Anda di halaman 1dari 23

Pokok Bahasan :

a. Pengertian pernikahan;
b. Motivasi menikah dalam Islam;
c. Persiapan-persiapan dalam
pernikahan;
d. Tata cara pernikahan Islami;
e. Mewujudkan keluarga yang sakinah,
mawaddah dan rahmah (samara).
Pengertian pernikahan
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “nikah”
diartikan sebagai perjanjian antara laki-laki dan
perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi)
atau “pernikahan”.
 Sedang menurut istilah, nikah berarti akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing
Motivasi menikah dalam Islam
sunnah para nabi

tanda kekuasaan Allah

menjadi kaya
URGENSI NIKAH Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum
kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
setengah agama keturunan (QS. Ar-Ra’d :38)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
Orang yang
Empat diberi
hal yangrizki
isteri-isteri dari oleh Allah
jenismu
merupakan sendiri,SWT
sunnah supaya
para seorang
kamu
rasul istri
cenderung
: Hinna', shalihah
dan merasa
berparfum, siwak
berarti
tidaktelah
ada
Jikapembujangan
mereka tenteram
dibantumiskinolehAllahkepadanya
AllahdanSWT
akan (QS.
padaAr-Ruum
menikah.
memampukan separuh :21)agamanya.
mereka dengan
(HR. At-Tirmizi)
kurnia-Nya.
Maka dia Dan Allah Maha luas lagi
tinggal menyempurnakan Maha Mengetahui.(QS.
separuh sisanya. (HR. An-
Thabarani dan Al-Hakim 2/161).Nur : 32)
ciri makhluk hidup
wajib mampu lahir batin beresiko zina

sunnah mampu lahir batin tidak beresiko zina

HUKUM NIKAH tidak mampu lahir/batin istri rela


mubah

makruh tidak mampu lahir batin istri tidak rela

haram tidak mampu lahir batin istri disakiti


Persiapan-Persiapan
Dalam Pernikahan
asasi kualitas agama

keturunan
MEMILIH ISTRI
manusiawi kecantikan

harta
ilmu

kesuburan budaya

taktis kesetaraan status

kesehatan harta

lifesyle
Persiapan-persiapan dalam pernikahan
Calon mempelai adalah orang yang akan menikah atau dinikahkan dan sebelum
acara pernikahan berlangsung tentunya calon mempelai harus sudah memiliki
kesiapan. Kesiapan calon mempelai dapat dilihat dari beberapa segi, yakni sebagai
berikut :
Persiapan Fisik
Seorang calon mempelai yang akan menikah hendaknya telah siap fisik dan tubuhnya
dengan kata lain, ia telah mencapai akil baligh dan telah siap memenuhi tugasnya
sebagai seorang istri maupun sebagai seorang suami. Sebelum melangsungkan
pernikahan sebaiknya periksa kesehatan tubuh terlebih dahulu terutama yang
menyangkut masalah reproduksi karena salah satu tujuan pernikahan adalah
nantinya pasangan akan memiliki keturunah. Oleh sebab itu, jika ada masalah pada
fisik dan organ tubuh yang berkaitan dengan hal tersebut maka sebaiknya diatasi
terlebih dahulu.
Persiapan mental
Calon mempelai semestinya sudah siap melangsungkan pernikahan dan telah menyadari bahwa ia
akan menikah dan memiliki kehidupan yang baru. Agar tidak stress atau mengalami masalah
setelah menikah maka sebaiknya mempelai mempersiapkan mentalnya agar ia mampu menerima
segala tanggung jawab sebagai seorang suami maupun seorang istri. Memaksakan diri untuk
menikah saat mental belum siap dapat menyebabkan munculnya masalah dikemudian hari.
Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang menikah muda dan belum memiliki kesiapan mental
untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Jika sebelum menikah, seseorang bebas melakukan
apa saja dan mengatur hidupnya, setelah menikah ia tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya
sendiri melainkan juga terhadap pasangannya.
Persiapan spiritual
Menikah tidak hanya suatu hal yang membutuhkan persiapan mental dan fisik saja melainkan
dibutuhan juga kesiapan spiritual. Seseorang yang menikah hendaknya meminta petunjuk kepada
Allah SWT dan mendekatkan diri pada-Nya agar pernikahan yang nantinya ia jalani adalah sesuai
dengan syariah yang diberikan bagi umat islam. Inilah mengapa seseorang yang akan menikah
juga dianjurkan untuk melakukan shalat istikharah dan rajin melaksanakan ibadah lainnya seperti
berpuasa agar ia benar-benar merasa mantap untuk menikah. (baca juga puasa sebelum menikah
menurut islam dan puasa mutih menjelang pernikahan)
Persiapan ekonomi
Pasangan yang akan menikah tentunya mesti memikirkan juga kehidupan mereka setelah menikah,
oleh sebab itu sebaiknya sebelum melaksanakan pernikahan baik pria dan wanita telah memiliki
kesiapan materiil terutama bagi pihak mempelai pria yang nantinya akan mencari nafkah bagi
keluarganya.
Dengan demikian, sebelum menikah sebaiknya seseorang telah memiliki pekerjaan yang nantinya
dapat mendukung kehidupan berumah tangga meskipun hal ini tidak menjadi suatu patojkan karena
Allah sendiri berjanji akan menggabungkan rizki dan melimpahkannya bagi mereka yang akan
menikah.
Persiapan sosial
Persiapan sosial yang dimaksud adalah segala hal yang menyangkut kedudukan seseorang di
masyarakat, dalam hal ini seseorang yang akan menikah sebaiknya memeiliki hubungan yang baik
dengan masyarakat terutama di tempat nantinya pasangan yang akan menikah itu tinggal.
Pernikahan nantinya tidak hanya menyangkut mempelai saja melainkan juga melibatkan partisipasi
masyarakat disekitarnya.
Ta’aruf Khitbah Akad Walimah
menu pernikahan

WALI : peran

menerima khitbah

mengucapkan ijab
Tidak sah nikah kecuali dengan wali
(HR Ahmad)
PERAN WALI mengizinkan nikah

mewakilkan
Siapa pun wanita yangnikah
menikah tanpa izin walinya, maka nikahnya
batil, nikahnya batil, nikahnya batil (HR. Ahmad)
hanya untuk pihak istri
menu pernikahan

WALI : syarat

laki-laki

kesamaan agama

SYARAT WALI akil - baligh

merdeka

tidak fasik
Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang di dalam bahasa Indonesia
sering diterjemahkan dengan perkawinan. Nikah atau Perkawinan dalam Al-
Qur’an dan Hadits disebut dengan Nikah( ) ‫نكاح‬dan zawaj ( ‫زواح‬
)1.Secara etimologi (harfiah) nikah memiliki banyak arti yaitu " hubungan
jenis kelamin"( " ,) ‫الوطء‬bergabung"( ") ‫الضم‬mengumpulkan"( ) ‫لجمع‬dan
juga" akad "( 2 ( . ‫العقد‬Nikah menurut istilah syariat Islam adalah akad yang
menghalalkan pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang tidak ada
hubungan mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan kewajiban
antara kedua insan3.
Tata Cara Pernikahan Dalam Islam

wali

dua saksi

RUKUN NIKAH

ijab kabul

suami - istri
WALI : urutan

2- kakek

5 - paman 1 - ayah

6 - sepupu lk pengantin 3 - saudara lk

4 - keponakan
menu pernikahan

SAKSI : syarat

hadir secara fisik

minimal dua orang

laki-laki

SYARAT SAKSI muslim

akil baligh

merdeka

tidak fasik
pernyataan wali kepada calon menantu untuk
IJAB
menikahkannya dengan puterinya

IJAB KABUL

KABUL persetujuan menantu atas pernikahan tersebut


satu majelis

saling dengar & paham

SYARAT IJAB KABUL


tidak bertentangan

kedua sudah tamyiz

bentuk lampau
Mewujudkan keluarga yang
sakinah, mawaddah dan
rahmah (samara).
Pokok-pokok pembentukan rumah tangga bahagia :
1. Adanya kesamaan agama antara calon suami istri untuk
mewujudkan kehormatan dalam lingkungan keluarga. (QS.
Al Baqarah : 221).
2. Adanya keseimbangan/keserasian antara calon suami
istri.
3. Adanya kemampuan calon suami istri (al ba'ah).
Terwujudnya suasana kehidupan yang Islami, antara lain dengan
melaksanakan:
1. Membiasakan membaca, menulis Al Qur'an dan memahami
isinya secara rutin.
2. Membudayakan Sholat berjamaah dalam berkeluarga.
3. Melaksanakan amalan ubudiyah yaumiyah (ibadah harian)
dalam keluarga, misalkan do'a-do'a, ucapan basmalah
(Bismillahhirrohmaanirrohim) setiap mulai pekerjaan dan ucapan
hamdalah (alhamdulillah) setiap selesai pekerjaan serta
mengucapkan salam.

Anda mungkin juga menyukai