Anda di halaman 1dari 17

Aspek-aspek perkembangan

peserta didik
Kelompok 3 :
Pitaloka Bintang (1405621040)
Puji Hanifah (1405621054)
Sabrina Salsabilla (1405621060)
Shabrina Alifia Nadhira (1405621006)
Triandini Aulia Rahmah (1405621012)

GAN PES
N E

RKEMBA

RT
A DIDIK
PE
MK Perkembangan Peserta Didik I Pendidikan Sosiologi 2021 I Dosen : Riana Bagaskorowati, S.Pd., M.Si., Ph.D
Aspek Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam
kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel
telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Pertumbuhan fisik
sebelum lahir akan dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan
menyempurnakan struktur dan fungsi dari dimensi fisik peserta didik.
k Pertu mbuhan
Aspe
Fisik

Ada dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh (Satoto,1993), yaitu

Hukum cephalocaudal bahwa pertumbuhan Hukum proximodistal bahwa


terjadi dari kepala menuju kaki dan lebih pertumbuhan terjadi dari dalam ke luar,
dahulu di daerah kepala, kemudian menuju lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
ke arah kaudal atau anggota tubuh. Karena kasar) lalu ke bagian distal seperti jari-
otak tumbuh lebih cepat sebelum kelahiran, jari yang mempunyai kemampuan gerak
kepala neonatus berukuran besar dan tidak halus (pola proksimodistal).
proporsional.
Aspek Perkembangam Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia
yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.

Perkembangan kognitif juga merupakan perubahan kemampuan mental


seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam
Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi
kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna
dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi
memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap
perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognisi
peserta didik antara lain :
Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan
indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).
Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan
memahami sesuatu.
Kesempatan belajar yang diperokh anak.
Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan
berbeda jika anak mendapat pengalaman secara tidak langsung
dari orang lain atau informasi dari buku.
Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau
perempuan
telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis
kelamin.
Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan
menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang
lain dan lingkungan.
Aspek Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah kemampuan individu


dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan
etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu
sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.

Kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar


individu dalam interaksinya dengan lingkungan.
Aspek Perkembangan Bahasa

Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu
bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-
temannya atau orang dewasa.

Pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini
sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial.

Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu proses melihat
dan memahami hubungan antar hal.

Dan merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi
berlangsung dalam suatu interaksi sosial.
Aspek Perkembangan
Sosial

Pada awal manusia dilahirkan belum


bersifat sosial, dalam artian belum
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa memiliki kemampuan dalam berinteraksi
perkembangan sosial merupakan dengan orang lain. Kemampuan sosial
pencapaian kematangan dalam hubungan anak diperoleh dari berbagai
sosial. kesempatan dan pengalaman bergaul
dengan orang - orang di lingkungannya.
Aspek Perkembangan Sosial

Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas yang didasari oleh
kebutuhan sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
semakin kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.
Aspek Perkembangan Sosial
Pengaruh lingkungan
atau perkembangan
sosial terhadap prestasi
belajar :

Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak - anak.


Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk
belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu
juga sebaliknya.
Aktivitas dalam masyarakat juga berpengaruh dalam belajar
anak.
Aspek Perkembangan Emosional
Emosi adalah setiap keadaan pada diri
seseorang dan berhubungan dengan kondisi
afektifnya dengan tingkatan yang lemah
maupun yang kuat.

Syamsuddin (1990:69) mengemukakan bahwa


“emosi merupakan suatu suasana yang
kompleks (a complex feeling state) dan getaran
jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul
sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku”.
Kaitannya dengan mengontrol emosi, Ekman dan Friesen
(Hurlock, E.B, 1990) menyebutkan hal itu dengan istilah
display rules, yang dibagi menjadi 3 yaitu:
Masking, keadaan dimana seorang anak dapat
menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialaminya.
Emosi yang ada pada dirinya tidak tercetus melalui ekspresi
fisiknya.

Modulation, seorang anak tidak mampu meredam emosinya


secara tuntas dengan gejala fisiknya, tetapi hanya dapat
menguranginya.

Simulation, seorang anak yang tidak mengalami emosi, tetapi


ia seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan
gejala-gejala fisik.
Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti


dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa
akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan.

Aspek Perkembangan Emosional


Aspek Penalaran Moral

Penalaran moral menurut Köhlberg (1995) terkait dengan jawaban


dari pertanyaan mengapa dan bagaimana seseorang sampai
pada keputusan bahwa sesuatu dianggap baik-buruk atau
benar-salah. Kemampuan penalaran moral merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memakai cara
berpikir tertentu yang dapat menerangkan apa yang telah
dipilihnya, mengapa melakukan ataupun tidak melakukan suatu
tindakan.
Köhlberg membagi tahap penalaran moral
menjadi tiga tingkat.

Tingkat Pra konvensional


Pada tingkatan ini anak tanggap terhadap aturan-aturan mengenai baik dan buruk karena mereka
menghindari hukuman atau ingin mendapatkan hadiah. Tingkatan moral pra konvensional ini ditandai dengan
baik-buruknya sesuatu berdasarkan pada keinginan sendiri.

Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini seseorang menyadari dirinya sebagai seorang individu ditengah-tengah keluarga, masyarakat
dan bangsanya. Oleh karena itu, kecenderungan individu pada tahap ini adalah menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan masyarakat dan mengidentifikasikan dirinya terhadap kelompok sosialnya. Pada tingkat ini
perasaan dominan adalah malu bukan lagi takut.

Tingkat Post Konvensional


Pada tingkatan ini terdapat sebuah usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengartikan nilai-nilai moral yang
dapat diterapkan terlepas dari apa yang telah diterapkan didalam aturan-aturan setempat atau seluruh
masyarakat. Pada tahap ini ketidaktaatan sosial masih dapat ditoleransi
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2016/05/
19/aspek-perkembangan-peserta-didik/

https://betang.tv/2020/01/keterkaitan-
perkembangan-sosial-emosional-dengan-

Daftar aspek-yang-lain/

Pustaka

Anda mungkin juga menyukai