SKRIPSI
Oleh:
LUMATUT DURROTIL FAHRIYAH
NIM. 17630087
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai atom pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebas (Cotton, 1989). Senyawa kompleks juga disebut senyawa koordiansi
karena ikatan yang menghubungkan berupa ikatan kovalen koordinasi antara ligan
dengan atom pusat. Ikatan koordinasi ini terjadi akibat dari donasi pasangan
elektron dari logan ke dalam orbital kosong ion pusat. Ligan atau gugus pengeliling
dapat berupa molekul netral atau ion, sedangkan atom pusat merupakan kation
Lewis. Atom pusat berperan sebagai asam Lewis karena merupakan akseptor
elektron. Adapaun ligan berperan sebagai basa Lewis karena mendonorkan elektron
dalam ikatan antara atom pusat dengan ligan (Agustin, 2017). Berdasarkan Effendy
(2013), konsep asam basa Lewis menjadi dasar teori ikatan valensi. Beberapa teori
yang dapat menjelaskan pembentukan senyawa kompleks ialah teori ikatan valensi,
teori medan kristal dan teori orbital molekul. Kegunaan senyawa koordinasi
diantaranya untuk zat warna, obat- obatan, katalis (Bharati et al., 2020), antikorosi
(Wei et al., 2020), antikanker (Faghih et al., 2017), antibakteri dan antijamur (Sahal
et al., 2015).
Tufa, et al. (2018) telah mensintesis kompleks Co(II) dan Cu(II) basa Schiff
dengan ligan basa Schiff dari vanilin-anilin. Maurya et al. (2003) juga mensintesis