Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PENGETAHUAN TENTANG ASAM URAT PADA KELUARGA TN. S


DI DUKUH GUBUG DESA JABUNG PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

Dosen Pengampu : Kunaryanti, S. Kep, Ns.M.K.M

Disusun Oleh :
Ari Priandana (20002)

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI


SRAGEN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Demikian proposal ini kami buat untuk di pergunakan seperlunya semoga


Allah SWT selalu memberkati setiap apa yang kita kerjakan. Atas perhatian dan
bantuan segenap pihak kami ucapkan terima kasih.

Jumat, 18 Agustus 2022

Hormat Saya

Ari Priandana

Pembimbing Direktur Akper YAPPI Sragen

Kunaryanti, S. Kep, Ns.M.K.M Suyadi, SMIP, SKM, MKes


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat
mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan nyeri di
daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang teramat
sangat bagi penderitanya. Penyebab penumpukan kristal di daerah
tersebut diakibatkan tingginya kadar asam urat dalam darah. Bahan
pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat
dalam darah. Adapun nilai rujukan untuk laki-laki : 3,5-7,2 mg/dL
dan untuk perempuan : 2,6-6 (Sustrani, 2009).
Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang
digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang
mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh
terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007).
Penduduk Lanjut Usia (lansia) merupakan bagian dari anggota
keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya
sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Kenaikan jumlah lansia
yang kini sekitar 16 juta orang akan mencapai 25,5 juta pada tahun 2020
atau 11,37 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan usia harapan hidup
penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk
wanita. Menurut WHO (1999) harapan hidup penduduk Indonesia rata-
rata 59,7 tahun menempati peringkat ke-103 dunia, hal ini berarti
jumlah lansia di Indonesia akan berada pada peringkat empat dunia
dibawah Cina, India dan Amerika Serikat (Ismayadi, 2006)
Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan
menurunnya berbagai kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler
maupun pada tingkat organ yang dapat mengakibatkan terjadinya
degenerasi sejalan dengan proses menua. Proses menua ini dapat
berpengaruh pada perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh
terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan
tanggapannya pada kehidupan sehari-hari. Setiap individu mengalami
perubahan-perubahan tersebut secara berbeda, ada yang laju
penurunannya cepat dan dramatis, serta ada juga yang perubahannya
lebih tidak bermakna. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena
proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ,
kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit seperti
peningkatan kadar asam urat (hiperurisemia) (Sustrani, 2009).
Hiperurisemia bisa timbul akibat produksi asam urat yang berlebihan
dan pembuangan asam urat yang berkurang.
Faktor yang menyebabkan hiperurisemia adalah produksi asam
urat di dalam tubuh meningkat terjadi karena tubuh memproduksi asam
urat berlebihan penyebabnya antara lain adanya gangguan metabolisme
purin bawaan (penyakit keturunan), berlebihan mengkonsumsi makanan
berkadar purin tinggi, dan adanya penyakit kanker atau pengobatan
(kemoterapi) serta pembuangan asam urat sangat berkurang keadaan ini
timbul akibat dari minum obat (anti TBC, obat duretik/HCT, dan
salisilat), dalam keadaan kelaparan (Soekamto, 2012).
Kadar asam urat tubuh ditentukan oleh keseimbangan produksi dan
ekskresi. Produksi asam urat tergantung dari diet, serta proses internal
tubuh berupa biosintesis, degradasi, dan pembentukan cadangan
(salvage) asam urat. Seseorang dengan indeks masa tubuh (IMT)
berlebih (overweight) berisiko tinggi mengalami hiperurisemi meskipun
seseorang dengan indeks masa tubuh (IMT) kurang dan indeks masa
tubuh (IMT) normal juga dapat berisiko mengalami hiperurisemia. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan asam urat di dalam
tubuh seseorang. Pada tubuh seseorang sebenarnya sudah mempunyai
asam urat dalam kadar normal, apabila produksi 4 asam urat di dalam
tubuh seseorang itu meningkat dan ekskresi asam urat melalui ginjal
dalam bentuk urin menurun dapat berakibat terjadinya hiperurisemia.
Asam urat yang terakumulasi dalam jumlah besar di dalam darah akan
memicu pembentukan kristal berbentuk jarum. Kristal-kristal biasanya
terkonsentrasi pada sendi, terutama sendi perifer (jempol kaki atau
tangan). Sendi-sendi tersebut akan menjadi bengkak, kaku, kemerahan,
terasa panas, dan nyeri sekali (Darmawan, 2008).
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan Pendidikan
Kesehatan mengenai asam urat yang akan dilakukan kepada salahsatu
keluarga di Desa Jabung, Dukuh Soko, Rt. 015 mengenai asam urat.
2. Dasar Pemikiran
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2018 bab 1 pasal 1 ayat 2 ysng berbunyi “Promosi Kesehatan adalah
proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta
menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang
optimal”
3. Tujuan Kegiatan
Tujuan umum pendidikan kesehatan adalah memberikan
pengetahuan kepada salahsatu keluarga dukuh Gubug, Jabung, Plupuh,
Sragen tentang asam urat
Tujuan khususnya adalah meningkatnya pengetahuan keluarga tentang :
a) Definisi asam urat
b) Penyebab asam urat
c) Tanda gejala asam urat
d) Pencegahan asam urat
4. Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi pelaksana kegiatan adalah untuk melatih kemampuan
mahasiswa dalam hal promosi kesehatan, menjalin kemitraan, dan
menambah pengalaman serta pengetahuan bagi mahasiswa yang
melakukan promosi Kesehatan. Manfaat bagi keluarga dari kegiatan ini
adalah keluarga tersebut paham akan pengertian asam urat, penyebab
terjadinya asam urat, tanda gejala asam urat serta pencegahan asam urat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan
(mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda. (Notoadmojo, 2012)
b. Tahap Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa kedalaman seseorang
dapat menghadapi, mendalami, memperdalam perhatian seperti
sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep
baru dan kemampuan dalam belajar di kelas. Untuk mengukur tingkat
pengetahuan seseorang secara rinci yang dicakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkat menurut Notoadmojo (2014), yaitu:
1) Tahu (know), diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (comprehention), memahami suatu objek bukan sekedar
tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi
orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (aplication), diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis), adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
5) Sintesis (syntesis), menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
B. Asam Urat
1. Pengertian Asam urat
Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan produk
akhir dari metabolismeatau pemecahan purin(bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponenasam nukleat yang terdapat
pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada makanan dari sel hidup, yaitu makanan dari tanaman
(sayur,buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan (daging, jeroan, ikan
sarden).Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat (Dhalimarta S, 2008).
2. Penyebab Asam Urat
Penyebab asam urat adalah metabolisme tubuh yang tidak sempurna.
Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal mengeluarkan asam
urat melalui air seni.
a. Faktor dari luar adalah makanan yang tinggi purin contohnya kacang-
kacangan, emping, melinjo, daging (Jeroan), ikan, coklat, minuman
yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.
b. Faktor dari dalam dikarenakan terjadinya proses penyimpanan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana
usia lebih dari 40 tahun atau manula lebih beresiko besar terkena
asam urat (Nabyluro’y, 2011).
3. Tanda Gejala Asam Urat
Menurut Dianati (2015), tanda dan asam urat adalah sebagai
berikut:
a. Akut Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan
berlangsung cepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada
kalanya serangannyeri di sertai kelelahan, sakit kepala dan demam.
b. Interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana
terjadi periode interkritikal asimtomatik. Secara klinik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda radang akut.
c. Kronis Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat)
dalamjaringan yaitu di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
4. Pemeriksaan Asam Urat
Pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode stik dapat
dilakukan menggunakan alat Nesco Multicheck. Prinsip pemeriksaan
adalah blood uric acid strips menggunakan katalis yang digabung dengan
teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam urat. Strip
pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah
diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisator asam urat memicu
oksidasi asam urat dalam darah tersebut. Intensitas dari elektron yang
terbentuk diukur oleh sensor Nesco Multicheck dan sebanding dengan
konsentrasi asam urat dalam darah. Nilai rujukan dengan menggunakan
metode stik untuk laki-laki : 3,5-7,2 mg/dL dan untuk perempuan : 2,6-6,0
mg/dL.
Pemeriksaan kadar asam urat metode strik ini mempunyai
kelebihan menggunakan sampel darah dalam jumlah yang sedikit karena
darah yang dipakai adalah darah kapiler yang diambil dari ujung jari
pasien, selain itu metode stik juga membutuhkan waktu pemeriksaan yang
relatif cepat.
5. Pencegahan Penyakit Asam Urat
Menurut Vitahealth, (2005) selain pengobatan, penyakit asam urat
dapat dicegah dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah kalori yang berasal dari makanan harus sesuai dengan kebutuhan
tubuh berdasarkan anindeks masa dengan aktivitas fisik.
b. Mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana “zat gula”.
c. Menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi,
seperti: jeroan “hati, limpa, babat, usus, paru otak, jantung, sari laut
“udang, kerang, remis, kepiting” makanan kaleng “ikan sarden, comet
beef”, ekstrak daging “kaldu”, unggas ” bebek, angsa, burung dara,
ayam”, buah-buahan “durian, alpokat, nanas, air kelapa, melinjo dan
emping melinjo”.
d. Menghindari alkohol “bir, wiski, anggur, tape, brem, tuak dan minuman
hasil fermentasi”.
e. Membatasi konsumsi protein hingga 15% dari total kalori.
f. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh “santan, daging
berlemak, mentega dan makanan menggunakan minyak” hanya 15%
dari total kalori.
g. Cukup kebutuhan air minum
3. Kerangka Pemecah Masalah

Pendidikan Pengetahuan Asam


Kesehatan Urat

Kesehatan Keluarga
Tn. S
BAB III
METODOLOGI
1. Tema Kegiatan
Pendidikan Kesehatan tentang asam urat
2. Sasaran Kegiatan
Keluarga Tn. S Gubug, Rt. 013, Jabung, Plupuh, Sragen
3. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan mengenai asam urat
4. Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada :
b. Hari/Tanggal       : 
c. Waktu                 : - Selesai
d. Tempat                : Rumah Tn. S Gubug, Rt. 013, Jabung, Plupuh,
Sragen
5. Susunan Acara
Terlampir
6. Susunan Kepanitiaan
Terlampir
7. Rencana Anggaran
Terlampir
8. Rencana Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan “Pendidikan Kesehatan Tentang Pengetahuan Asam
Urat pada Keluarga Tn. S di Dukuh Gubug Desa Jabung Plupuh
Kabupaten Sragen” dilaksanakan setelah program selesai dilaksanakan.
Hal ini diperlukan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan adalah :
a. Evaluasi Input yang meliputi jumlah pelaksana yang diperlukan,
perlengkapan yang diperlukan, jumlah anggaran dana, publikasi
kegiatan, dan rencana kegiatan.
b. Evaluasi Proses yang meliputi kelancaran acara (ketepatan waktu
dan ketepatan pembagian tugas), jumlah peserta yang hadir dan
antusiasme peserta.
c. Evaluasi Output, dilakukan setelah kegiatan selesai yang meliputi
pemahaman peserta tentang pentingnya kesehatan keluarga Tn. S
mengenai asam urat
PENUTUP

Demikianlah proposal ini disusun, penulis yakin bahwa terlaksananya


semua agenda acara penyuluhan kesehatan tentang asam urat, sepenuhnya
menuntut partisipasi dan kerjasama semua pihak, atas dasar itulah penulis
mengajak semua pihak untuk dapat terlibat secara langsung maupun tidak
langsung dalam upaya kesehatan keluarga demi menambah pengetahuan keluarga
tentang kesehatan mengenai penyakit asam urat Atas perhatian dan kerja
samanya, penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Krisnastuti, 2007. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
Jakarta: Rineka Cipta. http://eprints.ums.ac.id/. Yang diakses pada tanggal 12
Agustus 2022
Ismayadi, 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat
pada Pekerja Kantor di Desa Karang Turi, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten
Brebes. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Sustrati, 2009. Lanjut usia. Jakarta: EGC Bridges SL. 2001. Gout epidemiology,
pathology and pathogenesis. In: Klippel jh. Primer on the rheumatic diseases.
Atlanta: Arthritis Foundation. Carter MA. 2002.Buku Ajar Patofisiologi.edisi
6. Jakarta : EGC. Choi HK, Karen A, Elizabeth WK, Gary C.
Dhalimartas, 2008. Obesity, weight change, hypertension, diuretic use and risk of
gout in men. Inggris. Archives of Internal Medicine.
Nabiluros, 2011. Panduan Lengkap Mencegah & Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta: Araska.
Lampiran I
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kesehatan tentang asam urat


Sasaran : Keluarga Tn. S Gubug, Rt. 013, Jabung, Plupuh, Sragen
Hari/Tanggal       : 
Waktu                 : - Selesai
Tempat                : Rumah Tn. S Gubug, Rt. 013, Jabung, Plupuh, Sragen

Tujuan Umum :
Tujuan umum pendidikan kesehatan adalah memberikan pengetahuan kepada
salahsatu keluarga dukuh Gubug, Jabung, Plupuh, Sragen tentang asam urat
Tujuan Khusus :
Setelah 45 menit mampu mengetahui tentang :
1. Definisi asam urat
2. Penyebab asam urat
3. Tanda gejala asam urat
4. Pencegahan asam urat
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
Media
1. Leafflet
2. Buku
3. Pulpen
Materi
1. Definisi asam urat
2. Penyebab asam urat
3. Tanda gejala asam urat
4. Pencegahan asam urat
Strategi Pelaksanaan
NO Tahap Kegiatan
.
1. Praintaraksi (10 menit ) -Menyampaikan salam
-Memperkenalkan diri
-Menyampaikan maksud dan
tujuan
-Menggali pengetahuan keluarga
tentang assam urat
2. Intraksi (30 menit) -Melakukan penyuluhan tentang
asam urat
-Diskusi dengan remaja
-Melakukan penyuluhan tentang
kesehatan asam urat
-Diskusi dengan remaja dengan
metode tanya jawab tentang
bahan yang telah di sampaikan
3. Terminasi (5 menit) - Memberi pertanyaan kepada
keluarga Tn. S
-Menanyakan pada keluarga Tn.
S apabila ada hal yang tidak di
mengerti
-Salam penutup
Lampiran II
Susunan Kepanitiaan
Pembimbing : Kunaryanti, S. Kep, Ns.M.K.M

Penanggung Jawab : Suyadi, SMIP, SKM, MKes

Panitia:
Didalam SAP ini penulis lah yang menjadi panitia individu dalam kegiatan ini,
yakni penulis pribadi “Ari Priandana”

Anggaran Dana
A. Rencana Pemasukan
1. Iuran Panitia Rp. 50.000,00

B. Rencana Pengeluaran
1. Kesekretarisan
a. Print dan jilid Rp. 15.000.000
b. Pulpen Rp. 1000
c. Buku Rp. 4000.000

2. Penyuluhan Kit
a. Leaflet Rp. 5000

3. Sembako Rp. 30.000 +


Jumlah Rp. 50.000

Anda mungkin juga menyukai