Anda di halaman 1dari 9

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)
No. Dok: UKM/V/SOP/P2/2016/029
No. Revisi :0
SOP
Tanggal : 10-1-2016
Halaman : 1/3

PUSKESMAS
RAMAN UTARA MUNJIYAH,SST
NIP. 196501011985022001
Suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue melalui
1. Pengertian
perantara nyamuk aedes agepty
Mencegah kematian karena komplikasi perdarahan, syok, encefalopati, gagal
2. Tujuan
ginjal akut atau edema paru
3. Kebijakan -
4. Referensi Pengobatan DBD sesuai dengan standar pelayanan medis kesehatan
1. Stetoskop
2. Tensimeter
5. Alat dan bahan 3. Timbangan dewasa
4. Laboratorium
5. Radiologi
6. Langkah langkah DIAGNOSIS DBD Berdasarkan keriteria dan laboratorium (WHO 1977) :
a. Keriteria Klinis
1. Demam tinggi akut tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bending positif,
ptekia ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan
melena
3. Hepatomegaly
4. Syok yang ditandai nadi cepat dan lemah, serta penurunan
tekanan nadi, hipotensi, akral dingi, kulit lembab dan anak
gelisah.
b. Kriteria Laboratorium
1. Trombositopenia ( 100.000 atau kurang)
2. Hemokonsentrasi : hematocrit naik >20% menurut standar umur
dan jenis kelamin
DIAGNOSIS ditegakan berdasarkan : 2 kriteria klinis pertama +
trombositopenia + Hemokonsentrasi serta dikonfirmasi secara uji serologic
hemaglutinasi

Derajat beratnya DBD (WHO 1975) :


Derajat I : Demam dengan gejala infeksi tak khas + hanya uji bending
positif
Derajat II : Derajat 1 + perdarahan spontan di kulit/atau tempat lain
Derajat III : Terdapat tanda tanda preshock spt nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi <20 menit Hg atau hipotensi
Derajat : Terjadi Shock, nadi tak teraba dan tensi tak terukur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah purifier : Hb, Lekosit, HCT, PLT dan hitung jenis
2. Uji serologic pada fase akut dan rekovalesens
3. Radiologic : foto dada, USG dada dan abdomen

TERAPI
a. TDBD (Suspek)
Bila PLT > 100.000/cc, rawat jalan : minum banyak 1.5-2.1
- Paracetamol
- Control Hb, HCT, PLT tiap hari sampai demam turun
- Pesan orang tua untuk segera bawa ke RS bila ada perdarahan
spontan, tanda- tanda Hipotensi Hb, HCT naik tapi Trombosit
turun
b. DBD Derajat I dan II :
- Pasang infus nRI atau asering tetesan 6-7cc/Kg/hari
- Periksa Hb, HCT, PLT tiap 6-12 jam
- Ukur diuresis tiap hari
- Monitor tanda syok perdarahan
- Bila ada perbaiakan klinis dan laboratorium tetesan dikurungai
3-5cc/Kg/Jam dalam 2 hari
- Bila tidak ada perbaikan lanjut seperti di bawah ini

c. DBD Derajat III dan IV


- Pasang infus RI, atau asering 20cc/Kg (bolus dalam 30 menit)
- Bila syok teratasi lanjutkan 20cc/Kg/jam. Kemudian lanjutkan
10cc/Kg/jam
- Tanda-tanda vital-HCT dan PLT tiap 6 jam :
a. Bila tidak ada perbaikan tetasan dikurangi 5-3cc/Kg/ jam.
Stop infus pada 24-48 jam bila tanda vital –HCT stabil dan
deurosis cukup
b. Bila tidak ada perbaikan : (gelisah, sesak, frekuensi nadi naik,
HCT tetap tinggi/naik, deurosis kurang atau tidak ada,
2/3
c. tambahkan koloid/plasma 10-20cc/Kg/jam selama 2 hari

7. Bagan Alir -

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
1. Instalasi rawat jalan
9. Unit Terkait 2. Instalasi rawat darurat

10. Dokumen Terkait


No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

11. Rekaman historis


perubahan

3/3
KERANGKA ACUAN

PELAKSANAAN FOGING FOKUS DBD

I. Pendahuluan
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Raman Utara yang erat kaitannya dengan peningkatan curah
hujan, kepadatan penduduk, dan mobilitas penduduk, sejalan degnan semakin
lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya birus Denge dan nyamuk
penularnya (Aides Aigepty) diberbagai lokasi di Raman Utara

II. Latar Belakang


Penyakit demam berdarah (DBD) seolah menjadi momok yang menghantui
masyarakat setiap datangnya musim hujan. Karena bisa dipastikan setiap datangnya
musim hujan, banyak masyarakat yang terjangkit penyakit DBD. Hal tersebut
memerlukan perhatian serius dalam pencegahan dan penanggulangannya.
Beberapa langkah yang diperlukan dalam upaya penanggulangan DBD yaitu,
Pnatalaksanaan Kasus penderita DBD, Penyuluhan Masyarakat, Pemantauan jentik
Berkala, Pemberantasan Sarang Nyamuk. Larvasida dan foging Fokus DBD
Kegiatan foging fokus ini bertujuan memutus mata rantai penularan dengan
membunuh nyamuk dewasa yang sudah mengandung virus dengue dengan radius ±
200 meter dari rumah penderita. Tetapi kgiatan foging ini bukan merupakan solusi
utama untuk pencegahan DBD selain itu foging tersebut harus dilakuakn oleh tenaga
khusus dan trampil karena obat (insektisida) yang digunakan mempunayi efek
samping berbahaya bagi lingkungan dan orang yang melaksanakannya serta
terjadinya resistensi terhadap nyamuk itu sendiri.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari dilaksanakannya foging fokus DBD adalah untuk memutuskan
rantai penyaluran nyamuk dewasa yang diidentifikasi membawa virus dengue di
sekitar rumah penderita DBD
2. Tujuan khusus
a. Dilaksanakannya kegiatan foging fokus di lingkungan pasien penderita DBD
dengan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan RT/RW setempat
b. Menghimbau masyarakat agar melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk melalui kegiatan 3M PLUS dan larvasida, untuk membunuh jentik
nyamuk
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Melakukan kegiatan Foging Fokus DBD di radius ±100 meter rumah tinggal
penderita DBD setelah melalui tahapan penyelidikan epidemiologi sebelumnya

V. Cara melaksanakan kegiatan


1. Petugas P2 Puskesmas Raman Utara menerima laporan kasus DBD dari warga
masyarakat, atau dari surveilans dinas kesehatan
2. Dilakukan penyelidikan epidemiologi DBD di lokasi penderita
3. Setelah mendapatkan PE (+) maka dilakukan koordinasi dengan RT/RW setempat
bahwa ada kasus DBD dengan hasil PE+ dan akan dilaksanakan foging fokus di
radius ±200 meter dari rumah pasien
4. jika hasil PE (-) maka dilakukan penyuluhan kepada keluarga pasien dan
masyarakat sekitar untuk dilakukan bersih-bersih lingkungan (PSN dengan 3M
plus) dan larvasida

VI. Sasaran
lingkungan di radius ±200 meter dari rumah penderita DBD dengan hasil PE (+)

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


INSIDENTIL (sesuai dengan kejadian)

VIII. Rencana Pembiayaan


Sumber dana dibebankan pada dana APBD Program P2 DBD Kesehatan Lampung
Timur
IX. Evaluasi Pelaksanaan
1. Pelaksana kegiatan adalah pelaksana upaya
2. Pelaporan dibuat setelah kegiatan selesai dilaksanakan dan laporan ditunjukan
kepada kepala puskesmas
X. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis dan harus diserahkan dalam kurun
waktu 1 bulan setelah kegiatan selesai
FOGING FOKUS DBD

No. Dok: UKM/V/SOP/P2/I/2016/030


No. Revisi :0
SOP
Tanggal : 10-1-2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
RAMAN UTARA MUNJIYAH,SST
NIP. 196501011985022001
Kegiatan foging fokus adalah upaya penanggulangan penyakit dengan
1. Pengertian melakukan pengasapan menggunakan insektisida di sekitar rumah penderita
DBD dengan hasil penyakit epidemiologi (+) radius ±200m2
a. Sebagai langkah pemutusan mata rantai penularan nyamuk dewasa
2. Tujuan aedes aegepty yang diindikasi membawa virus dengue
b. Sebagai acuan petugas dalam pelaksanaan FF DBD
3. Kebijakan -
4. Referensi Pedoman penanggulangan DBD kementerian kesehatan RI tahun 2013
- Mesin penyemprot
- Obat fogging
5. Alat dan bahan
- Masker
- Sepatu bot
6. Langkah 1. penanggung jawab upaya melapor ke kepala puskesmas tentang
langkah
rencana akan dilaksanakan foging fokus DBD setelah ada hasil PE
DBD (+)
2. penanggung jawab upaya berkoordinasi dengan dinas kesehatan
tentang rencana dan jadwal pelaksanaan foging fokus DBD (1x24
jam setelah hasil PE (+)
3. Penanggung jawab upaya berkoordinasi dengan Ketua RT/RW
terdekat dengan rumah penderita DBD bahwa akan dilakukan
foging fokus di sekitar wilayah setempat
4. Penanggung jawab upaya menentukan waktu pelaksanaan FF, pagi
hari/sore hari (waktu efektif untuk pelaksanaan FF DBD)
5. Penanggung jawab upaya menghubungi petugas penyemprot serta
menyiapkan alat dan bahan untuk keprluan pelaksanaan FF DBD
6. Penanggung jawab upaya menyampaikan kepada informasi
masyarakat tentang segala sesuatu yang harus dipersiapkan selama
akan dilaksanakan FF DBD, diantaranya rumah penderita dan
tetangga radius ±200m harus dilakukan pengasapan, pintu rumah
dibuka, makanan dan minuman harus disimpan/ditutup rapat dan
penghuni harus berada di luar rumah selama dan setelah proses
foging, sampai udara di dalam rumah kembali segar baru
diperbolehkan untuk beraktifitas kembali.
7. Penanggung jawab upaya memerintahkan kepada petugas
penyemprot untuk melalui pengasapan, mulai dari rumah ke rumah
sampai selesai
8. Setelah selesai kembali lapor ke RT/RW setempat sekaligus
memberikan informasi behwa kegiatan FF DBD ini harus dibarengi
peran aktif warga masyarakat untuk melakuakn 3 M plus dan
larvasidasi untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk aedes
aegepty
9. Penanggung jawab upaya menyampaikan hasil pelaksanaan FF
DBD kepada Kepala puskesmas
10. Kepala puskesmas memberikan Ke Dinas Kesehatan
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal yang perlu
-
diperhatikan
1. Lintas _sector terkait (kelurahan/kecamatan)
9. Unit Terkait
2. Lintas upaya terkait
10. Dokumen Terkait
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

11. Rekaman historis


perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai