Anda di halaman 1dari 4

Kegiatan Pendampingan Balita Stunting

di Kelurahan Lewoleba Barat

Stunting telah menjadi ancaman permasalahan gizi dunia yang perlu segera ditangani.

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah anak balita pendek terbesar dibandingkan

dengan negara Malaysia, Thailand, serta Vietnam. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan

untuk mengatasi ancaman tersebut dengan mengajarkan cara mengelola bayi usia di bawah dua

tahun yang berisiko menjadi tidak berisiko stunting.


Selasa (19/07- 2022), Dalam program pendampingan sasarannya adalah keluarga Balita

yang memiliki permasalahan gizi yaitu Balita yang stunting. RSUD – Lewoleba melakukan

pendampingan ini dengan tujuan merubah perilaku masyarakat sebagai penyebab dasar stunting.

Pelaksanaan pendampingan keluarga Balita Stunting dilakukan dengan mempelajari

potensi keluarga, mempelajari permasalahan keluarga, kemudian melaksanakan dampingan

dengan advokasi, diskusi, demonstrasi, dan praktek. Rencananya Pada tahap akhir dilakukan

kajian analisis perubahan berdasarkan indikator keberhasilan mengenai status gizi, pola makan,

pola asuh, hygiene/kebersihan lingkungan dan infeksi.

Beberapa kegiatan yang dilakukan akan di lakukan pada saat pendampingan antara lain

pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan oleh tim dokter, menyiapkan ,

pendampingan masak, menyuapkan makanan kepada balita dampingan, memotong kuku Balita

dampingan, serta kegiatan yang bisa mempengaruhi tumbuh kembang Balita.

Dengan pendampingan ini didapatkan hasil adanya perubahan rutinitas ke Posyandu yang

lebih baik, adanya perubahan pola makan Balita sebelum dan sesudah pendampingan menjadi

lebih baik. Selain itu juga adanya perubahan higiene/kebersihan Balita yang lebih baik, adanya

sedikit penurunan jumlah ayah yang merokok, dan adanya perubahan status gizi Balita sebelum

dan sesudah pendampingan menjadi status gizi yang lebih baik.

Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pendampingan dengan

memberikan berbagai intervensi pada keluarga dengan anak berisiko stunting.

Metode di atas diimplementasikan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu

(1) sosialisasi, dan scrining.


(2) pelaksanaan kegiatan, serta

(3) monitoring dan evaluasi.

Hasil  pelaksanaan kegiatan ini yaitu pendampingan oleh tenaga kesehatan

professional  memberikan peran yang besar pada pencegahan risiko stunting.

Kesimpulan dalam kegiatan ini yaitu pendampingan pada keluarga berisiko stunting

menjadi strategi yang efektif untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesiapan anggota keluarga untuk mencegah resiko stunting. Kegiatan ini

merupakan salah satu solusi unggulan yang menyentuh secara langsung masyarakat

dalam pencegahan stunting.

Anda mungkin juga menyukai