Anda di halaman 1dari 27

FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

LOTION dari EKSTRAKSI BUAH ANGGUR MERAH


(Vitis vinifera L)

Siti Lailiya
201705047

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syuku rkehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya kepada saya yang telah menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini berjudul “Formulasi Dan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak
Buah Anggur Merah ( Vitis Vinifera L)”. Secara khusus makalah ini disusun
sedemikian rupa sehingga materi yang ada didalam makalah sesuai dengan silabus
yang telahdiberikan kepada kami.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman kami,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapa tbanyak


kekurangan. Kami sangatmengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
meningkatkan kualitas pembuatan makalah yang selanjutnya. Kami sadar bahwa
kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Harapan kami, makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca

Kudus, 28 November t2020

Penulis

2
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….
………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………….………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
LATAR BELAKANG…………………………………………………………….…….1

RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….........6

TUJUAN………………………………………………………………………………..6

MANFAAT PENELITIAN………………………………………………………………………………………..6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………….8


BAB III METODE PENELITIAN…..…………………………………………..........15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………......20

BAB V KESIMPULAN ……..……………………………….……………………….24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………25

ii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buah anggur merah (Vitis vinifera L) telah dikenal sejak 5000
tahun sebelum masehi. Tanaman ini terkenal sebagai antioksidan,
didalamnya mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin B1,
vitamin B2 (Rowe, 2009). Sedangkan mineral yang terdapat di dalam buah
anggur seperti protein, zat besi, fosfor, magnesium, serat, kalsium, kalium,
asam (Hernani, 2005). Keunggulan vitamin A dalam produk kosmetik
antara lain dapat dengan mudah diserap oleh kulit dan mampu
meningkatkan kandungan air kulit. Vitamin B1 dapat mencegah kulit
kering dan bersisik sehingga vitamin B1 bermanfaat bagi kulit karena
dapat menangkal efek penuaan, meregenerasi kulit sehingga rona kulit
menjadi lebih merata (Wirakusumah E.S, 1994). Vitamin E berkhasiat
untuk melindungi membran sel dari serangan radikal bebas dan
melindungi jaringan dari proses oksidasi dan Vitamin E disebut juga
sebagai antioksidan (Anonim, 2010).
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-
menerus, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari,
sebagai peraba dan perasa (Tranggono.R.I.S dan Latifah.F, 2007).
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penampilan kulit sehat,
misalnya umur, ras, iklim, sinar matahari, kehamilan, dan lokasi kulit.
Akibat pengaruh faktor tersebut kulit menjadi lebih kering kerena
kehilangan air oleh penguapan dari kulit (Wasitaatmaadja,1997).

4
Kulit yang didalamnya terdapat ujung saraf peraba mempunyai
banyak fungsi, antara lain membantu mengatur suhu dan mengendalikan
hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan ekskretori,
sekretori, dan absorpsi (Pearce, 2009). Kulit terbagi atas dua lapisan utama
yaitu : Epidermis dan Dermis (Acrhoni, 2012).
Radikal bebas yang berupa sinar ultraviolet adalah salah satu
penyebab dari kerusakan kulit. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV
dapat menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit kemerahan,
pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko kanker.
Radikal bebas yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan DNA, yang
bedampak para proliferasi sel secara terus menerus sehigga menjadi awal
terbentuknya kanker(Sari,2015). Diperlukan antioksidan yang berfungsi
untuk menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron
dari radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai.
Antioksidan mampu bertindak sebagai penyumbng radikal hidrogen atau
dapat bertindak sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda
tahap inisiasi pembentukan radikal bebas(Redha,2010&Sitorus et
al.,2013). Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan adalah
Buah anggur merah (Vitis vinifera L).
Untuk menghindari hal itu, kulit perlu diberikan bahan pelembab
atau bahan yang dapat menjaga agar cairan kulit tidak menguap secara
berlebihan misalnya buah anggur merah dapat digunakan sebagai lotion.
lotion juga berguna untuk menangkal pengaruh buruk akibat paparan sinar
matahari, debu, gesekan, AC dan perubahan cuaca. Lotion pelembab
berfungsi menyokong kelembapan dan daya tahan air pada lapisan kulit
sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit tersebut (Mitsui
& Taeko, 1998). Penggunaan lotion dimaksudkan segera kering pada kulit
setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat
pada permukaan kulit (DepKes RI, 1985).
Produk kecantikan atau kosmetik telah banyak dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Akhir-akhir ini produk kecantikan banyak yang
mengandung bahan kimia sintetis yang sangat berbahaya sehingga dapat
menimbulkan efek samping pada kulit, sehingga kebanyakan masyarakat

5
beralih menggunakan bahan alami yang tidak memicu kerusakan kulit
(Mitsui, 1998).
Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Formulasi Lotion dari Ekstrak Buah Anggur
Merah(Vitis vinifera L)” sehubungan telah diketahui khasiat buah anggur
merah sebagai antioksidan yang mengandung vitamin C, vitamin E,
vitamin A, vitamin B yang penting bagi kesehatan kulit.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagau berikut :
a. Apakah berpengaruh variasi kadar ekstrak anggur merah terhadap
sifat fisik lotion?
b. Bagaimana cara mengetahui aktivitas antioksidan sediaan lotion
yang mengandung ekstrak buah anggur merah dengan metode
DPPH?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebadai berikut
a. Mengetahui pengaruh variasi kadar ekstrak anggur merah terhadap
sifat fisik lotion.
b. Mengatahui kandungan ekstrak anggur merah sebagai antioksidan
dengan metode DPPH.

D. Manfaat penelitian
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini bisa menambah wawasan bagi
masyarakat terutama tentang buah anggur merah sebagai antioksidan.
b. Bagi Penelitian
1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh sediaan
lotion yang memiliki sifat mutu fisik yang baik dan memenuhi
persyaratan sehingga dapat memberikan pengetahuan penelitan
selanjutnya dan menjadi bahan pertimbangan dalam
pengembangan teknologi formulasi kefarmasian .

6
2. Dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya dan
hasil dari buah anggur merah sebagai bahan kecantikan.

c. Bagi Institusi
Diharapkan penelitian ini dapat menambah reverensi bacaan
bagi penelitian berikutnya

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Tinjauan Anggur Merah (Vitis vinifera L.)
a. Toksonomi Buah Anggur Anggur (Vitis vinifera L.)
Klasifikasi anggur sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Order : Rhamnales
Family : Vitaceae
Genus : Vitis
Species :Vitis vinifera L.(Greybeard, 2008).

Gambar 1. Buah anggur merah (Vitis vinifera L.)

b. Morfologi Anggur Merah


Anggur merupakan tanaman perdu yang merambat dari family
vitaceae yang memiliki akar tunggang dan batang bulat yang jelas berkayu
(Wiryanta, 2007). Batang Vitis vinifera dapat tumbuh sampai 15 meter dan
tumbuh ke arah cahaya matahari, dimana pertumbuhannya membutuhkan

8
alat penunjang yaitu cabang pembelit (Setiadi, 2008). Anggur
dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua). Daun anggur
termasuk daun tunggal.
Ujung daun runcing dengan pangkal daun tidak bertemu, terpisah oleh
pangkal ibu tulang daun dan berbentuk emarginatus.Tepi daunnya
mempengaruhi bentuk daun yaitu bertepi daun berlekuk menjari. Susunan
tulang daun menjari. Daun berwarna hijau dengan permukaan daun
berambut (Wiryanta,2007). Bunga Vitis vinifera termasuk bunga majemuk
tidak berbatas yang berbentuk malai, bersifat polisimetris dengan tajuk
bunga beraturan membentuk mangkuk. Bunga yang semula berbentuk
malai, setelah berbuah menjadi bentuk lonjong atau bulat dengan ukuran
1-2,5 cm (Wiryanta, 2007).
c. Penyebaran
Anggur berasal dari Armenia, namun budidaya anggur sudah
dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Anggur mulai menyebar
ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan
Australia sejalan dengan perjalanan Columbus (Setiadi, 2008). Penyebaran
ini juga menjadikan anggur punya beberapa sebutan seperti grape di Eropa
dan Amerika, orang China menyebut pu tao dan di Indonesia disebut
anggur (Nassiri dan Hosseintadeh, 2009).
Pada saat ini daerah penanaman anggur semakin meluas baik di
daerah sentra produksi lama maupun daerah pengembangan baru, sehingga
diharapkan nilai produksi dapat meningkat. Pada awalnya daerah sentra
anggur di dataran rendah seperti Probolinggo menanam varietas anggur
Probolinggo Biru dan Probolinggo Putih, tetapi pada tahun 2002 anggur
merah varietas Probolinggo Super dan Prabu Bestari mulai menyebar dan
berkembang di daerah ini, sebagai tanaman pekarangan maupun ditanam
pada skala luas (Setiadi, 2008).
d. Kandungan
Buah anggur merah juga dikenal sebagai antioksidan. Di dalam
anggur merah banyak mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin E,
vitamin B1, vitamin B2, serat gula, air, fosfor dan kalsium. Vitamin C
yang terdapat pada anggur merah digunakan sebagai antioksidan yang
sangat kuat yang berperan sebagai pembentukan kolagen interseluler

9
(Wirakusumah, 1994). Anggur merah (vitis vinifera) memiliki beberapa
kandungan antara lain antosianin, proantosianidin, prosianida, flavonoid,
polifenol, reseveratrol (Nassiridam dan Hosseintadeh, 2009). Dan
likopen ( Winasi,2009).
Beberapa kandungan yang terdapat pada anggur merah, antara lain:
1. Resveratrol
Resveratrol (trans-3,5,4’-trihydroxystilbene) merupakan komponen
terbesar yang terdapat pada kulit anggur (McElderry, 1999). Resveratrol
ini hanya didapatkan pada anggur merah dan tidak pada anggur putih. Zat
ini mulai diteliti dan digunakan sebagai obat alami setelah melihat
French Paradox (Kopp, 1998). Fenomena rendahnya insidens penyakit
jantung pada orang Prancis yang makan dengan menu yang mengandung
lemak relatif tinggi. Setelah diamati ternyata mereka dalam sehari pasti
meminum wine (Minuman Anggur merah) (McElderry, 1999).
Resveratrol terdapat pula pada tanaman merambat, akar, bibit, dan
batang, namun kandungan terbesar terdapat pada kulit (50-100 mg/ g)
(Jang, 1997).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa resveratrol merupakan
antioksidan yang efektif. Zat ini menghambat peroksidasi lipid dari LDL
(Belguendouz et al, 1998). Resveratrol juga melindungi sitotoksisitas dari
LDL yang teroksidasi dan melindungi sel dari lipid peroksidasi.
Resveratrol digunakan untuk atherosclerosis melalui mekanisme
penghambatan agregasi platelet (Rotondo, 1998). Efek tersebut dapat
dijadikan untuk mencegah infark miokard (Penumathsa et al, 2006).
2. Anthosianin
Anthosianin merupakan golongan phytochemical dari buah anggur
merah. Zat ini tidak hanya memberi warna pada kulit anggur, tetapi juga
memliki khasiat tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan efek proteksi
dari anthosianin sebagai antioksidan untuk melindungi dari kerusakan
oksidatif (Xia et al, 2007). Terhadap kolesterol darah, anthosianin
memiliki efek yang tidak signifikan terhadap kenaikan LDL kolesterol
(Nielsen et al, 2005).
3. Proanthosianidin

10
Proanthosianidin merupakan komponen polifenol terbesar pada
buah anggur (Yamakoshi et al, 1999). Senyawa ini potensial sebagai
antioksidan yang efektif melindungi pembuluh darah, menghambat
lipoksigenase, dan siklooksigenase (Kemper et al, 2002).
Proanthosianidin juga memiliki kemampuan untuk mengikat reaktif
oksigen dengan demikian akan menghambat oksidasi dari LDL. Hal ini
jelas menggambarkan aktifitas anti atherosclerosis (Yamakoshi et al,
1999).
4. Likopen
Likopen merupakan pigmen yang disintesis secara alami yang
memiliki fungsi untuk melindungi sel dari serangan fotosensitisasi dan
mempersiapkan pigmen penyerap sinar selama fotosintesis. Likopen
memiliki sifat yang larut dalam lemak komponen ini didapati
terkonsentrasi dalam bentuk LDL dan very low density lipoprotein
(VLDL). Senyawa ini juga dapat menetralisir reaksi oksidasi pada
kolesterol LDL. Sifat anti kolesterol likopen ditunjukkan melalui
penghambatan terhadap aktifitas HMG-CoA reduktase, namun sifat anti
kolesterol ini sangat rendah (Winarsi, 2007). Selain itu, buah anggur juga
memiliki beberapa zat penting seperti air 70-80%, karbohidrat 15-25%,
asam organik 0,3-1,5%, tanin 0,01-0,1%, protein 0,0001-0,01%, amino
0,017-0,011%, amoniak 0,001-0,012%, dan mineral 0,3-0,6% (Setiadi,
2008).
e. Manfaat
Buah anggur merah yang mempunyai berbagai manfaat seperti
mencegah Penyakit kanker, memperlancar aliran darah, mengurangi risiko,
antioksidan untuk menambah berat tubuh kita, menurunkan lemak jahat
(trigliserida) (Nassiridam dan Hosseintadeh, 2009). Anggur merah
digunakan sebagai antioksidan yang sangat kuat yang berperan sebagai
pembentukan kolagen interseluler yang berfungsi untuk mengurangi
kerutan di wajah dan juga meningkatkan kehalusan kulit karena dapat
mempertahankan kolagen yang dapat mengikat sel-sel satu sama lain.
Selain itu vitamin A juga sangat berpengaruh dalam kesehatan kulit.
Vitamin B1 dalam anggur merah dapat mencegah kulit kering dan
bersisik.Selain itu juga bermanfaat untuk dapat mengurangi efek penuaan,

11
regenerasi kulit (Wirakusumah, 1994). Vitamin E berkhasiat untuk
melindungi membrane dari serangan radikal bebas dan jaringan pada saat
proses oksidasi, membantu penggantian sel kulit yang rusak, melindungi
elastilitas kulit, dan menjaga pigmentasi kulit (Nassiridam dan
Hosseintadeh, 2009).
Anggur juga dapat mencegah kanker karena dapat menghentikan
penyebaran dari sel – sel kanker (Astawan dan Andreas, 2008). Manfaat
anggur lainnya yaitu mampu membersihkan toksin - toksin didalam hati,
membantu memperbaiki fungsi ginjal, pembentukan sel darah, antivirus
dan antikanker, serta mampu mencegah kerusakan gigi. Anggur bersifat
basa sehingga dapat menetralkan darah yang terlalu asam dan berefek
merugikan tubuh (Wiryanta, 2007).

2. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa atau molekul yang dapat
mencegah terjadinya proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas.
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menunda, memperlambat, atau
menghambat reaksi oksidasi pada manusia, makanan, dengan cara
mendonorkan elektron atau transfer atom hidrogen pada radikal bebas.
Antioksidan mudah teroksidasi sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal
bebas. Kandungan antioksidan pada anggur sebesar 80%. Radikal bebas
yang berupa sinar ultraviolet adalah salah satu penyebab dari kerusakan
kulit. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV dapat menimbulkan
beberapa masalah terhadap kulit, mulai dari kulit kemerahan, pigmentasi,
bahkan dalam waktu lama menyebabkan resiko kanker. Radikal bebas
yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan DNA, yang berdampak
pada proliferasi sel secara terus menerus sehingga menjadi awal
terbentuknya kanker (Sari, 2015). Diperlukan antioksidan yang berfungsi
untuk menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron
dari radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai.
Antioksidan mampu bertindak sebagai penyumbang radikal hidrogen atau
dapat bertindak sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda
tahap inisiasi pembentukan radikal bebas (Redha, 2010&Sitorus et al.,
2013).

12
Antioksidan terdapat di dalam tubuh, selain itu juga dapat
diperoleh dari luar tubuh, yaitu antioksidan sintetis dan antioksidan alami
yang banyak berasal dari tumbuhan. Usaha untuk mencari senyawa
antioksidan baru yang aman dan efektif berkembang selama beberapa
tahun terakhir. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa senyawa
antioksidan dalam tumbuhan dapat dihubungkan dengan pencegahan stres
oksidatif dan penyakit karena penuaan. Buah anggur dengan berbagai jenis
yang beredar di pasaran diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan
banyak penelitian tentang khasiat buah anggur yang telah dilakukan.
Masyarakat sering mengkonsumsinya karena rasa yang manis pada buah
tersebut (Zou Lu, dan Wei, 2004).

3. Ekstraksi
a. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk
memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi
biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan
antara sutu zat dengan zat yang lain (Agoes, 2007). Proses ekstraksi secara
umum dapat dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi, refluks, ekstraksi
dengan alat soxhlet, digesi, infusa dan dekok (DepKes RI, 2000).
Mutu ekstrak dalam proses ekstraksi dipengaruhi oleh teknik
ekstraksi, waktu ekstraksi, temperatur, jenis pelarut, konsentrasi pelarut,
dan perbandingan bahan-pelarut. Perkolasi merupakan proses ekstraksi
yang umum digunakan di industri dan dipengaruhi oleh waktu dan
perbandingan bahan pelarut (Tiwari P, 2011). Waktu atau lamanya proses
ekstraksi menentukan kandungan senyawa yang keluar dari bahan. Begitu
juga perbandingan bahan pelarut, jumlah ekstraktan yang terlibat dalam
perpindahan menentukan tingkat perbedaan konsentrasi yang sangat
penting dalam proses difusi yang akan mempengaruhi kandungan
senyawa(DepKes RI, 2000).
b. Metode Maserasi
Maserasi yaitu penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama 3-5
hari atau 1 minggu pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan

13
penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasinya antara larutan didalam sel dan
diluar sel. Larutan yang konsetrasinya tinggi akan terdesak keluar dan
digantikan oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan diluar sel dan didalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantia cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Rowe, 2009).

4. DPPH
Penentukan aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (1,1Difenil-
2 pikrilhidrazil). Pada metode ini penangkap radikal bebas menyebabkan
elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan
warna. Nilai aktivitas antioksidan diketahui melalui nilai IC50 yang
merupakan konsentrasi yang menyebabkan penurunan 50% dari
konsentrasi DPPH awal (Sunarni, 2005). Salah satu keuntungan uji
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah dapat dikerjakan
dengan cepat dan sederhana dibanding metode lain. Digunakan etanol
untuk ekstraksi karena merupakan pelarut universal danbdigunakan pelarut
etil asetat untuk fraksinasi karena akan diambil senyawa golongan aglikon
yang bersifat non-polar. Metode ini umum digunakan sebagai standar
penentuan kandungan fenolik total setara massa ekivalen asam galat pada
uji aktivitas antioksidan sumber tumbuhan (Aqil et al., 2006).

5. Lotion
Lotion merupakan kosmetik yang digunakan pada bagian luar
badan untuk menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono, I, R dan
Latifah, F., 2007). Lotion pelembab berfungsi menyokong kelembapan
dan daya tahan air pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan
menjaga kehalusan kulit tersebut (Mitsui & Taeko, 1998). Penambahan
etanol dalam lotion akan mempercepat proses pengeringan dan

14
memberikan efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol untuk
mencegah kekeringan supaya kulit tetap lembab (Anief, 1999).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah
penelitian tru eksperimental menggunakan ekstrak buah anggur merah
pada pengujian aktivitas antioksidan dalam sediaan lotion.
2. Rancangan Penelitian
Rencana penelitian yang di gunakan adalah post-test only control
Group Design, karena pemeriksaan variabel tidak mungkin dilakukan
sebelum perlakuan, tetapi di lakukan setelah perlakukan (post test).

B. Lokasi dan Waktu Peneitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Laboratotium Teknologi Farmasi
dan Farmasetika STIKES Cendekia Utama Kudus.
2. Waktu Rancangan
Penelitian di laksanakan pada bulan November sampai Desember
2019.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Buah anggur merah (Vitis vinifera L.) yang di gunakan dalam
penelitian ini di peroleh dari daerah Kendalagung Kecamatn Kragan

15
Kabupaten Rembang dan ekstrak Buah anggur merah (Vitis vinifera L.) di
olah di Laboratorium teknologi farmasi Stikes Cendekia Utama Kudus.
2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Ekstrak buah


anggur merah yang segar berwarna merah, bentuk bulat kecil menyerupai
telur puyuh dengan diameter sekitar 2-4 cm dan memiliki kulit tipis
dengan daging yang buah yang lunak berair serta berserat, daging buahnya
berwarna putih keabu-abuan yang diperoleh dari daerah Kendalagung
Kecamatn Kragan Kabupaten Rembang.

a. Kriteria inklusi
1. Buah segar dan merah
2. Permukaan halus
3. Berbentuk bulat kecil derdiameter 2-5 cm
b. Kriteria ekslusif
1. Buah kering
2. Mermukaan tidak rata, bergelombang
3. Menyerupai kismis
4. Berwarna coklat muda dan coklat tua.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian
a. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi Timbangan


analitik, gelas ukur,stemper, mortir, cawan penguap, sendok tanduk, sudip,
pipet tetes, kertas perkamen, serbet, wadah, batang pengaduk, blender,
cawan penguap.

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi ekstrak


buah anggur, nipagin, gliserin, TEA, PEG stearat, Etanol 70%, Aquadest,
cetyl alkohol, parfum, as stearat, , nipasol, minyak zaitun.

2. Teknik Pengumpulan Data

16
a. Prosedur Kerja
1. Pengolahan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buah


anggur. Buah dibersihkan dari kotoran yang menempel setelah itu dicuci
dan pisahkan dari biji lalu dirajang menggunkan pisau stainless steel, lalu
dikeringkan di dalam oven pada suhu 50ᵒC dan didapat simplisia kering.
Lalu di haluskan setelah itu dilakukan penyarian dengan cara maserasi.

2. Pembuatan ekstrak anggur

Simplisia kering buah anggur di haluskan sampai didapat serbuk


simplisia, setelah itu masukan dalam wadah botol yang tertutup dan
tambahkan cairan penyari atau pelarut yaitu etanol 95% lalu ditutup dan di
biarkan terlindung dari cahaya sambil sering diaduk.

3. Pembuatan Lotion Ekstrak Anggur merah

Pada formulasi Lotion yang ada pada table 2 buat fase minyak
(asam stearat, cetyl alkohol, minyak zaitun, dan PEG stearat, nipasol
dalam cawan penguap diatas waterbath atau penangas air sampai lebur.
Buat fase air dengan cara : campurkan TEA dengan air panas, aduk sampai
tercampur lalu tambahkan nivagin dan gliserin aduk sampai sediaan
tercampur. Masukan fase minyak terlebih dahulu dalam lumpang gerus
sampai homogen tambahkan fase air gerus sampai homogen. Tambahkan
ethanol 70% kedalam lumpang, gerus perlahan. Lalu tambahkan ekstrak
anggur merah gerus, lalu tambahkan pewangi 10 tts gerus sampai
homogen.

Tabel 2. Formulasi Lotion

17
Formulasi
Bahan Formulasi I Formulasi II Formulasi III
(gr) (gr) (gr)
Ekstrak buah 0,5 1 1,5
anggur merah
Gliserin 20 20 25
TEA 1,2 1,2 1,2
PEG stearat 12 12 12
Cetyl alkohol 3,3 3,3 3,3
Parfum 1 1 1
As. Stearat 5 5 5
Nipagin 2,5 2,5 2,5
Nipasol 2 2 2
Minyak zaitun 30 30 30
Aquadest Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL

b. Uji Aktifitas Oksidan


1. Preparasi Sampel Uji Aktivitas Antioksidan
Lotion ekstrak buah anggur merah ditimbang 2,5 gram kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada tabung reaksi ditambahkan 5 ml
etanol p.a kemudian tabung ditutup dengan plastik hitam. Gojog tabung
hingga larutan homogan. Pisahkan larutan dengan cara disentrifuge selama
10 menit, saring hingga didapat filtrat yang jernih.
2. Pembuatan Larutan DPPH dan Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum
Ditimbang 10 mg DPPH kemudian dilarutkan dengan etanol p.a
sampai 100 ml (larutan stok). Larutan DPPH tersebut diambil 5 ml
kemudian dimasukkan labu ukur 10 ml dan ditambahkan etanol p.a sampai
10 ml, gojog hingga homogen dan didiamkan di tempat gelap selama 30
menit. Panjang gelombang diukur pada rentang 400-800 nm.
3. Uji Aktivitas Antioksidan
Sampel yang telah dipreparasi diambil 3 ml dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml. pada labu ditambahkan larutan DPPH sebanyak 2 ml dan
etanol p.a sampai 10 ml. Diamkan di tempat gelap selama 30 menit.

18
Setelah operating time, sampel dibaca absorbansinya dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimal yang
diperoleh yaitu 519 nm. pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan
dengan cara menghitung % inhibisi (% aktivitas hambatan) yang
ditentukan dengan rumus:

c. Evaluasi Sedian Lotion


1. Uji sifat fisik
a. Uji Organoleptis
meliputi bentuk, warna, dan bau yang diamati secara visual.
b. Uji Homogenitas
Dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok harus menunjukkan susunan yang homogen. Jika tidak ada butiran
atau partikel, maka sediaan dinyatakan telah homogen.
c. Uji Tipe Emulsi
Dilakukan dengan metode warna yang menggunakan metilen biru.
Ambil sedikit sampel teteskan beberapa tetes diatas metilen biru apabila
menunjukan warna yang seragam maka emulsi bertipe M/A atau dapat
pula dengan cara mencucinya dengan air (Voigth, R., 1995)
d. Uji pH
Uji pH sediaan diukur dengan menggunakan pH meter. Sediaan
dimasukan dalam wadah, kemudian celupkan elektroda kedalam wadah
tersebut. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan nilai pH lotion.
(Voigth, 1995).

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Evaluasi Lotion ekstrak anggur merah (Vitis vinifera L)


a. Hasil uji sifat fisik Lotion Ekstrak Anggur Merah (Vitis
vinifera L)
Tabel I. Hasil Uji Sifat Fisik Lotion Ekstrak Anggur Merah (Vitis vinifera L)
Minggu ke

Formulasi Uj Sifat Fisik I II III IV

FI Bentuk Kental Kental Kental Kental


Bau Khas anggur Khas anggur Khas anggur Khas anggur
Warna susu Putih Putih susu Putih susu Putih susu

Homogeni -tas Homogen Homogen Homogen Homogen

20
Tipe Emulsi Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air

F2 Bentuk Kental Kental Kental Kental


Bau Khas anggur Khas anggur Khas anggur Khas anggur
Warna Putih cokla Putih cokla Putih cokla Putih cokla
Homogeni-tas Homogen Homogen Homogen Homogen

Tipe Emulsi Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air

F3 Bentuk Kental Kental Kental Kental


Bau Khas anggur Khas anggur Khas anggur Khas anggur
Warna Coklat Coklat Coklat Coklat
Homogeni-tas Homogen Homogen Homogen Homogen

Tipe Emulsi Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air Minyak/Air

Keterangan :
F1 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 3 %
F2 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 6 %
F3 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 9 %

Hasil evaluasi ekstrak buah anggur merah (Vitis


vinifera L) pada tabel I meliputi uji organoleptis,
homogenitas, dan tipe emulsi pada formula F1, F2, F3
memiliki bentuk fisik yang sama dan memenuhi
persyaratan seperti yang tertera pada Farmakope
Indonesia edisi III

Tabel II. Hasil Uji pH Lotion Ekstrak Anggur Merah (Vitis vinifera L)
Minggu ke
Formulasi I II III IV Rata-rata
F1 5,41 5.11 5,25 5,2 5,24
F2 5,21 5,15 5,19 5,08 5.15
F3 5,32 5.28 5,1 5,18 5,22

Keterangan :
F1 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 3 %
F2 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 6 %

21
F3 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 9 %

Pada hasil uji pH pada tabel II dimana pengamatan


dilakukan tiap minggu selama empat minggu. Tiap formula
F1, F2 dan F3 menghasilkan pH yang hampir seragam yaitu
dengan pH rata-rata 5. Derajat keasaman atau pH
merupakan parameter penting pada produk kosmetik karena
pH yang sangat tinggi atau rendah dapat mengakibatkan
kulit teriritasi, oleh sebab itu pH produk kosmetik
sebaiknya dibuat sesuai dengan ph kulit, yaitu antar 4,5-6,5
(Wasitaatmadja 1997).

b. Hasil uji panelis Lotion Ekstrak Anggur Merah (Vitis


vinifera L)

Tabel III. Hasil Uji Iritasi Sediaan Lotion Ekstrak Anggur Merah
(Vitis vinifera L)
No Nama Umur F1 F2 F3
(tahun) I TI I TI I TI
1 Apriyanti 20 √ √ √
2 Boris 20 √ √ √
3 Ditto 24 √ √ √
4 Eko 22 √ √ √
5 Fran 22 √ √ √
6 Indra 24 √ √ √
7 Yogik 21 √ √ √
8 Dwi 18 √ √ √
9 Firna 19 √ √ √
10 Paul 23 √ √ √

Keterangan :
F1 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 3 %
F2 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 6 %
F3 = Formula dengan kadar ekstrak anggur merah 9 %

22
I = iritasi
TI = tidak iritasi
a. Uji Kesukaan Konsumsi
Ekstrak Buah Anggur Merah (Vitis vinifera L) dilakukan juga
uji panelis berjumlah 10 orang yang berumur rata-rata 18-24
tahun. Hasil uji iritasi pada Formula F1, F2 dan F3 pada 10
panelis pada tabel III, menunjukkan tidak ada yang mengiritasi
kulit. Hal ini dapat menunjukan bahwa semua formula dapat
digunakan. Namun pada hasil uji kesukaan pada grafik 1 dapat
dilihat dari 10 panelis banyak menyukai F2 hal ini disebabkan
karena saat pengolesan kebagian kulit, panelis merasa lebih
nyaman.

BAB V
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa ekstrak anggur merah (Vitis vinifera L) dapat dibuat menjadi
sediaan lotion. Variasi kadar ekstrak yang digunakan sangat
mempengaruhi sifat fisik dan bentuk sediaan lotion

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Deltamethrin. AIRC Monographs Volume 53,


http://pmep.cce.cornell.edu/profile/extoxnet/index.html (1
Desember 2010).
Acrhoni, K, 2012, Semua Rahasia Kulit Cantik Ada Disini, Javalitera,
Yogyakarta.
Anief, M, 1999. Ilmu Meracik Obat, 169, 178, Gadjah Mada University
Press, Jogjakarta.
Astawan M., Andreas L. 2008. Khasiat Makanan Mentah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, pp: 57-58.

24
Belguendouz L., Fremont L., Gozzelino MT. 1998. Interaction of
Transresveratrol with Plasma Lipoproteins. Biochemical
Pharmacology, 55:811-816.
DepKes RI, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Greybeard M. 2008. Grapevine DNA, The Genetic of Wine.
http://reignofterroir.com/wpcontent/uploads/2008/03/vitis_vinifera
(3 Maret 2009).
Hernani, 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penebar Swadaya, Jakarta
Jang M. 1997. Cancer Chemopreventive Activity of Resveratrol, a Natural
Product Derived From Grapes. Science, 275:218-20.
Kopp P. 1998. Resveratrol, a phytoestrogen found in red wine. A possible
explanation for the conundrum of the 'French paradox'? European
Journal of Endocrinology, 138:619-20.
Kemper M., Bovy A., de Vos R. 2002. High-Flovonol Tomatoes Resulting
From the Heterologous Expression of the Maize. Plant cell.
14:25092526.
McElderry. 1999. Grape Expetation : The Resveratrol Story.
www.resveratrol600mg.com/information_about_resveratrol/ (7
maret 2009).
Mitsui, Taeko, 1998, New Cosmetic Science, Elsevier Science B. V, The
Netherlands.
Nassiri., Hosseintadeh. 2009. Review of the Pharmacological Effects of
Vitis vinifera (Grape) and Its Bioactive Compounds. Iran. Pubmed.
19140172.
Nielsen I L., Finne, Rasmussen SE., Mortensen A., Ravn-Hraen G., Hai
PM., Knuthsen Pia., Hansen BF., Mcpheil D., Freese R., Breinholt
V., Frandsen H., Dragsted LO. 2005. Anthocyanins increase low-
density lipoprotein and plasma cholesterol and do not reduce
atheroscle rosis in Watanabe Heritable Hyperlipidemic rabbits.
Molecular nutrition & food research 49(4), pp: 301-08.
Penumathsa, Mahesh T., Srikanth K., Bela J., Lijun Z., Rima P., Venugopal
P.,

25
Menon, Hajime O., Nilanjana M. 2006. Statin And Resveratrol in
Combination Induces Cardioprotection Against Myocardial
Infarction in Hypercholesterlemic Rat. Journal of Molecular and
Cellular Cardiology. 42(3):508-16.
Pearce, Evelyn, 2009, Anatomi dan Fisiologi, Jakarta.
Rotondo S. 1998. Effect of trans-resveratrol, a natural polyphenolic
compound, on human polymorphonuclear leukocyte function.
British Journal of Pharmacology, 123:1691-99.
Rowe, R.C., Sheskey P.J., Cook W.C., and Quinn M.E., 2009, Handbook of
Phaermaceutical Excipients, sixth editon, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Associations, London and Washington DC.
Redha, A., 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidan, dan Peranannya
dalam Sistem Biologis, Jurnal Belian, 9 (2):196- 202.
Sitorus, E., Momuat, L.I. and Katja, D.G., 2013. Aktivitas Antioksidan
Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth). Jurnal
Ilmiah Sains, 13(1), pp.80-85.
Sari, A, N., 2015. Antioksidan Alternative Untuk Menangkal Bahaya
Radikal Bebas Pada Kulit. Skripsi, Universitas Islam Negri
ArRaniry.
Setiadi. 2008. Bertanam Anggur. 25th ed. Jakarta : Penebar Swadaya, pp:
115
Tranggono, I. R., Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik, Gramedia Pustaka, Jakarta.
Wiryanta B.T.W. 2007. Membuahkan Anggur di Dalam Pot dan
Pekarangan. 5 th ed. Jakarta: Agromedia Pustaka, pp: 1-20.
Wasitaatmadja M. S, 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Xia M., Wenhua L., Huilian Z., Qing W., Jing M., Mengjun H., Zhihong T.,
Lan L., Qinyuan Y. 2007. Anthocyanin Prevent CD40-Activated
Proinflammatory Signaling in Endothelial Cells by Regulating
Cholesterol Distribution. American Heart Association. 27:519.
Yamakoshi.J., Kataoka S., Ariga. 1999. Proanthocyanidin-rich Extract from
Grape Seeds Attenuates the Development of Aortic Atherosclerosis

26
in Cholesterol-fed Rabbits. Japan Science and Technology Agency.
43:81-89

27

Anda mungkin juga menyukai