Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL ON JOB TRAINING (OJT) DI

PT. LINTAS MEGANTARA MAKASSAR


BANDARA UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDIN

Di susun oleh :

NAMA : SAPRIADY

JURUSAN : STAFF PENERBANGAN

NUSANTARA AVIATION COLLECT

TAHUN AJARAN 2021 - 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang mana telah memberikan
kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan laporan
magang atau On Job Training (OJT) dengan lancar. Tidak lupa penulis
mengucapkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi besar Nabi besar
Muhammad SAW, Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi
persyaratan kelulusan mata kuliah magang.LAPORAN HASIL ON JOB
TRAINING (OJT).

Selama proses magang yang dilakukan dalam waktu dua bulan di Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin serta proses penyusunan laporan ini tentu tak
lepas dari bantuan, arahan, masukan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu, saya ucapkan terima kasih kepada.

1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Muh. Hafiel selaku pimpinan Airhos Prima Victory Makassar.
3. Kak Stevanus Lhewy selaku pembimbing di Airhos Prima Victory Makassar.
4. Seluruh staff selaku pembimbing selama On The Job Training di PT. Lintas
Megantara.
5. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan laporan ini yang
tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Makassar, 22 Agustus 2022

SAPRIADY

1
DAFTAR ISI

LAPORAN HASIL ON JOB TRAINING (OJT) 1

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan On the Job Training (OJT) 1

1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan On the Job Training (OJT) 2

BAB II 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3

2.1 Sejarah singkat perusahaan 3

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan 3

BAB III 7

DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA OJT 7

3.1 Spesifikasi tugas yg Dilaksanakan 7

BAB IV 12

PENUTUP 12

4.1 Kesimpulan 12

4.2 Saran 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan On the Job Training (OJT)


On Job Training (OJT) merupakan suatu kegiatan untuk lebih mengenal
dan menambah wawasan dan ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan bidangnya,
selain itu juga mampu mendorong siswa/siswi untuk menjadi individu yang
kompeten. Perkembangan dunia penerbangan baik secara internasional, regional
maupun domestik mempunyai pengaruh besar terhadap pengadaan dan
pertumbuhan perhubungan penerbangan di Indonesia. Di era ini bidang
penerbangan semakin maju dan berkembang begitu cepat, sejalan dengan
perkembangan transportasi dunia yang menjadi kebutuhan utama yang di
pergunakan oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri penerbangan terus berkembang
mulai dari bandara yang terletak di kota-kota besar, hingga di bangunnya bandara
di berbagai pulau terkecil di Indonesia.

Di zaman teknologi yang semakin berkembang dan pertumbuhan ekonomi


yang semakin meningkat, maka perlu adanya peningkatan mutu kerja dan kualitas
sumber daya manusia yang handal dan kreatif, maka dari itu lembaga pendidikan
penerbangan PSPP menerapkan suatu kegiatan yang dapat menciptakan tenaga
kerja yang handal dan kreatif dalam mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja yang
pada akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara ini. Dalam
mengaplikasikan ilmunya, siswa/siswi di beri kesempatan untuk melakukan
kegiatan magang/ On the Job Training (OJT).

Dengan adanya kegiatan OJT, siswa/siswi mampu mengetahui,


beradaptasi, dan menganalisis lingkungan yang ada di dalam ruang lingkup OJT
sebagai pengalaman menuju dunia kerja yang lebih nyata. On the Job Training
(OJT) akan membentuk siswa/siswi yang bertanggung jawab di dalam menerima
pekerjaan yang di berikan oleh pembimbing dan mampu memberikan solusi di
dalam menyelesaikan masalah yang ada.

3
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan On the Job Training (OJT)
Adapun Maksud dari pelaksanaan On the Job Training (OJT) yaitu :

1. Menyelesaikan mata kuliah On the Job Training (OJT) yang ada di


sekolah penerbangan PSPP dan sebagai salah satu syarat kelulusan
program studi Staff Penerbangan.
2. Memberikan gambaran kepada siswa/siswi tentang kondisi dunia kerja
yang sesungguhnya.
3. Menumbuhkan interaksi sosial yang baik dalam bekerja sama di dunia
kerja.
4. Mengembangkan rasa profesionalitas, etos kerja yang baik, dan ulet
dalam melaksanakan On the Job Training (OJT).
5. Memahami budaya kerja dalam industri pemberian jasa dan
membangun pengalaman kerja nyata dalam memasuki dunia
penerbangan.

Adapun Tujuan dari pelaksanaan On the Job Training (OJT) yaitu :

1. Memberikan pengalaman kerja siswa/siswi dalam mengahadapi dunia


kerja yang sesungguhnya.
2. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi para siswa/siswi
3. Mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku perkuliahan dan
membandingkan penerapan yang ada di dunia kerja.
4. Menjadikan siswa/siswi sebagai tenaga kerja ahli yang kompetitif dan
mampu bersain di dunia kerja.
5. Mengarahkan siswa/siswi untuk mampu berfikir terbuka dalam
menemukan permasalahan yang ada dan memberikannya solusi.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah singkat perusahaan
PT. Sriwijaya Air adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
jasa angkutan udara dan merupakan salah satu perusahaan penerbangan terkemuka
di Indonesia. Perusahaan ini memiliki visi sebagai perusahaan penerbangan yang
eksis di Kawasan domestic / regional yang mengutamakan kualitas pelayanan
didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sehingga dapat
menunjang pengembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan.
PT. Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh
Chandra Lie, Hendrie Lie, Johannes B, dan Andy Halim. Dengan dibantu oleh
tenaga ahli bidangnya yaitu Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick
L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo. Sriwijaya Air memulai usahanya
dengan bermodalkan satu armada Boeing 737-200.
Tepat pada hari pahlawan 10 November 2003, PT. Sriwijaya Air memulai
penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkal Pinang PP,
Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP dan Jakarta-Pontianak PP. selama 2004,
jumlah armada Sriwijaya Air bertambah menjadi 5 pesawat. Antara tahun 2005
sampai dengan tahun 2006 total armada Sriwijaaya Air berjumlah 17 Armada
Boeing 737 dengan menerbangi 30 kota di tanah air. Pada 30 November 2006
Sriwijaya Air telah membuka rute internasional pertamanya dengan menyinggahi
Davao City, Filipina.
Pedoman pelayanan yang selalu menjadi prioritas Sriwijaya Air dalam
mewujudkan misi sebagai mitra perjalanan udara ialah Keselamatan (Safety),
keamanan (Security), dan pelayanan (service) dengan slogan “Your Flying
Partner”. Tenaga kerja yang terampil, ramah, dan terpercaya merupakan kunci
keberhasilan Sriwijaya Air.
.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


Job Description

1. General manager
Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

3
a) Melaksanakan kebijakan umum dan teknik perusahaan dalam hal
cargo, pos, pelayanan terhadap pesawat udara, fasilitas dan medium
operate, keamanan dan juga administrasi umum.
b) Mengobservasi, mengontrol, mengevaluasi pelaksanaan konstruksi.
c) Mengkoordinasikan pendelegasian perusahaan
d) Meningkatkan saran dan pertimbangan kepada dewan direktur
tentang pelaksanaan tugas bawahan.
e) Melakukan koordinasi dengan institusi di dalam dan di luar
lingkungan PT. Prathita Titiannusantara.
2. Operation Manager

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mengaktualisasikan kebijakan teknis dan humas dalam hubungan


dengan perwakilan, akomodasi, load control, ULD control, ramp
handling, flight operation, transport darat, pengawasan administrasi,
keselamatan kerja.
b) Mengatur rencana kerja dalam operasional meliputi perwakilan,
akomodasi, load control, ULD control, ramp handling, flight
operation, transport darat, pengawasan administrasi, keselamatan
kerja.
3. Technic Manager

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mengaktualisasi kebijakan teknis dalam hal pelayanan pesawat


meliputi pelayan bahan bakar dan oli, perawatan pesawat dan
kualitas kontrol.
b) Membuat kontruksi administrasi untuk semua elemen di lingkungan
kerja
c) Mengobservasi, mengontrol dan mengevaluasi pelayanan pesawat,
bahan bakar dan oli, dan perawatan pesawat.

4
d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal
mengadakan fasilitas untuk mendukung kinerja pelayanan yang
bagus.
4. Finance Manager

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mengatur rencana keuangan di kantor cabang.


b) Mengobservasi, mengontrol, dan mengevaluasi pelaksanaan
konstruksi dalam hal keuangan.
c) Berkoordinasi dengan lembaga di dalam dan di luar lingkungan
PT. PTN
5. Check-in/Pasasi

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mengeluarkan boarding pass penumpang.


b) Memasukkan jumlah berat dan Koli bagasi penumpang.
c) Mengirim informasi tentang jumlah penumpang yang akan datang,
singgah atau pindah pesawat (Transfer), beserta bagasinya,
demikian juga hal khusus seperti penumpang VIP, orang buta, ibu
mengandung dan sebagainya.
d) Menyiapkan APB (Actual Passenger on Board) penumpang
keseluruhan yang berangkat.
e) Menyiapkan passenger manifest.
6. Operasi/Operation

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mempersiapkan intruksi muatan (Loading intruction)


b) Membuat load trim atau "Keseimbangan Pesawat".
c) Mengirim data cuaca baik dari bandara keberangkatan maupun
kedatangan.

5
d) Setelah pesawat berangkat maka bagian operasi akan mengirim
ATD(Actual Time Departure) waktu nyata pesawat tinggal landas
ETD(Estimate Time Departure).
e) Perkiraan waktu mendarat.
f) Mengirim LDM
g) Memasukkan dalam fuel (Bahan bakar) yang akan di habiskan
pesawat, mulai dari pesawat bergerak sampai landing di tujuan.
h) Memasukkan data cargo dan mail yang akan di terbangkan apakah
ada yang spesial atau tidak.
7. Lost and Found

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut.

a) Mengawasi bagasi penumpang yang akan datang maupun yang


akan di berangkatkan.
b) Berkoordinasi dengan loading master demi kelancaran dalam
pengiriman bagasi dari pesawat menuju ruang pengambilan bagasi.
c) Mencocokkan potongan nomor bagasi dengan nomor yang
tertempel pada bagasi.
d) Mengecek berita di telex
e) Membantu proses pencarian bagasi penumpang yang hilang.

6
BAB III

DESKRIPSI KEGIATAN SELAMA OJT

3.1 Spesifikasi tugas yg Dilaksanakan


1. Check in Counter

Check in counter merupakan suatu servis atau pelayanan yg di berikan


pada penumpang pada saat check in, pada saat ini di lakukan pengecekan
terhadap tiket, passport, visa, pengambilan flight coupon , pemeriksaan
terhadap bagasi, dan tentunya juga pemberian label label pada bagasi
penumpang, pemberian boarding pass, dan tidak lupa memberikan
informasi mengenai pembayaran airport tax, lokasi gate, dan schedule
keberangkatan pesawat yang akan di naiki.

Check in Counter adalah tempat melapornya penumpang yang ingin


menggunakan jasa penerbangan, Pesiapan-persiapan petugas Check in
Chounter adalah :

a) Perhatikan Perforemance diri


b) Mengecheck display pada bilboard, apakah sudah sesuai dengan
penerbangan yang akan kita incharge.
c) Menyiapakan label bagasi,limited release, surat pernyataan &
boarding pass
d) Check in Counter di buka 2 jam sebelum waktu kebrlerangkatan dan
ditutup 30 menit sebelum keberangkatan.

Check in counter adalah tempat melapornya penumpang yang ingin


menggunakan jasa penerbangan , Tugas tugasnya adalah sebagai berikut:

a) Mengecek Validity tiket, tanggal, penerbangan, rute penerbangan


dan Class,

7
b) Mencocokan dokumen penumpang seperti KTP, PASPORT atau
SIM dengam tiket penerbangan,
c) Menyobekan Flight Coupon
d) Mengecek bagasi, menimbang bagasi dan menempelkan label
bagasi serta memberikan claim tag kepada penumpang
e) Menetukan seat number penumpang serta menerbitkan bourding
pass
f) Menangani penumpang GO SHOW.
g) Berkomunikasi dan berkoordinasi dengan unit lain.
2. Boarding Gate

Dalam penanganan boarding penumpang, hal-hal yang harus di lakukan


oleh staff boarding gate adalah sebagai berikut :

a) Persiapan boarding
Dalam penanganan boarding penumpang Batik Air yang di lakukan
oleh PT.PTN. Batik Air menyiapkan satu orang supervisor yang di
sebut dengan staff Managemen Penerbangan Indonesia (MPI) yang
bertugas mengawasi dan membantu dalam menangani proses boarding
penumpang. Pada saat briefing, Supervisor memberikan arahan kepada
bawahannya dan menginformasikan hal-hal yang perlu di sampaikan
yaitu sebagai berikut :
1) Menugaskan staff menjaga di gate yang telah di tentukan
2) Menginformasikan kepada staff yang bertugas di boarding gate
apakah ada special handling atau tidak.
3) Menginformasikan apakah terjadi delay atau tidak.
b) Pelaksanaan proses boarding
1) Mempersiapkan perlengkapan peralatan boarding gate antara lain:
Manifest passanger, Radio HT, Handling label,
2) Memastikan parkiran pesawat.
3) Menginformasikan ke unit ramp handling tentang special
passenger.

8
4) Menginformasikan ke unit yang terkait seperti unit informasi
service perihal proses passenger masuk ruang tunggu
keberangkatan penumpang Batik Air.
5) Memeriksa dan memastikan kesesuaian identitas penumpang
antara identitas KTP dengan identitas di boarding pass dengan
tujuan tidak adanya kesalahan data penumpang.
6) Memberikan special passenger untuk bourding lebih awal
7) Memastikan semua penumpang dan dokument on board telah
berada di pesawat
8) Apabila pada saat pesawat sudah akan fligt, tetapi jumlah
penumpang bourding tidak sesuai atau masih ada kekurangan,
maka petugas bourding gate harus melakukan pemberitahuan
9) Terakhir petugas boarding gate menyerahkan flight document pada
awak kabin.
c) Tahap penyelesaian
1) Memeriksa dan menghitung kembali sobekan boarding pass
2) Mencatat semua kegiatan ke dalam activaty check list form
3) Merapikan dan menata kembali Boarding kit ke tempat semula.
4) Menyerahkan pessenger manifest, load sheet dan special handling
pada saat penumpang telah lengkap memasuki pesawat.
3. Kendala-kendala yang sering di hadapi serta cara mengatasinya

Dalam menangani boarding penumpang Batik Air juga sering mengalami


berbagai kendala-kendala yang terkait dengan penanganan penumpang
maupun dengan pihak maskapai lainnya.

Berikut merupakan kendala-kendala yang sering di hadapi saat boarding :

a) Delay

Penyebab terjadinya delay biasnya dikarenakan kesalahan maskapai dalam


ketepatan waktu , pengaturan jadwal pesawat , jumlah pesawat, flight
schedule dan jadwal para awak kabin maupun karena weather ,

9
oprerational, dan technical, Berikut adalah cara mengatasi terjadinya delay
flight:

1) Apabila delay atau keterlambatan terjadi di bawah dua jam maka


pihak Batik Air akan menginformasikan Estimated Time Daparture(
ETD) yang terbaru kepada seluruh penumpang dan minta maaf atas
ketidaknyamanan yang telah terjadi.
2) Apabila delay atau keterlambatan terjadi di atas dua jam maka pihak
Batik Air akan memberikan service yaitu dengan memberikan
snack dan minuman.
3) Apabila delay atau keterlambatan terjadi lebih dari empat jam maka
pihak Batik Air akan memberikan breakfast, lunch, atau dinner.
4) Apabila delay atau kerlambatan terjadi diatas enam jam maka
passenger akan di berikan kompensasi diinapkan di hotel.
b) Penumpang Mendadak Sakit

Jika penumpang mengalami sakit mendadak, berikut adalah cara


mengatasi penumpang yang mengalami sakit mendadak :

1) Menanyakan kepada penumpang yang bersangkutan apakah bisa


melakukan penerbangan atau tidak
2) Melakukan langkah P3K setelah menanyakan kondisi penumpang.
3) Apabila penumpang dalam keadaan sakit yang dapat di katakan
parah maka penumpang akan di arahkan ke karantina. Apabila
diperlukan penanganan khusus maka penumpang akan di bawa ke
rumah sakit. Sehingga penumpang dan bagasinya akan di offload
dan di berangkatkan kembali setelah kondisi penumpang tersebut
membaik.
c) Penumpang yang terlambat boarding

Ada beberapa penumpang Batik Air yang tidak mengetahui jam


boarding dan menyebabkan terlambat untuk boarding. Bahkan ada
juga penumpang yang terlambat karna mereka masih

10
mempermasalahkan pintu gate yang tertera di boarding pass dan pada
saat boarding.

Salah satu cara mengatasi penumpang yang terlambat boarding dengan


cara apabila penumpang yang terlambat sudah di lakukan panggilan
nama hingga panggilan terakhir tidak ada. Maka kita harus
meninggalkannya dan akan di lakukan offload penumpang dan
bagasinya.

4. penanganan penumpang hilang


a) Apabila 20 menit sebelum STD terdapat penumpang yang belum
memasuki ruang tunggu maka petugas. Melakukan pemanggilan nama
penumpang baik secara langsung dari ruang tunggu maupun informasi
bandara.
b) Apabila proses akhir boarding penumpang belum muncul, maka
petugas gate dan check in harus berkoordinasi melakukan pencarian.
c) Apabila 5 menit sebelum STD penumpang tersebut belum melapor
maka petugas gate harus menginformasikan kepada pihak Airlines
untuk memutuskan apakah penumpang bersangkutan di tunggu atau di
tinggalkan.
d) Penumpang yang tertinggal akan diarahkan kembali untuk melapor di
check in counter.
e) Penumpang yang tertinggal dapat di berangkatkan pada penerbangan
berikutnya atau ke esokan harinya jika masih tersedia tempat duduk.
5. Penanganan Pesawat Yang Kembali ( RTA/RTB)
a) Petugas gate harus siap di pintu garbarata untuk membagikan boarding
pass khusus dan mengarahkan penumpang ke bourding lounge.
b) Setelah mendapatkan kepastian informasi jam keberangkatan, petugas
gate harus segera mengumumkan kepada penumpang.

11
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam hal pelayanan terhadap costumer dimana pun berada, ketika
pelanggan merasa senang di layani oleh petugas tersebut maka pelayanan yang di
berikan petugas tersebut memuaskan dan berkualitas. Sebaliknya ketika pelanggan
merasa dirugikan petugas akibat pelayanan yang berbelit-belit, tidak ramah, tidak
terbuka sehingga menimbulkan complain dari pelanggan, maka dapat pelayanan
yang di berikan tidak berkualitas.

4.2 Saran
• Untuk siswa OJT :

Di harapkan untuk lebih aktif dalam bertanya kepada pembimbing di


lapangan kerja serta lebih cepat dan tanggap dalam melakukan pekerjaan.

• Untuk Staff

Komunikasi antar staff sangatlah penting dalam menunjang suatu


pekerjaan. Jika terjadi suatu masalah, sebaiknya jangan langsung di bicarakan
pada saat itu juga apalagi ketika sedang melayani pelanggan melainkan setelah
melakukan kegiatan dengan melakukan pertemuan atau briefing semua staff
yang terlibat pada saat kejadian.

12

Anda mungkin juga menyukai