Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

RUMAH SAKIT KOTA TARAKAN


2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyusun Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi RSU Kota Tarakan.
Kami mengharap dengan adanya buku Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi ini dapat membantu
pelaksanaan Rawat Gabung di RSU Kota Tarakan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan bayi
baru lahir.
Panduan ini merupakan panduan pelaksanaan rawat gabung antara ibu dan bayi secara tepat
dengan tetap mempertimbangkan keadaan ibu dan bayi. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan
pedoman dan acuan di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi sehingga didapat persamaan kesepahaman dalam melaksanakan rawat gabung pada ibu dan
bayi secara tepat di RSU Kota Tarakan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim penyusun yang telah
membantu sehingga buku panduan ini dapat di selesaikan.
Kami menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kendala serta permasalahan yang
perlu diantisipasi dalam upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi secara terpadu
paripurna di RSU Kota Tarakan , oleh karena itu kami mengharapkan saran perbaikan, sumbangan
pemikiran,masukan serta kritikan.
Akhir kata kami mengharapkan mudah-mudahan dapat bermanfaat

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

SK Direktur TENTANG PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI………………………………………………


BAB I............................................................................................................................................................................ 2

DEFINISI...................................................................................................................................................................... 2

A. Pengertian Rawat Gabung.............................................................................................................................. 2

B. Tujuan Rawat Gabung.................................................................................................................................... 2

C. Jenis Rawat Gabung Di Rumah Sakit............................................................................................................. 2

D. Manfaat Rawat Gabung.................................................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................................................... 5

RUANG LINGKUP....................................................................................................................................................... 5

A. Persyaratan Rawat Gabung............................................................................................................................ 5

B. Kriteria Rawat Gabung.................................................................................................................................... 5

C. Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung.....................................................................................................6

TATA LAKSANA.......................................................................................................................................................... 7

A. Pelaksanaan Rawat Gabung Ibu Dan Bayi.....................................................................................................7

B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Rawat Gabung.............................................................................................7

C. Praktek Rawat Gabung................................................................................................................................... 9

D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Rawat Gabung...........................................................................................10

BAB IV....................................................................................................................................................................... 11

DOKUMENTASI......................................................................................................................................................... 11
BAB I
DEFINISI

A. Pengertian Rawat Gabung


Rawat Gabung Adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan. Dimaksudkan agar bayi mudah dijangkau
oleh ibunya selama 24jam/hari, sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai
dengan kebutuhan.
Rawat Gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan dijaga serta dijangkau
oleh ibunya setiap ssat,sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi seusai dengan
kebutuhan.
Rawat Gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada
rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu
sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada
bersama-sama di ranjang ibu.

B. Tujuan Rawat Gabung Tujuan Umum


Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi Tujuan Khusus :
1. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat.
2. Bayi segera memperoleh colostrums dan air susu ibu.
3. Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
4. Bayi bias memperoleh ASI setiap saat
5. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI.
6. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang
benar.
7. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
8. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.

C. Jenis Rawat Gabung Di Rumah Sakit Rawat Gabung dapat dilakukan secara :
1. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu
ruang secara terus menerus selama 24 jam.
2. Rawat Gabung Parsial : cara perawata ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu
(misalnya pada waktu malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari
ibunya) . untuk bayi yang mengalami asfiksia,maka rawat gabung dilaksanakan
setelah resusitasi selesai.

D. Manfaat Rawat Gabung


1. Mempercepat Mantapnya dan Terus Terlaksananya Proses Menyusui Dengan rawat
gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin,dan lebih besar kemeungkinannya
menyusui eksklusif dibandingakan ibu yang tidak melakukan rawat gabung,sehingga
dapat menghasilkan ASI lebih banyak.

2. Memungkinkan Proses Bonding


Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Rawat
gabung juga dapat menurunkan hormone stress pada ibu dan bayi. Bonding
merupakan dasar secure attachment bayi dekemudian ahri. Pembentukan pribadi
dasar (basic trust) merupakan dasar pribadi kokoh dan tangguh pada anak adalah
hasil dari secure attachment yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada
lingkungan,mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri.

3. Memungkinkan Proses Bonding


Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Rawat
gabung juga dapat menurunkan hormone stress pada ibu dan bayi. Bonding
merupakan dasar secure attachment bayi dekemudian ahri. Pembentukan pribadi
dasar (basic trust) merupakan dasar pribadi kokoh dan tangguh pada anak adalah
hasil dari secure attachment yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada
lingkungan,mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri.

4. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan
mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui
dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di Rumah Sakit yang masih
mengenalkan botol untuk memberikan minum bsyi (walau isinya ASI perah) akan
mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.

5. Menurunkan Infeksi
Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar diawal kelahiran dan jumlahnya sangat
sedikit) mengandung banyak antibody, yang segera didapat bayi,juga melindungi
bayi terhadap penyakit. Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung di RS
merupakan alasan utama. Ibu yang sedang sakit flu cukup memakai masker saja .
menyusui dikala ibu sakit memberikan paparan antibody yang dihasilkan pada ibu
yang sakit. Antibody terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi saat ibu sehat.
Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik.

6. Keuntungan Untuk Bayi


Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan,
lebih tidur nyenyak. Mereka minumlebih banyak dan berat badan yang lebih ceoat
naik. Ikterus lebih jarang terjadi,bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak
terus menerus dengan kulit ibunya.

7. Melatih Ketrampilan Ibu Merawat Bayinya Sendiri


Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu
melatih keterampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah
tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
ibu.

8. Keuntungan Untuk Petugas Kesehatan


Mempunyai banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan ibu setelah
melahirkan. KIE tentang perawatan bayi bisa langsung dilakukan pada bayi.
9. Keuntungan Untuk Rumah Sakit
Kebutuhab Rumah Sakit akan susu formula dan perlengkapan menurun. Morbiditas
ibu dan bayi berkurang. Pergantian pengguna tempat tidur menjadi lebih tinggi
sehingga daya tamping RS lebih banyak. Mengurangi ruang khusus untuk bayi.
10. Keuntungan Untuk Rumah Sakit
Kebutuhab Rumah Sakit akan susu formula dan perlengkapan menurun. Morbiditas
ibu dan bayi berkurang. Pergantian pengguna tempat tidur menjadi lebih tinggi
sehingga daya tamping RS lebih banyak. Mengurangi ruang khusus untuk bayi.
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Persyaratan Rawat Gabung


Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari :
1. Kondisi Bayi
a. Semua Bayi
b. Kecuali bayi berisiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu
pada ibu.
2. Kondisi Ibu, Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
3. Ruangan Rawat Gabung
a. Untuk Bayi
1) Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur biru.
2) Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakkan di tempat tidur samping ibu (bedding-in)
3) Agar mengurangi bahaya bayi ajtuh, sebaiknya diberi penghalang (side guard).
4) Tersedia pakaian bayi.
b. Untuk Ibu
1) Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun. (bila perlu
ada tangga ijakan naik ketempat tidur).
2) Tersedianya perlengkapan perawatan nifas.
c. Ruangan
1) Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28ºC.
2) Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan penamatan khusus harus dekat
dengan ruang petugas (di rumah sakit).
d. Saranan
1) Lemari pakaian (ibu dan bayi).
2) Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.
3) Tempat cuci tangan ibu (air mengalir).
4) Kamar mandi tersendiri bagi ibu.
5) Sarana penghubung (bel/intercom).
6) Tersedia poster,leaflet, buku-buku

B. Kriteria Rawat Gabung


1. Ibu dan Bayi dalam Keadaan Sehat
a. Lahir spontan, baik presentasi kepala ataupun bokong.
b. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabuung dilakukan setelah bayi cukup sehat,refeks
menghisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.
c. Bayi yang lahir dengan section cesarea dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan
segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (baui tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah oprasi
selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infuse.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilsi Apgar minimal 7).

e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.


f. Berat lahir 2000-2500 atau lebih.
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
2. Ibu dan Bayi dalam Kondisi Tidak Sehat
a. Bayi yang sangat premature.
b. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.
c. Bayi dengan sepsis.
d. Bayi dengan gangguan nafas.
e. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrocefalus,meningokel, ansefali, atresia ani,
abio/palate/galactoschiciz, omfalokel, dan sebagainya).
f. Ibu dengan infeksi berat.
g. Criteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi
dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal,
perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat
C. Peran Dalam Menciptakan Rawat Gabung
1. Peran Institusi
a. Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.
b. Mensosialisasikan kebijakan pada unsure terkait.
c. Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung.
d. Menyiapkan SDM yang terampil.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi.
f. Memberikan reward dan Punishment secara internal.
2. Peran Tenaga Kesehatan
a. Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.
b. Melaksanakan perawatan ibu dan anak.
c. Merencanakan, melaksakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE (komunikasi, Informasi dab
Edukasi) kepada ibu dan keluarganya.
d. Memotivasi iu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi, dan
perawatan nifas.
e. Mengatasi masalah laktasi.
f. Memantau keadaan ibud an bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang timbul.
g. Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan.
3. Peran Ibu
a. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat payudara,
kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
b. Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada petugas.
4. Peran Suami dan Keluarga
a. Memberikan dukungan pada ibu.
b. Membantu merawat ibu dan bayi.
c. Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi.
d. Mengambil keputusan yang mendukung.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelaksanaan Rawat Gabung Ibu Dan Bayi

1. Diawali dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar bersalin.
2. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :
a. Menyusui on cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).
b. Menyusui eksklusif.
c. Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
1) Mencegah hipotermia.
2) Pemeriksaan klinis bayi.
3) Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi, menjaga
hygiene bayi)
4) Deteksi dini bayi baru lahir.
d. Asuhan ibu nifas antara lain :
1) Puerperium.
2) Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI.
3) Perdampingan menyusui, termasuk pelekatan dan posisi menyusui yang benar, mengenali
tanda bayi ingin menyusu, dan tanda telah puas dalam menyusu.
4) Mengenali hambatan nifas.
5) Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
6) Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan putting, pembengkakan
mamae, engorgement, dll)
7) Senam nifas.
e. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung keberhasilan
menyusui, calon ibu perlumendapatkan informasi tentang :
1) Nutrisi ibu menyusui.
2) Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif.
3) Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.
4) Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusui.
5) Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
6) Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok.
7) KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL).

B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi
pelayanan, ibu hamil, suami dan atau keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.
1. Institusi Pelayanan
a. Perlu adanya kebijakan yang tertulis dari rumah sakit yang merupakan komitmen dari
unsure terkait untuk menungjng keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.

b. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi.
c. Program sayang ibu dan syang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain :
mendapat pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan
kasih sayang sesuai keinginan.
d. Hak bayi antara lain : mendapatkan gizi terbaik utnuk tumbuh dan kemabng. Gizi terbaik
bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, dan juga
dapat setiap saat mendpatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang dan
selalu dekat dengan ibunya.
2. Ibu hamil, Suami dan atau Keluarga
a. Salah satu factor keberhasilan menyusu adlah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga.sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.
b. Suami dan keluarga perlu juga mendaptkan informasi tentang rawat gabung ibu dan
bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC).
c. Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi minimal 2 kali
pertama pada ANC (trimester 1 dan 2).dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan konseling
kepada ibu, suami dan keluarga.

3. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut:
a. Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
b. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
c. Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
d. Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
e. Mampu menolong ibu dalam memposisikn bayi dan perlekatan yang baik.
f. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,
misalnya : putting ibu lecet, payudara bengkak dll.
g. Mampu membantu ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari ibunya.
h. Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
i. Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung.

4. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung,
diantaranya :
a. Ruang klinik kebidanan (ANC) dilengkapi dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi.
b. Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan bimbingan.
c. Ruang perinatologi, dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya dirawat.
d. Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung.

C. Praktek Rawat Gabung


1. Cara Memandikan Bayi
a. Siapkan alat-alat.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi.
c. Bayi diletakkan terlentang di atas tempat tidur/meja dengan alas perlak dan handuk.
d. Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan dengan
handuk.
e. Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabung (leher,
dada, perut, lupatan ketiak, kedua tangan/lengan, kedua kaki/tumgkai, bagian belakang bayi).
f. Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi.
g. Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk.
h. Tali pusat dibersihkan dan dikeringksn, biarkan hindari dari tekanan popok/celana.
i. Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, dan diberi pakaian.
2. Cara Menyusui
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
b. Ibu duduk atau berbaring santai.
c. Payudara dipijat/ massage supaya lemas.
d. Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan
ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui.
e. Bayi diletakkan dipangkuan bila ibu duduk dan di sebelah ibu bila ibu tiduran.
f. Ibu harus memegang patudra dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya dibagian
bawah payudara.
g. Sebagian besar areola payudara harus berada dalam mulut bayi.
h. Setiap payudra harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.
i. Bayi menyusu pada dua payudra bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong.
j. Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara mulut bayi
dan payudara.
k. Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta biarkan
kering oleh udara.
l. Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.
m. Periksa keadaan payudra, mungkin ada perlukaan/pecah-pecah atau terbendung.
n. Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.
o. Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.
3. Cara Merawat Tali Pusat
a. Siapkan alat-alat.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
c. Tali pusat dibersihkan, hindari dari kontaminasi kotoran.
d. Setelah bersih, tali pusat dikeringkan.
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusar tetap dipertahankan kebersihannya.

D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Rawat Gabung


1. Dari segi ibu
a. Ibu lelah setelah melahirkan.
b. Ibu ingin bayinya dirawat di ruang bayi.
2. Dari segi bayi
Tindakan pada bayi seperti : memandikan, menimbang, mengukur panjang badan dll.
3. Dari segi petugas
a. Petugas menganggap bahwa bayi perlu diobservasi.
b. Tenaga kesehatan kurang terampil dalam membantu ibu merawat bayinya.
4. Dari segi institusi
Ruangan sempit tidak cukup untuk bayi.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan/asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi,
hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :
A. Cakupan Rawat Gabung
1. Jumlah rawat gabung
2. Inisiasi Menyusui Dini
3. Menyusui on cue
4. Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
a. Formulir Follow Up Bayi
b. Informasi dan persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif
B. Jumlah Persalinan
1. Persalinan normal
2. Persalinan dengan tindakan
C. Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui
D. Jumlah Rujukan (dirujuk atau menerima rujukan)
Pencatatan dan pelaporan menggunakan system dan format yang telah ada, misalnya : mencatat asuhan
yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada rekam medis. Alur pelaporan
mengikuti system yang telah ada, misalnya : di rumah sakit dari ruangan di koordinir oleh bagian
pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting dilaksanakan, sebab catatan ini
merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai bahan informasi.

Tarakan, 2022
Direktur RSU Kota Tarakan

Dr. Joko Haryanto


NIP.197611112005021002

Anda mungkin juga menyukai