Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH MAHKAMAH KONSTITUSI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 4

1. Panglima Mulya Nasution (1616000055)


2. Yudha Hadi Prandawa (1616000048)
3. Mei Sarah (1616000042)
4. Carolina Pandiangan (1616000049)
5. Nur Mayang Hayati (1616000197)
6. Fany Syafitri (1616000249)

Dosen Pembimbing : Muhammad Azhali Siregar., SH., MH.

FAKULTAS SOSIAL SAINS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi yang membahas tentang Sejarah Mahkamah
Konstitusi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi yang
membahas tentang Sejarah Mahkamah Konstitusi ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

    
                                                                                     Medan, 14 Oktober 2018
    
                                                                                              Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian BAPMI
B. Alternatif Penyelesaian Melalu BAPMI
C. Sejarah Pendirian BAPMI
D. Cara Penyelesaian Sengketa dalam BAPMI
E. Arbiter BAPMI
F. Berbagai Peraturan Arbitrase BAPMI
G. Kewenangan BAPMI
H. Prosedur dalam BAPMI
I. Biaya Berperkara dalam BAPMI

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi didefinisikan sebagai suatu kerangka masyarakat politik (negara)


yang diorganisir dengan dan melalui hukum kehidupan secara umum yang dikerjakan
oleh para budak yang berada di luar batas kewarganegaraan. 1 Sedangkan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia yaitu suatu lembaga tertinggi negara yang baru yang
sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung (MA). Dan
Indonesia merupakan negara yang ke tujuh puluh delapan yang memiliki lembaga
pengadilan konstitusionalitas yang diberikan kewenangan menguji materiil sebuah
undang-undang. Sehingga dalam hal undang-undang Mahkamah Konstitusilah yang
memiliki wewenang penuh dalam menguji undang-undang tersebut. Selain itu
Mahkamah Konstitusi juga memiliki wewenang dalam membubarkan partai politik,
memutuskan sengketa hasil pemilu dan pemecatan presiden dan wakil presiden apabila
melakukan pelanggaran hukum.

Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga tinggi negara yang keberadaaan dan


kewenangannya diamanatkan oleh UUD 1945 dan lebih lanjut dalam UU No. 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi2.

Sehingga dari paparan latar belakang di atas, penulis tertarik untk menggali lebih
dalam mengenai Mahkamah Konstitusi ini, baik itu mengenai sejarah terbentuknya,
wewenangnya, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Mahkamah Konstitusi. Untuk
lebih detail lagi mengenai Mahkamah Konstitusi ini akan dipaparkan dalam bab
selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1
C.F. Strong, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern, (Bandung: Nusa Media, 2011), h 24
2
Tim Penyusun Buku Lima Tahun MK, Lima Tahun Menegakkan Konstitusi, (Jakarta: Sekretariat Jendral
dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi, 2008), h 13
1. Apa pengertian dari Mahkamah Konstitusi?

2. Bagaimana awal mula ide pembentukan Mahkamah Konstitusi?

3. Bagaimana sejarah terbentuknya Mahkamah Konstitusi di Indonesia?

C. Tujuan

Adapun Tujuan Penulisan adalah :

1. Penyusun ingin mengetahui lebih dalam mengenai ide dasar pembentukan


Mahkamah Konstitusi.
2. Penyusun ingin mengetahui lebih dalam mengenai sejarah terbentuknya
Mahkamah Konstitusi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mahkamah Konstitusi

Secara terminologi Mahkamah Konstitusi terdiri dari dua kata, yang mana Mahkamah
yang berarti badan atau tempat memutuskan hukum atas suatu perkara atau pelanggaran,
Sedangkan istillah Konstitusi berasal dari kata constituter (Prancis), constitution
(Inggris), constitutie (Belanda) yang berarti membentuk suatu negara, menyusun suatu
aturan tentang ketatanegaraan. Jadi secara umum dapat diartikan Mahkamah Konstitusi
adalah Lembaga yang berwenang memutus perkara yang berkaitan dengan susunan
ketatanegaraan.

Mahkamah Kon stitusi merupakan lembaga tinggi negara yang keberadaan dan
wewenang nya diamatkan oleh undang-undang dasar 1945 lebih lanjut dalam undang-
undang No.24/2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah konstitusi memiliki 4
wewenang dan 1 kewajiban berdasarkan pasal 24C ayat 1 dan 2 UUD 1945. 4
Wewenang MK adalah mengadili dalam tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memeutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Sedangkan kewajiban MK adalah memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD3.

B. Awal mula ide pembentukan Mahkamah Konstitusi

Sejarah Judicial Review pertama kali timbul dalam praktik hukum di Amerika Serikat
melalui putusan Supreme Court (MA) Amerika Serikat dalam perkara “Marbury vs

3
Ibid h 13
Madison” pada 1803 meskipun ketentuan Judicial Review tidak tercantum dalam UUD
Amerika Serikat, Supreme Court Amerika Serikat membuat sebuah putusan yang ditulis
Ketua Supreme Court John Marshall dan didukung empat Hakim Agung lainnya yang
menyatakan bahwa pengadilan berwenang membatalkan Undang-Undang yang
bertentangan dengan konstitusi4.

Di Austria, pemikiran Kalsen mendorong dibentuknya suatu lembaga yang diberi nama
Verfassungsgerichtshoft atau MK yang berdiri sendiri diluar Mahkamah Agung, sering
disebut The Kalsenian Model. Gagasan ini diajukan ketika Kalsen diangkat sebagai
anggota lembaga pembaharu konstitusi Austria (Chanclery) pada 1919-1920 dan
diterima dalam konstitusi 1920. Inilah Mahkamah Konstitusi pertama didunia. Model
ini menyangkut hubungan antara prinsip Supremasi Konstitusi (The Principle of the
Supremacy of the Constitution) dan prinsip Supremasi Parlemen (The Principle of the
Supremacy of the parlement)5.

Ide Hans Kalsen mengenai pengujian Undang-Undang diatas sejalan dengan gagasan
yang pernah dikemukakan Moh. Yamin dalam sidang BPUPKI. Ia mengusulkan
seharusnya Balai Agung diberi wewenang “Membanding” Undang-Undang. Namun
Usulan Moh. Yamin disanggah Soepomo dengan alasan kewenangan hakim untuk
pengujian Undang-Undang bertentangan dengan konsep Supremasi Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan sebagai negara yang baru merdeka belum
memiliki ahli-ahli mengenai hal tersebut serta pengalaman mengenai Judicial Review,
Akhirnya ide pengujian Konstitusionalitas Undang-Undang yang diusulkan Moh.
Yamin tersebut tidak diadopsi dalam UUD 1945.

C. Sejarah Terbentuknya Mahkamah Konstitusi di Indonesia

Pada masa reformasi, dengan TAP MPR No.III/MPR/2000, MPR diberi kewenangan
untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar. Namun hal ini tidak

4
Tim Penyusun Buku Lima Tahun MK, Lima Tahun Menegakkan Konstitusi, (Jakarta: Sekretariat Jendral
dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi, 2008), h 3
5
Tim Penyusun Buku Lima Tahun MK, Lima Tahun Menegakkan Konstitusi, (Jakarta: Sekretariat Jendral
dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi, 2008), h 3
dapat disebut sebagai judicial review mengingat bahwa MPR tidak termasuk dalam
cabang kekuasaan Yudisial6.

Namun, hingga tidak berlakunya ketetapan tersebut, MPR belum pernah melaksanakan
pengujian karena memang tidak ada mekanisme yang memungkinkan melaksanakan
pengujian konstitusionalitas Undang-Undang.

Seiring dengan momentum perubahan Undag-Undang Dasar pada era reformasi, ide
pembentukan Mahkamah Konstitusi atau MK di Indonesia diterima sebagai mekanisme
untuk mengontrol Konstitusionalitas Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.
Selain itu, pembentukan MK juga didorong oleh alasan sebagai berikut

1. Sebagai Konsekuensi dari perwujudan negara hukum yang demokratis dan


negara demokrasi yang berdasarkan hukum. Kenyataan menunjukkan bahwa
suatu keputusan yang dicapai dengan demokratis tidak selalu sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Dasar yang berlaku sebagai hukum tertinggi. Oleh
karena itu, diperlukan suatu lembaga yang berwenang menguji konstitusionalitas
Undang-Undang.
2. Paska perubahan kedua dan perubahan ketiga, Undang-Undang Dasar 1945 telah
mengubah hubungan kekuasaan secara besar-besaran dengan menganut sistem
pemisahan kekuasaan (Separation of Power) berdasarkan prinsip Check and
Balance. Bertambahnya jumlah lembaga negara serta bertambahnya ketentuan
kelembagaan negara menyebabkan potensi sengketa antara lembaga negara
menjadi semakin banyak. Sementara itu telah terjadi perubahan paradigma dari
Supremasi MPR kepada Supremasi Konstitusi, sehingga tidak ada lagi lembaga
tertinggi negara pemegang kekuasaan tertinggi yang berwenang menyelesaikan
sengketa antar lembaga negara. Oleh karena itu, diperlukan lembaga tersendiri
untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
3. Kasus nyata yang terjadi di Indonesia, yaitu Pemakzulan (Impeachment)
Presiden K.H Abdurrahman Wahid dari kursi kepresidenannya oleh MPR pada
6
Tim Penyusun Buku Lima Tahun MK, Lima Tahun Menegakkan Konstitusi, (Jakarta: Sekretariat Jendral
dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi, 2008), h 4
sidang istimewa MPR tahun 2001, yang mengilhami tercetusnya pemikiran
untuk mencari mekanisme yang digunakan dalam proses pemberhentian
presiden dan atau wakil presiden agar tidak semata-mata berdasarkan alasan-
alasan politis semata dan oleh lembaga politik saja. Hal ini juga sebagai
konsekuensi upaya pemurnian sistem presidensial. Untuk itu, disepakati perlu
adanya lembaga hukum yang berkewajiban menilai terlebih dahulu pelanggaran
hukum yang dilakukan oleh presiden dan atau wakil presiden diberhentikan
dalam masa jabatannya.

Sebelum Mahkamah Konstitusi resmi terbentuk pada 13 Agustus 2003 dan


kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung, telah terdapat 14 PUU. Setelah
Mahkamah Konstitusi terbentuk, ke 14 perkara tersebut dialihkan kepada Mahkamah
Konstitusi karena belum ada yang diputus oleh Mahkamah Agung.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Mahkamah konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana


dimaksud dalam UUD 1945 pasal 24 C. latar belakang berdirinya mahkamah konstitusi
tidak lepas dari Empat momen jelajah historis yang patut dicermati antara lain kasus
madison vs Marbury di Amerika Serikat, ide Hans Kelsen di Australia, gagasan
Muhammad Yamin dalam sidang BPUPKI, dan perdebatan PAH I MPR dalam sidang-
sidang dalam rangka amandemen UUD 1945. terdapat lima fungsi yang melekat
keberadaan Mahkamah Konstitusi  dan dilaksanakan melalui wewenangnya yaitu
sebagai pengawal konstitusi, penafsir final konstitusi, pelindung hakasasi manusia,
pelindung hak konstitusional warga negara, dan pelindung demokrasi. Tugas dan
wewenang yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi sendiri telah ditentukan dalam
pasal 24 C  UUD 1945 pada ayat (1) dan (2).

Semula kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas MA. Sesudah perubahan ketiga UUD
1945, pelaksanaan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh dua buah mahkamah. Salah
satu perbedaan antara MA dan MK sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman pada MA
terdapat dibawahnya badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, agama,
militer, dan tata usaha negara, sebaliknya pada MK dibawahnya tidak terdapat badan
peradilan lain

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Tim Penyusun Buku Lima Tahun MK, Lima Tahun Menegakkan Konstitusi, 2008,
Jakarta:Sekretariat Jendral dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi.

B. Internet
http://cunseondeok.blogspot.com/2015/05/mahkamah-konstitusi.html [Diakses
pada 12 November 2018]

Anda mungkin juga menyukai