Anda di halaman 1dari 15

FLABBY TISSUE

Disusun Oleh : Kelompok 5

Ni Made Duty Paradiska Aryandana (1906122010056)


Ni Made Priyah Asritya Bhawanti (1906122010057)
Ni Made Sri Sundari (1906122010058)
Ni Made Widyatari Putri Pribadi (1906122010059)
Ni Nyoman Intan Ayu Suadnyani (1906122010060)
Ni Nyoman Laksmi Adhiarini (1906122010061)
Ni Nyoman Mahayuni Ismantari (1906122010062)
Ni Nyoman Pratiwi Permata Putri (1906122010063)
Ni Nyoman Septia Anggarini (1906122010064)
Ni Putu Ayu Mas Mitha Canisca Putri (1906122010065)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Flabby Tissue” dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Prostodonsia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang flabby tissue bagi pembaca dan juga bagi
penulis.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari masukan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, perkenankan lah penulis mengucapkan terima kasih kepada drg. Ria
Koesoemawati, M. FOr sebagai fasilitator yang telah memberikan arahan, kritik serta saran
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Denpasar, 16 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....…………………………………………………………..........i
DAFTAR ISI….………………………………………………………… ……...........…ii
DAFTAR GAMBAR..……………………………………………………......................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….....…............1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...........…..........1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...........…….........2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………..................................2
1.3 Manfaat Penulisan…..……………………………………………..............................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............…....……………………….....…..…........…..3
BAB III PEMBAHASAN.........………..……………………….......………....................5
3.1 Definisi Flabby Tissue...................................................................................................5
3.2 Etiologi Flabby Tissue...................................................................................................5
3.3 Proses Terbentuknya Flabby Tissue..............................................................................6
3.4 Gambaran Klinis Flabby Tissue....................................................................................7
BAB IV PENUTUP............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan……………………....................................…..…...........……….......…... 9
3.2 Saran.................................................................……………….............…….......….....9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fronto-lateral, hipertrofi, hiperkeratinisasi flabby ridge.....................................8


Gambar 2. Bidang prostetik maksila, dengan ridge tinggi....................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjadi tua atau menua merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh
makhluk hidup termasuk manusia. Pada manusia lanjut usia (lansia) kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri perlahan semakin menurun, demikian halnya dengan kemampuan
untuk mempertahankan fungsi normalnya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk lansia yang cukup
tinggi. Berdasarkan data WHO, usia harapan hidup masa kini meningkat dan menjelang tahun
2020, Indonesia termasuk 10 negara dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terbesar di
dunia. Masalah yang sering dijumpai dan umum terjadi pada penduduk yang berusia lanjut
adalah hilangnya gigi geligi satu persatu. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018 menyatakan prevalensi kehilangan gigi pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar 29%,
dan meningkat pada kelompok usia 65 tahun keatas sebesar 30,6%. Banyaknya penduduk
yang kehilangan gigi di usia lanjut akan meningkatkan kebutuhan akan pembuatan gigi tiruan
(Halim, 2021).
Gigi tiruan dapat membantu seseorang terutama lansia untuk memperbaiki fungsi
pengunyahan, pengucapan, estetis, dan menjaga kesehatan jaringan serta mencegah kerusakan
lebih lanjut dari struktur organ dalam rongga mulut. Untuk dapat menggunakan gigi tiruan
perlu diperhatikan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan perawatan seperti kesehatan
jaringan pendukung. Kesehatan dan kualitas jaringan ini merupakan faktor penentu
keberhasilan yang sangat penting dalam penggunaan gigi tiruan dimana jaringan yang ideal
bagi gigi tiruan ialah jaringan yang mempunyai lapisan jaringan lunak yang sama tebalnya di
atas tulang. Jika jaringan terlalu tipis, akan mudah terluka oleh tekanan gigi tiruan dan lebih
sulit untuk berkontak dengan basis gigi tiruan. Namun, bila terlalu tebal, gigi tiruan dapat
lebih mudah bergerak dibawah pengaruh tekanan oklusal (Butarbutar, 2019).
Penggunaan gigi tiruan, dimana kestabilan, dukungan, dan retensi saat diposisikan
pada puncak tulang alveolar menjadi kunci keberhasilan gigi tiruan. Namun, masalah yang
sering dihadapi oleh para pengguna gigi tiruan salah satunya gigi tiruan lepasan adalah
adanya jaringan flabby. Jaringan flabby merupakan suatu daerah di permukaan jaringan lunak
yang merusak linggir alveolar maksila dan mandibula. Hal tersebut dapat berkembang ketika
jaringan lunak yang hiperplastik menggantikan tulang alveolar karena resorpsi, dan
merupakan hal yang biasa dijumpai terutama pada daerah anterior maksila pada penggunaan

1
gigi palsu dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai “Flabby Tissue”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan flabby tissue?
1.2.2 Bagaimana etiologi terbentuknya flabby tissue?
1.2.3 Bagaimana proses dari terbentuknya flabby tissue?
1.2.4 Bagaimana gambaran klinis dari flabby tissue?

1.3 Tujuan Pennulisan


1.3.1 Menjelaskan definisi dari flabby tissue.
1.3.2 Menjelaskan etiologi dari terbentuknya flabby tissue.
1.3.3 Memaparkan proses terbentuknya flabby tissue.
1.3.4 Memaparkan gambaran klinis flabby tissue.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang bisa diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah :
1.4.1 Bagi pembaca, menambah ilmu pengetahuan mengenai flabby tissue yang
meliputi definisi, etiologi, proses terbentuknya flabby tissue, dan gambaran klinis.
1.4.2 Bagi praktisi, dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan karya ilmiah
mengenai definisi, etiologi, proses pembentukan, dan gambaran klinis dari flabby
tissue.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2

Resorpsi tulang alveolar sering ditemukan pada pasien yang sudah lama kehilangan
gigi sehingga mengakibatkan lingir alveolar menjadi datar atau jaringan lunak sekitarnya
menjadi flabby. Pada kasus flabby memerlukan modifikasi yang cukup sederhana pada desain
sendok cetak yang memungkinkan operator untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang
cukup pada landasan gigi tiruan yang berlawanan dengan gaya tilting yang meningkat akibat
jaringan yang mudah bergerak ini (Nurtani, 2013). Flabby tissue adalah keadaan dimana
mukosa alveolar yang menutupi ridge pada pasien gigi tiruan penuh memiliki ketebalan dan
mobilitas yang tidak biasa. Di area lain yang memiliki resorbsi alveolar ridge yang berat,
mukosanya tidak memiliki dukungan tulang dan menjadi longgar serta lunak. Ketebalan dari
mukosa yang mengalami flabby adalah lebih dari 4 mm, hal tersebut dapat dilihat dari salah
satu lengkung rahang. Tetapi pada umumnya terjadi di daerah anterior (Laksono, 2020)
Jaringan flabby memiliki perubahan pada soket tulang alveolar pasca pencabutan,
trauma dari pemakaian gigi tiruan, penurunan sisa alveolar secara bertahap, perubahan
dalam profil jaringan lunak dan fungsi sendi temporomandibula, perubahan dalam
perbandingan relatif dari kedua rahang, kebiasaan-kebiasaan dan lamanya pemakaian
gigi tiruan, berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan
pendukung adalah penyebab yang utama (contohnya gigi alami anterior rahang bawah
berlawanan dengan gigi tiruan rahang atas), terutama pula parafungsional yang
dilakukan oleh mandibula, tekanan-tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari
lengkung gigi disebabkan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik
rahang. Timbulnya flabby pada pemakai gigi tiruan terutama terjadi akibat tekanan-
tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari lengkung gigi disebabkan karena tidak
adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik (Nurtani, 2013).
Mukosa alveolar yang menutupi ridge pada pasien gigi tiruan penuh memiliki
ketebalan dan mobilitas yang tidak biasa. Pada beberapa area, memiliki mukosa dengan
ketebalan 2-4 mm. Di area lain yang memiliki atrofi prosesus alveolaris yang berat,
mukosanya tidak memiliki dukungan tulang dan menjadi longgar serta lunak (flabby). Setiap
mukosa memiliki ketebalan lebih dari 4 mm. Hal tersebut dapat dilihat di salah satu lengkung
rahang tetapi biasanya terdapat di bagian depan dari ridge dan mukosa diatas tubermaxilla.
Ridge yang flabby atau yang mudah bergerak biasanya sering terlihat pada ridge
anterior rahang atas ketika bagian rahang atas yang tidak bergigi berkontak dengan gigi asli
pada daerah anterior rahang bawah. Kelly pada tahun 1972 melaporkan bahwa gigi anterior
rahang bawah menyebabkan trauma pada ridge anterior rahang atas seperti tekanan oklusal
3
yang langsung diberikan pada area ini. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dari anterior
rahang atas dengan disertai jaringan fibrous hyperplasia. Mukosa ini sangat mudah bergerak
dan kehilangan perlekatan dengan periosteum yang menutupi tulang. Jaringan fibrous
hyperplasia tersebut yang mendukung gigi tiruan sering kali menyebabkan kesulitan dalam
membuat gigi tiruan penuh. Jaringan lunak yang bergerak selama pencetakan cenderung
kembali ke bentuk aslinya, dan gigi tiruan penuh telah dibuat dengan cetakan ini tidak akan
akurat pada saat jaringan kembali ke bentuk aslinya. Hal ini menyebabkan hilangnya retensi,
ketidaknyamanan stabilitas dan ketidakharmonisan oklusal gigi tiruan (Puspitadewi, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN
4

3.1 Definisi Flabby Tissue


Jaringan flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang mengalami hiperplasia yang
awalnya diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat ditoleransi pada residual ridge.
Makin tebal jaringan hiperplastik yang terbentuk, semakin besar pula derajat flabby mukosa.
Linggir Fibrous atau jaringan flabby merupakan jaringan lunak di permukaan tulang alveolar
yang merusak linggir alveolar maksila dan mandibula. Penelitian yang dipublikasikan
menunjukkan bahwa prevalensi linggir flabby dapat bervariasi, terjadi pada 24% maxilla
edentulous dan 5% dari mandibular edentulous. Pada pasien edentulous, ditemukan di daerah
anterior lebih sering di kedua rahang. Linggir yang flabby berdampak buruk pada dukungan,
retensi dan stabilitas gigi tiruan penuh, kecuali dikelola dengan baik. Tekanan yang diberikan
selama pencetakan membuat distorsi dari jaringan yang bergerak. Jaringan flabby yang
mendapatkan tekanan selama pembuatan pencetakan konvensional, pada akhirnya dapat
melepaskan gigi tiruan di atasnya (Butarbutar & Nasution, 2019).
Puncak linggir yang flabby dapat bergerak dengan mudah dan melekat longgar pada
tulang periosteum sehingga sering menghadirkan kesulitan dalam pembuatan GTP. Jaringan
lunak yang tergeser selama proses pencetakan cenderung kembali ke bentuk aslinya. GTP
yang dibuat menggunakan hasil cetakan ini tidak akan pas secara akurat saat jaringan kembali
ke bentuk aslinya. Hal tersebut dapat mengakibatkan GTP menjadi kurang retentif. Perawatan
pasien dengan linggir yang flabby akan menyebabkan beberapa masalah jika tidak dilakukan
dengan teknik pencetakan khusus. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah yang
timbul karena jaringan yang tidak mendukung selama pembuatan gigi tiruan. (Heidira &
Dahar, 2019). Beberapa pertimbangan untuk mengatasi daerah flabby ini dengan tujuan
mendapatkan gigi tiruan yang stabil antara lain adalah: 1). Pembedahan untuk menyingkirkan
jaringan hiperplastik; 2). Gigi tiruan penuh dukungan implant; 3). Conventional Complete
Denture (CCD) dengan teknik pencetakan modifikasi tanpa pembedahan (Butarbutar &
Nasution, 2019).

3.2 Etiologi Flabby Tissue


Penggantian tulang alveolar oleh jaringan lunak hiperplastik dapat menyebabkan
jaringan lunak yang flabby atau bergerak di ridge. Ini adalah jaringan yang mudah
dipindahkan yang dapat mempengaruhi dukungan, retensi dan stabilitas gigi tiruan lengkap .
Hal ini dapat berkembang ketika jaringan lunak yang hiperplastik menggantikan tulang
alveolar karena resorpsi, dan merupakan hal yang biasa dijumpai terutama pada daerah
5
anterior maksila pada penggunaan gigi palsu dalam jangka waktu yang lama (Butarbutar &
Nasution, 2019).
Diduga lamanya tekanan yang terjadi pada permukaan tulang akan berpengaruh pula
pada respon yang akan timbul di jaringan tulang yang bersangkutan. Resorpsi tulang alveolar
sering ditemukan pada pasien yang sudah lama kehilangan gigi sehingga mengakibatkan
linggir alveolar menjadi datar atau jaringan lunak sekitarnya yang flabby. Dengan begitu akan
mengakibatkan gangguan kenyamanan secara psikologi, fisiologi, dan lama waktu pemakaian
gigi tiruan (Nurtani dkk, 2013).
Etiologi dari jaringan flabby adalah perubahan pada soket tulang alveolar pasca
pencabutan, trauma dari pemakaian gigi tiruan, penurunan sisa alveolar secara bertahap,
perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi sendi temporomandibula, perubahan dalam
perbandingan relatif dari kedua rahang, kebiasaan-kebiasaan dan lamanya pemakaian gigi
tiruan, berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan pendukung
adalah penyebab yang utama (contohnya gigi alami anterior rahang bawah berlawanan
dengan gigi tiruan rahang atas), terutama pula parafungsional yang dilakukan oleh mandibula,
tekanan-tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari lengkung gigi disebabkan karena
tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik rahang. Flabby ridge terutama
muncul ketika edentulous ridge berlawanan dengan gigi asli dan dianggap sebagai ciri dari
sindrom kombinasi ketika terjadi di bagian anterior rahang atas. Timbulnya flabby pada
pemakai gigi tiruan terutama terjadi akibat tekanan-tekanan yang berlebihan pada segmen
tertentu dari lengkung gigi disebabkan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam
posisi eksentrik (Nurtani dkk, 2013).

3.3 Proses Terbentuknya Flabby Tissue


Timbulnya flabby pada pemakaian gigi tiruan terutama terjadi akibat tekanan -
tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari lengkung gigi. Pada kasus pasien yang
sudah lama kehilangan gigi, akan menyebabkan resorpsi tulang alveolar sehingga
mengakibatkan lingir alveolar menjadi datar atau jaringan lunak di sekitarnya menjadi flabby.
Tulang akan mengalami resorpsi dimana atrofi selalu berlebihan, sehingga menyebabkan
foramen mentale mendekati puncak lingir alveolar pada tulang alveolar mandibula. Resorpsi
berlebihan pada puncak tulang alveolar mengakibatkan bentuk linggir menjadi datar akibat
hilangnya lapisan tulang kortikal. Resorpsi linggir yang berlebihan dan berkelanjutan
merupakan masalah karena menyebabkan fungsi gigi tiruan kurang baik dan terjadinya
ketidakseimbangan oklusi. Faktor resiko utama terjadinya resorpsi ini adalah tingkat
kehilangan tulang sebelumnya, gaya oklusal berlebihan selama pengunyahan dan bruksisme
(Nurtani dkk, 2013).
Reposisi gigi dengan ridge edentulous dapat menyebabkan tekanan yang menyimpang
pada gigi tiruan sehingga dapat menimbulkan flabby ridge (Kristasi dkk, 2016).
Penyimpangan tekanan yang jatuh pada jaringan pendukung juga menerapkan salah satu
penyebab flabby ridge, misalnya gigi asli anterior rahang bawah yang berkontak dengan gigi
tiruan rahang atas. Penyimpangan tekanan yang berlebih pada segmen tertentu dari lengkung
rahang terjadi karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik rahang.

3.4 Gambaran Klinis Flabby Tissue


Gambaran klinis dari Flabby Tissue ini menunjukkan adanya hipertrofi dan
hiperkeratinasi pada daerah fronto-lateral dengan mobilitas antero-posterior yang tinggi,
besar dan tebal. Papila insisivus rhomboidal menunjukkan penampakan drop (jatuh).
Frenulum labial menunjukkan insersi yang rendah, lengkung palatal dalam di bagian anterior
dan tuberositas netral. Gambaran klinis flabby tissue ini juga dapat terlihat pada bidang
prostetik maksila, dengan ridge tinggi yang terbentuk dengan baik, tuberositas yang tebal,
vestibulo-distal yang sedikit retentif, torus maksilaris yang tebal dan terletak di posterior,
ridge yang lembek tampak pada pemeriksaan histologis normal, tetapi dengan mobilitas yang
meningkat. Dan juga pada bidang prostetik bawah dengan flabby ridge di daerah frontal
bawah, tampak atrofi dengan hiperplasia alur vestibulum oleh trauma terus menerus karena
tepi prostesis bawah tanpa pemeliharaan dan stabilitas yang tepat (Stefanescu, dkk., 2021).
Pada beberapa kasus, pemeriksaan gigi tiruan menggambarkan bahwa hanya
permukaan oklusal yang memiliki pola keausan yang parah terhadap basis gigi tiruan yang
normal (Tarannum, dkk., 2017). Pemeriksaan klinis menunjukkan beberapa aspek seperti:
peningkatan ketidakstabilan pemakai gigi tiruan akrilik lengkap, dengan perubahan besar
pada atrofi dan resorpsi bidang prostetik; infiltrasi dan perubahan warna bagian prostetik;
abrasi gigi tiruan yang hampir lengkap, dengan ketidakmungkinan melakukan fungsi dasar
sistem dento-maxillary; modifikasi hubungan oklusal dengan munculnya oklusi terbalik atau
maloklusi karena upaya untuk beradaptasi dengan situasi dan keadaan pasien. Dalam
beberapa penelitian flabby ridge, pada permukaan penyangga tulang dari bidang prostetik
edentulous lengkap, dapat memiliki berbagai lokasi dan struktur (Stefanescu, dkk., 2021).

Gambar 1. (a) Fronto-lateral, hipertrofi, hiperkeratinisasi flabby ridge, dengan mobilitas


antero-posterior tinggi, besar tebal, papila insisivus rhomboidal, penampakan “jatuh”,
frenulum labial insersi rendah, lengkung palatal dalam di bagian anterior, tuberositas netral ;
(b) detail penampilan flabby ridge; menunjukkan tinggi lapisan mukosa yang lembek
(Stefanescu, dkk., 2021).

Gambar 2. (A) Bidang prostetik maksila, dengan ridge tinggi yang terbentuk dengan baik,
tuberositas yang tebal, vestibulo-distal yang sedikit retentif, torus maksilaris yang tebal
terletak di posterior, ridge yang lembek tampak pada pemeriksaan histologis normal, tetapi
dengan mobilitas yang meningkat; (B) bidang prostetik bawah dengan flabby ridge di daerah
frontal bawah, atrofi, dengan hiperplasia alur vestibulum oleh trauma terus menerus karena
tepi prostesis bawah tanpa pemeliharaan dan stabilitas (Stefanescu, dkk., 2021).
BAB IV
PENUTUP
8

4.1 Simpulan
Jaringan flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang mengalami hiperplasia yang
awalnya diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat ditoleransi pada residual ridge.
Penggantian tulang alveolar oleh jaringan lunak hiperplastik dapat menyebabkan jaringan
lunak yang flabby atau bergerak di ridge. Resorpsi tulang alveolar sering ditemukan pada
pasien yang sudah lama kehilangan gigi sehingga mengakibatkan linggir alveolar menjadi
datar atau jaringan lunak sekitarnya yang flabby. Flabby ridge terutama muncul ketika
edentulous ridge berlawanan dengan gigi asli dan dianggap sebagai ciri dari sindrom
kombinasi ketika terjadi di bagian anterior rahang atas.
Timbulnya flabby pada pemakaian gigi tiruan terutama terjadi akibat tekanan -
tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari lengkung gigi. Pada kasus pasien yang
sudah lama kehilangan gigi, akan menyebabkan resorpsi tulang alveolar sehingga
mengakibatkan lingir alveolar menjadi datar atau jaringan lunak di sekitarnya menjadi flabby.
Resorpsi berlebihan pada puncak tulang alveolar mengakibatkan bentuk linggir menjadi datar
akibat hilangnya lapisan tulang kortikal. Reposisi gigi dengan ridge edentulous dapat
menyebabkan tekanan yang menyimpang pada gigi tiruan sehingga dapat menimbulkan
flabby ridge.
Gambaran klinis dari flabby tissue ini menunjukkan adanya hipertrofi dan
hiperkeratinasi pada daerah fronto-lateral dengan mobilitas antero-posterior yang tinggi, besar
dan tebal. Gambaran klinis flabby tissue ini juga dapat terlihat pada bidang prostetik maksila
dan juga pada bidang prostetik bawah. Pada beberapa kasus, pemeriksaan gigi tiruan
menggambarkan bahwa hanya permukaan oklusal yang memiliki pola keausan yang parah
terhadap basis gigi tiruan yang normal.

4.2 Saran
Pada makalah yang kami susun telah dijelaskan definisi, etiologi dari terbentuknya,
proses terbentuknya dan juga gambaran klinis dari flabby tissue. Maka dari itu disarankan
untuk pada pembaca agar dapat membaca makalah dengan seksama, sehingga dapat
mengetahui definisi, etiologi dari terbentuknya, proses terbentuknya dan juga gambaran klinis
dari flabby tissue.

DAFTAR PUSTAKA

9
Butarbutar, S. S. & Nasution, I. D., 2019. Penatalaksanaan Pencetakan Linggir dengan
Jaringan Flabby Menggunakan Sendok Cetak Fisiologis Modifikasi. Journal of Syiah
Kuala Dentistry Society, Volume 4 (2), pp. 1-5.

Halim, D. N., Wowor, V. N., & Wicaksono, D. A. (2021). Status Gizi pada Lansia Pengguna
dan Bukan Pengguna Gigi Tiruan. e-GiGi, 9(2), 217-222. DOI:
https://doi.org/10.35790/eg.v9i2.34899

Heidira, A. P. & Dahar, E., 2019. PENGARUH ANATOMI STRUKTUR PENDUKUNG


GIGI TIRUAN PENUH RAHANG BAWAH TERHADAP RETENSI DAN
STABILISASI. Jurnal Ilmiah PANNMED, Volume 14, No.2, pp. 33-42.

Kristanti, C.A. and Jubhari, E.H., 2016. Transisi gigi alami ke gigi tiruan (Transition of
natural teeth to denture). Makassar Dental Journal, 5(1).

Laksono, P. (2020). Pembuatan Sendok Cetak Perorangan Pada Kasus Flabby Tissue
Rahang
Atas Dan Flat Ridge Rahang Bawah (UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Massie, N. S. W., Wowor, V. N. S. and Tendean, L. (2016) ‘Kualitas hidup manusia lanjut
usia pengguna gigi tiruan di Kecamatan Wanea’, e-GIGI, 4(2). doi:
10.35790/eg.4.2.2016.13651.

Nurtani, M. M., Machmud, E., & Arief, M. S. (2013). Teknik pencetakan linggir datar dan
pencetakan jaringan flabby menurut metode Kawabe: tinjauan pustaka. Makassar
Dental Journal, 2(5).

Puspitadewi, S.R. (2015). Perawatan Prosthodontik Pada Ridge yang kurang menguntungkan.
Jurnal B-Dent. 2(2):133-142

Stefanescu, C. L. et al., 2021. Flabby Ridge, a Challenge for Making Complete Dentures.
Applied Sciences, Volume 11, pp. 1-13.

Tarannum, F., Tandan, A., Abdullah, A. & Srivastava, A., 2017. Management of flabby ridge
using metal occlusal - A case report. International Journal of Medical and Dental
10
Case Reports, pp. 1-4

Anda mungkin juga menyukai