Anda di halaman 1dari 15

Resume Manhaj Haraki Jilid 2

MANHAJ HARAKI II
PERIODE 5
PERJUANGAN POLITIK DAN KEMENANGAN RISALAH

Bagian Ke Tiga

Karakteristik Pertama
Tantangan Psikologis Terhadap Kaum Musrikin
Dalam beberapa perang terdapat perang yang strategi yang dilakukan nabi sangat terlihat sekali
perang psikologis dibanding dengan perang fisik. Diantaranya perang Bani Lahyan, serta
dikirimnya Abu Bakar ra.Ke Kura’ al-Ghamim hanya dengan 10 penunggang kuda. Disini
Rasulullah saw. Tetap bergerak menuju Bani Lahyan untuk menuntut balas atas kekejaman yang
dialami para korban insiden Raji’, padahal insiden itu telah lewat dua tahun lalu.

Karakteristik Kedua
Berita Bohong (Haditsul Ifki)
Betapa berbahayanya menerima isu tanpa mengecek kebenarannya karena itu dapat memporak -
porandakan barisan kaum muslimin secara keseluruhan. Adapun pelajaran – pelajaran terpenting
yang dapat di kemukakan terkait dengan berita bohong ini ialah :
Pertama, menghindari tuduhan yang masih bersifat prasangka adalah kewajiban pokok yang
wajib ditunaikan oleh kaum muslimin.
Kedua, jangan menerima isu begitu saja, sebagaimana difirmankan Allah
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong
itu?Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah
orang- orang yang dusta. (QS. An Nur : 13)
Ketiga, menimbang secara cermat dalam menimbang benar tidaknya suatu isu, bandingkanlah
pribadi orang yang diisukan itu dengan diri anda sendiri. Dengan demikian, pastilah Anda akan
mempercayai teman Anda itu seperti halnya mempercayai diri Anda sendiri.
Keempat, Jangan membiarkan hawa nafsu ikut campur dan berperan dalam menyelesaikan
mengenai isu yang tidak benar.
Kelima, Sikap yang harus diambil oleh orang yang diisukan. Janganlah membalas berita bohong
dengan berita bohong lain dan janganlah membalas isu yang dusta dengan isu lain yang serupa.
Hendaklah orang yang diisukan mampu menahan diri.
Keenam, Menghukum orang-orang yang terperdaya dan terlibat dalam menyebarkan fitnah.

Karakteristik Ketiga
Pernikahan Rasulullah SAW. Dan Pengaruhnya dalam Penyebaran Islam

Pada Periode ini Rasulullah SAW. melakukan pernikahan dengan lima orang wanita : Zainab
binti Jahsy, Ummu Habibah binti Abi Sufyan, Juwairiyah binti al-Harits, Syafiyah binti Huyay,
dan Maimunah binti al-Harits – radhiyallahu ‘anhuma jami’an.
Pernikan Rasulullah SAW yang dilakukan pada periode ini adalah tampaknya bertujuan hendak
membentuk barisan luar dan sebagai upaya penyebaran da’wah ke seluruh Jazirah Arab.Sekilas
tentang pribadi masing-masing dari kelima istri Rasulullah SAW tersebut.
Ramlah binti Abi Sufyan (Ummu Habibah). Rasulullah melakukan akad nikah dengannya di
kala dia berada di di Habasyah. Dia termasuk orang-orang yang berhijrah ke Habasiyah
mengikuti suaminya, Abdullah bin Jahsy. Akan tetapi, suaminya itu kemudian murtad. Karena
itu Rasulullah saw. Menikahinya.Dia adalah putri dari salah seorang pemimpin Quraisy. Semua
itu jelas sekali menunjukkan bahwa perkawinan yang dilakukan Rasulullah saw. dengannya
bertujuan mendekatkan dan menjinakkan hati banyak orang lewat seorang pemimpin besar
meraka.
Zainab binti Jahsy. Pada mulanya, dia adalah istri dari bekas budak Rasulullah saw. , yaitu Zaid
ra. Sebenarnya Rasulullah saw. merasa khawatir sekali terhadap dampak negative dari
pernikahan kali ini. Namun perintah Allah yang menyuruh untuk melaksanakan pernikahan
tersebut. Pernikahan ini dilakukan dengan tujuan memusnahkan suatu adat yang telah mendarah
daging dalam masyarakat Jahiliyah.Yaitu kebiasaan mengangkat anak (tabbani, adobsi) lewat
praktek langsung, disamping telah ada ketetapan teoretis yuridis, dan juga agar semua itu
diketahui dunia sekalipun pernikahan bersifat pembinaan internal, namun memuat unsur
pembinaan eksternal.Ini karena Zainab ra. Adalah wanita non Quraisy pertama yang dinikahi
Rasulullah saw.
Juwairah binti al-Haris adalah putrid dari pemimpin Bani Mushtaliq. Pernikahannya dengan
Rasulullah saw. meyebabkan dibebaskannya seluruh keluarga dan sukunya dari tawanan,
kemudian menyebabkan seluruh kaumnya masuk Islam. Sungguh betapa besarnya pengaruh dari
pernikahan ini.
Shafiyah binti Huyay, putri Huyay bin Akhthab, musuh Islam terbesar, Yahudi yang terbunuh
di tengah peperangan yang di lancarkan kaum muslimin terhadap Bani Quraizhah. Di kemudian
hari pernikahan Rasulullah saw. dengan ternyata mempunyai pengaruh yang sangat luas karena
pernikahan itu telah mengikat Ahli Kitab lewat hubungan perbesanan. Langkah social yang besar
ini banyak sekali maknanya ditinjau dari segi dakwah.Ini pun berarti kerukunan hidup antara
kaum muslimin dan Ahli Kitab waktu itu benar-benar ada.
Maimunah binti al Harits al Hilaliyah, beliau adalah wanita yang telah menyerahkan dirinya
pada Rasulullah.Pada masa pernikahannya ini Rasulullah tengah mengalami intimidasi dari
bangsa Quraisy.Dengan pernikahannya, Beliau bermaksud untuk melunakkan hati mereka dan
mendekatklannya kepada Islam melalui perbesanaan dengan pihak musuh.
Rasulullah telah memberikan pelajarannya bahwa hendaklah setiap diri memahami
seluas-luasnya karakter agama ini. Tidak memilah dan mengkristalisasikan juga bahkan menutup
diri sehingga sulit bagi orang lain untuk masuk ke dalamnya. Tujuan hidup seorang da’i adalah
menyeru manusia kepada Islam, termasuk dengan membimbing musuh-musuhnya ataupun
meraih hati peminpinnya. Dalam hal ini pun Rasulullah mengajarkan agar seorang muslim
mengambalikan kembali esensi dari perkawinan baik itu poligami sebagai sarana untuk
memperluas jalan dakwah

Karakteristik Keempat
Barisan Internal yang Kuat Pada Peristiwa Shulhul Hudaibiyah
Meninjau kejadian pada saat ‘Umratul Hudaibiyah yang merupakan suatu penyerangan damai
yang dilakukan oleh Rasulullah dengan membawa beberapa kaum muslimin muhajirin dan
anshar ditambah beberapa orang dari kabilah arab, mengingatkan akan beberapa pelajaran yang
perlu dipahami, antara lain :
Pertama, hanya sekitar 1500 muslimin yang ikut dalam keberangkatan menuju jantung Mekkah
ini, dengan kondisi belum genap setahun dalam perang Ahzab mereka dikepung oleh kelompok
Arab yang berkekuatan 10.000 prajurit. Hal in menunjukka hanya keimanan yang kuatlah yang
menyebabkan mereka memenuhi seruan Rasulullah tersebut.
Kedua, ketika tiba di Usfan terdengar berita bahwa orang Quraisy tengah bersiap untuk
menghadap jalan Rasulullah.Berita itu ditanggapi Rasulullah, Benar-benar celaka orang-orang
Quraisy itu.Sebenarnya mereka telah habis dimakan peperangan.Apa beratnay mereka itu bila
membiarkan aku menghadapi seluruh bangsa Arab lainnya. Kalau mereka berhasil mencelakai
aki, mamang itulah yang mereka inginkan.Akan tetapi, kalau Allah memberi kemenangan
kepadaku atas mereka, orang-oarang Quraisy itu bias masuk Islam berbondong-bondong. Kalau
mereka tidak juga mau masuk Islam, orang-orang Arab lainnya akan memerangi mereka,
sedangkan orang-orang Arab itu memilki kekuatan. Jadi apa yang disangka oleh orang-orang
Quraisy itu? Demi Allah, aku akan tetap berjuang menegakkan apa yang oleh karenanya Allah
membangkitkan aku, sampai Allah memenangkannya atau terputus leherku ini.
Kejadian ini menyaring mereka nyang memiliki kebimbangan hati dengan mereka yang benar-
benar konsisten terhadap kepemimpinan Rasulullah saw. Dari segi politik Rasulullah pun
menekankan untuk melakukan genjatan senjata yang sangat bermanfaat bagi kedua pihak.Dan
pernyataan Rasulullah dapat mengobarkan kembali semangat dan kesiapan kaum muslimin untuk
menghadapi pertempuran.
Ketiga, kaum Quraisy berusaha untuk mengahdang rasulullah dengan mengirimkan beberapa
delegasinya antara lain Budail bin Warqa’ al Khaza’I, Mikraz bin Hafsh, al Hulais bin ‘Alqamah
dan Urwah bin Mas’ul. Keempatnya tidak memeproleh hasil yang diinginkan oleh
kaumnya.Mereka pulang dengan memberikan kabar yang menohok mereka sendiri dan
merontokkan keinginan untuk mengncam apalagi untuk berperang.Dengan bantuan para sahabat
Rasulullah saat menghadapi keempatnya, beliau hendak memperlihatkan arti dari solidaritas dan
disiplin terutama saat berhadapan dengan mush.Semua harus menjadi satu tombak, satu tangan
dan stu hati.
Keempat, Quraisy berusaha untuk memecah pihak muslimin namaun serangan yang mereka
keluarkan seperti pengiriman pasukan berani mati dan pasukan penunggang kuda dapat
dihentikan oleh kaum muslimin dengan Muhammad bin Maslamah sebagai perondanya.
Kelima, Akhirnya Quraisy mengirimkan Khalid bin Walid untuk menghadang kaum muslimin.
Ketika waktu dzuhur tiba, Kaum muslimin segera melaksanakan shalat.Selang beberapa lama
shalat ashar pun tiba dan kaum muslimin melaksankan shalat dengan aturan shalat khauf.
Melihat perbedaan cara shalat ini Khaid berkata, Tahulah aku bahwa orang ini ada pembelanya.
Kemudian ia sadar bahwa ia terlalu kecil untuk dapat mengalahkan Muhammad. Kejadian ini
menggambarkan keadaan kaum muslimin yang kompak dan tangguh sedang kaum Quraisy
sudah kalah secara psikologis.
Keenam, Rasulullah mengirimkan delegasi untuk menyampaikan maksudnya kepada klaum
Quraisy. Khirasy bin Umaiyah adalah yang pertama tetapi kaum Quraisy menolak ajakannya.
Bahkan ia hamper dibunuh jika tidak ada sebagian keluarganya yang menghalanginya. Utusan
kedua adalah Utsman bin Affan yang menggantikan Umar bin Khatab yang mulanya ditunjuk
Rasulullah namun dengan pertimbangan bhawa Ustman lebih banyak memiliki kerabat di
Mekkah saat itu maka ia lah yang mnegmban amanah itu. Keadaannya sama. Hanya saat itu
Ustman yang dilindungi oleh Abban bin Sa’id al Ash diperbolehkan untuk berthawaf. Tetapi ia
menolaknya karena Rasulullash belum melakukannya. Hal ini mengajarkan akan kedisiplinan
seorang prajurit kepada pemimpinnya.
Di kubu kaum muslimin, tersiar kabar bahwa Ustman telah dibunuh.Berita ini membawa
kegemparan di kubu kaum muslimin dan menjadikan Rasulullah melakukan pembai’atan
terhadap kaum muslimin. Semua menyambut dengan antusias bahkan Abdullah bin Ubay pun
melakukannya bahkan sebelumnya sama seperti Ustman dia telah diberi kesempatan untuk
berthawaf terlebih dahulu, tetapi ia menolaknya.
Pesan yang ingin disampaikan adalah hendaklah seorang prajurit displin dan taat terhadap
pemimpinnya, dan bagi seorang pemimpin kematian seorang prajuritnya bukanlah hal yang
patut disia-siakan.
Ketujuh, kontak senjata tidak terjadi dengan dialihkannya keadaan pada rencana perundingan
damai. Ketika perundingan itu belum ditulis tiba-tiba datanglah Abu Jandal, seorangmuslim yang
terpenjara oleh ayahnya Suhail di Mekkah, ia meminta Rasulullah untuk
membebaskannya.Tetapi ayahnya menolaknya, dengan alasan tuntutan atas isi perjanjian itu.
Dengan terpaksa Abu Jandal tetap berada di mekkah dengan janji perlindungan Mikraz dan
Huwaithib.
Saat itu Ali yang terpilih oleh kedua belah pihak untuk menjadi penulis dari perjanjian
Hudaibiyah ini. Terdapat beberapa pengecaman dari kaum muslimin atas pelarangan untuk
menggunakan Bismillaahirrahmaanirraahiim¸yang digantikandengan bismikallahumma sebagai
awal surat dan penggantian Muhammad Rasulullah dengan Muhammad bin Abdullah. Kaum
muslimin merasa dihinakan. Melihat kecaman yang dilakukan para sahabat, Mikraz berkata
bahwa ia belum pernah melihat ketatnya penjagaan suatu kaum terhadap kehormatan agama
mereka.
Setelah perjanjian selesai dan orang Quraisy pergi, Rasulullah memerintahkan kepada
kaum muslimin untuk melakukan penyembelihan, bercukur dan tahalul.Sampai pada perulangan
yang ketiga kaum muslimin tidak ada yang melakukannya.Atas saran dari istrinya Ummu
salamah akhirnya Rasulullah melakukan sendiri penyembelihan itu.Melihat Rasulullah
melakukannya kaum muslimin pun akhirnya mengikutinya.
Keadaan ini memberi gambaran mengenai situasi yang bergerak dan berubah dengan
cepat dari suatu keadaan yang kontras dengan keadaan sebelumnya.Yang awalnya hendak
berperang kemudian harus patuh pada keputusan perjanjian yang dirasakan merugikan kaum
muslimin.Bahkan karena tidak tahan sempat beberapa orang menghadap Rasulullah untuk
mengingatkan beliau, walaupun pada akhirnya mereka tidak berniat untuk membantah beliau.
Sebuah pelajaran yaitu tidak mungkin bagi seorang pemimpin untuk selalu memberikan alas an
dari kebijakannya dan bagai seorang prajurit kepercayaan kepada pemimpin haruslah lebih besar
daripada kepercayaannya akan pendapat dirinya sendiri.
Saat ini sudah tidak ada kepemimpinan yang ma’shum, sehingga bagi seorang pemimpin
hendaknya bersabar jika perintahnya tidak langsung dilaksanakan.Hal; ini didasarkan pada
kelalaian kaum muslimin untuk langsung melaksanakan perintah Rasulullah yang terma’shum
diakibatkan adanya hambatan nafsu pandangan dan pendapat prbadi. Dan seorang pemimpin
haruslah menjadi orang pertama yang melaksanakan apa yang ia perintahkan. Mengenai
kedisiplinan, perlu diperhatikan bahwa sering kali kekalahan terjadi karena ketidak mampuan
untuk mengurus aktivis-aktivisnya.
Karakteristik Kelima
Pengakuan Resmi dari Pihak Penyembah Berhala akan Keberadaan Negara Islam
Pada peristiwa ini menggambarkan betapa besar kepemimpinan Rasulullah saw. yang sangat
berlaku adil dan para sahabat yang sangat cepat menyambut seruan bai’at dan demikian
semngatnya bersiap siaga untuk berperang. Hal ini mengakibatkan mata Quraisy dan Suhail bin
Amr merasa terkejut dan takut, dan segera melaporkan kejadian tersebut dan merundingkannya.
Sehingga di utuslah Suhail untuk melakukan perjanjian kembali dengan kaum muslimin.
Mengenai perjanjian Hudaibiyah yang dilaksanakan oleh kaum muslimin dan Quraisy
menyepakati beberapa hal, antara lain :
· Menghentikan peperangan selama sepuluh tahun, dimana semua orang aman dan masing-masing
pihak menahan diri dari yang lain, dengan syarat tidak terjadi pelanggaran maupun
pengkhianatan.
· Di antara kita ada perjanjian yang terpelihara
· Barangsiapa ingin bergabung dengan pihak Muhammad, boleh dia lakukan. Barangsiapa ingin
bergabung dan berpihak kepada kaum Quraisy, itu pun boleh dia lakukan.
· Barangsiapa yang datang kepada Muhammad dari kaum Quraisy tanpa seizin walinya,
Muhammad wajib mengambalikannya kepada walinya itu. Barangsiapa yang datang kepada
kaum Quraisy dari sahabat-sahabat Muhammad, kaum Quraisy tidak perlu mengembalikannya
· Muhammad harus pulang meninggalkan kami, membawa para sahabatnya pada tahun ini, dan
boleh masuk ke kota kami tahun depan, diiringi para sahabatnya, lalu tinggal di sana selama tiga
hari akan tetapi, tidak boleh masuk ke kota kami dengan membawa senjata selain senajat
pelancong, yaitu pedang yang dimasukan ke dalam sarungnya.

Naskah perjanjian ini ditulis rangkap dua untuk masing-masing pihak.


Diantara kedua keinginan baik dari Quraisy yang tidak menginginkan Muhammad masuk
Mekkah dan dari pihak kaum muslimin yang beranggapan sebuah kekalah militerlah jkika tidak
bias masuk ke kota mekkah, maka Rasulullah menengahi dengan pandangan yang jauh dan cita-
cita yang lebih luhur. Adakah kekalahan yang lebih besar daripada kesediaan Quraisy untuk
berdamai? Kemenangan lainnya adalah kini Mekkah bersifat netral, tidak ada peperangan di
jazirah arab,. Dan kaum muslsimin tahun depan boleh masuk ke dalam kota
Kesadaran untuk tidak memaksakan diri dari kaum muslimin untuk memasuki Mekkah
adalah terhindarnya kaum muslimin dari kerugian yang dapat terjadi seperti terbunuhnya tentara
muslimin yang jumlahnya tidak banyak. Kemudian dari perjanjian itu tanpaklah pengakuan
Quraisy akan adanya Negara Islam dan jaminan bagi kaum muslimin untuk menyebarkan Islam
di seluruh jazirah Arab dengan aman.
Dalam sebuah riwayat diceritakan mengenai Suhail pada haji Wada terlihat dekat kepada
Rasulullah.
Saatnya gerakan Islam berpedoman pada langkah rasulullah yang tidak reaktif dan
eksidental yang mengakibatkan dikorbankannya kepentingan umum untuk manfaat yang
seketika. Jika hanya demokrasi tanpa kekuatan hal itu tak akan berlangsung lama, sedangkan jika
hanya kekuatan saja dengan melupakan tujuan utama dakwah maka akan terpisah dari umat
sehingga dakwah dan politik harus berjalan beriringan.
Peperangan hanya akan menimbulkan perselisihan sedangkangencatan senjata akan
mendatangkan perundingan.

Karakteristik Keenam
Perlawanan Kaum Tertindas
Ternyata tidak hanya Abu Jandal yang mengalami nasib tidak biasa bergabung bersama
Rasulullah di Madinah.Setelah perjanjian Hudaibiyah dibuat datanglah ke Madinah Abu Bashir,
mukmin terpenjara di Mekkah.Namun, tiga hari kemudian datang utusan mekkah yang hendak
membawanya kembali pulang.Rasulullah tidak memiliki pilihan selain melaksanakan si
perjanjian itu. Tetapi dijalan Abu Bashir membunuh salah seorang dari utusan itu, kemudian satu
utusan lain kembali kepasa Rasulullah diikuti dengan pulangnya Abu Bashir. Akhirnya karena
ketidak sanggupan utusan tersebut untuk membawa Abu Bashir kembali, Rasulullah
mengizinkan Abu Bashir untuk pergi kemana pun yang ia suka. Akhirnya menetaplah ia di al
Ish. Kepergian Abu Bashir tersebut menginspirasi tawanan Mekkah lainnya sampai akhirnya
berkumpullah sekitar 70 orang bersama Abu Bashir disana.Tidak jarang mereka mengintai orang
Quraisy yang melalui jalur tersebut dan mencegat saudagar yang membawa barang dagangan
melaluinya.Teror yang dilakukan gerombolan Abu Bashr dianggap mengganggu oleh Quraisy
sampai akhirnya mereka meminta Muhammad untuk membawa mereka kembali ke Madinah.
Kejadian yang dialami Abu Bashir merupakan sebuah revolusi Islam, ia tidak melibatkan
Negara atau daerah yang terlibat dalma perjanjian. Tindakannya memperlihatkan kemilitanannya
yang sejati.Bertahan hidup dengan makanan minim. Revolusi ini ia lakukan dengan memlih
tempat yang baik dan melakukan hal yang sesuai pula.

Karakteristik Ketujuh
Proklamasi Islam ke Seluruh Dunia
(Berkirim Surat Kepada Para Raja dan Gubernur)
Pada akhir tahun 6 H, sepulangnya Rasulullah saw. dari perjanjian Hudaibiyah, beliau berkirim
surat kepada raja-raja, menyeru supaya masuk Islam. Namun salah seorang berkata tidak mau
menerima jika surat tidak bercap. Kemudian Rasulullah saw. membuat cincin yang bertuliskan
“Muhammad Rasul Allah”.
1. Surat Kepada Najasyi, Raja Habasyah
Rasululullah mengirimi surat kepada Raja Habasiyah yang dibawa oleh Amr bin Umaiyah adh –
Dhamri pada akhir tahun 6 H. setelah surat disampaikan oleh Amr bin Umaiyah adh-Dhamri
kepada raja Najashy, surat itu diambilnya lalu ditempelkan ke matanya, lalu dia turun dari
singgasananya dan duduk diatas lantai dan menyatakan masuk Islam di tangan Ja’far bin Abi
Thalib. Namun pada bulan Rajab tahun 9 H, Raja Najashy meninggal dunia dan digantikan oleh
raja lainnya. Kemudian nabi mengirim surat lagi kepada raja baru namun tidak tahu apakah dia
masuk Islam atau tidak.
2. Surat Kepada Muqauqis, Raja Mesir.
Untuk membawa surat ini Rasulullah memilih Hathib bin Abi Balta’ah. Setelah Hathib bin Abi
Balta’ah berbincang dengan Raja Mesir tersebut kemudian Muqauqis mengambil surat Nabi
saw. itu dan meletakkannya dalam wadah yang terbuat dari gading gajah, lalu dia segel dan
diberikan kepada salah seorang istrinya. Sesudah itu, dia memanggil seorang juru tulisnya yang
bias berbahasa Arab dan menyuruhnya menulis surat kepada Rasulullah saw. hanya surat itu
yang dikrim yang tidak menyatakan bahwa ia masuk Islam. dan dua orang wanita dan seekor
keledai yang panjang umurnya yang kemudian dikirimkan kembali kepada nabi melalui
utusannya. Wanita itu yakni Mariyah dan Sirin.Mariyah kelak dipersitrikan oleh nabi dan
melahirkan anak bernama Ibrahim.
3. Surat Kepada Kisra, Raja Persia
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. memilih Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi. Oleh as-
Sahmi, surat itu diserahkan kepada pembesar Bahrain. Setelah surat itu dibacakan kepada Kisra ,
dia merobek-robeknya seraya berkata dalam kecongkakannya, “Budak hina dari rakyatku berani-
beraninya menulis namanya sebelum namaku.” Ketika sikap Kisra itu didengar oleh Rasulullah
saw., beliau bersabda, “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.” Ternyata apa yang di
katakana nabi di kemudian hari benar-benar menjadi kenyataan.
4. Surat Kepada Kaisar, Raja Romawi.
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. menugaskan Dihyah bin Khalifah al-Kalabi. Dia
diperintahkan oleh Beliau untuk menyerahkan surat tersebut kepada pembesar Bushra supaya
dialah yang menyampaikannya kepada Kaisar. Ketika dimasa Abu Sufyqn belum masuk Islam,
Abu Sufyan beserta rombongannya pernah diminta dating oleh Raja Heraklius dan ditanya
perihal Rasulullah saw. Selepas dittanya oleh Raja romawi, Abu Sofyan beserta rombongannya
‘Hebat benar urusan anak si Abu Kabsyah33 ini.Dia benar-benar ditakuti raja-raja Bani Ashfar
(Eropa).’ Sejak itu, aku selalu yakin bahwa urusan (agama) Rasulullah saw. ini akan menang,
hingga akhirnya Allah menyadarkan aku untuk masuk Islam.”
5. Surat Kepada al-Mundzir bin Sawa
Nabi pernah berkirim surat kepada al-Mundzir bin Sawa penguasa Bahrain. Untuk itu Rasulullah
saw. mengutus salah seorang sahabatnya bernama al-‘Ala bin Hadhrami. Sesampainya surat itu,
al Mundzir mengirim surat balasan kepada Rasulullah saw.
“Amma ba’du, ya Rasul Allah, sesungguhnya aku telah membacakan suratmu kepada seluruh
penduduk Bahrain.Diantara mereka ada yang menyukai dan kagum terhadap Islam, lalu
menganutnya, dan ada pula diantara yang tidak suka.Di negeriku memang ada orang-orang
Majusi dan Yahudi. Karena itu, ceritakanlah kepadaku tanggapanmu mengenai perkataanmu
itu”. Kemudian Rasulullah pun membalas surat kepada al-Mundzir bin Sawa.
6. Surat kepada Haudzah bin Ali, Pemimpin Yamamah
Untuk membawa surat ini Rasulullah saw. menugaskan Salith bin Amr al-Amiri. Sesampainya di
hadapan Haudzah Salith mendapat penghormatan dan selayaknya dan dipersilahkan duduk, lalu
dia bacakan surat dari Rasulullah saw. itu kepadanya. Akan tetapi Haudzah member jawaban
yang kurang baik terhadap isi surat itu. Setelah surat balasan telah di baca, Rasulullah saw.
bersabda
“Andaikan dia meminta kepadaku sepotong tanah sekalipun, niscaya takkan kuberi.Binasa,
binasalah semua yang ada di tangannya”.
Benar, sepulang Rasulullah saw. dari fat-hu Makkah, Jibril datang kepada beliau memberi kabar
bahwa Haudzah mati. Saat itulah, Rasulullah saw. bersabda,
Adapun negeri Yamamah, sesungguhnya disana akan muncul seorang pendusta yang mengaku
dirinya nabi. Orang itu akan terbunuh sepeninggalku.”
Seoarang bertanya, “Ya Rasul Allah, siapa yang membunuhnya?” Jawab Rasul, “Kamu dan
teman-temanmu”
Ternyata semua yang dikatakan Rasulullah saw. itu benar-benar menjadi kenyataan.

7. Surat kepada al-Harits bin Abi Syamar al-Ghassani, Penguasa Damaskus.


Sebagaii pembawa surat ini Rasullah saw. menugaskan Syuja’ bin Wahab dari Bani Asad bin
Khuzaimah. Tatkala surat tersebut telah sampai ke tangan al-Harits, berkatalah dia, “Siapa yang
berani merebut kekuasaanku pasti akan aku datangi dia.” Rupanya dia tidak sudi masuk Islam.
8. Surat kepada penguasa Omman
Pengiriman surat ke Omman tersebut jauh lebih terkemudian daripada surat-surat lainyang
dikirim Rasulullah saw. kepada para raja. Dengan dikirimnya semua surat tersebut, berarti
Rasulullah saw. benar-benar telah menyampaikan dakwahnya kepada sebagian besar raja-raja di
dunia.

Karakteristik kedelapan
Terhimpunnya segala kekuatan dan Timbulnya Kepercayaan untuk Menang
Fenomena ini tampak pada pengarahan Nabi saw. dalam menghimpun segala kekuatan yang ada
pada waktu itu. Salah satu kejadian yang terjadi yakni kedatangan ja’far dan ditaklukannya
Khaibar dan tahapan hijrah ke Habasiyah.
Hijrah yang pertama.Terjadi pada tahun ke-5 H. Jumlah pesertanya tidak begitu banyak.
Hijrah yang kedua.Kali ini, jumlah pesertanya mencapai 80 orang.
Kepulangan yang terakhir. Ini terjadi atas panggilan resmi dari Rasulullah saw. lewat surat yang
beliau kirimkan kepada Najasy.
Sesungguhnya terbunuhnya Hamzah ra. Di medan perang Uhud sangat besar pengaruhnya
terhadap Rasulullah saw. tentang peristiwa itu, beliau sempat berkomentar, “Aku takkan
mengalami kesedihan separah kematianmu ini buat selama-lamanya.” Beliau mengatakan
pula,“Aku tak pernah mengalami suatu peristiwa yang membuatku marah melebihi peristiwa
ini.”

Karakteristik Kesembilan
Pengusiran Total Kaum Yahudi dari Jazirah Arab
Pengusiran ditandai dengan terjadinya perang Khaibar. Takluklnya kaum Yahudi tidak lepas dari
proses kemengan atas perang Khaibar yakni penaklukan 5 benteng besar yakni, benteng Na’im,
Benteng Sha’ab bin Mu’adz, Qal’ah Zuabir, Ubay dan Benteng Nizar.

Karakteristik Kesepuluh
Para Pemimpin Musuh Bergabung Kepada Islam
Hal ini dapat dilihat dari para pemimpin yang dulunya adalah pemimpin kaum yang memerangi
Islam justru berbalik membela Islam dengan masuknya para pemimpinnya.Sehingga pihak
musuh merasa tergoncang hebat dengan masuk Islamnya para pemimpin mereka yang sangat
mereka banggakan sebelumnya. Hal ini diawali dengan masuknya Amr bin Ash, Khalid bin
Walid

Karakteristik Kesebelas
Benturan Pertama dengan Bangsa Romawi (Perang Mut’ah)
Banyak sekali benturan yang terjadi ketika perang melawan pasukan Romawi. Serta beberapa
krisis yang terjadi yang dihadapi oleh bala tentara kaum muslim. Gugurnya beberapa panglima
perang namun itu tidak menggentarkan panglima lainnya.Itu justru menambah semangat para
panglima yang menggantikannya.Karena mereka melihat bukan karena banyaknya panglima
yang gugur namun bagaimana menyambut syurga dengan Syahid.

Karakteristik Keduabelas
Pertolongan Allah dan Kemenangan (fat-hu Makkah)
Tentu banyak sekali factor yang memepelopori kemenangan gemilang atas fat-hu Makkah selain
perjuangan kaum muslimin sebelum terjadi fat-hu makkah. Dengan reputasi yang telah dimiliki
kaum muslimin akan beberapa kemenangan dalam perang dan penaklukan bebrapa kerajaan kuat
tentu saja itu memudahkan dalam penaklukan Makkah dan tentu saja hal itu tidaklah dapat
dicapai kecuali dengan seizing dan pertolongan Allah swt.

Karakteristik Ketiga Belas


Pemebersihan Kantong-kantong Paganis
Kali ini, Rasulullah saw. setelah berhasil menaklukan Mekkah. Beliau mulai menghancurkan
Berhala-berhala yang berada di sekitar Ka’bah dan rumah-rumah penduduk dengan mengutus
beberapa sahabat untuk melaksakan perintah tersebut.Setelah itu Rasulullah melakukan
peperangan bersama kaum muslimin yang dari awal ikut Rasulullah dalam Fathu-Mekkah dan
beberapa orang yang baru masuk Islam dari kalangan Mekkah.Salah satu perang yang dilakukan
adalah perang Hunain dan penyerbuan ke Tha’if.

Karaktreristik Keempat Belas


Seluruh Jazirah Arab Masuk Islam
Masuk Islamnya seluruh warga Jazirah Arab ini terjadi akibat sudah tegaknya Islam sebagai
suatu Negara dan Islam sudah tidak lagi dalam keadaan lemah dan tertindas. Selain itu pihak
Quraisy yang pada awalnya merupakan musuh Islam terbesar kini menyerah dan Rasululllah
saw. menjadi pimimpin seluruh Jazirah Arab, sementara seluruh angkatan bersenjata yang
dulunya melawan kini hancur luluh, dan kemudian berdatanganlah para kabilah-kabilah Arab
untuk berdialog, atau bertanya jawab, atau masuk Islam, atau mengikat perjanjian dengan Islam
dengan mengemukakan persyaratan masing-masing.

Karakteristik Kelima Belas


Menantang Romawi Secara Besar-Besaran (Perang Tabuk)
Dalam perang kali ini merupakan perang yang berbeda dari perang-perang sebelumnya, karena
jarang sekali Rasulullah saw. menyatakan terus terang kehendaknya untuk berangkat perang,
kecuali dengan sindiran saja. Rasulullah sangat bersungguh dalam perang kali ini serta
mewajibkan untuk ikut berperang karena ini perintah langsung dari Allah SWT.

Karakteristik Keenam Belas


Surah al-Bara’ah dan Pembasmian Berhala Secara Tuntas
Setelah penghancuran berhala-berhala di sekitar ka’bah, akhirnya turunlah syariat yang melarang
kaum musyrikin untuk ikut dalam ibadah Haji. Rasulullah member tangguh selama empat bulan
kepada kaum musyrikin dan pulang ke negeri mereka masing-masing atau tempat lain yang
menurut mereka aman. Selanjutnya tidak ada lagi janji maupun jaminan keamanan bagi seoarng
musyrikin, kecuali orang yang mendapat janji dari Rasulullah.

Karakteristik Ketujuh Belas


Haji Akbar Diikuti oleh 130.000 Kaum Muslimin
Diriwayatkan dari Aisyah ra.Bahwa Rasulullah berangkat pada tanggal 5 Dzulqa’idah.Ibadah
Haji kali ini adalah Ibadah Haji yang terbesar dibandingkan ibadah-ibadah Haji sebelumnya.Haji
kali ini adalah sekaligus Haji terakhir bagi nabi menjelang Beliau wafat.Rasulullah memberikan
tatacara ibadah Haji yang benar sesuai syariat. Rasulullah menyampaikan prinsip-prinsip agama
yang terpenting, yaitu :
1. Dohirmatinya harta, darah, dan kehormatan
2. Pengharaman riba.
3. Keadilan
4. Pemeliharaan darah
5. Penghapusan berhala
6. Pengharaman mempermainkan agama Allah.
7. Hak laki-laki atas perempuan.
8. Hak wanita atas laki-laki.
9. Undang-undang Negara didasarkan pada dua sumber yakni Kitab Allah dan Sunnah Rasul-
Nya.
10. Ikatan tertinggi bagi sesame umat Islam.

Karakteristik Kedelapan Belas


Berpulang ke ar-Rafiq al-A’la Setelah Nikmat Disempurnakan
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu menjadi agamamu.”
(QS. Al Maidah : 3)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini Rasulullah akan wafat. Sebelum
wafatnya Rasulullah beliau mengatakan “Bahkan (aku memilih) ar-Rafiq al-A’la dalam
surga”dan Aisyah pun berkata, “engkau telah disuruh memilih, maka engkau pun memilih, demi
Allah Yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran.”
“Akhirnya, Rasulullah saw. pun meninggal,” demikian kata Aisyah ra. Mengakhiri riwatnya.
Wafatnya Rasulullah saw. adalah cobaan terbesar yang dialami masyarakat Islam pertama dakam
hidup meraka. Cobaan yang pertama mereka derita di Uhud dan paling berat adalah berita
tentang kematian Rasulullah saw.

Anda mungkin juga menyukai