Kelompok :2
4. Sariti
7. Uswatun Hasanah
8. Windayani
9. Yanti Susanti
Tn. A datangke IGD RumahSakit UMC diantar oleh Istrinya dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri. Keluhan dirasakan sejak 1 jam yang lalu. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan nyerinya muncul secara mendadak seperti ditusuk-tusuk dan menjalar ke area
bahu dan lengan. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa pasien terlihat pucat dan
berkeringat dingin, hasil EKG didapat kan gambaran ST elevasi pada lead II, III, aVF. Dokter
memberikan terapi trombolisis (rTPA) karena masih dalam tahap “golden time”.
3. Hasil Lead II, III, Avf itu menunjukan apa? Dan Avf itu dibagian apa? (Ade susanti)
Jawab :
Sopiyah Nurwati : Lead II, II, III, aVT adalah untuk menujukan bagian, bagianya
terletak di inferior jantung. Serta untuk melakukan lokasi infark berdasarkan letak
perubahan gambaran dari EKG.
Dewi Endang : Avf itu bisa dibagian kaki dan lengan
Novia Indriani Nur Fatimah : biasanya Avf itu dibagian kaki dan lengan
Devi Maryana : Golden time : penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan
terutama pada fase golden time / Waktu emas (serangan < 12 jam) karena pada fase ini
kondisi otot jantung masih reversibel (masih dapat dikembalikan fungsinya), sehingga
dapat survive kembali.
5. Apa hasil EKG yang didapatkan gambaran ST elevasi? (Indah Tati)
Jawab : Sariti
6. Selain EKG itu bisa dilakukan pemeriksaan apa? (Dewi Endang Sukati)
Jawab :
Yanti Susanti : terapi trombolisis
Novi Indriani Nurfatimah : bisa juga melakukan pemeriksaan lab
4. Apa itu pemeriksaan penunjang dari syndrome koroner akut ? (Uswatun Hasanah)
Jawab : Anisah Desma Fitriah
EKG : EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis Gambaran diagnosis
dari EKG
adalah :
a. Depresi segmen ST > 0,05 mV
b. Inversi gelombang T, ditandai dengan > 0,2 mV inversi gelombang T yang simetris
di sandapan prekordial Perubahan EKG lainnya termasuk bundle branch block
(BBB) dan aritmia jantung, terutama Sustained VT. Serial EKG harus dibuat jika
ditemukan adanya perubahan segmen ST. Namun EKG yang normal pun tidak
menyingkirkan diagnosis APTS/NSTEMI.
c. pemeriksaan tes darah : Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah
sehingga protein-protein tertentu keluar masuk aliran darah. Meliputi
CPK/Kreatinin Pospokinase , LDH, iso enzim, Troponin T & I protein.
d. Coronary angiography : merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar X pada
jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk menemukan
letak sumbatan pada arteri koroner.
8. Penatalaksanaan pra RS dan pertolongan pertama pada kasus SKA itu apa? (Indah
tati)
Jawab : Dewi Endang Sukati
Pemberian O2
Obat Penghilang nyeri
Basic life support pada pasien sadar (posisi nyaman)
Untuk pasien yang tidak sadar bisa dibaringkan ketempat yang datar dan aman
Hubungi layanan gawat darurat
RJP.
9. Apa saja terapi non farmakologi pada kasus tersebut? (Sariti)
Jawab : Yanti Susanti
a) Thermoterapy : pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk mengurangi nyeri.
Bisa dengan menggunakan kantung panas, selama 15-20 mnit diletakan dibagian
depan dada.
b) terapi akupresur: untuk mengurangi nyeri. Dengan memberikan tekanan fisik pd
beberapa titik permukaan tubuh yg merupakan tempat sirkulasi energi
c) Terapi relaksasi imajinasi terbimbing : untuk mengalihkan perhatian pd rasa nyeri
dilakukan selama 10-15 menit
d) Terapi relaksasi nafas dalam
13. Diagnose apa saja yang mungkin muncul dari kasus tersebut? (Novi)
Jawab : Ade susanti
1. Nyeri akut b.d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner. 601 stikes
muhammadiyah gombong.
2. Penurunan curah jantung b.d kontraktilitas jantung
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O 2 miokard dan
kebutuhan (penyempitan pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah
menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga aliran darah pada pembuluh
darah koroner yang fungsinya member oksigen ke jantung menjadi berkurang dan
menyebabkan otot jantung menjadi lemah). 3611 Ilmu penyakit dalam fakultas
kedokteran unsrat tentang gamba faktor penderita SKA.
4. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
5. Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit.
15. Intervensi yang tepat untuk diagnosa pada kasus tersebut seperti apa? (Sopiyah
Nurwati)
Jawab : Zumrotuz Zakiyah
1. Nyeri akut :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
frekuensi, durasi, kualitas dan faktor presipitasi.
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mnegetahui pengalaman nyeri
pasien.
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
- Ajarkan teknik non farmakologi.
- Berikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Deficit penegetahuan :
-
3. Intoleransiaktivitas :
- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program
terapi yang tepat.
- Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologidansosial.
- Bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yg disukai
- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
- Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
4. Penurunancurahjantung :
- Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
- Catat adanya disritmia jantung
- Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
- Monitor status kardiovaskuler
- Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung, berikan terapi
oksigen
- Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
- Monitor balance cairan
- Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan anti aritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien.
- Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu.
16. Peran perawat saat penatalaksanaan sebagai apa?(Zumrotuz zakiyah)
Jawab : Dewi Nurmalasari
- Peran perawat sebagai asuhan keperawatan : Jadi perawatnya tuh harus bisa
memberikan asuhan keperawatan dengan baik sehingga tujuan asuhan
keperawatannya tercapai.
- Peran sebagai advokat pasien : jadi perawat itu harus bisa membantu pasien dan
keluarga dalam mengimplementasikan berbagai informasi dari pemberian
pelayanannya dan harus memberikan informasi tentang keadaannya.
- Peran sebagai educator : memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga
- Peran kolaborasi : perawat harus bisa kolaborasi antara dokter dengan perawat
ataupun perawat dengan apoteker.
REFERENSI :
- Irmalita, Dafsah A Juzar, Andrianto. 2015. Judul Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner
Akut. di terbitkan oleh Centra Communications
http://www.inaheart.org/upload/image/
Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf
- Nur Ariska, Cindy Annisa, Fakhurdin. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Nstemi
Dengan Pemebuhan Kebutuhan Aman Dan Nyaman : Nyeri. Program Studi Ilmu
Kesehatan. Universitas Kusuma Husada. Surakarta.
- Stemi-Acs-dr-Sungkar.pdf