Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma adalah salah satu penyakit saluran pernapasan yang banyak

dijumpai di masyarakat. Asma merupakan suatu penyakit pada jalan napas

yang disebabkan oleh stimulus tertentu yang menyerang bagian trahcea dan

bronki. Asma dapat menyerang dari semua golongan usia dari anak-anak

hingga dewasa yang paling umum terjadi pada anak-anak dan sebagian besar

kematian terjadi pada orang dewasa. (Bintari Retna,2019)

World Health Organization (WHO) (2020) menunjukkan bahwa saat

ini 235 juta jumlah pasien asma. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya

akan meningkat sebesar 400 juta penderita. Jumlah tersebut bisa saja menjadi

lebih besar dari yang diprediksi karena kasus asma yang belum terdiagnosis.

Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT,2021) Asma merupakan

penyebab kematian keempat di Indonesia atau sebesar 5,6% dilaporkan

prevalensi asma seluruh Indonesia sebesar 13 per 1.000 penduduk. Kejadian

asma terbanyak umur 75 tahun keatas dan mulai menurun pada kelompok

umur 15-24 tahun.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah,

prevelensi asma tahun 2022 bulan Januari sampai April yaitu sebanyak 1.367

(7,2%) orang .

1
2

Berdasarkan jenis kelamin presentase asma pada kelompok laki-laki

sebanyak 643 orang dan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok

perempuan yaitu sebanyak 724 orang Jumlah tersebut semakin menigkat

setiap tahunnya. Asma menempati urutan nomor 3 di Jawa Tengah setelah

kasus penyakit hipertensi, diabetes militus. ( Dinas Kesehatan Provinsi

Jateng, 2022)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2022

Bulan Januari sampai April menyatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 1.797 orang dengan umur 25-60 tahun yang diperiksa, sebanyak

256 orang yang terdeteksi asma. Sedangkan jumlah perempuan yang

diperiksa sebanyak 1.356 orang dengan umur 25-60 tahun, sebanyak 145

orang terdeteksi menderita penyakit asma. Data tersebut menyimpulkan

bahwa di Kabupaten Grobogan jumlah yang menderita asma banyak diderita

oleh laki-laki. (Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, 2022)

Berdasarkan data dari Rekam Medis RSUD Dr.R. Soedjati

Soemodiardjo Purwodadi tahun 2022, yaitu bulan januari sampai

April ,bahwa jumlah pasien yang menderita asma sebanyak 48 orang

diantaranya laki-laki sebanyak 28 orang dan perempuan sebanyak 20 orang.

Faktor yang dapat menyebabkan penyakit asma meliputi alergi dan

terpapar zat alergen dalam waktu yang lama ( misalnya serbuk sari, debu atau

binatang), latihan fisik , stres atau perasaan marah, infeksi virus dijalan nafas

dan yang paling sering menyebabkan kekambuhan penyakit asma yaitu cuaca
3

yang sangat dingin (Sentosa.2020) . Faktor resiko asma sangat mempengaruhi

oksigenasi pada manusia.

Penderita asma dapat melakukan inspirasi dengan baik namun sangat

sulit saat ekspirasi sehingga terjadi gangguan difusi gas di alveoli, hal

tersebut menyebabkan, pasien mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigen (O2) penanganan yang tepat dalam masalah gangguan pemenuhan

O2 adalah dengan pemberian O2. Pemberian oksigen pada penderita asma

minimal 94% melalui masker Rebreathing Mask (RM) maupun nasal kanul

sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu sendiri. Konsentrasi oksigen yang

tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar PCO2 (tekanan parsal karbon

dioksida ) dalam tubuh pada pasien dengan penyakit asma. (Damanik,2019)

Metode lain yang paling sederhana selain terapi oksigensi untuk

mengurangi resiko gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yaitu dengan

mengatur posisi saat istirahat. Posisi semi fowler merupakan posisi tempat

tidur dimana posisi kepala dan lutut ditinggikan 15o hingga 45o atau berbaring

dengan bantal yang tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa dengan posisi semi

fowler rata-rata kenaikan saturasi oksigen yaitu 4,99% (Sucahyono, 2019).

Upaya paling penting dalam penyembuhan dengan keperawatan yang

tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan asma

untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan pasien dapat

segera sembuh kembali. Metodologi Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kualitatif interaktif, yaitu penelitian yang menghimpun data dengan


4

cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat

penelitian (Damanik, 2019)

Data yang didapatkan bahwa jumlah penyakit asma di RSUD Dr.R

Soedjati Soemodiardjo Purwodadi masih cukup banyak yaitu 48 orang, dan

perlu penanganan yang cepat agar tidak terjadi komplikasi , maka dari itu

penulis mengambil kasus karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan

Keperawatan Pada Tn.X dengan fokus intervensi pemberian oksigenasi

dengan posisi semi fowler untuk pasien asma di IGD Dr. R. Soedjati

Soemodiardjo Purwodadi “ dengan tujuan untuk memberikan asuhan

keperawatan yang benar sehingga dapat mengurangi tingkat

keparahan/komplikasi pada pasien asma .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dari

karya tulis ilmiah ini adalah“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Tn.X

dengan fokus intervensi pemberian oksigenasi dengan posisi semi fowler

untuk pasien asma di IGD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi? ‘’

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.X dengan fokus intervensi

pemberian oksigenasi dengan posisi semi fowler untuk pasien asma di IGD

Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi

2. Tujuan Khusus
5

a. Melaksakan pengkajian pada pasien asma di IGD Dr. R. Soedjati

Soemodiardjo Purwodadi

b. Menganalisis data mengenai asuhan keperawatan pada pasien asma

c. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien asma

d. Menentukan intervensi asuhan keperawatan pada pasien asma

e. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien asma

f. Mengevaluasi dan melakukan rencana tindak lanjut asuhan

keperawatan pada pasien asma

g. Mendokumentasikan asuhan keperawata pada pasien asma

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat berguna untuk penelitian yang

dapat dijadikan pembelajaran perihal teori pengembangan mengenai

pengetahuan tentang pemberian oksigenasi dengan posisi semi fowler

dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi penulis

Menjadi masukan dalam pengembangan asuhan keperawatan dengan

Asma fokus intervensi pemberian okigenasi dengan posisi semi

fowler dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma

b. Insitusi dapat menggali ilmu dan dapat diaplikasikan kepada pembaca

sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang

akademik
6

c. Menambah referensi bagi perpustakaan sehingga dapat dibaca oleh

mahasiswa dan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

1. Bab I: Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang ,perumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat dan sistematika penulisan

proposal KTI

2. Bab II: Konsep teori terdiri dari konsep medis yang berisi

penelitian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan

penunjang dan penatalksanaan, komplikasi, fokus pengkajian dan

fokus intervensi

Anda mungkin juga menyukai