yang saling berkominikasi
terutama di tempat-tempat yang padat penduduk menjadi slah satu faktor bertambahnya
kasus. Selain itu jenis kelamin laki-laki juga menjadi salah satu faktor risiko terkena penyakit
ini. Distribusi jenis kelamin ini karena prevalensi kebiasaan merokok sangat tinggi pada laki-
laki.

Dampak yang ditimbulkan pun beragam. Ada yang positif ada pula yang negatif.
Dampak positif contohnya seperti gaya hidupp sehat sudah mulai diterapkan, kebiasaan
merokok sudah mulai ditinggalkan, dan juga sudah semakin patuh pada anjuran-anjuran yang
dikeluarkan oleh pemeintah. Dampak negatifnya seperti kerusakan organ dalam seperti paru-
paru, pencemaran lingkungan karena mayat yang telalu banyak tidak lagi bisa dikuburkan di
daerah pekuburan umum atau pun pekuburan keluarga. Akibatnya dikubur disembarang
tempat dan bisa saja berakibat fatal pada orang yang di sekitar kuburan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai