Anda di halaman 1dari 15

TEORI

NILAI GUNA (UTILITY)


Dosen Pengampu : Samsul,S.A.B.,M.A

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Rangka Memperoleh Nilai
Bidang Ekonomi Mikro pada Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar

Oleh:

NURFADILLA NUR ALI 90500121057

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

‫الْحمدِ لله رب الْعالَمين وبه نستعِين ع ُأ‬


َ‫ن و‬ِ ْ ‫موْرِ الدُّنْيَا وَال دِّي‬ ُ ‫َلى‬َ ُ ْ َ ْ َ ِ َِ ْ ِ َ ِّ َ ِ ُ ْ َ
ِ‫خ اتِم ِ اَْألنْبِي َ اء‬َ ‫ل الل هِ الْك َ رِيْم‬ ِ ْ‫س و‬ُ ‫م ع َلَى َر‬ُ َ ‫الس ال‬
َّ َ‫الص الَة ُ و‬َّ
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
:ُ‫ما بَعْـد‬
َّ ,‫معِيْن‬َ ‫ج‬
ْ ِ‫حابِه‬
َ ‫ص‬ْ َ‫ن وَع َلَى آلِهِ و‬ َ ْ ‫سلِي‬ ُ ْ ‫وَال‬
َ ‫م ْر‬
Puji syukur ke hadirat Allah swt. karena atas petunjuk, taufik, cahaya ilmu

dan rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Teori Nilai Guna (utility)”,

dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas individu mata

kuliah Ekonomi Mikro pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Salawat dan

salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat

dan kepada seluruh umat Islam.

Selesainya makalah ini tidak lain dari usaha penulis dan

juga doa dari orang tua, serta dukungan dari Bapak

Samsul,S.A.B.,M.A. Penulis berharap makalah ini dapat

membantu menambah wawasan para pembaca tentang konsep

elastisitas permintaan dan penawaran.

Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih

jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis meminta maaf dan

juga mengucapkan terima kasih apabila ada dari pembaca yang

memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

kesempurna-an makalah ini.

Makassar, 26 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Teori Nilai Guna dan Pemaksimuman Nilai Guna 3

B. Syarat Untuk Mencapai Kepuasan Maksimum 6


C. Paradoks Nilai 8
D. Surplus Konsumen 10
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 15

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teori ekonomi dibangun melalui pendekatan investigasi realistik terhadap

fenomena-fenomena ekonomi. Investigasi ini difokuskan untuk mencari

bagaimana pola perilaku hubungan antar variabel ekonomi. Dengan pendekatan

model ini, teori ekonomi kemudian menjadi cukup ampuh untuk diletakkan

sebagai alat analisis. Teori ekonomi dapat dengan sangat baik menjelaskan

bagaimana kegiatan ekonomi berjalan dan dengan akurat memprediksi apa yang

akan terjadi pada satu variabel ekonomi jika variabel yang mempengaruhinya

berubah.

Telah mengenai sifat permintaan seseorang atau masyarakat pada suatu barang

bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit permintaan pada

barang tesebut, semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak

permintaaan atas barang tersebut. Analisis pada tulisan ini akan diterangkan

mengenai dua hal :

1. Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang

pada harga yang lebih rendah dan mengurangi pembelian pada harga

barang yang tinggi.

2. Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari

barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.

Analisis tersebut dinamakan dengan teori tingkah laku konsumen. Teori ini

dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : pendekatan nilai guna (utiliti)
2

kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Untuk pendekatan nilai guna

secara kardinal, kenikmatan seseorang/konsumen dapat dinyatakan secara

kuantitatif. Berdasarkan pada pernyataan tersebut dan dengan anggapan bahwa

konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan

bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya pada jenis barang yang

terdapat di pasar. Sedangkan pada pendepakatan ordinal, manfaat dan kenikmatan

konsumen yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak

dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang

yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan kurva

kepuasan sama. Untuk kesempatan ini, akan dibahas mengenai pendekatan nilai

guna secara kardinal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil ke-

simpulan bahwa pokok masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Apa Definisi dari Nilai

Guna dan Cara Memaksimumkan Nilai Guna?

2. Apa itu Paradoks Nilai?

3. Apa itu Surplus

Konsumen?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan

diatas, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:

1. Mengetahui definisi nilai guna dan cara memaksimalkannya


3

2. Mengetahui tentang paradoks nilai

3. Mengetahui tentang surplus konsumen

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pemaksimuman Nilai Guna

1. Definisi Nilai Guna

Dalam konsep ekonomi konvensional, konsumen dalam

mengeluarkan uangnya diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh

kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya. Utility secara bahasa

berarti berguna (usefulness), membantu (helpfulness) atau

menguntungkan (advantage).

Utility adalah suatu ukuran kepuasan/kebahagiaan yang diperoleh

konsumen dari sekelompok barang1. Dalam konteks ekonomi, utilitas

dimaknai sebagai kegunaan barang yang dirasakan oleh seorang

konsumen dalam mengonsumsi suatu barang. Karena rasa inilah maka

sering kali utilitas dimaknai juga sebagai rasa puas dan kepuasan yang

dirasakan oleh seorang konsumen dalam mengonsumsi suatu barang atau

jasa. Jadi, kepuasan dan utilitas dianggap sama, meskipun sebenarnya

kepuasan adalah akibat yang ditimbulkan oleh utilitas.

Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara

dua pengertian : nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna

1
I.F.D Tri Ridwan, M, Imsar, H. Rita, N.D Aqwa, S.Muhammad, ‘Ekonomi Mikro Islam. Jakarta’,
2017.
4

total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari

mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan, nilai guna

marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat

dan pertambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.2

Bagan 1. Nilai Guna Total

Bagan 2. Nilai Guna Marjinal

2
Sukirno Sadono, MIKROEKONOMI TEORI PENGANTAR, 3rd edn (Jl. Raya Leuwinanggung, No.112,
Kel. Leuwinanggung, Kec.Tapos, Kota Depok 16956: PT RajaGrafindo Persada, Depok, 2016).
5

Hukum utility marginal mengatakan bahwa jika seseorang

mengonsumsi satu jenis barang secara terus menerus, maka utility yang

diterima akan semakin kecil. Jika seorang konsumen tidak menghentikan

konsumsinya, maka pada akhirnya akan mencapai titik jenuh, sehingga

nilai utilitynya bernilai nol, bahkan bisa negatif.

2. Pemaksimuman Nilai Guna

Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah: setiap

oraang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat

dinikmatinya. Dengan kata lain, orang lain akan memaksimumkan nilai

guna dari barang-barang yang dikonsumsinya. Apabila hanya

mengkonsumsi satu jenis barang saja, maka tak sulit menentukan pada

tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu akan

memcapai tingkat yang maksimum. tingkat itu dicapai pada waktu nilai

guna total mencapai tingkat maksimum, tetapi jika barang yang

dugunakan memiliki banyak jenis maka untuk menentukan tingkat nilai

guna maksimum menjadi rumit.

Kalau harga setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan

mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap

barang adalah sama besarnya. Misalnya seseorang mengkonsumsikan

tiga macam barang, yaitu sejenis pakaian,sejenis makanan,dan sejenis

hiburan (Katakanlah hiburan itu berupa menonton film). Didapatinya

bahwa unit pakaian yang ketiga, unit makanan yang kelima, dan

menonton film kedua memberikan nilai guna marjinal yang sama

besarnya. Kalau harga ketiga tersebut adalah bersamaan, kepuasaan yang


6

maksimum (atau nilai guna yang maksimum) akan diperoleh orang

tersebut apabila mengkonsumskan: tiga unit pakaian, lima unit makanan,

dan dua kali menonton film.

Secara sederhana :

 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang

yang dikonsumsikannya apabila perbandingan utilitas marginal

berbagai barang tersebut adalah sama dengan perbandingan

harga-harga barang tersebut.

 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang

yang dikonsumsikannya apabila utilitas marginal untuk setiap

rupiah yang dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang

dikonsumsikan.

Jadi syarat untuk pemaksimuman utilitas adalah : Setiap rupiah

yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis

barang akan memberikan utilitas marjinal yang sama besarnya.3

B. Paradoks Nilai

Sebelum teori nilai guna dikembangkan, ahli-ahli ekonomi

menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan yang menyolok

di antara harga air dan harga berlian.Air yang merupakan barang yang

sangat berharga kepada manusia tetapi harganya sangat murah.

Sedangkan berlian bukanlah benda yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga air. Apakah yang

menyebabkan keadaan yang aneh terssebut? Yaitu mengapakah harga

3
Posma Sariguna Johnson Kennedy, ‘Modul Ekonomi Mikro’, 2016.
7

barang yang umum digunakan tersebut sangat murah sedangkan barang

yang tidak terlalu banyak gunanya sangat mahal? Terdapat dua alasan

yang dapat digunakan untuk menerangkan keadaan tersebut.Yang

pertama adalah alasan yang sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi,

yaitu perbedaan dalam biaya produksi. Air merupakan benda yang

mudah di dapat berbagai tempat sehingga untuk memperolehnya tidak

diperlukan biaya yang terlalu besar. Tetapi tidak demikan halnya untuk

dengan berlian sebab ia merupakan barang yang sangat sukar untuk

diperoleh dan biaya untuk memproduksikannya sangat tinggi. Alasan

diatas tidak lengkap dan tidaklah sepenuhnya benar.Bukan berlian saja

yang biaya untuk memperolehnya tinggi. Demikian juga batu dari bulan,

misalnya, bukanlah suatu benda yang mudah diperoleh dan biaya untuk

memperolehnya sangat mahal. Akan tetapi, sekiranya batu bulan lebih

mahal dari pada dari harga air.

Maka alasan bahwa barangnya sangat langkah dan biaya

produksinya sangat mahal merupakan jawaban yang belum memuaskan

untuk menerangkan perbedaan harga yang sangat menyolok diantara air

dan berlian. Teori nilai guna memberikan penjelasan yang lebih cepat,

mengenai sebabnya terdapat perbedaan yang sangat nyata antara harga

air dan berlian. Perbedaan tersebut disebabkan oleh nilai guna marjinal

mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air sangat mudah diperoleh

maka orang akan mengkonsumsi air sehingga pada tingakat dimana nilai

guna marijanal air sangat murah. Nilai guna marjinal air begitu rendah

sehingga orang baru mau menggunakan lebih banyak air apabila


8

harganya sangat rendah sekali.Nilai guna marjinallah yang menentukan

apakah suatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.4

C. Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya

kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan

kepuasan ini dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen.

Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan

yang diperoleh seorang didalam mengkosumsikan sejumlah barang

dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang

tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu besar daripada pembayaran

yang dibuat.Perhatikan contoh yang sederhana berikut. Seorang

konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu

buah yang cukup besar harganya Rp 1500. Sesampainya di pasar dia

mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp 1000.

Jadi dia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp

500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp

500 ini dinamakan surplus konsumen.

4
Firman Setiawan, ‘Konsep Maslahah (Utility) Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 168 Dan
Surat Al-A’raf Ayat 31’, Dinar: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 1.2 (2014), 7–8.
9

 Kurva permintaan (demand) adalah kurva yang menunjukkan

kemauan/ kesediaan konsumen untuk membayar (willingness to pay)

berbagai harga dan jumlah barang atau pelayanan.

 Surplus konsumen ditunjukkan oleh luas area segitiga PoEA di

bawah kurva permintaan (kurva demand, kurva willingness to pay)

hingga di atas harga ekuilibrium Po.


10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam konsep ekonomi konvensional, konsumen dalam mengeluarkan

uangnya diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility)

dalam kegiatan konsumsinya. Utility adalah suatu ukuran

kepuasan/kebahagiaan yang diperoleh konsumen dari sekelompok barang.

Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua

pengertian : nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total

dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari

mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan, nilai guna marjinal

berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan

pertambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

2. Pemaksimuman Nilai Guna, merupakan salah satu pemisalan penting dalam

teori ekonomi adalah: setiap oraang akan berusaha untuk memaksimumkan

kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan kata lain, orang lain akan

memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsinya.

Apabila hanya mengkonsumsi satu jenis barang saja, maka tak sulit

menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati

barang itu akan memcapai tingkat yang maksimum. syarat untuk

pemaksimuman utilitas adalah : Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk


11

membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan utilitas

marjinal yang sama besarnya.

3. Paradoks Nilai, sebelum teori nilai guna dikembangkan, ahli-ahli ekonomi

menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan yang menyolok di

antara harga air dan harga berlian. Air yang merupakan barang yang sangat

berharga kepada manusia tetapi harganya sangat murah. Sedangkan berlian

bukanlah benda yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari tetapi

harganya jauh lebih mahal dari harga air. Perbedaan tersebut disebabkan

oleh nilai guna marjinal mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air sangat

mudah diperoleh maka orang akan mengkonsumsi air sehingga pada tingkat

dimana nilai guna marijanal air sangat murah. Nilai guna marjinal air begitu

rendah sehingga orang baru mau menggunakan lebih banyak air apabila

harganya sangat rendah sekali.Nilai guna marjinallah yang menentukan

apakah suatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.

4. Surplus Konsumen, teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang

wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen.

Kelebihan kepuasan ini dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus

konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara

kepuasan yang diperoleh seorang didalam mengkosumsikan sejumlah

barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang

tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu besar daripada pembayaran yang

dibuat.
12

DAFTAR PUSTAKA

Kennedy, Posma Sariguna Johnson, ‘Modul Ekonomi Mikro’, 2016

Ridwan, M, Imsar, H. Rita, N.D Aqwa, S.Muhammad, I.F.D Tri, ‘Ekonomi Mikro
Islam. Jakarta’, 2017

Sadono, Sukirno, MIKROEKONOMI TEORI PENGANTAR, 3rd edn (Jl. Raya


Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec.Tapos, Kota Depok
16956: PT RajaGrafindo Persada, Depok, 2016)

Setiawan, Firman, ‘Konsep Maslahah (Utility) Dalam Al-Qur’an Surat Al-


Baqarah Ayat 168 Dan Surat Al-A’raf Ayat 31’, Dinar: Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Islam, 1.2 (2014), 7–8

Anda mungkin juga menyukai