PENDAHULUAN
Pada pendahuluan terdapat empat sub bab yang akan diuraikan, yaitu latar
penelitian.
bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia dan
bahasa daerah khusus untuk Bali adalah bahasa Bali. Bahasa Bali merupakan
salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih hidu dan dipelihara dengan baik
identik dengan etika berbicara orang Bali. Hal ini disebabkan karena dalam
bahasa Bali terdapat sor singgih atau anggah-ungguhing basa Bali yang mengatur
cara berbicara orang Bali. Sor singgih atau anggah-ungguhing basa Bali adalah
Etika berbicara masyarakat Bali diatur dalam sor singgih basa Bali.
Misalnya, bagaimana seorang siswa berbicara dengan guru atau orang tuanya,
serta bagaimana cara menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan diri sendiri.
secara sosial. Strategi kesopanan ini merupakan suatu keterampilan budaya yang
dimiliki oleh masyarakat Bali yang dikemas melalui bahasa untuk menimbulkan
Di dalam sor singgih atau anggah-ungguhing basa Bali terdapat basa alus, basa
andap, dan basa kasar. Etika dan kepribadian masyarakat Bali dapat dilihat dari
Mereka lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dan bahkan bahasa Inggris
antara kondisi dan situasi dengan tingkat bahasa yang akan digunakan.
3. Tujuan Penelitian
Abiansemal.
4. Manfaat Penelitian
berikut.
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk membuat kebijakan
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi bahasa Bali dalam
1. STUDI PUSTAKA
seberapa jauh penelitian yang pernah ada berkaitan dengan penelitian ini.
Studi ini diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudiastika (2011)
penelitian tersebut, terdapat dua respon yang diberikan oleh guru-guru di SMA
Negeri 1 Singaraja, yakni respon positif dan respon negatif. Respon positifnya
adalah guru bahasa Bali di SMA Negeri 1 Singaraja menerapkan aturan agar
menggunakan bahasa Bali pada hari purnama dan tilem agar siswa belajar
menghargai bahasa Bali sebagai salah satu aset kebudayaan Bali. Sedangkan
respon negatifnya adalah siswa lebih senang belajar bahasa Asing dan bahasa
Indonesia karena lebih mudah dipelajari, hal inilah yang menyebabkan
2. Landasan Teori
berikut.
a.Bahasa Bali
mengidentifikasi diri (Arnawa, 2010: 20). Bahasa Bali merupakan salah satu
bahasa daerah di Indonesia yang merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Bali
serta memiliki berbagai fungsi. Salah satu fungsi tersebut adalah sebagai sarana
berbahasa dengan istilah anggah-ungguhing basa Bali atau sor singgih basa Bali.
yang muncul dari keturunan, karenanya ada Tri Wangsa dan wangsa jaba. Yang
disebut Tri Wangsa yaitu tiga kasta tertinggi, seperti Brahmana, Ksatria, dan
Wesia. Wangsa Jaba adalah orang yang berada di bawah Tri Wangsa yang berasal
dari Sudra Wangsa. Selanjutnya dari pelapisan masyarakat Bali Anyar (modern)
yaitu adanya Sang Singgih atau prayayi seperti pejabat, majikan, direktur,manajer,
bendesa, dosen, guru, sulinggih dan sebagainya. Serta Sang Sor yaitu orang yang
memiliki kedudukan di bawah dari sang singgih, seperti tukang sapu, sopir,
halus, seperti :
2. Tri Wangsa ketika berbicara dengan Wangsa Jaba menggunakan basa andap
dengan prakangge atau prayayi harus menggunakan bahasa yang halus (basa
alus), seperti :
bawah dapat berbicara menggunakan bahasa biasa atau basa andap, seperti :
cangkul?'
Basa Kasar adalah tingkatan bahasa Bali yang memiliki rasa bahasa paling
bawah. Basa Kasar dibedakan menjadi 2, yakni Basa Kasar Pisan dan Basa
Kasar Jabag.
tergolong tidak sopan, yang sering digunakan dalam situasi emosional, jengkel,
marah, dengki, dan caci maki. Basa Kasar Pisan juga bias dibentuk atau terjadi
dari Basa Andap yang diberi intonasi tertentu (biasanya intonasinya keras dan
Contoh :
Basa Kasar Jabag adalah bahasa Bali yang dalam penggunaanya tidak
sesuai dengan situasi pembicaraan. Artinya kata-kata dalam bahasa itu tidak
Contoh :
Basa Andap adalah tingkatan bahasa Bali yang digunakan dalam suasana
bersahaja, sehingga sering disebut dengan istilah basa kasar sopan atau basa Bali
lumrah/kapara.
Contoh :
3. Basa Madia
Basa Madia adalah tingkatan bahasa Bali yang tergolong menengah, yang
nilai rasa bahasanya berada diantara bahasa Bali andap dan bahasa Bali alus,
artinya bahwa konotasi bahasa madia tidak kasar dan juga tidak halus, karena itu
sering juga disebut dengan bahasa antara (tidak halus dan juga tidak kasar).
Contoh :
4. Basa Alus
Basa Alus adalah sebagai tingkatan bahasa Bali yang mempunyai nilai rasa
bahasa yang tinggi atau sangat hormat, biasanya bahasa ini digunakan dalam
tiga bagian, yakni Basa Alus Sor, Basa Alus Mider, dan Basa Alus Singgih.
Basa Alus Sor adalah tingkatan bahasa Bali alus atau hormat yang
mengenai diri sendiri (O1) atau merendahkan diri sendiri dan juga untuk orang
lain atau objek yang diibicarakan (O3) yang patut direndahkan atau bias juga
karena status sosialnya dianggap lebih rendah dari orang yang diajak bicara (O2).
Contoh :
Basa Alus Mider (bukan basa Bali mider) adalah tingkatan bahasa Bali
alus atau hormat yang memiliki nilai rasa tinggi atau sangat hormat yang dapat
Contoh :
Basa Alus Singgih adalah tingkatan bahasa Bali alus atau hormat yang
hanya dapat digunakan oleh pembicara (O1) untuk menghormati atau memuliakan
orang yang patut dimuliakan, baik kepada lawan bicara (O2) maupun orang atau
Contoh :
5. Basa Mider
Basa Mider adalah kata-kata dalam bahasa Bali yang tidak memiliki
tingkatan-tingkatan rasa bahasa (tidak alus dan juga tidak kasar), sehingga bahasa
ini dapat diperhunakan kepada siapa saja dan tidak terikat oleh adanya status
Contoh :
b. Komunikasi
berbagi. Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui
sama;
III.PROSEDUR PENELITIAN
Abiansemal. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini
disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan.
melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang
bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh
karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya.
penelitian.
1. Lokasi Penelitian
2. Subjek Penelitian
dimana 11 rombel ini diambil secara acak, 3 rombel pada kelas X, 4 rombel pada
data yang berupa keterangan atau kata-kata biasa. Data kualitatif digunakan
primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti secara
langsung dari objeknya (Wirawan: 2001: 5—6). Data primer penelitian ini adalah
berupa penggunaan bahasa Bali oleh siswa di SMA N 1 Abiansemal, baik lisan
maupun tulis. Data lisan didapatkan langsung dari sumber data, yakni siswa SMA
N 1 Abiansemal. Sebaliknya, data tulis didapatkan dari sumber data berupa hasil
tes dari guru bahasa Bali di SMA N 1 Abiansemal yang menunjukkan seberapa
berkomunikasi.
Dalam penelitian ini data yang diteliti adalah data lisan dan tulisan. Untuk
untuk mengambil gambar yang terkait dengan hasil tes siswa dalam pelajaran
bahasa Bali.
3.7 Teknik Analisis Data