Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM

“ DOKUMENTASI KEPERAWATAN “

Pengkajian Pada Sistem Kesadaran Kualitatif dan Rangsangan Maningeal

Dosen Pengampu : H. Khairir Rizani, S.ST., M.Kes

KELOMPOK 1

Annisa Azzahra P07120121007

Dessy Kumalasari P07120121014

Julia Salsabila P07120121023

Muhammad Nabil Indra Nugraha P07120121031

Naca Dealitha P07120121039

Nor Khalisyah P07120121049

Olifia Rizky Putri Dheamanda P07120121056

Seri Hartati P07120121064

Shely Wiranda Pratami P07120121066

Yossi Hariani P07120121076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIII – KEPERAWATAN

BANJARBARU 2022
Praktikum 6 Pengkajian Pada Sistem Kesadaran Kualitatif dan Rangsangan Maningeal

Judul : Pengkajian Pada Sistem Kesadaran Kualitatif dan Rangsangan Maningeal

Hari / Tanggal : Kamis, 25 Agustus 2022

Jam : 13.00-15.30

A. Pengkajian Kesadaran Kualitatif

Pengertian Kesadaran Kualitatif


a. Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon
pasien terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat
menjawab pertanyaan penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis
adalah 15-14.
b. Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan
terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
c. Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan
kekacauan motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur,
merasa gelisah, mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-ronta.
Nilai GCS adalah 11-10.
d. Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa
dibangunkan dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut
berhenti, maka pasien akan langsung tertidur kembali. Nilai GCS untuk
somnolen adalah 9-7.
e. Sopor adalah Kantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan
rangsang yang kuat , namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih
dapat mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan spontan.
Dengan rangsang nyeri pasien tidak dapat dibangunkan sempurna. Reaksi
terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak dapat diperoleh jawaban
verbal dari pasien. Gerak motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.
f. Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana
pasien tidak dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan
tidak dapat dibangunkan sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata maka
masih akan terlihat refleks kornea dan pupil yang baik. Pada kondisi ini
respons terhadap rangsangan nyeri tidak cukup terlihat atau hanya sedikit.
Nilai GCS untuk semi-koma adalah 4.
g. Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam. Dalam
kondisi ini tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul juga
respons terhadap rangsangan nyeri. Nilai GCS untuk koma adalah 3.
B. Pengkajian Rangsang Meningeal

a. Kaku Kuduk

Pasien dalam posisi terlentang. Posisikan satu tangan pemeriksa di bawah kepala
pasien dan tangan lain di atas dada. Lakukan fleksi pada leher pasien ke arah dada
secara pasif. Apabila terdapat tahanan sehingga dagu tidak menempel pada dada,
maka kaku kuduk dinyatakan positif.

Pemeriksaan kaku kuduk dapat memberikan hasil positif pada kasus


selain meningitis, seperti pada tetanus, tumor korda spinalis, peningkatan tekanan
intrakranial, bahkan stroke. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas yang rendah
tetapi spesifisitasnya tinggi.

b. Tanda Brudzinski I

Pasien dalam posisi terlentang. Posisikan satu tangan pemeriksa di bawah kepala
pasien dan tangan lain di atas dada. Kemudian, fleksikan kepala pasien ke arah
dada secara pasif. Apabila kedua tungkai bawah fleksi pada sendi panggul dan
sendi lutut saat kepala difleksikan, maka tanda Brudzinski I dinyatakan positif.

c. Tanda Brudzinski II

Pasien dalam posisi terlentang. Tungkai kiri dalam keadaan lurus. Kemudian,
fleksikan tungkai kanan secara pasif pada sendi panggul. Apabila diikuti oleh
fleksi tungkai kiri, tanda Brudzinski II dinyatakan positif.

d. Tanda Kernig

Pasien dalam posisi terlentang. Fleksikan tungkai bawah pada sendi panggul
hingga 90 derajat (tegak lurus). Kemudian, ekstensikan tungkai bawah pada sendi
lutut. Dalam keadaan normal, sendi lutut dapat diekstensikan hingga sebesar 135˚.
Apabila saat ekstensi sendi lutut terdapat hambatan dan menyebabkan nyeri, tanda
Kernig dinyatakan positif.

C. Hasil Peemeriksaan
Identitas Pasien

Nama : Nn. S
Umur : 19 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. K
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Mahasiswi
Alamat : Kapuas
Suku bangsa : Banjar
Agama : Islam
No. Register : 18.05.24.025

Hasil Pemeriksaan Nn. S

Tingkat Kesadaran Kualitatif : Compos mentis

Pemeriksaan Meningeal

a. Kaku Kuduk : Normal


b. Tanda Brudzinski I : Normal
c. Tanda Brudzinski II : Normal
d. Tanda Kering : Normal

Anda mungkin juga menyukai