Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5

“Jantung Berdebar”

DisusunOleh :

Ketua : Roito Corry Aurora (20000047)


Sekretaris : Tracy Angelique P. Naibaho (20000048)
Anggota :
Angeline Sorthaliharny Tania Purba (20000042)
Ade Maria Sibarani (20000043)
Deviani Jaya Ester Marbun (20000044)
Lasrina Simarmata (20000045)
Raymond Davin Samuel Manik (20000046)
Irma Yohanna Manalu (20000049)
Laura Fernadia Purba (20000050)
Dwi Asmara (20000051)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini. Laporan ini disusun berdasarkan pemicu
“RadangSendi”. Dalam Kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada tutor dan
semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan tutorial ini.
Kami menyadari laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan laporan
tutorial ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan,12 Mei 2021


Hormat kami,

Kelompok 5
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL

I. JUDUL BLOK
Cardiovascular System
II. JUDUL TUTORIAL
Jantung berdebar
III. TUTOR
dr. Kangga

IV. TUTORIAL 1
 Hari/Tanggal : Senin, 07 Juni 2021
 Pukul : 08.00 −¿ 10.00 WIB

V. TUTORIAL 2
 Hari/Tanggal : Kamis, 10 Juni 2021
 Pukul : 08.00 −¿ 10.00 WIB
BAB I
PENDAHULUAN
PEMICU:
• Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang berobat ke Unit Gawat darurat dengan
keluhan jantung berdebar. Pasien juga mengeluhkan berkeringat dingin dan telapak kedua
tangan basah.
MORE INFO
Onset Location Duration Characteristics Aggravating factors: sejak 2 bulan yang lalu, dan
memberat dalam 2 minggu ini : bervariasi: denyut jantung terasa lebih cepat dari biasanya:
jantung berdebar timbul dan bertambah berat ketika melakukan aktifitas sehari-hari, seperti
berjalan dan menaiki tangga.: jantung berdebar tidak berkurang ketika berhenti beraktifitas dan
beristirahatRelieving factors Riwayat penyakit terdahulu:
• Hipertensi (+),
• Diabetes Mellitus (+)
• Riwayat pemakaian obat: (-) hanya berobat alternatif
• Riwayat merokok (-), BB = 85 kg TB = 150 cmSens: CM TD: 160/90 mmHg Pulse: 120
x/i, irregular, t/v cukup RR: 22 x/i,T: afebris
Pemeriksaan fisik:
Kepala: dbn Leher: TVJ R+4 cm H2O Thorax: Inspeksi: simetris fusiformis; Palpasi: Ictus
Cordis: ICS 6, 1 cm lateral MCL;Auskultasi: BJ irregular, Suara Pernafasan: vesikular, Suara
Tambahan: (-) Abdomen: Inspeksi: simetris; Palpasi: soepel (+), Hepar/Lien/Renal tidak
teraba,Perkusi: shifting dullness (-); Auskultasi: peristaltik (+) normal Ekstremitas: edema
pretibial bilateral (-) pitting edema (-)
Foto thorax: CTR 55%,Darah rutin: dalam batas normal LFT: dbn RFT: dbnPertanyaan: Apakah
yang dialami oleh bapak tersebut?
I. UNFAMILIAR TERMS

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1.Apakah keluhan yang dialami pasien saat berobat ke UGD?
2.Apa saja faktor resiko yang mengakibatkan pasien tersebut mengalami jantung
berdebar?
3.Apakah berat badan pasien mempengaruhi keluhannya?
4.Apakah hipertensi dan diabetes melitus berhubungan dengan jantung berdebar?
5.Apakah yang memperberat keluhan si pasien?
6.Apa yang menyebabkan jantung berdebar pada pasien?
7.Apakah pemeriksaan fisik yang diberikan pada pasien?

III. BRAINSTROM
1). Dia mengalami keringat dingin dan kedua telapak tangan basah. Keluhan
utamanya jantung berdebar.
2).Faktor resiko Seperti diabetes melitus dan hipertensi
3). Mempengauhi karna lemak misalnya low density lipoprotein dapat menumpuk di
pembuluh darah pasien sehingga menyebabkan plak.
4). Berhubungan dimana hipertensi dapat meningkatkan beban kerja jantung tekanan
darah yang tinggi secara terus menerus menyebabkan kerusakan pembuluh darah
arteri sedangkan diabetes melitus meningkatnya kadar gula didalam darah yang
menimbulkan beberapa komplikasi.
5). Jantung bertambah berat jika melakukan aktivitas sehari hari seperti berjalan dan
menaikin tangga.
6). seperti: gaya hidup,faktor psikologis,gangguan irama jantung(aritmia),penyakit
jantung,penyakit atau kondisi tertentu dan disebabkan diabetes melitus dan hipertensi.
7). pemeriksaan kepalanya dalam batas normal,vena jugularis masih normal,inspeksi
pada rongga dada masih simetris visi formis, pada palpasi dapat ditemukan ics 6,
pada auskultasi bunyi jantungnya ireguler,suara nafasnya vesikuler,abdomen
normal,pada ekstremitas normal.

IV. ANALISIS MASALAH


Pasien bisa mengalami aritmia sinus takikardi karna sudah terjadi 2 bulan terakhir dan
sudah memperburuk 2 minggu terakhir dengan dengan denyut jantung 120/menit
(takikardi)

V. MIND MAP

tanda dan etiologi


gejala
patofisiologi
Fisiologi

faktor resiko
diagnosis Aritmia dan pencegahan
banding

komplikasi pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan
penunjang

indikasi rujuk penanganan awal


pasien dan tata laksanana
VI. LEARNING ISSUE
1.Fisiologi sistem kardiovaskular yang berhubungan dengan pembentukan potensial
aksi di jantung
2.Tanda dan gejala aritmia
3.Etiologi aritmia
4.Patofisologi dari aritmia
5.Faktor resiko dan pencegahan aritmia
6.Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang aritmia
7. penanganan awal dan Tata laksana aritmia
8 .indikasi rujuk pasien
9.Komplikasi aritmia
10.Diagnosis banding aritmia
BAB II
Pembahasan

1.Fisiologi Sistem Kardiovaskular yang Berhubungan dengan Pembentukan Potensial Aksi


di Jantung
Aktifitas Listrik pada Otot Jantung
Kontraksi sel otot jantung dipicu oleh potensial aksi pada membran sel otot jantung.
Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya
sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas (oto artinya “sendiri”. Terdapat dua jenis khusus
sel otot jantung:
- Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah.Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuksendiri potensial aksinya.
- Sel otoritmik, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak
berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan
kontarksi sel-sel jantung kontraktil.
Nodus sinoatrium adalah pemacu normal jantung. Artinya, seluruh aktivitas listrik yang
normal selalu dimulai dari nodus SA.
Nodus SA

Nodus AV

Berkas HIS

Serat purkinje

Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial sebagai pacemaker yang berguna
untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus SA ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat,
seperti impuls dari saraf simpatis akan menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis akan
memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh darah juga dapat
mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA,
impulnya akan menyebar melalui kedua atrium sehingga menyebabkan kedua atrium
berkontraksi secara berkesinambungan. Pada saat yang sama impuls tersebut mendepolarisasi
nodus atrioventrikular yang berada dibawah atrium kanan.
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung
sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang menjadi cabang kanan (right
bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun berkas His mendistribusikan energi listrik ini
sampai melewati permukaan medial ventrikel, kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas
purkinje (serat otot konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel
miokardium ventrikel.

Dengan siklus yang berulang tersebut, sel otoritmikmemicu potensial aksi yang kemudian
menyebar keseluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanparangsangan saraf apapun. Sel-
sel jantung non-kontraktil khusus yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat
berikut:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecilkhusus di dinding atrium kanan
dekatpintu masukvena cava superior.
2. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkaskecil sel-sel otot jantung khusus
yang terdapatpada dasar atrium kanan dekat septum, tepatdiatas pertemuan atrium
dan ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jarassel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV danmasuk ke septum antar ventrikel. Disini berkastersebut terbagi
menjadi cabang berkas kanan dankiri yang turun menyusuri septum,
melengkungmengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalanbalik kearah atrium
di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yangmenjulur ke seluruh miokardium
ventrikel sepertiranting kecil dari suatu cabang pohon.
Aktivitas pemacu sel otoritmik jantung

Pada awal, membran secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang
akibat inaktivasi saluran K+. Pada saat yang sama ketika sedikit K+ keluar sel, Na+ akan
berdifusi masuk menyebabkan bagian dalam membran secara bertahap mengalami depolarisasi
menuju potensial ambang.
Setelah potensial ambang tercapai dan saluran Ca2+ secara cepat menimbulkan fase naik
dari potensial aksi.
Fase turun disebabkan oleh efluks cepat K+ akibat pengaktifan saluran K+
Potensial aksi pada sel kontraktil jantung

 Fase 0: Kanal Na+ menjadi aktif sehingga ion Na+ dengan cepat masuk kedalam sel
sehingga potensial membran menjadi positif (depolarisasi)
 Fase 1: Pada puncak potensial aksi, kanal K+ terbuka sehingga menyebabkan ion K+
keluar menyebabkan repolarisasi yang kecil
 Fase 2: Pembukaan kanal Ca2+ menyebabkan Ca2+ secara perlahan masuk. Influks
berkelanjutan Ca2+ yang bermuatan positif ini memperlama kepastian di bagian dalam
sel dan berperan dalam pembentukan bagian plateu potensial aksi. Potensial membran
dipertahankan dekat ke tingkat positif puncak ini selama beberapa ratus milidetik,
menghasilkan fase plateu.
 Fase 3: Fase turun potensial aksi yang cepat ditimbulkan inaktivasi kanal Ca2+ dan aliran
keluar K+ menuju kembali ke potensial membran istirahat. Penurunan permeabilitas
terhadap Ca2+ ini mengurangi perpindahan Ca2+ ke dalam sel yang berjalan lambat,
sementara peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ secara simutan mendorong
difusi keluar K+ secara cepat/
 Fase 4: Potensial membran istirahat (-90mv)

2. Tanda dan gejala aritmia

Aritmia adalah variasi – variasi di luar irama normal jantung berupa kelainan pada kecepatan,
keteraturan, tempat asal impuls atau urutan aktivasi, dengan ada atau tidaknya adanya penyakit
jantung struktutal yang mendasari.
Tanda dan gejala aritmia jantungatau gangguan irama jantungtidak selalu mudah dikenali.Dari
kondisi tersebut makadibutuhkan suatu metode atau algoritma serta alat yang dapat
dipergunakan sebagai pendeteksi dini aritmiajantung.Sehingga, pengguna dapat mendeteksi
gejala-gejala seranganjantung yang terjadi pada dirinya secara dini dan mandiri.Terdapat
beberapa penilitian yang sudah dilakukan terkait deteksi aritmia jantung. Deteksi dapat dilakukan
dengan menggunakan ECG yang dihubungkan dengan instrumentasi amplifier dan ditampilkan
di komputer melalui software labview. Namun, dalam penelitian tersebut tingkat
sensitifitas yang didapatkan masih 35% dan membutuhkan perangkat instrumentasi yang
mempunyai toleransi error yang kecil. Prediksi atau deteksi dini aritmia jantung juga sudah
pernah dilakukan dengan menggunakan Algoritma Neural Network berdasarkan Heart Rate
Time SeriesPenelitian tersebut menggunakan Heart Rate variability (HRV) yangdidapat dari
ECG dan bukan menggunakan sensor Pulse Rateserta penggunaan Evolutionary
Algorithmuntuk deteksi ECG aritmia.

3. EtiologiAritmia
Aritmia dapat terjadi karena hal-hal yang mempengaruhi kelompok sel-sel yang mempunyai
automatisitas dan systempenghantarannya:
 Persarafanautonom dan obat-obat
 Lingkungan sekitar : beratnya iskemia, pH dan berbagai elektrolit dalam serum,
obat-obatan
 Kelainan jantung à fibrotis dan sikatriks, metabolit-metabolit dan jaringan-
jaringan abnormal/degeneratif dalam jantung (amilodosis, kalsifikasi, dll)
 Rangsangan dari luar jantung seperti pace maker
Berbagai etiologi ini dapat saling memberatkan, artinya bila telah ada hipertrofi ototjantung
misalnya, kemudian timbul pula iskemia dan gangguan balans elektrolit makaaritmia akan lebih
mudah timbul, sedangkan mengontrolnyapun lebih sulit pula. Karena itu sebaiknya sudah ada
data struktur jantung pasien waktu ia dirawat,sehingga sudah dapat diantisipasi atau bahkan
sudah dapat mulai diberikan pencegahan timbulnya aritmia.
4. Patofisiologi Aritmia
Didalam jantung terdapat sel-sel yang
mempunyaisifatautomatisasiartinyadapatdengansendirinyasecarateraturmelepaskanrangsang.Imp
uls yang di hasilkandarisel-
seliniakandigunakanuntukmenstimulusototjantunguntukmelakukankontraksi.
Selseltersebutadalah SA node, AV nod, Bundle his, danserabut Purkinje.Secaranormal,
impulsakan di hasilkanoleh SA node, yang kemudianditeruskanke AV node,bundle his,
danterakhirkeserabutpurkinje. Terjadinyaaritmiadapatdisebabkanolehberbagaifaktor.Faktor yang
pertamaialahmenurunnyafungsi SA node, sehingga AV nodemenghasilkanimpulssendiri,
impulsiniakanditeruskansepertibiasanyasampaikeserabutpurkinje.
Padaserabutpurkinjeakanditerima 2 impuls yang yangberasaldari SA node dan AV node
sehinggamenyebabkanmekanisme reentry. Keduaimpuls yang dihasilkanoleh SA node,
akanterhambatolehpercabangan SA node (Sinus arrest) sehinggaimpulstidaksampaike AV node,
maka AV node
secaraotomatisakanmenghasilkanimpulssendirisehinggatimbuljugairamajantungtambahan.
Penghambatanimpulstidakhanyadapatterjadipadapercabangan SA node, tetapidapatterjadipada
Bundle his juga.1
A. AritmiaNodus Sinus
1. Stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan TIK, olahragawanberat, orang
kesakitan orang yang mendapatpengobatan, padakeadaanhipoendokrin,
anoreksia,nervosa, hipotermia, setelahkerusakanbedah SA –
stimulasisarafparasimpatis – perlambatandenyutjantung (40-6-x / menit) – sinus
bradikardi.
2. Demam, kehilangandarahakut, anemia, syok, latihan, nyeri,
keadaanhipermetabolisme, kecemasan,
simpatometikaataupengobatanparasimpatik – stimulasiparafsimpatis –
percepatandenyutjantung (100-180 x/menit) sinus takikardi.

B. Aritmia Atrium
1. Iritabilitasotot atrium karenakafein, alcohol, nikotin, miokardium atrium yang
teregang, stress/kecemasan, hypokalemia, cedera, infark, keadaanhipermetabolik,
- peningkkatanotomatisasi – melepaskanimpulssebelumnodus SA
melepaskanimpuls – kontraksi premature atrium – berkurangnyadenyutnadi
(perbedaanantarafrekuensidenyutnadidanapeks) bisaterjadi –
pasienmengatakanberdebar debar.
2. Emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatansimpatometik, alcohol –
peningkatanfrekuensijantung (150-250x/menit) – penurunanpengisianarteri
coroner – angina pectoris – penurunancurahjantung – gagaljantung.
3. Titik focus di atrium yang menghasilkanimpulsdanterdapatpenyekatterapipada
AV- mencegahpenghantaran – peningkatanfrekuensi atrium (250-400x/menit) –
fibrilasiventrikel – flutter atrium
4. Berhubungadenganpenyakitjantungaterosklerotik, penyakitkatupjantung,
penyakitjantungkongenital – kontraksiotot atrium yang tidakterorganisasi (350-
600x/menit) danpeningkatanrespon ventricular – mengurangiwaktupengisian
volume sekuncup – denyutdefisit (perbedaanjumlahantaradenyutnadidanapeks).

C. AritmiaVentrikel
1. Toksisitas digitalis, hipoksia, demam, latihan, peningkatansirkulasikatekolamin –
peningkatanotomatisselototventrikel – kontraksiprematurventrikel
2. Berhubungandenganpenyakitarteri coroner – peningkataniritabilitasmiokard –
irama ventricular dipercepatolehtakikardiventrikel (150-200x/menit)
3. Vibrilasiventrikeladalahdenyutanventrikel yang cepatdantidakefektif.
Padadisritmiainidenyutjantungtidakterdengardantidakteraba, dantidakadarespirasi.
Polanyasangatireguler. Karenatidakadakoordinasiaktivitasjantung,
makadapatterjadihentijantungdankematian.

D. Abnormalitashantaran
1. Penyakit AV derajatsatu, biasanyaberhubungandenganpenyakitjantung organic
ataumungkinobat digitalis. Hal
inibiasanyaterlihatpadapasieninfarkmiokarddinding inferior jantung.
2. Penyakit AV derajatdua, disebabkanolehpenyakitjantung organic, IMA
atauintoksikasi digitalis.
3. Penyekat AV derajattiga (penyakitjantunglengkap)
jugaberhubugandenganpenyakitjantungorganik, frekuensijantungberkurang
drastic, mengakibatkanpenurunanperfusike organ vital sepertiotak, jantung, ginjal,
parudankulit.
4. Asistoleventrikel, tidakadadenyutjantung, denyutnadidan pernafasan.2

5. FaktorResiko dan PencegahanAritmia


FaktorResikoAritmia
1. Usia
Usiamerupakan salah satufaktorterkuatpenyebabaritmia. Aritmiaterjadi pada
beberapakondisiyaituusia di atas 50 tahun
2. Hipoksia
Jantungyang kekuranganoksigenadalahjantung yangtidaknormal.
Kelainanparusepertipenyakitparukronikberatatau emboli paruakut yang
menyebabkanjantungkekuranganoksigenmerupakanfaktorutamaaritmiajantung.
3. Iskemia dan tritabititas
Infarkmiokardmerupakankeadaan yang umumnyamenyebabkanaritmia. Angina juga
merupakanpenyebabutama, bahkantanpaperluadanyakematianselmiokardiumakibatinfark.
Miokarditis, yaituperadanganototjantung yang seringdisebabkan oleh infeksi virus berulang,
dapatmemicuaritmia.
4. StimulasiSimpatis
Tonus simpatis yang meningkatkarenahipertiroidisme, gagaljantungkongestif,bahkangugup
danolahragadapatmenyebabkanterjadinyaaritmia.
5. Obat-obatan
Obat yang memicuterjadinyaaritmiaseperti quinidine, fluoxetine (antidepresan),
antiaritmiagolongan III seperti sotalol, dofetilide, ibutilide, dan azimilide, sertakokain,
amfetamin, dan ekstasi.
6. Ketidakseimbanganelektrolit
Gangguanmetabolisme kalium memilikipengaruh paling
besarterhadaptimbulnyaaritmiadibandingkangangguanelektrolitlainnya.
Keadaanhipokalemimemilikisifataritmogenikatasdasarmekanismepemanjanganrepolarisasiventri
kel, perlambatankonduksi, dan aktivitaspacujantung (pacemaker) yang abnormal.
7. Bradikardia
Frekuensijantung yang sangatlambatbisamenyebabkanterjadinyaaritmia. SindromBraditakikardi
juga termasukkehaltersebut
8. Stretch (pelebaran)
Pembesaran dan hipertrofidariatrium dan ventrikelmerupakan factor terjadinyaaritmia.
Keadaaninidapatmenyebabkangagaljantungkongenital dan
penyakitkatupsehinggamenjadiaritmia.
9. Tekanandarahtinggi
Tekanandarah yang tinggiakanmeningkatkantahananterhadappemompaandarahdariventrikelkiri.
Hal iniakanmengakibatkankerjajantungmenjadilebihberat
10. Diabetes
Diabetes dapatmeningkatkanresikoterjadinyahipertensi dan penyakitpembuluhdarah coroner
11. Konsumsialkohol
Konsumsialkoholakutmaupunkroniksecaraberlebihandapatmenyebabkanaritmia,
terutamajenistakiaritmiasupraventrikuler. Mekanismearitmogenikalkoholmasihbelumdiketahui.
Didugabahwakerusakanototjantungsubklinisakibatkonsumsialkoholkronisdapatmenimbulkanham
batankonduksijantung.
12. Obesitas
Pada orang yang obesitas, struktur dan
fungsijantungberubahsebagaiakibatdaripeningkatanvolume plasma total dan volume
darahmenyebabkanhipertrofiventrikelkiri, atrium kiri, hipertrofiventrikelkanan, dan
resistensiperifermenurun
PencegahanAritmia
Menurunkanrisikoterjadinyaaritmiadapatdilakukandenganmenerapkan dan
menjagapolahidupsehat, seperti :
 Mengonsumsimakanan yang sehatuntukjantung, sertamembatasiasupan garam, lemak, dan
kolesterol.
 Menghentikankebiasaanmerokok.
 Membatasikonsumsialkohol dan kafein.
 Menjagaberat badan yang normal.
 Mengendalikantekanandarah dan kadarkolesteroldalamdarah.
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjng aritmia

Pemeriksaan Fisik

Tanda yang ditemukan dapat bervariasi tergantung jenis aritmia. Beberapa pemeriksaan yang
perlu dilakukan yaitu:
 Frekuensi denyut jantung
 Ritme denyut jantung : reguler atau ireguler
 Tekanan darah
 JVP
 Inspeksi, palpasi, serta auskultasi jantung untuk mencari tanda kelainan struktural
 Pulsasi nadi 
Pemeriksaan penunjang
Selain menanyakan riwayat perjalanan penyakit pengidap dan melakukan pemeriksaan fisik guna
melihat tanda-tanda aritmia, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang
sebagai berikut.

1. Ekokardiogram, untuk mengevaluasi fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi


penyebab aritmia dengan bantuan gelombang suara (ultrasonik).

2. Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan


menempelkan elektroda pada permukaan kulit di dada.

3. Uji latih beban jantung, untuk melihat seberapa jauh tingkat keteraturan irama jantung
sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi.

4. Monitor Holter, untuk merekam aktivitas jantung selama pengidap melakukan rutinitas


tiap hari.

5. Studi elektrofisiologi, untuk mengetahui lokasi aritmia dan penyebabnya, dengan


menggunakan teknik pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung.

6. Kateterisasi jantung, untuk mengetahui kondisi bagian jantung, seperti bilik, koroner,


katup, serta pembuluh darah, dilakukan dengan bantuan zat pewarna khusus dan X-ray.

Dokter juga dapat menjalankan pemeriksaan lain, guna melihat kemungkinan adanya penyakit
yang mendasari aritmia, yaitu:

 Pengukuran kadar elektrolit


 Pengukuran kadar gula darah

7. Penanganan Awal dan TatalaksanaAritmia


-Antiaritmia

Obat-Obat Anti Aritmia

Obat didefinisikan
substansi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi,membebaskan,
atau mencegah penyakit .

Alprenolol: Alpresol, Aptine. Zat tidak selektif ini bersifat ISA dan lokal- anastetik, juga lipofil
kuat. Dengan mudah alprenololmilintasi rintangan darah-otak. Resorpsinya dari usus baik, tetapi
BA-nya ringan 85%, t1/2-nya 3 jam. Ekskresinya berlangsung lewat kemih sebagai metabolit
aktif .

Oxprenolol(Trasicor) adalah derivat dengan khasiat dan sifat mirip alprenolol.


PropranololInderal, Inderatic. Beta blocker pertama ini (1964) memiliki efek lokal- anestetik
kuat, tetapi tidak kardioselektif dan tak memiliki ISA. Meskipun banyak sekali derivat lain telah
dipasarkan dengan sifat farmakologi lebih baik, namun propranolol masih merupakan beta-
blocker penting. Resorpsinya dari usus baik, tetapi FPE besar, hingga hanya 30% mencapai
sirkulasi besar. Sebagian besar zat ini diubah dalam hati menjadi derivat-t1/2-nya 3-6 jam.
Bersifat sangat lipofil, sihingga distribusinya di jaringan dan otak baik dengan sering kali
menimbulkan efek sentral .

-Implantablecardioverter defibrilator (ICD)/(DKI)

Defibrilator kardioverter implan (DKI) adalah sebuah alat yang dapat ditempatkan di dada pasien
untuk mengatasi kegawatan yang terjadi akibat gangguan irama jantung yang berbahaya,
terutama yang dapat menyebabkan kematian mendadak. DKI digunakan hanya untuk mencegah
kematian jantung mendadak akibat takikardiaventrikular (TV) atau fibrilasi ventrikel (FV) pada
pasien risiko tinggi yang berhasil selamat dari satu kali atau lebih tindakan resusitasi. Hal ini
dikenal sebagai Pencegahan Sekunder .

-Pacemaker

Pacemaker/alatpacujantungmerupakan salah satu modalitas perawatan aritmia jantung . Sistim


awalnya berupa alat pacu jantung asinkron dengan sebuah kabel-pacu, yang memacu jantung
pada kecepatan tetap. Seiring berkembangnya jaman, maka teknologi alat pacu jantung makin
berkembang dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu pasien.
Kabel-pacu bisa bersifat unipolar, c. bipolar atau multipolar. Kabel-pacu
umumnya diletakkan di appendageatrium kanan, ventrikel kanan (RV), atau pada tipe alat 2
ruang, pada keduanya. Pada kabel-pacu bipolar, kedua anoda dan katoda berada pada kabel-pacu
yang sama, sedangkan pada model unipolar, generator pulsasi bertindak sebagai anoda, dan
kabel-pacu sebagai katoda. Model bipolar lebih banyak digunakan karena lebih tahan terhadap
gangguan elektromagnetik/ interference(EMI).

-Radiofrequencyablation(AblasiRadiofrekuensi)

Radiofrequency merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 3Hz


sampai 300GHz. Alat ini bekerja menggunakan arus frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh

generator yang berjalan dari elektroda melewati jaringan tubuh menuju groundpad. Terjadinya
gelombang elektromagnetik pada ujung elektroda akan menyebab- kan pergesekan antar
molekul, sehingga friksi yang terbentuk antar molekul ini akan menghasilkan energi
panas.Peningkatan suhu yang dihasikan akan merusak jaringan lokal yang terletak di sekitar
ujung elektroda.

Penanganan Awal dan Indikasi Pasien Merujuk

1. Pemberian Obat-Obatan
Salah satu jenis obat yang biasanya diberikan dokter untuk pengidap aritmia adalah obat
penghambat beta. Obat tersebut bermanfaat untuk menjaga denyut jantung tetap normal. Selain
obat penghambat beta, obat-obatan lain yang juga sering digunakan untuk mengatasi aritmia,
antara lain aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan dabigatran yang dapat mencegah terjadinya
penggumpalan darah dan stroke.
2. Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter, terutama bila Anda memiliki
penyakit hipertensi, gangguan tiroid, diabetes, penyakit jantung, atau pernah menjalani operasi
jantung. Segera ke dokter bila sering mengalami nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar,
terutama jika keluhan tersebut muncul secara tiba-tiba. Bila seseorang jatuh pingsan setelah
sebelumnya mengeluhkan gejala-gejala di atas, segera bawa ke IGD di rumah sakit terdekat.
8. IndikasiMerujukPasienAritmia
MenurutSunuBudhiRaharjadkk (2017), pasienaritmiadirujukkedokterspesialis apabila:1
1. Memerlukanterapidefenitifsepertikateterablasi.
2. Pasien yang masihsimtomatikwalaupundalamterapirumatan.
3. Pasiendengantakikardia QRS lebar.
4. Pasiendengantakikardia QRS sempit yang resistenatauintoleransiterhadapobat.
5. Pasien yang mengkehendakiuntukbebasminumobat.
6. Pasiendengansimtom yang beratsaatpalpitasi, misalnyasinkopataudispnea.
7. Diagnosaaritmia yang tidakbisaditegakkandenganfasilitas Kesehatan yang ada.
8. Pasiendengangambaran EKG preeksitasi dan simtomatik.

9. komplikasi

• Henti Jantung
Komplikasi henti jantung terjadi saat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba,
kemudian menyebabkan gangguan pernapasan serta kehilangan kesadaran akibat
gangguan irama jantung. Henti jantung bisa dikategorikan sebagai kondisi darurat.
Apabila tidak ditangani segera, dapat menyebabkan kematian mendadak.
• Kontraksi Atrial Prematur
Kondisi ini merupakan denyut ekstra awal yang dimulai pada ruas atas jantung, disebut
pula sebagai atrium. Biasanya, kontraksi ini tidak berbahaya dan bisa jadi tidak
membutuhkan pengobatan.
• Supraventrikular
Detak jantung yang cepat biasanya dengan irama yang teratur, mulai dari atas ruang
bawah jantung, atau ventrikel. Supraventrikular tiba-tiba terjadi dan tiba-tiba juga
berakhir.
• Takikardia Ventrikel (V-Tach)
Irama jantung yang cepat mulai dari ruang jantung yang lebih rendah. Karena jantung
berdetak terlalu cepat, maka jantung tidak terisi darah dengan volume mencukupi. Hal ini
dapat menjadi gangguan jantung yang serius apalagi pada orang yang memiliki penyakit
jantung. Kondisi tersebut mungkin berkaitan dengan gejala lainnya.
• Bradiaritmia
Kondisi ini ditandai dengan irama detak jantung yang lambat, mungkin karena adanya
gangguan pada sistem listrik pada jantung.
• Kontraksi Ventrikel Prematur (PVC)
Gangguan ini salah satu komplikasi yang sering terjadi. Umumnya kontraksi akan
melewatkan detak jantung yang kamu kadang-kadang merasakannya. Hal ini bisa
berhubungan dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin. Namun terkadang, PVC
bisa juga terjadi karena penyakit jantung atau ketidakseimbangan elektrolit.

10.Diagnosis banding jantungberdebar


a) Yang adahubungannyadengangangguanjantung
 Gagaljantung
Gagaljantungadalahkumpulangejala yang
kompleksdimanaseorangpasienharusmemilikitampilanberupa:
Gejalagagaljantung (nafaspendek yang
tipikalsaatistrahatatausaatmelakukanaktifitasdisertai / tidakkelelahan);
tandaretensicairan (kongestiparuatauedemapergelangan kaki);
adanyabuktiobjektifdarigangguanstrukturataufungsijantungsaatistrahat.

 Seranganjantung
 Seranganjantungmerupakanperistiwaterhambatnyaalirandarah pada
arterikoroner yang menyebabkanototjantung
 kekuranganoksigensehinggaterjadikerusakanirreversibelmiokard,
reaksitidakpercaya, penolakan, marah, dan
 takutakankematian. Seranganjantung pada pasiendapatberdampak pada aspek
sik dan psikologispasientersbut dan
 keluarganya.
 Seranganjantungmerupakanperistiwaterhambatnyaalirandarah pada
arterikoroner yang menyebabkanototjantung
 kekuranganoksigensehinggaterjadikerusakanirreversibelmiokard,
reaksitidakpercaya, penolakan, marah, dan
 takutakankematian. Seranganjantung pada pasiendapatberdampak pada aspek
sik dan psikologispasientersbut dan
 keluarganya.
Seranganjantungmerupakanperistiwaterhambatnyaalirandarah pada
arterikoroner yang
menyebabkanototjantungkekuranganoksigensehinggaterjadikerusakanirrevers
ibelmiokard, reaksitidakpercaya, penolakan, marah, dan takutakankematian.
Seranganjantung pada pasiendapatberdampak pada aspekfisik dan
psikologispasientersbut dan keluarganya.

 Penyakitjantung coroner
Penyakitjantungkoroneradalahsuatukeadaandimanaterjadipenyempitan,
penyumbatan, ataukelainanpembuluhdarahkoroner.
penyempitanataupenyumbataninidapatmenghentikanalirandarahkeototjantung
yang seringditandaidengan rasa nyeri.
Kondisilebihparahkemampuanjantungmemompadarahakanhilang,
sehinggasistemkontroliramajantungakanterganggu dan
selanjutnyabisamenyebabkankematian (Soeharto, 2001).
Seranganjantungterjadiapabilapembuluhdarahkoronertiba-
tibamenyempitparahatautersumbat total. Sebagian penderita PJK mengeluh
rasa tidaknyaman di ulu hati, sesaknafas, dan mengeluh rasa
lemasbahkanpingsan (Yahya, 2010).

 Masalah pada katup dan ototjantung


Pada penyakitkatupjantung, satuataulebihkatup pada
jantungtidakdapatberfungsidenganbaik. Jantungmemilikiempatkatup
yang memastikanbahwadarahmengalirkearah yang benar. Namun,
terkadangkatupjantungmengalamikelainanyaituketikakatuptidakmemb
ukaataumenutupdenganbaik. Hal
inidapatmenyebabkangangguanalirandarahdarijantungkebagiantubuhla
innya. Beberapatanda dan
gejaladaripenyakitkatupjantungdapatmencakup:

 Bunyi jantungtambahan (murmur jantung) pada


saatdoktermelakukanpemeriksaanfisikjantungmenggunakanstetoskop
 Rasa lelah
 Sesak napas, terutamasaatberaktivitasatausaatberbaring
 Bengkak pada pergelangan kaki dan kaki
 Pusingkepala
 Hilangkesadaran
 Denyutjantung yang tidakteratur

 Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium (FA) merupakanaritmia yang paling
seringditemuidalampraktiksehari-hari. Fibrilasi atrium
menyebabkanpeningkatanmortalitas dan morbiditas, termasuk stroke,
gagaljantungsertapenurunankualitashidup. Pasiendengan FA memilikirisiko
stroke 5 kali lebihtinggi dan risikogagaljantung 3 kali
lebihtinggidibandingpasientanpa FA. Fibrilasi atrium
dapatmenyebabkangagaljantungmelaluimekanismepeningkatantekanan
atrium, peningkatanbeban volume jantung, disfungsikatup dan stimulasi
neurohormonal yang kronis.

 Aritmia
Aritmiamengacu pada
perubahandarimekanismepenjalaranimpulslistrikjantung yang
menyebabkangangguaniramadenyutjantung.
2 bentukmendasardariaritmiaadalah :
Takikardi ,jikadenyutjantung>100x/menit
Bradikardi, jikadenyutjantung<60x/menit

Beberapaaritmiaberlangsungsecarasingkatsehinggadenyutjantungkeseluruhant
idakterlaluterpengaruhi. Namunjikaaritmiaberlangsungcukup lama
dapatmengakibatkandenyutjantungmenjaditerlalulambatataupunterlalucepatse
hinggakemampuanjantunguntukmemompadarahmenjadikurangefektif

b) Yang tidakadahubungannyadengangangguanjantung
 Psikosomatik (gangguancemas)
Gangguanpsikosomatikadalahkeluhanfisik yang timbulataudipengaruhi
oleh pikiranatauemosi, bukannya oleh alasanfisik yang jelas,
sepertilukaatauinfeksi.
Berikutiniadalahbeberapagejala yang mungkinmuncul pada orang yang
mengalamigangguanpsikosomatik:
- Sakit perutataunyeri ulu hati
- Sakit punggung
- Sakit kepala
- MudahLelah
- Nyeri otot
- Sesak napas atauasma
- Nyeri dada
- Jantungberdebarkencang
- Telapaktanganberkeringat

 Serangan Panik
Adalah munculnya rasa takut, cemas, gugup, ataugelisahsecaraberlebihan dan
tiba-tiba. Berbedadenganreaksiemosional pada umumnya,
gejalaseranganpanikbisadirasakansangatparahhinggamembuat orang yang
merasakannyamenjaditidakberdaya dan sering kali inginpingsan.
Ketika sedangberada di situasi yang dianggapberbahaya,
tubuhmanusiaakanmenghasilkan hormone
adrenalin.Hormoninibisamenimbulkanberbagaiefek,
yaitumeningkatkankewaspadaan dan ketajamanpancaindra, menambahenergi,
sertamembuatdetakjantung dan napas menjadilebihcepat.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
pasien tersebut mengalami Aritmia tachykardia dan ini juga ditandai dengan denyut nadi 120
x/menit, tekanan darah 160/90. hal ini juga dikarenakan adanya hipertensi,diabetes melitus,
bahkan faktor psikologis dan gaya hidup pasien tersebut. sinus takikardi pada ekg lead II
gelombang PQRST ada
Daftar Pustaka
1. Sukanta, Hakim AE. Deteksi dini aritmia jantung melalui denyut nadi menggunakan algortma
grammatical evolution. 2018;
2. Rani, dkk. Panduan PelayananMedik. PB PAPDI. FKUI. Jakarta: 2008.
3. F KGe.No Title No Title No Title. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 1967;7–34.
4. Samad A. No Title No Title. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
5. Thaler M. Arrhythmias. In: Gaertner R, Oberle K, editor. The only ekg book you’ll ever need.
9 ed. New York: Wolters Kluwer; 2019. hal. 108–12.
6. RI PK. Bagaimana pencegahan Fibrilasi Atrium [Internet]. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2018. Tersedia pada: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-
penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/bagaimana-pencegahan-fibrilasi-atrium
7. Mozos I. Arrhythmia risk and obesity. open access J. 2014;10.
1–3

8. http://repository.lppm.unila.ac.id/12907/1/2086-2805-1-PB.pdf
9. http://www.inaheart.org/upload/image/Guideline_Aleka_2014.pdf
10. http://www.neurona.web.id/paper/1085.pdf
11. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Malang : Mitra Cendekia.
12. Raharjo SB, Yuniadi Y, Muzakkir, Yansen I, Munawar DA, Hermanto DY. Pedoman
Tatalaksana Takiaritmia Supraventrikular(TaSuV). Indones J Cardiol. 2017;38(2):109–50.
13. Luqman R vincha, Zanariah Z. KOMPLIKASI PADA JANTUNG DAN ABNORMALITAS
EKG PASCA STROKE. Artik PENYEGAR. 2019;7(2):140–6.
14. Irawati L. Aktifitas Listrik pada Otot Jantung. J Kesehat Andalas. 2015;4(2):596–9.
15. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Yesdelita N, editor. Jakarta:
EGC; 2012. 327–340 p.
16. http://www.inaheart.org/upload/image/Buku_PPK_CP_05Apr16.pdf

Anda mungkin juga menyukai