Anda di halaman 1dari 10

Fraktur Corpus Mandibula

ICD-10 : S02.6
1. Tujuan Pembelajaran
1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik
mampu memahami dan mengerti tentang patofisiologi fraktur
mandibula, menegakkan diagnosis dan pengelolaan fraktur
mandibula, work up penderita dengan fraktur mandibula serta
tindakan operatif yang sesuai serta perawatan pasca operasinya
1.2. Tujuan Pembelajaran Khusus
1.2.1. Mampu memahami dan menjelaskan embriologi regio kepala
dan leher khususnya regio oro fasial (tingkat kompetensi
K6,A5)
1.2.2. Mampu memahami dan menjelaskan gambaran klinis,
radiologis, fraktur mandibula (tingkat kompetensi K6, A5)
1.2.3. Mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
diagnosis fraktur mandibula seperti foto X-ray: panoramik AP,
Lateral dan PA skull (tingkat kompetensi K6,A5)
1.2.4. Mampu menjelaskan penyebab fraktur mandibula dikaitkan
dengan kemungkinan arah benturan (lingkat kompetensi
KG,A5)
1.2.5. Mampu menjelaskan garis trajectory di mandibula dan dalam
kaitannya dengan perawatan fiksasi rigid menggunakan plat
mini (tingkat kompetensi K6,A5)
1.2.6. Mampu memahami dan menjelaskan teknik operasi fraktur
mandibula serta komplikasi operasi (tingkat kompetensi
K6,A5) (tingkat kompetensi K6,A5)
1.2.7. Mampu melakukan work-up penderita dengan fraktur malar
dan maksila/ sepertiga wajah/ sepertiga wajah meliputi:
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
pemeriksaan radiologis seperti dimaksud 1.2.3 (tingkat
kompetensi K6,A5), selanjutnya melakukan pemeriksaan vital
sign: respirasi, pulse rate, tekanan darah
1.2.8. Mampu melakukan immediate assesment: (primary survey)
untuk memperbaiki vital sign sampai fungi organ kembali ke
normal termasuk dalam tahapan keselamatan jiwa: stabilitas
pada sistem kardio-pulmoner, airway mempunyai ventilasi
baik dan memahami bahwa merupakan Langkah terpenting
1.2.9. Mampu melakukan perawatan pada hal yang berpotensi pada
keselamatan jiwa, seperti: perdarahan masif: pressure
dressing, packing, clamping pada pembuluh darah (tingkat
kompetensi K6, P5, AS)
1.2.10. Memahami tentang status neurologik pasien dan
mengevaluasi keadaan cervical spine (lingkat kompetensi
K6,A5)
1.2.11. Memahami bahwa benturan akan dapat berakibat pada
cervical spine (tingkat kompelensi K6,AS)
1.2.12. Merahami tehnik Fiksasi leher (menggunakan collar neck)
(lingkat kompetensi K6, P5, AS)
1.2.13. Memahami bila terjadi fraktur mandibula yang menyertai
fraktur wajah yang menyebabkan lidah kolaps dan bahaya
terhadap sumbatan jalan nafas dan dapat, menangani
keadaan ini dengan cara menarik fragmen rahang ke anterior
(tingkat kompetensi K6, P5, A5)
1.2.14. Mampu memahami dan menangani bila terdapat corpus
alienum yang dapat berpotensi menyumbat jalan nafas
(lingkat kompetensi K6,A5)
1.2.15. Mampu melakukan pemeriksaan fisik setelah sistem
kardiopulmoner dan fungsi neurologis, melakukan
pemeriksaan pada daerah lain yang berpotensi menglari
trauma; dada, abdomen dan regio pelvis (secondary survey)
(tingkat kompetensi K6,A5)
1.2.16. Mampu melakukan evaluasi terhadap kejadian trauma
berkaitan dengan adanya laserasi, abrasi, contusio, regio
yang mengalami edema atau pembentukan hematom, defek
tulang(tingkat kompetensi K6,P5, A5)
1.2.17. Mampu melakukan evaluasi pada gangguan visus,
pergerakan ekstra okuler dan pergerakan pupil
1.2.18. Mampu melakukan evaluasi neurologi pada seluruh saraf
kranial (tingkat kompetensi K6, P5, A5):
● visual acuity atau perubahan pupil kemungkinan
gangguan pada N Il atau Ill atau akibat benturan
langsung pada orbit
● Uneven pupil/ Aniscoria terdapat dugaan perdarahan
intrakranial (subdural atau epidurala tau
intraparenchrymal)
● Pupil asimetri atau tidak berbentuk bulat terdapat
kemungkinan perforasi bola mata
● Pergerakan bola mata abnormal dapat disebabkan oleh
karena masalah neurologis pada N III, TV atau 'VI atau
dapat discbakan oleh karena ristriksi otot mata oleh
karena terjepit fragmen fraktur pada kasus fraktur orbita
kompleks
● Gangguan motorik pada otot fasialis dapat dikarenakan
trauma N VII
● Gangguan pada otot pengunyahan dan gangguan
sensasi pada regio fasial dapat disebabkan oleh karena
gangguan pada N V
1.2.19. Mampu melakukan langkah-langkab pemeriksaan regio wajah
terhadap kemungkinan trauma mandibula dan tulang-tulang
lain di regio wajah Mampu melakukan langkah-langkah
pemeriksaan pada fraktur mandibula (tingkat kompetensi K6,
PS, A5)
1.2.20. Memahami klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan regio
anatominya (tingkat kompetensi KG, AS)
1.2.21. Memahami dengan benar garis trajectory wajah dan
mengetahui letak pilar-pilar wajah sebagai dasar melakukan
perawatan bedah fraktur malar, maksila, sepertiga wajah
(tingkat kompetensi K6, PS, AS)
1.2.22. Memahami perbaikan oklusi (tingkat kompetensi K6, A5)
1.2.23. Memahami bahaya mekanis benturan pada mandibula dan
akibatnya pada macam fraktur di mandibula (tingkat
kompetensi K6, P5, AS)
1.2.24. Mampu melakukan fiksasi intermaksiler dengan posisi oklusi
benar (tingkat kompetensi K6, P5, A5)
1.2.25. Mampu memutuskan fraktur mandibula telah dapat dilakukan
operasi sesuai dengan keadaan kesehatan umumnya (tingkat
kompetensi K6, P5, A5)

2. Pokok Bahasan
2.1. Embriologi (pembentukkan dan perkembangan) jaringan keras dan
jaringan lunak di rongga mulut, embriologi (pembentukan dan
perkembangan) jaringan gigi dan jaringan penyangga gigi
2.2. Anatomi kepala dan leher, orofasial
2.3. Garis trajectory mandibula
2.4. Gambarnn klinis, radiologis dan terapi fraktur mandibula
2.5. Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan atas regio antominya:
2.5.1. Midline: fraktur midline mandibula (diantara gigi sentral insisif)
2.5.2. Simfisis: fraktur parasimfisis mandibula : fraktur terjadi di dekat
regio simfisis
2.5.3. Parasimfisis: fraktur simfisis mandibula: fraktur di distal gigi
kaninus
2.5.4. Body: fraktur yang terjadi di distal simfisis di perbatasan
m.masetter biasanya melibatkan gigi molar ketiga
2.5.5. Angle: fraktur pada sudut mandibula diantara bagian anterior
pelekatan m.masetter dan bagian pelakatan posterosuperior
m.masetter, biasanya di distal gigi molar ketiga
2.5.6. Ramus: Fraktur di atas sudut mandibula
2.5.7. Prosesus Kondilus: regio prosesus kondiledeus diatas ramus
ascendens
2.5.8. Prosesus Koronoid: fraktur di prosesu koronoid mandibula
2.5.9. Prosesus alveolaris: pada regio dimana terdapat pelekatan
gigi
2.6. Tehnik fiksasi intermaksiler untuk memperbaiki oklusi
2.7. Mampu melakukan tindakan pembedahan pada kasus fraktur
mandibula tehnik operasi: close reduction atau open methode
dengan fiksasi rigid menggunakan plat mini dan tehnik semi-rigid
mengggunakan wire osteosynthesis

3. Kompetensi + Algoritma
3.1. Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik mampu melakukan :
3.1.1. Menegakkan diagnosa fraktur mandibula dengan benar (tingkat
kompetensi K6, P5, A5)
3.1.2. Memutuskan dengan benar waktu untuk dapat dimulai operasi
perbaikan pada fraktur mandibula, yaitu setelah mengetahui bahwa
penderita telah melewati masa yang dapat mengancam jiwanya
(tingkat kompetensi K6, P5, A5)
3.1.3. Memutuskan untuk dapat melakukan operasi fraktur mandibula
setelah tidak didapatkan situasi yang mengancam jiwa, prosedur
primary survey dan secondary survey telah dilewati dengan baik
(tingkat kompetensi K6, PS, A5)
3.1.4. Mengaplikasikan garis trajectory mandibula dalam melakukan
fraktur mandibula(tingkat kompetensi K6, P5, A5)
3.1.5. Perawatan fraktur mandibula didasari atas tahapan yang ilmiah
benar(tingkat kompetensi K6, P5, A5)
3.1.6. Mampu merawat penderita dengan fraktur mandibula: menggunakan
fiksasi rigid plat mini, wire osteosynthesis, wire suspension dan
menangani keadaan pre dan pasca bedah, serta mampu mengatasi
komplikasi pembedahan (tingkat kompetensi K6, P5, AS)
3.2. Kompetensi terkait dengan modul/ list of skill
3.3. Algoritma dan Prosedur

PERAWATAN
PASIEN BEDAH PADA
DENGAN FRAKTUR MALAR,
MEDICAL
COMPROMISE
S YANG PASIEN
MEMERLUKAN DATANG ATAS
RUJUKAN DARI

4. Persiapan Sesi + referensi


4.1. Alat bantu latih: model anatomi kranium, model fraktur mandibula,
peralatan audio visual, komputer, CD penuntun belajar: tehnik
operasi fraktur mandibula, garis trajectory, penuntun belajar / daftar
tilik
4.2. Referensi:
1. Archer WH. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol-1. Philadelphia, W.B.
Saunders Co, 1975.
2. Avery Jk, Chiego Jr. DJ. Essential of Oral Histology and Embryology.
A Clinical apprroach. 3" Ed. Mosby 2006: 63-80.
3. Booth PW, Schendel SA, Hausamen JE. Maxillofacial Surgery. 2nd
Ed. Churchil Livingstone, Elsevier. St. Louis. 2007
4. Champy M, Lodde JP, Jager JH. Wilk A, Gerber JC. Osteosyntheses
mandibulaires selon la technique de Michelet. I Bases
biomechaniques. I Presentation d’un nouveau material. Resultats.
Revue de Stomatologie et de Chirurgie Maxillo-Faciale (Paris), 1976;
77: 971-76
5. Champy M, Lodde JP, Schimtt R, Jtiger JH, Muster D. Mandibular
osteosynthesis by miniatured screwed plates via buccal approach. J
Oral Maxillo-Fac Surg. 1978, 6: 14.
6. Fonseca RJ, Walker RV, Betts NJ, Barber HD. Oral and Maxillofacial
Trauma, Voll, 2nd Ed. W.B. Saunders Co, Philadelphia, 2007
7. Fragiskos FD. Oral Surgery. Spinger, Berlin, 1st Ed. 2007.
8. Pedlar J, Frame JW. Oral and Maxillofacial Surgery. An Objective-
based textbook Churchil Livingstone Edinburgh. 3rd Ed. 2004.
9. Peterson.LI, Ellis III E, Hupp JR, Tuker MR. Contemporary Oral and
Maxillofacial Surgery. 4" Ed. Mosby 2004
10. Schumacher GH. Statik and Aufbau des Gesichtsschiidels unter
Berilcksichtigung des Frackturmechanismus. Schuchardt, Fortschritte
der Kiefer und Gesichtchirurgie. 1975; Bd. XIX: 3-8.

5. Tujuan Sesi
Sesi ini disusun untuk proses pembelajaran bagi pengembangan
pencapaian keilmuan dan pencapaian kompetensi dalam melaksanakan
perawatan pada fraktur mandibula

6. Tujuan Pembelajaran
Memahami cara melakukan perawatan fraktur mandibula secara open
method maupun close method

7. Strategi & Metode Pembelajaran


7.1. Pemberian materi
7.2. Diskusi
7.3. Praktik

8. Pencapaian Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan fraktur korpus mandibula
dan tatalaksananya
9. Penuntun Belajar
Modul pembelajaran

10. Daftar Tilik


-Mampu menjelaskan anatomi kepala dan leher
-Mampu menyebutkan anatomi daerah sepertiga wajah bawah
-Mampu menjelaskan gambaran klinis, pemeriksaan klinis pada fraktur
corpus mandibula
-Mampu memahami pemeriksaan penunjang pada fraktur corpus mandibula
-Mampu menjelaskan tatalaksana fraktur corpus mandibula serta
komplikasinya
-Mampu melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan
penunjang pada pasien dengan fraktur corpus mandibula
-Mampu menyebutkan tujuan dari perawatan pasien dengan fraktur corpus
mandibula
-Mampu merawat penderita dengan fraktur corpus mandibula
saat pre dan paska bedah,serta mampu mengatasi komplikasinya

KELAINAN TMJ

ICD-10 : Temporomandibular joint disorder, unspecified (M26.6)

1. Tujuan - Tujuan Pembelajaran Umum :


Pembelajaran Sesi ini disusun untuk suatu proses pembelajaran
bagi pengembangan dan pencapaian kompetensi
dalam melaksanakan tatalaksana pada kelainan TMJ
sesuai pembelajaran di dalam kelas dan praktik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam waktu yang
telah dialokasikan dan tingkatan kompetensi sesuai
yang disyaratkan.
Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu
memahami dan mengerti tentang kelainan TMJ

- Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki
kemampuan untuk:

1.2.1. Mampu memahami dan menjelaskan anatomi


kepala dan leher serta TMJ (tingkatan kompetensi
K6,A5).

1.2.2.Mampu memahami anatomi daerah TMJ


(tingkatan kompetensiK6,A5).

1.2.3.Mampu memahami dan menjelaskan anatomi


TMJ serta kelainan TMJ (tingkatan kompetensi
K6,A5).

1.2.4.Mampu memahami dan menjelaskan


gambaran klinis, pemeriksaan klinis pada kelainan
TMJ (tingkatan kompetensi K6, A5).

1.2.5. Mampu memahami dan menjelaskan


pemeriksaan penunjang pada kelainan TMJ
(tingkatan kompetensi K6,A5).

1.2.6.Mampu memahami dan menjelaskan


tatalaksana kelainan TMJ serta komplikasinya
(tingkatan kompetensi K6, A5).

1.2.7.Mampu melakukan work up pasien dengan


kelainan TMJ meliputi: anamnesa, pemeriksaan
fisik,dan pemeriksaan penunjang (tingkatan
kompetensi K6,A5).

1.2.8.Mampu memahami tujuan perawatan pasien


dengan kelainan TMJ (tingkatan kompetensi
K6,P5,A5).

1.2.9. Mampu merawat penderita dengan kelainan


TMJ saat pre dan paska bedah,serta mampu
mengatasi komplikasi pembedahan bila dilakukakan
tindakan pembedahan (tingkatan kompetensi
K6,P5,A5).
12. Pokok Bahasan
2.1.Anatomi kepala, leher, dan daerah TMJ

2.2.Etiologi kelainan TMJ (tingkatan kompetensi K6,


A5).

2.3.Gambaran klinis,radiologis,dan terapi pada


kelainan TMJ (tingkatan kompetensi K6,A5).

2.7.Teknik penanganan kelainan TMJ bila dilakukan


tatalaksana badah (tingkatan kompetensi K6,A5).

2.8.Perawatan pra dan paska bedah pada pasien


kelainan TMJ (tingkatan kompetensi K6,P5,A5).

13. Kompetensi +
Algoritma 3.1.Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik
mampu melakukan pentalaksanaan kelainan TMJ
(tingkatan kompetensi K6, P5,A5).
3.2.Perawatan pra dan paska bedah pada pasien
dengan kelainan TMJ (tingkatan kompetensi
K6,P5,A5).

14. Persiapan Sesi + 1. Malik A Neelima. Textbook of Oral and


referensi Maxillofacial Surgery. 2nd ed. Delhi: Jaypee
Brothers; 2008. p. 240.
2. Kundu H. Assessment of TMJ Disorders Using
Ultrasonography as a Diagnostic Tool: A Review. J
Clin Diagn Res. 2013 Dec; 7(12): 3116–3120.
3. Dostalova, T., dan Seydlova, M. 2010. Dentistry
and Oral Diseases for Medical Students. Grada
Publishing. Praha
4. Hupp, James R., Ellis III, Edward, Tucker, Myron
R. Contemporary Oral anMalik A Neelima.
Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd
ed. Delhi: Jaypee Brothers; 2008. p. 240.

15. Tujuan Sesi


Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan
kelainan TMJ dan tatalaksananya

16. Tujuan
Pembelajaran Peserta didik mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas pada pasien dengan kelainan TMJ
17. Strategi & Metode
Pembelajaran Pemberian materi

Diskusi

Praktik

18. Pencapaian
Pembelajaran Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan
kelainan TMJ dan tatalaksananya

19. Penuntun Belajar


Modul pembelajaran

20. Daftar Tilik


-Mampu menjelaskan anatomi kepala dan leher serta
TMJ

-Mampu menyebutkan anatomi daerah TMJ

-Mampu menjelaskan gambaran klinis, pemeriksaan


klinis pada kelainan TMJ

-Mampu memahami pemeriksaan penunjang pada


kelainan TMJ

-Mampu menjelaskan tatalaksana kelainan TMJ


serta komplikasinya

-Mampu melakukan anamnesa, pemeriksaan


fisik,dan pemeriksaan penunjang pada pasien
dengan kelainan TMJ

-Mampu menyebutkan tujuan dari perawatan pasien


dengan kelainan TMJ

-Mampu merawat penderita dengan kelainan TMJ


saat pre dan paska bedah,serta mampu mengatasi
komplikasinya

Anda mungkin juga menyukai