Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN TUGAS MANDIRI III

KELOMPOK 6

MATA KULIAH KULTUR SEL UAS

Pengerjaan Berdasarkan Pembagian dari Artikel Rujukan

Oleh:

Nama: Olivia Yolanda Marito

NPM: 2006577965

Teknik Bioproses

2022
1. Evaluating drug Safety and Efficacy (Evaluasi terhadap Keamanan dan Kerja Obat)

Organ on Chip dapat digunakan untuk menganalisis keamanan dari obat-obatan


sebelum memasuki tahap percobaan klinis (clinical trials). Pada pengetesan pre-klinis, hanya
48% dari berbagai reaksi obat-obatan dalam tubuh manusia yang dapat diprediksi. Hal ini
sebagian dikarenakan terbatasnya kemampuan dari spesies pre-klinis yang umum digunakan
untuk menggambarkan toksisitas obat-obatan manusia.

Proses validasi terhadap keamanan yang menjadi standar penggunaan adalah dengan
menentukan sensitivitas dan kekhususan dari suatu model dengan menggunakan komponen
yang memiliki kumpulan data pre-klinis dan klinis yang besar. Ketika kisaran dinamik dari model
tersebut sudah terbentuk, maka hasil keamanan klinis dapat direplikasi pada kondisi kronis atau
akut. Suatu model liver-on-chip (hati-on-chip) yang memiliki respon imun yang baik dengan
menggunakan hepatosit dan sel non-parenkim (sel Kupffer) dapat digunakan untuk menganalisis
bentuk akut dari cedera hati akibat obat-obatan. Sel-sel pada kultur statis standar akan memiliki
fungsi yang tidak tahan lama, namun penggunaan pompa mikrofluida dan scaffold 3 dimensi
akan memungkinkan formasi dari struktur mirip jaringan, yang penting untuk menahan fungsi
hati. Pada model, obat diclofenac membentuk suatu profil metabolisme dan toksisitas yang
dapat disandingkan dengan profil pada tubuh manusia, namun profil ini tidak tampak pada
model dengan menggunakan hewan. Sehingga, model liver-on-chip ini seiring waktu dapat
membantu perkembangan dari model infeksi virus dengan mempertahankan stabilitas fungsi
dari sistem selama 40 hari untuk tes keamanan kronis.

Efek anti-proliferatif dari obat kanker terhadap sel punca haematopoetic juga tidak
terprediksi dengan baik pada model pre-klinix hewan. Model bone marrow-on-chip (sumsum
tulang-on-chip) dikembangkan untuk meneliti potensi toksisitas dari proses screening terhadap
berbagai senyawa. Sumsum tulang adalah bagian tubuh yang sangat spesifik dan disusun oleh
banyak jenis sel dengan fenotip yang kompleks. Oleh karenanya, model yang dibentuk harus
menyerupai lingkungan in vivo dan mendukung pertumbuhan dari sel punca mesenkimal. Salah
satu contoh model dari sumsum tulang belakang adalah kerjasama antara AstraZeneca dengan
peneliti dari Institusi Wyss. Pada kerjasama tersebut, peneliti mengembangkan model bone
marrow-on-chip yang tervaskularisasi. Model ini berhasil menangkap fisiologi yang dinamik dari
sumsum tulang belakang yang sehat. Model ini mendukung diferensiasi untuk banyak jenis sel
punca homatopoietic dalam jangka waktu 4 minggu, yang menyebabkan mungkinnya investigasi
terhadap dosis yang lebih dapat ditoleransi dari komponen ini dalam klinik. Model ini tampak
terjamin untuk mengevaluasi toksisitas jangka panjang susum tulang dari jenis kemoterapi dan
kombinasi obat-obatan yang baru.

Tantangan besar lainnya pada industri obat-obatan adalah proses prediksi kerja obat
pada model pre-klinis. Hal ini dikarenakan model hewan yang sekarang digunakan tidak selalu
dapat mereplikasi patofisiologi dari penyakit manusia dengan baik. Sebagai contoh, membuat
kembali patologi penyakit akan mempengaruhi pembuluh darah pulmonari sangat sulit. Model
lung-on-chip (paru-paru-on-chip), yang berhasil membentuk kembali permukaan pembuluh
alveolus yang berfungsi dengan baik, membuka jalan untuk berbagai aplikasi lung-on-chip pada
departemen penyakit pernafasan. Model ini juga telah berhasil membentuk fibrosis paru
idiopatik dengan jaringan yang bertekstur dan kaku, sehingga memungkinkan penelitian dari
obat-obatan anti-fibrosis dengan lebih rinci daripada in vivo.

Meskipun telah banyak model hewan yang ada terhadap berbagai organ, namun masih
ada beberapa penyakit yang masih tidak memiliki model hewan. Salah satu contohnya adalah
infeksi virus Hepatitis B (HBV), yang menyebabkan sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler.
Interaksi antara organisme terinfeksi (host) dengan virus terbatas akibat kompleksitas dari
proses pembentukan model yang relevan, dimana Hepatosit Primer Manusia (PHH) yang
diisolasi langsung dari pasien harus dapat diinfeksi oleh HBV dan infeksi. Oleh karena itu,
dibentuklah liver-on-chip yang mampu menyerupai infeksi HBV. Sel PHH dimasukkan ke dalam
model. Sirkulasi nutrisi, oksigen dan media yang kontinu menyebabkan terbentuknya jaringan
hepatosit mikro yang tahan hingga siklus hidup virus terpenuhi. Infeksi HBV akan menimbulkan
respon imun yang muncul pada pasien terinfeksi dan oleh karenanya mendukung pemakaian
konsentrasi virus yang lebih rendah. Sehingga, tampak bahwa model OoC (Organ-on-Chip) dapat
digunakan untuk menginvestigasi dari berbagai cara terbentuknya kekebalan tubuh terhadap
virus, untuk pembuatan model dari perawatan obat, dan untuk mengidentifikasi biomarker
klinis.

2. Materials & Scaffolds

Polydimethylsiloxane (PDMS) telah banyak digunakan untuk pembuatan chip dan


membran, dan sangat menguntungkan. PDMS permeabel terhadap gas, sehingga
memungkinkan pemberian oksigen terhadap sel dalam ruangan mikro, yang sangat berguna
untuk kultur dari sel primer yang memiliki kebutuhan metabolit tinggi, seperti hepatosit. Selain
itu, PDMS juga fkleksibel sehingga memungkinkan pengaplikasian gaya dinamik terhadap sel.
Tekanan mekanik dari pergerakan pernafasan pada paru-paru dapat direplikasi oleh model lung-
on-chip dengan penambahan tarikan siklik pada membran PDMS, sehingga membentuk
diafragma mikro pada kondisi in vivo. PDMS juga memiliki kejelasan optik yang baik yang
membantu proses pewarnaan dan proses replikasi, serta pembentukan detail dari jaringan
mikro.

Meskipun PDMS sangat cocok digunakan pada berbagai kondisi, beberapa properti dari
PDMS masih memiliki kekurangan. Sifat PDMS yang sangat hidrofobik menghalangi adesi sel dan
modifikasi kimia maupun biologi yang perlu untuk proses pelekatan sel ke permukaan. Sifat
hidrofobik ini juga membuat kemungkinan melekatnya molekul kecil yang tidak diinginkan ke
permukaan, sehingga berkurangnya konsentrasi obat dan membuat aplikasi farmasi dari
material ini berkurang. Kekurangan lain dari PDMS adalah kondisi dimana oligomer yang tidak
diawetkan akan mengalir ke media kultur dan ke sel pada saat pencucian. Kondisi ini terjadi
pada sistem mikrofluida dan akan mengganggu proses biologi kultur yang dapat membentuk
hasil yang palsu.

Oleh karena itu, telah banyak material jenis lain yang tengah dipertimbangkan sebagai
alternatif, yang tidak absorben, permeabel terhadap gas, bio-kompatibel, jernih, dan cocok
untuk proses skala besar. Beberapa material yang telah sering digunakan untuk kultur jaringan,
seperti termoplastik, hidrogel, gelas, dan bahan bio-kompatibel lainnya, beserta kombinasi dari
bahan-bahan tersebut telah dipertimbangkan untuk dapat digunakan pada proses pembuatan
chip mikrofluida di generasi berikutnya.

REFERENSI

Clapp, N, Amour, A, Rowan, W.C., & Candarlioglu, P.L. (2021) ‘Review Article: Organ-On-Chip
Applications in Drug Discovery: An End User Perspective’, Biochemical Society
Transactions, Portland Press, DOI: 10.1042/BST20210840 [Online], Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8421049/pdf/BST-49-1881.pdf

Anda mungkin juga menyukai