Jenis Bubu
Jenis Bubu
Disusun oleh:
Gama Bagjalaksana 230210120005
M. Kautsar Arviandri 230210120025
Rahmatul Zamzami 230210120039
Aizzah Huriatul Haq 230210120048
Retno Kusuma Ningrum 230210120049
Faeza Amella Vadiany 230210120057
Khalis Dwi H 230210120064
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
Metode Penangkapan Ikan ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
Alat Tangkap Bubu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penangkapan
ikan. Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini dapat memenuhi syarat pemenuhan
nilai dalam mata kuliah metode penangkapan ikan dan juga dapat memberikan ilmu
kepada banyak orang khususnya kami para penyusun.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak maupun
sumber yang telah berperan dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini dari awal
hingga akhir. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................. 1
II. ISI
2.1 Pengenalan Bubu ............................................................... 3
2.2. Deskripsi Alat .................................................................. 4
2.3. Jenis-jenis Bubu ............................................................... 8
2.3.1. Secara Operasional ............................................................ 8
2.3.2. Berdasarkan Desain dan Konstruksi ................................ 11
2.4. Metode Pengoperasian Bubu ............................................ 15
2.5. Target Penangkapan Bubu ................................................ 17
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Bubu ..................................................................................................... 3
2. Bubu untuk menangkap ikan dan cephalopoda .................................... 6
3. Bubu untuk menangkap udang ............................................................. 6
4. Bubu dari paralon ................................................................................. 7
5. Bubu udang barong ............................................................................. 8
6. Bubu Dasar .......................................................................................... 9
7. Bubu Apung ......................................................................................... 10
8. Bubu Hanyut ....................................................................................... 10
9. Bubu Jermal ......................................................................................... 11
10. Bubu Ambai ........................................................................................ 11
11. Tubular Traps ...................................................................................... 12
12. Gravity Traps ...................................................................................... 14
13. Box Traps ............................................................................................ 14
14. Spring Traps ........................................................................................ 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
alat tangkap Bubu, deskripsi alat dan juga metode penangkapannya. Sedangkan
manfaatnya adalah dengan mengetahui lebih dalam tentang alat tangkap bubu,
diharapkan tidak ada penyalahgunaan dalam menggunakan alat tangkap ini.
BAB II
ISI
Gambar 1. Bubu
(www.academia.edu)
Bubu merupakan salah satu alat tangkap tradisional yang sering digunakan
oleh nelayan Indonesia, adapun alasan penggunaan bubu ini sendiri adalah :
a. Adanya larangan untuk mengoperasikan alat tangkap.
b. Topografi daerah penangkapan yang tidak mendukung untuk alat lainnya.
c. Kedalaman daerah penangkapan yang tidak memungkinkan untuk
pengoperasian alat lainnya.
3
4
b) Badan
Bahan yang digunakan oleh nelayan untuk membuat badan bubu sangat
tergantung pada ketersediaan bahan pembuat di lokasi pemukiman nelayan. Di
Indonesia bubu masih banyak yang terbuat dari bahan alami seperti bambu, kayu,
maupun rotan. Hal ini terlihat pada bubu tambun yang bahan utamanya adalah
bambu. Selain bahan alami, bahan sisntetis juga digunakan dalam membuat
bubu.
Badan bubu banyak yang terbuat dari jaring, kawat yang dianyam, bahkan
ada yang terbuat dari plastik. Adapun rangka bubu umumnya terbuat dari baja
atau besi. Bubu yang terbuat dari kawat pada umumnya berukuran relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan bubu yang terbuat dari jaring. Hal ini
dikarenakan target tangkapan bubu ini merupakan ikan-ikan dasar yang
berukuran besar yang ada di daerah karang. Jadi bahan atau material yang umum
digunakan untuk membuat bubu adalah bambu, rotan, kawat, jaring, tanah liat,
plastik dan lain sebagainya.
Untuk bubu laut dalam biasanya digunakan rangka berupa besi massif
(kokoh). Hal ini bertujuan agar bubu dapat bertahan dengan baik selama
dioperasikan di dalam air. Karena sebagaimana kita ketahui keadaan arus di
dasar perairan relatif lebih kuat dari pada di perrmukaan. Dewasa ini,
penggunaan material bubu yang ramah lingkungan sangat dianjurkan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi resiko ghost fishing akibat hilangnya alat tangkap
ketika dioperasikan.
c) Mulut
Salah satu bentuk mulut pada bubu adalah corong. Lubang corong bagian
dalam biasanya mengarah ke bawah dan dipersempit untuk menyulitkan ikan
keluar dari bubu. Jumlah mulut bubu bervariasi ada yang hanya satu buah dan
ada pula yang lebih dari satu.
6
Bubu itu sendiri memiliki bentuk yang beragam, sesuai dengan kebutuhan
nelayan dan lokasi nelayan ingin menangkap ikan apa saja. Adapun bentuk-
bentuk bubu terlihat seperti gambar dibawah ini :
.
gambar 2. Bubu untuk menangkap ikan dan cephalopoda
(FAO, 2010)
Salah satu contoh bubu yang akan dibahas yaitu bubu paralon. Bahan untuk
bubu paralon adalah paralon yang biasa dipakai untuk keperluan saluran air
dengan berdiameter antara 10-15 cm, panjang antara 60-80 cm atau tergantung
keinginan masing-masing yang akan mengoperasikannya, pintu masuk dapat
7
dibuat dari plastik atau anyaman bambu sedangkan pengikat pintu masuk dapat
dibuat dari ban dalam bekas dengan lebar I-2 cm. Alat bantu penangkapan dapat
memakai gardan yang dapat dibuat dari bambu, kayu atau besi. Ikan yang
didapatkan merupakan ikan lindung jenis Fluta alba, anago anago, astroconger
myriaster, congriscus megastornus dan jenis ikan lindung Iainnya
Selanjutnya yaitu bubu untuk menangkap udang yang disebut bubu udang.
Konstruksi untuk bubu udang barong, diusahakan serendah mungkin untuk
memudahkan udang barong memasuki bubu. Rangka bubu keseluruhannya memakai
rangka dari besi behel 0.8 cm, badan jaring memakai jaring sintetis multifilamen
dengan mesh size 0.5 inchi dan kantung umpan memakai bahan kawat kasa. Ukuran
bubu ke arah panjang 100 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm. Untuk pintu masuk
panjang 25-30 cm, lebar 20 cm dan tinggi 10-12 cm atau ukuran pintu masuk
disesuaikan dengan besar kecilnya udang barong yang ada di daerah penangkapan.
Tali pelampung, tali utama, tali cabang dan tali pemberat semuanya memakai
tambang berdiameter 8-10 mm. Jarak antara satu bubu dan bubu lainnya antara 8-12
m, panjang tali utama disesuaikan dengan banyak sedikitnya jumlah bubu yang
dipergunakan, sedangkan untuk tali pelampung disesuaikan dengan kedalaman. Alat
8
bantu penangkapan dapat memakai gardan yang dapat dibuat dari bambu, kayu atau
besi.
Bubu jenis ini disesuaikan dengan biota laut yang hidup secara demersal (di
dasar laut). Biasanya tiap unit bubu terdiri dari satu perangkap besar atau
perangkap ganda yang berukuran lebih kecil. Jenis biota yang biasa tertangkap
dengan bubu ini adalah ikan karang seperti Baronang (Siganus sp), Kerapu
(Epinephelus sp), dan jenis crustacea seperti udang dan crayfish.
Bubu Ambai memiliki prinsip kerja yang sama dengan Bubu jermal, namun
dalam skala yang lebih kecil dan bentuk konstruksi yang berbeda.
screen). Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung. Mulut bubu
(funnel) berbentuk corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tapi tidak
dapat keluar dan pintu bubu merupakan bagaian temapat pengambilan hasil
tangkapan. Bubu memiliki dua cara kerja, yaitu secara manual dan secara mekanis,
berikut penjelasannya :
a. Secara Manual
Merupakan mekanisme penangkapan yang melibatkan kerja nelayan untuk
mengoperasikan.
Kerugian :
Harus bilik masukan (bukaan) yang mudah dilihat oleh nelayan
Keterlibatan nelayan besar
Keuntungan :
jumlah mangsa disesuaikan dengan keinginan nelayan dan kapasitas
alat tangkap
Contoh alat yang bekerja secara manual adalah Tubular Traps
Agar ikan yang kita tangkap tidak lolos, maka dilakukan cara seperti :
Luasan bubu semakin panjang, semakin sempit terhalang arah sirip dorsal
Arus yg kuat > kemampuan renang ikan
Permukaan badan bubu dilengkapi duri
b. Secara Mekanis
Merupakan mekanisme khusus yang dapat menutup mulut bubu secara
mekanis ketika mangsa telah berada di dalam bubu
Keuntungan:
Keterlibatan nelayan kecil
Kerugian :
hanya mampu digunakan untuk menangkap mangsa dalam satuan
(single)
Alat yang bekerja secara mekanis, contohnya adalah:
1. Gravity traps
Menggunakan gantungan beban yang dengan mudah akan menimpa target
tangkapan.
Dibantu dengan umpan
14
2. Box traps
Tetap menggunakan prinsip gravitasi
Umpan merupakan alat utama sebagai penutup bukaan mulut
3. Spring traps
15
d. Bubu Jermal
Pada bubu jermal, operasi penangkapan dilakukan dengan menekan galah
yang terdapat pada kanan atau kiri mulut jaring ke bawah sampai di dasar sehingga
mulut kantong jaring terbuka. Bubu kemudian diangkat setelah dibiarkan 20-30
menit. Pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menutup mulut jaring dengan
cara mengangkat bibir bawah ke atas, kemudian diikuti mengangkat bagian-bagian
tengah kantong melalui katrol-katrol. Pengambilan hasil dilakukan dengan membuka
ikatan tali pada ujung belakang kantong.
e. Bubu Ambai
Penangkapan dengan bubu ambai dilakukan saat pasang maupun surut. Arah
dari mulut jaring dapat dibolak-balik dihadapkan darimana datangnya arus. Setelah
15-20 hari pemasangan, dapat dilakukan pengambilan hasil, yaitu dengan
mengangkat bagian bawah mulut ke permukaan air dengan mempertemukan bibir
17
atas dan bawah. Kemudian dilakukan pembukaan tali-tali pengikat pada ujung
belakang kantong. Operasi penangkapan dilakukan oleh 2-3 orang untuk tiap kali
penangkapan, tergantung dari banyaknya jaring yang dipakai.
f. Bubu Apolo
Pengoperasian bubu apolo dilakukan baik siang maupun malam hari pada saat
pasang dan surut. Pengoperasiannya memerlukan 2-3 orang dan dilakukan di jarak 1-
2 mil dari pantai.
e. Bubu Apolo
Hasil tangkapan bubu apolo sama juga dengan hasil tangkapan dengan
memakai bubu ambai, yaitu beberapa jenis udang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Bubu merupakan alat tangkap tradisional dimana proses penangkapannya
seperti jebakan atau trap. Bubu merupakan alat tangkap pasif, tradisional dan ramah
lingkungan. Bubu terbuat dari berbagai macam bahan, awalnya hanya tebuat dari
bamboo namun seiring berkembangnya jaman kini bubu banyak yang terbuat dari
rotan, kawat, besi, jaring, kayu, paralon dan plastik yang dijalin sedemikian rupa
sehingga ikan yang masuk tidak dapat keluar. Bubu ini biasa dipasang di dalam air
dan ditinggal beberapa saat untuk mendapatkan tangkapan. Alat tangkap bubu dan
trap digunakan untuk menangkap ikan, udang, kerang-kerangan dan cephalopods
(cumi-cumi, gurita,dll.). Adapun jenis-jenis bubu secara operasional dibagi menjadi
tiga yaitu bubu dasar, bubu apung, dan bubu hanyut. Jenis bubu lainnya yang sering
digunakan yaitu bubu ambai dan bubu jermal.
Bubu memiliki dua cara kerja yaitu secara manual dimana melibatkan kerja
nelayan untuk pengoperasiannya dan bubu secara mekanis dimana terdapat
mekanisme khusus yang dapat menutup mulut bubu secara mekanis ketika mangsa
telah berada di dalam bubu. Adapun contoh bubu yang bekerja secara mekanis yaitu
gravity traps, box traps, dan spring traps. Metode pengoperasian bubu sangat beragam
sesuai dengan masing-masing jenis bubu.
3.2 Saran
Pada dasarnya alat tangkap bubu merupakan salah satu alat tangkap
tradisional dan ramah lingkungan. Selain itu bubu juga sangat mudah dijangkau
pembuatannya. Namun saran kelompok kami yaitu dalam penggunaan alat tangkap
bubu, nelayan tetap memperhatikan alat dan bahan yang dipakai. Bahan bubu
setidaknya harus terawat dan tidak mudah rusak atau terbawa arus sehingga tidak
menjadi ghost fishing di perairan tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, 2104. Alat Penangkapan Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
http://ngada.org/menkp6kep-2010.htm. Diakses pada 22 Maret 2104, pukul
22.43 WIB.
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman, M.Pi. 2013. Mengenal Alat dan Metode Penangkapan
Ikan. Jakarta : Rineka Cipta, diakses pada Sabtu, 22 Maret 2014 pukul 20.30
WIB
20
retro. 2011. bubu ikan lindung dari paralon. http://budidayaukm.blogspot.com
/2011/05/bubu-ikan-lindung-dari-paralon.html. Diakses pada 22 maret 2014,
pukul 19.00 WIB
Von Brandt, A. 1984. Fish Catching Methods of The World. Fishing News Books.
Ltd, London. 190 hal.
21