Anda di halaman 1dari 12

RESUME BAB 3

Teori Utilitas

Dibuat oleh :

Nama : Paulus Hendrawan Feris

NIM : 201911330011

Prodi/kelas : Akuntansi

Mata kuliah : Akuntansi Keperilakuan


Pembuatan Keputusan Manajerial

Pendahuluan

Proses pembuatan keputusan merupakan tahapan atau langkah-langkah yang harus dilalui
dalam rangka mengambil keputusan. Dalam aspek Keperilakuan, asumsi yang mendasari proses
pembuatan keputusan adalah bahwa individual bersifat irrasional yang disebut sebagai
bounded rationality.

Definisi Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan adalah proses melakukan penilaian untuk menjatuhkan pilihan.


Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Pembuatan keputusan merupakan suatu proses yang mengkombinasikan pendekatan yang
rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Proses
adalah tahap-tahap atau rangkaian kegiatan yang harus dilalui dalam usaha mendapatkan
putusan yang tepat, cepat dan lengkap. Sementara judgmen merupakan aspek kognitif dari
proses pembuatan keputusan.

Pembuatan putusan pada dasarnya adalah pemilihan salah satu di antara berbagai alternatif
yang tersedia untuk dilaksanakan. Untuk memperoleh pilihan terbaik, perlu dilakukan penilaian
terhadap berbagai alternatif dan diikuti tindakan yang merupakan pelaksanaan dari putusan
yang telah dibuat.

Tahap-tahap Pembuatan Keputusan

Menurut Baker at al.,(2002) proses pembuatan keputusan yang ideal didasarkan pada aspek
kognitif adalah sebagai berikut :
1. Tahap Mendefinisikan Masalah
Pada tahap Mendefinisikan masalah, hal penting yang harus dilakukan adalah
mendefinisikan masalah secara tepat. Huber (1980) mendukung bahwa manajer sering
melakukan kesalahan dengan mendefinisi masalah dalam bentuk usulan penyelesaian,
kesalahan masalah besar atau mendiagnosis masalah dalam bentuk pengenalan gejala-
gejala atau tanda-tanda, bukan berdasarkan sumber penyebab masalah yang utama.
2. Tahap menentukan syarat penyelesaian masalah
Tahap kedua dalam proses pembuatan keputusan adalah menentukan syarat
penyelesaian masalah. Syarat menyelesaikan masalah bertujuan untuk menyelesaikan
masalah pokok ( utama), bukan hanya sekedar mengurangi gejala-gejala timbulnya
masalah.

3. Tahap menetapkan tujuan penyelesaian masalah

Tujuan penyelesaian masalah dimaksudkan untuk menentukan nilai-nilai atau sasaran


permasalahan dengan jelas yang menjadi pedoman pembuat keputusan dalam
mengurutkan prioritasnya/kepentingannya.

4. Tahap mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah

Pada tahap identifikasi alternatif penyelesaian masalah, secara rasional pembuat


keputusan akan mengidentifikasi semua kriteria yang relevan dan memungkinkan untuk
dipertimbangkan dalam penyelesaian masalah.

5. Tahap mengembangkan kriteria penilaian

Mengembangkan kriteria penilaian dimaksudkan agar pembuat keputusan rasional


dapat mengetahui nilai relatif dari masing-masing kriteria yang teridentifikasi.

6. Tahap memilih cara pembuatan keputusan

Tahap ini merupakan tahap memilih cara yang mungkin dapat dilakukan dalam proses
pembuatan keputusan. Jumlah waktu pencarian yang tidak tepat seringkali
menghabiskan pencarian alternatif dan menghambat pembuatan keputusan yang
efektif.

7. Tahap menerapkan cara untuk menentukan kriteria terbaik.

Tahap menerapkan cara dalam menentukan kriteria terbaik merupakan bagian paling
sulit dalam proses pembuatan keputusan. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat dari
masing-masing alternatif dapat digunakan untuk menentukan prioritas.

8. Tahap mengambil keputusan atas penyelesaian masalah

Tahap akhir merupakan tahap menentukan pilihan sebagai keputusan terbaik yang
diambil.

Masalah Dalam Pembuatan Keputusan

Pembuat keputusan adalah manusia sebagai individual atau kelompok yang mempunyai peran
penting dalam menentukan suatu keputusan dari berbagai alternatif yang ada. Banyak faktor
yang menyebabkan suatu keputusan memiliki kualitas yang baik atau buruk. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari internal maupun berasal dari eksternal.

Faktor internal dapat meliputi karakteristik pribadi seperti sifat dan tipe individual,
pengalaman, pengetahuan, dan keahlian. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
individual yang mempengaruhi pembuatan keputusan seperti faktor lingkungan tempat
individual berada.

Secara umum masalah yang dihadapi dalam pembuatan keputusan adalah sebagai berikut

1. Pengetahuan pengambilan keputusan yang belum memadai

2. Tidak lengkapnya informasi relevan yang tersedia

3. Terbatasnya rasionalitas pengambil keputusan.


Pembuatan Keputusan Rasional Versus Rasional Terbatas ( Bounded Rationality)

Proses pembuatan keputusan rasional pada umumnya meliputi enam tahap yaitu :

1). Mendefinisikan suatu masalah

2). Mengidentifikasi kriteria-kriteria semua faktor untuk memenuhi tujuan

3). Memberi bobot pada masing-masing faktor

4). Mengidentifikasi semua alternatif yang relevan

5). Merating alternatif pada setiap faktor yang relevan

6). Memilih alternatif optimal.

Para pembuat keputusan akan berusaha untuk senantiasa mbuat keputusan yang paling
optimal. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individual memiliki sifat
bounded rationality yaitu keterbatasan dalam rasionalitasnya. Rerangka bounded rationality
memandang bahwa individual memiliki keterbatasan antara lain meliputi :

1. Keterbatasan pengetahuan untuk mengidentifikasi masalah termasuk juga


mengidentifikasi kriteria yang relevan dan sebagainya. Keterbatasan ini disebabkan
karena kurangnya kepemilikan informasi.

2. Adanya keterbatasan waktu dan biaya yang menyebabkan terbatasnya ketersediaan


kuantitas informasi yang berkualitas.

3. Pembuat keputusan hanya menyiapkan sejumlah kecil informasi yang ada dalam
memori karena keterbatasan dalam mengingat informasi.
4. Keterbatasan intelegensia (kecerdasan) dan persepsi yang dapat mempengaruhi
kemampuan pembuat keputusan dalam memperhitungkan secara akurat pilihan optimal
dari informasi yang tersedia.

Bounded rationality adalah suatu gagasan terhadap para pembuat keputusan yang terbatasi
atau terikat oleh berbagai hambatan ketika sedang mengambil keputusan. Oleh karena itu
keputusan yang diambil oleh pembuat keputusan ini cenderung tidak rasional atau irrasional
yang didasarkan pada konsep heuristik.

Simon yang dikutip Hogart (1994) menyatakan bahwa pengambilan keputusan berlangsung
dibawah kendala-kendala yang berupa keterbatasan manusia dalam memproses informasi.
Menurut Simon (1979) bounded rationality terdiri dari dua konsep sentral yaitu pencarian dan
satisficing. Pencarian menunjukan seberapa ekstensif pembuat keputusan mencari informasi
sebagai panduan dalam membuat keputusan. Satisficing merupakan proses mangakhiri
pencarian informasi untuk membuat judgmen.

Heuristik

Heuristik adalah suatu strategi adaptif yang digunakan manusia untuk mengatasi keterbatasan
dalam kapasitas pemrosesan informasi. Para ekonom berpendapat bahwa individual akan
menggunakan heuristik dengan alasan bahwa heuristik memberikan manfaat menghemat
waktu yang melebihi kos yang mungkin timbul karena berkurangnya kualitas keputusan.
Terdapat tiga jenis heuristik meliputi :

a. Heuristik ketersediaan ( the availability heuristik)

Individual cenderung mengambil keputusan berdasarkan informasi yang telah tersedia


dalam ingatannya yang pada umumnya adalah informasi yang baru saja terjadi, atau
informasi yang sangat menonjol atau informasi yang sering didengar sehingga mudah
ditangkap kembali dari ingatannya.
Keunggulan availability heuristik adalah bermanfaat bagi strategi pembuat keputusan
manajerial karena availability mengarah pada judgmen yang akurat selama bentuk
peristiwa dengan frekuensi munculnya lebih besar dan lebih mudah dari pada bentuk
peristiwa dengan frekuensi yang lebih kecil. Kelemahannya adalah ketersediaan
informasi yang juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak berkaitan dengan
frekuensi objektif dari suatu peristiwa.

b. Heuristik kemiripan (representativeness heuristik)

Seseorang membuat keputusan cenderung berdasarkan pada kecocokan objek


keputusan pada kategori tertentu. Oleh karena itu representativeness heuristic disebut
juga sebagai strategi penyederhanaan keputusan yang mendasarkan pada terjadinya
peristiwa melalui kesamaan/similaritas kejadian dengan stereotypes kejadian yang
sama.

c. Nilai awal dan penyesuaian (anchoring and adjustment)

Seseorang membuat keputusan berdasarkan suatu patokan (anchor) tertentu dan


kemudian melakukan penyesuaian terhadap anchor tersebut. Individual akan membuat
judgmen berdasarkan informasi awal yang dimiliki dan kemudian menyesuaikan dengan
informasi-informasi baru hingga dicapai suatu nilai yang berterima.

Bias Kognitif Dari Heuristik

Heuristik dapat diartikan sebagai rule of thumb yaitu suatu tindakan praktis dan sederhana
yang dilakukan seseorang ketika mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian yang
tinggi. Namun demikian, meskipun heuristik bermanfaat dalam pengambilan keputusan tetapi
heuristik juga dapat mendorong seseorang membuat bias luaran (outcome) secara sistematis
yang sering disebut sebagai bias Kognitif. Bias Kognitif merupakan suatu situasi ketika
seseorang tidak secara tepat menerapkan heuristik dalam membuat keputusan.

A. Bias heuristik ketersediaan

Beberapa bias heuristik ketersediaan diantaranya :

- ease to recall (based upon vividnes and recency)

Individual menilai kejadian yang lebih mudah diingat dari memorinya yaitu kejadian
yang didasarkan pada informasi yang terus-menerus atau sering muncul dan
informasi yang baru saja terjadi.

- retrievability (based upon memory structures)

Mengingat kembali informasi berdasarkan struktur memori

- presumed association

Individual seringkali melakukan kesalahan atas dugaan adanya hubungan atau


kesamaan akibat adanya dua kejadian yang terjadi secara bersamaan.

B. Bias heuristik keterwakilan (representativeness heuristic bias)

Beberapa bias heuristik keterwakilan diantaranya adalah

- mengabaikan tarif dasar

Individual cenderung mengabaikan tarif dasar (base rate) dalam menilai kemungkinan
suatu peristiwa apabila terdapat informasi deskriptif lain yang tersedia meskipun
informasi tersebut tidak relevan.

- Mengabaikan ukuran sampel

Individual seringkali gagal mengapresiasi ukuran sampel dalam menilai reliabilitas


informasi sampel.

- Kesalapahaman terhadap kesempatan


Individual cenderung melihat serangkaian data yang dihasilkan oleh proses random
terlihat “random”, bahkan ketika rangkaian data tersebut terlalu pendek untuk
diharapkan valid secara statistik.

- Regression to the mean

Individual cenderung mengembangkan prediksi berdasarkan pada asumsi korelasi


sempurna dengan data masa lalu.

- The conjunction fallacy

Individual membuat judgmen sesuai dengan tingkat deskripsi spesifik berkaitan dengan
kategori yang lebih luas.

c. Bias heuristik awal dan penyesuaian

Beberapa bias heuristik awal dan penyesuaian diantaranya adalah

- Insufficient anchor adjustment

Individual cenderung bias pada initial anchor dan tidak melakukan penyesuaian yang
memadai meskipun initial anchor tidak relevan ketika membuat keputusan.

- Conjunctive and disjunctive events bias

Individual seringkali overestimate terhadap probabilitas terjadinya peristiwa-peristiwa


yang terjadi bersamaan dan underestimate terhadap probabilitas terjadinya peristiwa-
peristiwa yang terjadi secara independen.

- Terlalu percaya diri (overconfidence)

Individual terlalu percaya diri mengenai kemampuan estimasi dan tidak mengetahui
ketidakpastian yang aktual.

d. Bias heuristik lain.

Beberapa bias heuristik lain diantaranya adalah :


- Terperangkap konfirmasi ( confirmation trap)

Individual cenderung mencari bukti konfirmatori dan mengabaikan pencarian informasi


yang tidak mengkonfirmasi dalam pembuatan keputusan.

- Hindsight and curse of knowledge

Bias hindsight adalah bias melihat masa lalu (peninjauan ke belakang).

Strategi Peningkatan Pembuatan Keputusan

Terdapat empat strategi alternatif dan komplementer untuk membuat keputusan lebih baik
yaitu :

1. Memperoleh pengalaman dan keahlian

Pengalaman adalah peristiwa yang pernah dialami di masa lalu. Individual akan
mengoreksi judgmennya dengan belajar dari umpan balik keputusan di masa lalu.

Terdapat beberapa halyang menyebabkan umpan balik yang akurat dan cepat sulit
dipenuhi yaitu sebagai berikut :

- Luaran ( outcomes) seringkali ditunda dan tidak mudah dihubungkan dengan tindakan
tertentu.

- Variabilitas dalam lingkungan menurunkan reliabilitas umpan balik.

- Tidak ada informasi mengenai outcome yang akan muncul apabila suatu keputusan lain
dipertimbangkan.

- Keputusan penting yang paling unik merupakan peluang untuk pembelajaran.

Selain pengalaman, alternatif lain yang dapat mengurangi bias keputusan adalah keahlian.
Pengalaman dan keahlian dianggap saling terkait, namun Neale dan Northcraft (2005)
membedakan dua konsep antara pengalaman dan keahlian. Pengalaman merupakan
umpan balik ulangan (repeated feedback) sedangkan keahlian merupakan sesuatu yang
menuntut individual memiliki pemahaman konseptual mengenai bagaimana proses
pembuatan keputusan yang rasional dan bias yang membatasi rasionalitas.

2. Pengurangbiasan judgmen

Merupakan prosedur untuk mengurangi atau mengeliminasi bias kognitif pembuat


keputusan. Strategi untuk debiasing judgment dapat meliputi unfreezing, change, dan
refreezing. Unrefreezing merupakan suatu konsep yang tidak mengabaikan pengalaman
masa lalu dan bersedia untuk mempertimbangkan beragam alternatif.

3. Menggunakan model linier berdasarkan pertimbangan ahli

Salah satu alternatif untuk melakukan mitigasi bias yaitu menggunakan model linear
berdasarkan expert judgment. Alternatif memitigasi adanya bias judgmen adalah pakar
untuk membangun model linier yang menstimulasi judgmen dalam pembuatan
keputusan.

4. Menyesuaikan prediksi intuitif

Mengatur atau megkaji prediksi intuitif merupakan suatu kondisi atau situasi kerja
manajerial yang meminta untuk mengkaji keputusan dari pihak lain, mentransformasi
rekomendasi kedalam keputusan dan menyesuaikan keputusan yang telah dibuat
sebelumnya.

Kahneman dan Tversky (1982) memberikan lima prosedur penyesuaian secara


sistematis sebagai berikut :

 Memilih kelompok perbandingan

 Mengukur distribusi kelompok perbandingan

 Menggabungkan estimasi intuitif

 Mengukur prediktabilitas peramalan analisis.


 Menyesuaikan intuitif estimasi.

Anda mungkin juga menyukai