Anda di halaman 1dari 6

JENIS – JENIS TUMBUHAN TINGKAT RENDAH DI KAWASAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Desti, Adelina Maryanti


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau
email: destibio@edu.uir.ac.id

Abstrak
Salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau
adalah Botani Rendah. Permasalahan utama yang dihadapi dalam matakuliah ini adalah
bahan kajian yang masih terbatas. Selain itu, buku – buku referensi yang ada umumnya
adalah contoh spesies yang kebanyakan terdapat di luar daerah Riau atau bahkan di luar
Indonesia, sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam mengidentifikasi jenis – jenis
tanaman tingkat rendah yang terdapat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya sendiri.
Oleh sebab itu, dirasa penting untuk melakukan identifikasi dan eksplorasi tumbuhan
tingkat rendah di kawasan Universitas Islam Riau. Penelitian ini telah dilaksanakan di
kawasan Universitas Islam Riau Pekanbaru. Proses identifikasi sampel penelitian dilakukan
di Laboratorium Biologi Laboratorium Dasar Universitas Islam Riau. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, didapatkan bahwa pada umumnya jenis tumbuhan yang diamati
termasuk kedalam kelompok alga, lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keragaman jumlah jenis
antara kelompok tumbuhan yang diamati. Dimana kelompok alga lebih banyak jumlah
jenisnya yang diamati.

Kata kunci. Cryptogamae, Alga, Tumbuhan Lumut, Pteridophyta, Universitas Islam Riau
Abstract
One of the compulsory subjects in Biology Education Program of Islamic University of Riau is
Botany. The main problem faced in this course is the limited study material. In addition, the
existing reference books are generally examples of species mostly located outside of Riau or
even outside Indonesia, so students find it difficult to identify the types of Cryptogamae plants
located around their own neighborhoods. Therefore, it is important to identify and explore
Cryptogamae plants in the area of Islamic University of Riau. This research has been
conducted in Riau Islamic University Pekanbaru. The process of identification of research
samples was conducted in the Laboratory of Biology of Laboratory of Islamic University of
Riau. Based on the research that has been done, it is found that in general the types of plants
observed included into groups of algae, lichens (Bryophyta) and Fern Plants (Pteridophyta).
From the results of the study can be concluded that there are differences in the diversity of
species types between groups of plants observed. Where more algae groups were observed.

Keywords. Cryptogamae, Algae, Mosses, Pteridophyta, Islamic University of Riau

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 163

1. Pendahuluan
Tuntutan belajar di dunia pendidikan selain menuntut kemampuan akademik
(hard skill), mahasiswa juga dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan personalnya
(soft skill), sehingga mendukung perwujudan karakter [5] yang siap memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya setelah menyelesaikan studi [4]. Salah satu mata kuliah wajib di
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau adalah Botani Rendah.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam matakuliah ini adalah bahan kajian yang masih
terbatas. Selain itu, buku – buku referensi yang ada umumnya adalah contoh spesies yang
kebanyakan terdapat di luar daerah Riau atau bahkan di luar Indonesia, sehingga
mahasiswa merasa kesulitan dalam mengidentifikasi jenis – jenis tanaman tingkat rendah
yang terdapat di sekitar lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Oleh sebab itu, dirasa
penting untuk melakukan identifikasi dan eksplorasi tumbuhan tingkat rendah di kawasan
Universitas Islam Riau.
Diharapkan setelah dilakukan penelitian mengenai eksplorasi tumbuhan tingkat
rendah di kawasan Universitas Islam Riau, dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan dan
mendukung proses pembelajaran di Program Studi Pendidikan Biologi, khususnya pada
matakuliah Botani Rendah. Penelitian jenis tumbuhan tingkat rendah di Kawasan
Universitas Islam Riau belum pernah dilakukan sebelumnya. Diharapkan melalui kegiatan
penelitian ini dapat nantinya dikembangkan sebagai bahan ajar untuk membantu
mahasiswa Universitas Islam Riau dalam mengikuti perkuliahan Botani Tumbuhan Tingkat
Rendah. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui jenis – jenis tumbuhan tingkat
rendah yang terdapat di kawasan Universitas Islam Riau.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di kawasan Universitas Islam Riau Pekanbaru. Proses
identifikasi sampel penelitian akan dilakukan di Laboratorium Biologi Laboratorium Dasar
Universitas Islam Riau. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi (eksplorasi)
jenis - jenis tumbuhan tingkat rendah di kawasan Universitas Islam Riau, yang dilakukan
dengan pengamatan langsung preparat tumbuhan tingkat rendah yang mikroskopis di
bawah mikroskop.
Proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan sampel yang diidentifikasi dengan
buku teks dan semua referensi
tentang Panduan Identifikasi Tumbuhan Tingkat
Rendah
[7].
[6]
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purpossive sampling. Parameter
pada penelitian ini adalah jenis – jenis tumbuhan tingkat rendah di kawasan Universitas
Islam Riau. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif, dan diinterpretasikan
dalam foto dan grafik.
3. Hasil dan Diskusi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan jenis-jenis tumbuhan tingkat
rendah yang terdapat di kawasan kampus Universitas Islam Riau (Tabel 1). Pada umumnya
terdapat 14 jenis tumbuhan yang diamati yang termasuk ke dalam kelompok alga (8 jenis),
tumbuhan lumut (Bryophyta) sebanyak 2 jenis, dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
sebanyak 4 jenis.
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 164

No. Kelompok Tumbuhan Jenis


1 Alga Oscillatoria sp.
2 Chroococcus sp.
3 Scenesdesmus sp.
4 Nostoc sp.
5 Navicula sp.
6 Euglena sp.
7 Spyrogira sp.
8 Pinnularia sp.
9 Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Polythricum commune
10 Marchantia sp.
11 Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Davalia sp.
12 Selaginella sp.
13 Asplenium nidus
14 Lycopodium sp.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis tumbuhan tingkat rendah yang telah
diamati sebanyak 14 jenis dari 3 (tiga) kelompok tumbuhan yang masing-masingnya
terdiri dari kelompok tumbuhan alga, lumut dan tumbuhan paku, yang merupakan
kelompok tumbuhan yang bisa diidentifikasi dengan cukup mudah
Pada saat
pengamatan, umumnya jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang diamati hidup
teresterial dan ada yang tumbuh epifit di atas pohon lainnya. Untuk kelompok tumbuhan
lumut yang diamati hidup epifit, menempel pada bebatuan dan beberapa lainnya ada yang
menempel pada pohon tumbuhan berbiji (Spermatophyta) lainnya

Hasil pengamatan kelompok tumbuhan yang diamati diuraikan sebagai berikut:


[10].
3.1 Kelompok Alga
Foto hasil dokumentasi pengamatan jenis-jenis kelompok tumbuhan alga di
kawasan kampus Universitas Islam Riau yang diamati di bawah mikroskop dengan
Perbesaran 10 x 10 dapat diamati pada Gambar 1 berikut:

A
B
C
E
F

G
H
A. Oscillatoria sp.; B. Chroococcus sp.; C. Scenedesmus sp.; D. Nostoc sp.;
E. Navicula sp.; F. Euglena sp.; G. Spyrogira sp.; H. Pinnularia sp.
D
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 165
[1].
3.2 Kelompok Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Kelompok tumbuhan lumut yang diamati yaitu dari kelas lumut hati (Marchantiacae)
dan lumut daun (Musci). Anggota kelas Marchantiacae yang diamati yaitu dari genus
Marchantia (Gambar 2). Lumut ini berbentuk lembaran – lembaran dengan daun yang
berwarna hijau dengan bagian tubuh yang berupa thalus
. Pada ujung thalusnya
masing-masing diamati alat perkembangbiakkan vegetatifnya yang berupa gemma
(kuncup). Kuncup – kuncup tersebut apabila terlepas dan jatuh di lingkungan kondisi
tanah atau substrat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru dan tumbuh
mengelompok.
[12]
Anggota kelas lumut daun (Musci) yang diamati berasal dari genus Polythricum
(Gambar 2). Jenis lumut ini tumbuh epifit di bebatuan dan ada yang hidup teresterial di
atas permukaan tanah atau di dinding/tembok yang lembab. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya (Mundir) yang mendapatkan bahwa jenis lumut yang diamati
tumbuh secara epifit pada kulit pohon, dan kayu mati, dan ada yang hidup litofit pada
bebatuan serta teresterial di permukaan tanah.

3.3 Kelompok Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan kampus Universitas Islam Riau
ditemukan 4 (empat) jenis tumbuhan paku (Gambar 3). Berdasarkan pengamatan di
lapangan, habitat (tempat tumbuh) tumbuhan paku yang diamati, terdapat dua jenis cara
tumbuhnya yaitu ada yang hidup di atas permuakaan tanah (terseterial) da nada yang
hidup menempel di pohon sawit dan pohon-pohon jenis lainnya (epifit)
[9]
.
Umumnya tumbuhan paku yang diamati mempunyai akar rimpang yang tegak, dengan
daunnya berwarna hijau sampai dengan berwarna hijau cerah
. Spora – spora di dalam
sporangium tersusun di bagian bawah (sisi abaksial) daunnya. Sporangium berwarna
cokelat sampai dengan warna cokelat kehitaman.

A
B
A. Lumut Daun (Polythricum commune).; B. Lumut Hati (Marchantia sp.)
A
B
C
D
[2]
A. Davalia sp.; B. Selaginella sp.; C. Asplenium nidus; D. Strobilus Lycopodium sp.
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 166

Secara umum, tumbuhan tingkat rendah yang diamati di kawasan kampus Universitas
Islam Riau merupakan jenis yang umum dijumpai dan sering dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, jenis – jenis tumbuhan alga, lumut dan tumbuhan paku
yang diamati memiliki kesamaan jenis dengan jenis tumbuhan – tumbuhan tingkat rendah
yang ditemukan oleh peneliti sebelumnya
[3],
meskipun di kawasan yang berbeda
. Hal ini
dapat dilihat pada jenis tumbuhan paku yang telah diamati, dimana didapatkan jenis
Asplenium nidus yang merupakan tumbuhan paku yang telah banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias dan obat-obatan
.
Paku A. nidus yang diamati termasuk ke dalam famili Aspleniaceae dan banyak dikenal
[11]
dengan vernacular name-nya yaitu paku sarang burung. Jenis tumbuhan paku ini memiliki
tipe daun berdaun tunggal dengan ukuran yang sangat bervariasi
.

4. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis
tumbuhan tingkat rendah yang telah diamati sebanyak 14 jenis dari 3 (tiga) kelompok
tumbuhan yang masing-masingnya terdiri dari kelompok tumbuhan alga, lumut dan
tumbuhan paku. Pada umumnya jenis tumbuhan yang diamati termasuk kedalam
kelompok alga, lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keragaman jumlah jenis antara
kelompok tumbuhan yang diamati. Dimana kelompok alga lebih banyak jumlah jenisnya
yang diamati dibandingkan dengan kelompok tumbuhan tingkat rendah lainnya.
[13]
Dengan identifikasi tumbuhan tingkat rendah di Universitas Islam Riau dan
pengembangannya sebagai salah satu alternatif sumber belajar mahasiswa yang
diterapkan dapat dipergunakan dalam konsep identifikasi dan klasifikasi tumbuhan
tingkat rendah yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan
pada matakuliah Botani Rendah, terutama dalam kegiatan praktikum di Laboratorium.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih ditingkatkan kemampuan mahasiswa
dalam kegiatan perkuliahan terutama pada praktikum di laboratorium, sehingga proses
perkuliahan bisa berjalan lebih optimal.
Referensi
[1] Adi, S. (1992). Pengantar Cryptogamae. Tarsito. Bandung.
[2] Campbell, N.A & Reece, J. B. (2010). Biologi Edisi kedelapan Jilid 2. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
[3] Ceri, B., I. Lovadi dan R. Linda. (2014). Keanekaragaman Jenis Paku-PAkuan
(Pteridophyta) Di Mangrove Muara Sungai Peniti Kecataman Segedong Kabupaten
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 167
[8]

Pontianak. Jurnal Protoblont. Vol. 3 (2): 240-246.


[4] Ditjen Dikti. (2012). Panduan Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi (KPT) Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Pendidikan
Berbasis Capaian (PBC). Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Jakarta
[5] Kementrian Pendidikan Nasional. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran.
Kemendiknas. Jakarta
[6] Kimball, John W. (1983). Biologi. Diterjemahkan oleh Siti Soetarmi Tjitrosomo dan
Nawangsari Sugiri IPB. Biologi. Erlangga. Jakarta.
[7] Moore, P.D., et al. (1991). Pollen Analysis (Second Edition). Blackwell Scientific
Publications. ISBN 0-632-02176-4.
[8] Mundir, M. I., E. Setyowati dan A. M. Santoso. (2014). Inventarisasi Lumut Teresterial Di
Kawasan Wisata Air Terjun Irenggolo Kabupaten Kediri. Prosiding Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.
[9] Suwila, M. T. (2015). Identifikasi Tumbuhan Epifit Berdasarkan Ciri Morfologi dan
Anatomi Batang di Hutan Perhutani Sub BKPH Kedunggalar, Sonde dan Natah.
Flora, Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. Vol 2 No. 1.
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JF/article/view/406. Diakses tanggal 15
Januari 2018.
[10] Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Tumbuhan (Schyzophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta). UGM Press. Yogyakarta.
[11] Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. UGM Press. Yogyakarta.
[12] Usman, R, Afrizal, S., Periadnadi dan A. Arbain. 2004. Bahan Ajar Taksonomi
Tumbuhan Tingkat Rendah (Alga, Lumut dan Paku). Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Andalas. Padang.
[13] Yudianto, S. A. (2008). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah).
Penerbit Tarsito. Bandung.
[14] Windadri, F. I. (2009). Keragaman Lumut Di Resort Karang Ranjang, Taman Nasional
Ujung Kulon, Banten. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol 10 No. 1.
http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal2011/index.php/JTL/article/view/586. Diakses
tanggal 10 Februari 2018.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UIR-2018 | 168

Anda mungkin juga menyukai