Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Gendang telinga merupakan bagian telinga berbentuk selaput yang terletak diantara telinga luar dan
tengah.

Telinga sebagai bagian dari panca indra berfungsi untuk mendengar dan menjaga keseimbangan
tubuh. Kita dapat berkomunikasi, menikmati musik, mengetahui bahaya dengan mendengar arah
suara kereta api, anak kecil dapat belajar berbicara, atau pemain sirkus dapat menjaga
keseimbangan apabila telinga normal.

Gendang telinga berlubang sering menjadi penyebab kegagalan pemuda pemudi yang bercita-cita
menjadi seorang anggota TNI / Polri.

Anatomi gendang telinga

Secara garis besar telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam.
Gendang telinga terletak diantara telinga luar dan tengah, berbentuk selaput, bulat, diameter ±
0,5 – 1 cm dan menutupi lubang telinga.

Peranan gendang telinga dalam proses mendengar adalah gendang telinga akan bergetar bila
ada energi gelombang suara yang berasal dari sumber suara. Getaran gendang telinga akan
dihantakan dan dikuatkan oleh tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
Energi getaran ini diubah menjadi energi listrik di telinga dalam dan kemudian dihantarkan
ke otak melalui saraf pendengaran. Sesampai di otak sinyal tersebut akan dipersepsikan
sebagai suara yang didengar manusia.
Peranan gendang telinga dalam mencegah infeksi adalah dengan menghambat masuknya
serangga atau kuman ke telinga tengah dan dalam. Kuman dapat masuk melalui lubang pada
gendang telinga dan paling sering melalui media air.

Penyebab

Gendang telinga berlubang dapat disebabkan trauma benda tajam, trauma tekanan udara atau
trauma suara.

Barotrauma sering terjadi pada saat menyelam terlalu dalam atau terkena pukulan / tamparan pada
daerah telinga. Gendang telinga berlubang pada barotrauma ini terjadi karena terdapat perbedaan
tekanan udara yang sangat besar antara telinga tengah dan luar.

Trauma akustik terjadi apabila penderita terpapar suara yang sangat keras dan mendadak. Sumber
suara ini biasanya berasal dari suara senjata api, mortil atau ledakan bom. Energi gelombang suara
yang dihasilkan sangat besar sehingga mampu merobek gendang telinga.

Ada juga karena infeksi atau adanya kolesteatoma

Infeksi telinga paling sering menimbulkan gendang telinga berlubang adalah infeksi telinga tengah
akut (otitis media akut). Perjalanan penyakit ini biasanya akan terbentuk nanah (stadium supurasi) di
rongga telinga tengah kemudian akan memecahkan gendang telinga (stadium perforasi).
Kolesteatoma merupakan kumpulan epitel kulit yang mati (disquamasi) dan terdapat di telinga luar
atau tengah. Material ini sering mengalami pembusukan dan menghasilkan zat-zat yang dapat
merusak gendang telinga.

Komplikasi

Gendang telinga yang berlubang akan terjadi penurunan pendengaran dari derajat ringan sampai
sedang (25 - 40 dB) tetapi bila sudah disertai komplikasi dapat terjadi penurunan pendengaran
derajat berat sampai ketulian (> 70 dB).

Infeksi telinga tengah (otitis media supuratif kronik)

pus, granulasi dan kondisi gendang telinga yang masih tetap berlubang ini mengakibatkan infeksi
berlansung terus menerus dan sulit disembuhkan.

Infeksi telinga dalam terjadi karena perjalanan lebih lanjut infeksi telinga tengah yang mengenai
organ dalam (cohlea, vestibulum dan canalis semisicularis).

Mastoiditis adalah infeksi di bagian belakang telinga yang mengenai tulang-tulang mastoid.

Infeksi otak sering terjadi karena perjalanan lebih lanjut dari infeksi telinga tengah atau infeksi
mastoiditis.

Pengobatan

Gendang telinga yang baru berlubang faktor luar telinga (trauma) dan belum terjadi
komplikasi dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau secara operatif. Penutupan gendang
telinga dapat dilakukan operasi rekontruksi gendang telinga (timpanoplasti) secara langsung
baik dengan anestesi lokal atau umum.
Gendang telinga berlubang akibat faktor luar (trauma) atau dalam (otitis media akut
atau kolesteatoma) disertai komplikasi sulit dilakukan rekontruksi gendang telinga secara
langsung. Komplikasi harus diterapi terlebih dahulu baik secara obat-obatan atau operatif baru
dilakukan operasi rekontruksi gendang telinga.
Penderita yang telah dilakukan operasi rekontruksi gendang telinga dievaluasi fungsi
pendengarannya. Gendang telinga berlubang yang baru terjadi dan tidak disertai komplikasi,
fungsi pendengaran dapat kembali normal tetapi apabila sudah disertai komplikasi biasanya
tidak dapat kembali normal. Operasi rekontruksi ini dilakukan dengan tujuan utama untuk
mengatasi komplikasi atau mencegah kekambuhan.

Menghindari gendang telinga berlubang

• Hati-hati dalam membersihkan telinga


• Hindari penggunakan alat-alat tajam saat membersihkan telinga.
• Hindari tindakan kekerasan dengan menampar pada daerah telinga.
• Hindari menyelam terlalu dalam tanpa pelindung telinga.
• Gunakan pelindung telinga saat latihan menembak, meledakan bom atau
terpapar suara sangat keras lain.
• Segera berobat bila sakit infeksi saluran pernafasan atas.
Penderita yang gendang telinga sudah berlubang
• Hati-hati kemasukan air pada saat mandi.
• Hindari kegiatan berenang atau menyelam.
• Hindari membersihkan telinga dengan alat tidak steril (jari, ruput atau bulu
ayam)
• Berobat ke dokter sampai benar-benar sembuh.

Kepentingan gendang telinga pada anggota TNI / Polri

Calon TNI/Polri dengan gendang telinga berlubang dipastikan tidak akan lulus karena sangat sulit
mengikuti latihan dan pendidikan TNI /Polri.

Kegiatan berenang, menyelam dan mendengar ledakan senjata api atau bom pada saat latihan atau
bertugas bagi anggota TNI / Polri sangat beresiko memperberat kerusakan telinga yang sudah
bermasalah. Resiko yang ditimbulkan dapat mengakibatkan penurunan pendengaran, ketulian
bahkan kematian. Ketajaman pendengaran dibutuhkan juga anggota TNI / Polri untuk mengetahui
arah tembakan musuh atau mendengarkan perintah atasan di medan tugas.

Anggota TNI / Polri cendrung kurang mendengar intruksi atasan, sulit ditugaskan di medan tempur
karena keterbatasan pendengaran atau harus menghindari sungai, rawa-rawa atau laut supaya tidak
kemasukan air.

Anda mungkin juga menyukai