Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TRANSPLANTASI ORGAN, KB, MASA


NIFAS, PEMBERIAN ASI, BUNUH DIRI

NAMA: DESI AGUSTINA


NIM: PO.71.20.3.20.047
KELAS: Tk.1B

DOSEN: Raji Ibnu Latif, M.Pd.I

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALEMBANG TAHUN AJARAN 2020/2021
A. TRANSPLANTASI ORGAN
Transpalntasi organ adalah proses pemindahan organ tubuh dari satu manusia ke manusia
lain yang membutuhkan, melalui operasi. Organ didapatkan dari pendonor dan ditepatkan
pada penerima ( recipent ).
Transplantsi organ merupakan salah satu prosedur medis yang penting dilakukan apabila
organ tubuh seseorang mengalami kerusakan berat, sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi.
Ada banyak jenis organ yang bisa didonorkan dan di transplantasi, seperti ginjal, hati, paru-
paru, kornea, dan pankreas.
Prosedur pemindahan organ ini bisa menyelamatkan nyawa penerimannya. Namun disisi
lan, tindakan tersebut juga beresiko tinggi karena “penolakan” dari tubuh rentan terjadi.
Sebab, organ baru tersebut dianggap sebagai benda asing yang harus dilawan. Sehingga,
tubuh justru akan memperlakukannya layaknya penyakit dan akibatnya, organ baru itu bisa
bekerja dengan baik.

 Manfaat Transplantasi Organ


a. Menghindari prosedur tertentu yang memakan waktu lebih panjang seperti dialisis dan
cuci darah.
b. Meningkatkan angka harapan hidup meningkat.
c. Menjalani hidup dengan lebih sehat dan rasa sakit yang sebelumnya dirasakan bisa
hilang.
d. Meningkatkan hidup meningkat.
e. Mengurangi risikoterjadinya kecacatan.
f. Menurangi jenis operasi yang yang harus dilakukan.
g. Mengurangi jenis obat yang harus diminum.
h. Mengurangi waktu yang harus dihabiskan dirumah sakit.

 Resiko Yang Mungkin Muncul


a. Komplikasi dari obat bius yang diberikan.
b. Pendarahan saat operasi.
c. Komplikasi setelah operasi, misalnya infeksi.
d. Peningkatan risiko infeksi akibat konsumsi obat yang harus dikonsumsi setelah
transpalntasi.
e. Penolakan organ oleh tubuh.
f. Gagal organ.

Manfaat dan risiko selalu ada di setiap prosedur medis, termasuk transplantasi organ.
Namun sejauh ini, manfaat yang bisa didapatkan melalui prosedur ini lebih banyak ketimbang
risiko yang mungkin terjadi. Sehingga, transplantasi organ masih menjadi salah satu pilihan
perawatan bagi orang-orang yang membutuhkannya. Sebab apabila transplantasi tidak
dilakukan, banyak orang yang akan meninggal dunia akibat penyakitnya.

B. Keluarga Berencana (KB)


Kb suntik merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunkan diindonesia. Banyak
wanita memilih metode KB suntik karena praktis dan efektif dalam mencegah kehamilan.
Meski demikian, jika anda hendak memilih KB suntik, ada beberap efek samping KB suntik
yang penting untuk diketahui.
KB suntik dilakukan dengan menyuntikkan hormon progestogen buatan ke lengan atau
bokong setiap 12 minggu sekali. Hormon progesteron alami yang di produksi tubuh ketika
wanita sedang menstruasi.
Selain itu, ada juga jenis KB suntik yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali. KB suntik yag
digunakan tiap bulan ini biasanya mengandung progesteron dan estrogen. Jika dilakukan
dengan benar dan sesuai jadwal, metode konstrasepsi KB suntik memiliki efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan, yakni hingga lebih dari 99%.

 Cara Kerja KB Suntik


Setelah disuntikkan, hormon progesteron akan dilepaskan akan secara bertahap ke dalam
aliran darah. Hormon didalam KB suntik ini dapat mencegah proses pembuahan dengan tiga
cara yaitu :
1. Menghentikan ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya.
2. Mengentalkan lendir di leher rahim, sehingga sperma terhalang dan sulit masuk ke rahim
untuk membuahi sel telur.
3. Membuat lapisan rahim menjadi lebih tipis, sehingga bila ada sel telur yang berhasil
dibuahi, sel tersebut tidak akan berkembang karena kondisi rahim tidak mendukungnya.

Agar bekerja dengan efektif, KB suntik biasanya diberikan pada 5-7 hari pertama dalam
siklus menstruasi. Jika KB suntik digunakan pada saat siklus menstruasi anda sudah melewati
hari ke-7, anda perlu menggunakan alat kontrasepsi tambahan, seperti kondom atau pil kb.

Beberapa Efek Samping KB Suntik


Meski sangat efektif dalam mencegah kehamilan, ada beberapa efek samping KB suntik
yang dapat terjadi, yaitu :
1. Peningkatan berat badan.
2. Menstruasi tidak teratur.
3. Muncul bercak darah pada vagina.
4. Perubahan mood.
5. Sakit kepala.
6. Mual.
7. Nyeri payudara.
8. Penurunan gairan seksual.
9. Pengeroposan tulang dan peningkatan risiko terkena osteoporosis.
10. Alergi.

 KB suntik juga tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita yang memiliki kondisi berikut
ini :
1. Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti anakinra, aminoglutethimide, acarbose,
dan atorvastatin.
2. Pernah atau sedang menderita penyakit tertantu, seperti kanker payudara, penyakit jantung,
stroke, atau penyakit liver.
3. Memiliki tulang yang lemah atau keropos, misalnya karena osteoporosis .
4. Sedang hamil atau memiliki rencana untuk menjalani program hamil.
5. Sering mengalami pendarahan pada vagina.
6. Memiliki riwayat alergi terhadap KB suntik.
C. MASA NIFAS
Masa nifas adalah masa yang dihitung sejak seorang perempuan melahirkan, hingga 6
minggu sesudahnya. Pada masa-masa tersebut, mama akan mengalami perubahan-perubahan
pada tubuh sehingga oragn-organ yang berperan dalam masa kehamilan (seperti rahim,
serviks, vagina ) akan kembali seperti semula saat sebelum hamil.
Selama masa nifas, tubuh akan mengalami beberapa perubahan yang bersifat fisiologis.
Salah satu perubahan yang paling umu ialah keluarnya lokia ( lochia ) atau darah dari sisa-sisa
lapisan rahim, sel lemak janin, rambut rahim, dan kotoran janin berada didalam rahim.

Selain keluarnya lokia, ada pula beberapa perubahan tubuh lain yang dialami seorang
wanita pada saat masa nifas, misalnya seperti :
1. Rahim yang mengecil secara berangsur.
2. Bukaan leher rahim yang mulai menutup.
3. Vuldan dan vagina yang mengendur dan membentuk rugae.
4. Payudara yang membesar, mengeras, dan mulai memproduksi ASI.
5. Nyeri perut seperti menstruasi.
6. Kesulitan buang air kecil.
7. Munculnya stretch mark.
8. Rambut rontok.
9. Penurunan berat badan.

 Lama Masa Nifas


Pada umunya, lama masa nifas berlangsung selama 6 sampai 8 minggu. Hal yang perlu
anda lakukan selama masa nifas ialah :
a. Menyusui bayi ASI ekslusif
b. Menjaga kebersihan organ intim dengan air bersih dari arah depan ke belakang.
c. Mengganti pakaian dalam dan pembalut setidaknya 2x sehari
d. Hindari melakukan hubungan seksual terlebih bila pendarahan belum tuntas.
e. Mengonsumsi lebih banyak makanan yang bernutrisi seperti sayur dan buah.
f. Memenuhi kebutuhan cairan agar tidak dehidrasi.

 Hal Yang Harus Diwaspadai Saat Masa Nifas


1. Pendarahan Hebat
Bila pendarahan membuat anda kehilangan 500ml atau lebih dengan cepat.
Pendarahan terjadibdala 24 jam setelah bayi lahir.
Pendarahan tiba-tiba meningkat dan membasahi lebih dari satu pembalut per satu atau dua
jam.
Adanya gumpalan darah yang ikut keluar.
Anda merasa pusing tak tertahankan, jantung berdetak kencang, detak jantung tidak teratur,
dan pingsan.

2. Sakit Kepala Hebat


Sakit kepala parah setelah lahir bisa menjadi gejala preeklampsia. Sering kali, edipural dan
abestesi yang diberikan selama persalinan juga dapat menjadi penyebab sakit kepala terus
menerus. Segera periksakan diri ke dokter bila sakit kepala diikuti dengan gejala lainnya
seperti pengelihatan yang buram, muntah, mulas parah, dan pembengkakan pergelangan
kaki. Gejala ini biasanya akan muncul dalam 72 jam setelah proses melahirkan.
3. Tekanan Darah Tinggi Atau Rendah
Mengabaikan gejala tekanan darah tinggi atau rendah seringkali dapat menyebabkan
kondisi ‘syok’. Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika anda mengalami
tekanan darah tinggi atau rendah dan diikuti dengan gejala lain seperti pusing, sakit kepala,
mual, atau pengelihatan kabut.

4. Demam Tinggi
Jika anda memiliki operasi caesar atau episiotomi , maka mungkin ada luka yang belum
sembuh dengan benar dan mengalami infeksi. Selain demam tinggi dan menggigil, infeksi
juga seringkali ditandai dengan munculnya bau dan rasa sakit yang tidak tertahankan.
Konsultasikan dengan dokter anda jika anda mengalami gejala-gejala ini.

5. Retensi Urin
Sangat penting untuk mengeluarkan air seni dan tinja dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan. Jika seandainya anda tidak dapat mengeluarkan urin dalam 7-8 jam pertama
setelah proses melahirkan, maka bisa jadi anda menalami retensi urin yang membutuhkan
perhatian medis segera.

6. Nyeri Dada
Nyeri dada setelah persalinan dapat disebabkan oleh ketegangan otot yang dialami tubuh
anda selama persalinan, tetapi kadang-kadang ini mengindikasikan masalah medis yang
lebih besar seperti kemungkinan infeksi dada atau emboli paru.
7. Baby Blues
Perasaan murung, menangis, lelah, atau cemas memang umum terjadi saat dua hati hingga
tiga hari steleh melahirkan.

D. PEMBERIAN ASI

1. INISIASI MENYUSUI DINI


Semakin sering bayi yang baru lahir menyusu pada ibunya, semakin erat hubungan batin
anak dan ibu. Selain itu, bayi pun akan jarang menangis dan berat badannya akan mudah
baik sehingga berpengaruh pada kekuatan tubuhnya.

2. ASI EKSKLUSIF DARI LAHIR SAMPAI 6 BULAN


Asi eksklusif adalah menyusui bayi tanpa tambahan asupan apapun selain asi. Asi sudah
mengandung berbagai asupan makanan yang sangat dibutuhkan tubuh bayi seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan lainnya sehingga bayi sebenarnya tak
membutuhkan zat apapun lainnya diluar ASI.

3. PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING


Pemberian makanan pendamping ini diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Saat bayi
berusia 6-12 bulan, ASI hanya bisa memnuhi kebutuhan tubuhnya sebanyak 70%, sehingga
dibutuhkan asupan tambahan.
4. PEMBERIAN ASI SAMPAI USIA 2 TAHUN
ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan asi sebanyak 30%, namun zat imun dalam ASI
justru semakin meningkat. Zat ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita
sesuai dengan aktivitasnya yang makin bertambah dan rawan penyakit.

E. BUNUH DIRI
Berasal dari kata latin suicidium,dari sui caedere,”membunuh diri sendiri”, adalah sebuah
tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri sering kali dilakukan
akibat putus asa, yang penyebabnya sering kali di kaitkan dengan gangguan jiwa misalnya
depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ketergantungan alkohol / alkoholisme, atau
penyalahgunaan obat. Faktor-faktor penyebab stres antara lain kesulitan keuangan atau
masalah dalam hubungan interpersonal sering kali ikut berperan. Upaya untuk mencegah
bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api, merawat
penyakit jiwa dan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan kondisi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai