Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 1 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

a. Bahaya atau Hazard adalah suatu bahan/kondisi yang


berpotensi menimbulkan konsekuensi atau kerugian.
Hazard selamanya tetap Hazard, bilamana konsekuensi
baru muncul setelah adanya kontak dengan manusia, baik
manusia yang menghampiri bahaya, bahaya yang
menghampiri manusia atau keduanya saling
menghampiri.
b. Risiko (Insident)
Suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan dan/atau kerugian pada siklus operasi
tertentu atau periode waktu tertentu.
c. Kecelakaan (Accident)
Kejadian yang tidak terduga dan tidak terkendali yang
berakibat kepada kacaunya proses dari suatu kegiatan
yang telah diatur sehingga menimbulkan kerugian baik
Pengertian korban manusia maupun korban harta benda.
d. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit yang timbul sebaga effek dari kegiatan kerja bagi
para pekerja.
e. Rencana Tindakan atau Action Plan
Suatu rencana kegiatan yang SMART (Specific,
measurable, Achievable, Reasonable, and Time Able).
f. Indentifikasi Risiko
Suatu kegiatan mengidentifikasi sumber bahaya yang ada
ditempat kerja dengan mempertimbangkan kondisi dan
kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya serta
jenis kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja yang mungkin
dapat terjadi.
g. Penilaian Faktor Risiko
Proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan
jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang
menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 2 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

h. Pengendalian Faktor Risiko


Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko
yakni menghilangkan sumber bahaya, menggantikan
sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat
risikonya lebih rendah/tidak ada (rekayasa engineering),
administrasi dan alat pelindung diri.
i. Ranking Sistem Metode Hirac
Peluang Kriteria Keterangan
A Almost Suatu kejadian akan
Certain/ terjadi pada semua
Hampir pasti kondisi.
terjadi Misal : berulang kali pada
tiap tahun.
B Likely/ Suatu kejadian mungkin
Mungkin akan terjadi pada hamper
Pengertian
terjadi semua kondisi.
Misal : Terjadi sekali
dalam setahun sampai 3
tahun.
C Moderate/ Suatu kejadian akan
Sedang terjadi pada beberapa
kondisi tertentu.
Misal : Terjadi sekali
dalam 5 tahun
D Unlikely/ Suatu kejadian akan
Kecil terjadi pada beberapa
kemungkina kondisi tertentu, namun
n kecil kemungkinannya.
Misalnya : Terjadi sekali
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 3 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

dalam 10 tahun.
E Rarely/ Suatu kejadian akan
Jarang sekali terjadi pada beberapa
kondisi yang khusus/ luar
biasa/ setelah bertahun-
tahun.
Misal : Terjadi paling tidak
sekali dalam sejarah
perusahaan.

Akibat Kriteria Keterangan


1 Insicnificant/ Tidak ada cedera,
Pengertian Tidak kerugian materi sangat
signifikan kecil
2 Minor Memerlukan perawatan
P3K, on-site release
langsung dapat
ditangani, kerugian
materi sedang.
3 Moderate/ Memerlukan perawatan
Sedang medis, on-site release
langsung dapat
ditangani dengan
bantuan pihak luar,
kerugian materi cukup
besar.
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 4 dari 4
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

4 Major Cidera yang


mengakibatkan
cacat/hilang fungsi
tubuh secara total, off-
side release tanpa efek
merusak, kerugian
materi besar.
5 Catastropic/ Menyebabkan kematian,
Bencana off-side release bahan
toksit dan effeknya
merusak, kerugian
materi sangat besar.
Pengertian
E : Extreme Risk/ Risiko Ekstrim, memerlukan
penanganan segera atau penghentian kegiatan
atau keterlibatan manajemen puncak, perbaikan
Ancaman Sebab Akibat Peluang (ASAP).
H : High Risk/ Risiko Tinggi, memerlukan pihak
manajemen, penjadwalan tindakan perbaikan
secepatnya.
M : Moderate Risk/ Risiko Sedang, penanganan oleh
manjemen, penjadwalan tindakan perbaikan
secepatnya.
L : Low Risk/ Risiko Rendah, kendalikan dengan
prosedur rutin.
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 5 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

a. Meningkatkan proses pembelajaran untuk Menyusun


daftar risiko secara komprehensif dari kejadian-
kejadian yang berdampak pada setiap elemen
Tujuan
kegiatan.
b. Membuat dokumentasi yang baik sehingga dapat
digunakan untuk analisa selanjutnya
Kebijakan
a. Identifikasi Bahaya
Seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan, di-identifikasi
berdasarkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan dan
akibat dari bahaya yang mungkin terjadi sebagai berikut:
1) Tim Manajemen Risiko mencatat kegiatan, pelaksana,
peralatan, dan tempat kerja yang dinilai mengandung
resiko dan bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja (Form : F-K3RS).
2) Dari setiap kegiatan kerja disetiap lokasi kerja, di
identifikasi bahaya kerja apa saja yang bisa terjadi
Prosedur
(Form : F-K3RS).
3) Kemudian tentukan Risiko dari setiap bahaya kerja
yang ada (Form : F-K3RS).
b. Penilaian Risiko
Semua kegiatan kerja, pelaksana kerja, alat kerja dan
tempat kerja, di identifikasi dan dilakukan penilaian
terhadap risiko yang mungkin ditimbulkan sebagai
berikut:
1) Dengan mempergunakan tabel Ranking System, dapat
ditentukan peluang (A/B/C/D) dan akibat (1,2,3,4,5)
yang dapat terjadi (Form : F-K3RS-09). Sehingga dapat
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 6 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

diperolah penilaian risiko (E,H,M atau L).


c. Pengendalian Risiko
1) Pengendalian risiko dilakukan dengan memperkirakan
kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, sesuai prinsip pengendalian
risiko yaitu :
 Eliminasi (menghilangkan sumber bahaya)
 Subsitusi (mengganti dengan bahan atau proses
yang lebih aman)
 Rekayasa Teknik (melakukan perubahan
terhadap desain alat/proses/lay out)
 Administrasi (cara kerja yang aman)
 Alat pelindung diri (APD)
Prosedur 2) Tim Manajemen Risiko menyampaikan hasil
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
kepada bagian-bagian terkait agar dapat dilakukan
tindakan pengendalian yang sesuai dengan risiko yang
dapat terjadi.
3) Pengendalian risiko dilakukan dengan menetapkan
penanggung jawab dan batas waktu tindakan
pengendalian.
4) Tim Manajemen Risiko meninjau kembali tindakan
pengendalian yang dilakukan sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan oleh penanggung jawab.
5) Status pengendalian (Oke atau in-progress) ditentukan
agar dapat ditentukan review pengendalian.
6) Apabila status pengendalian in-progress telah berubah
status menjadi oke maka Tim Manajemen Risiko
PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/ 00 7 dari 7
RS MULYASARI JAKARTA

Tanggal terbit Ditetapkan/disahkan,


STANDAR PROSEDUR Pjs. Direktur
OPERASIONAL
(SPO)
14 April 2022 Dr. Chandar Svaras, Sp.B

kembali melakukan penilaian risiko sehingga tindakan


pengendalian benar-benar effektif dan nilai risiko
menjadi serendah-rendahnya.
7) Laporan Tim Manajemen Risiko disampaikan kepada
Prosedur bagian/bagian terkait dan ketua P2K3 untuk
ditentukan tindakan selanjutnya.
8) Laporan Tim Manajemen Risiko disahkan oleh Direksi.
d. Manajemen Risiko ini ditinjau ulang minimal 1 tahun sekali,
atau jika ditemukan adanya kelainan dalam penerapannya.
Seluruh unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Mulyasari
Unit Terkait
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai