Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 5

EMERGING ADULT
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH:
1. AISYAH PUTRI (20011183)
2. AUDA SHUFI AWALIA (20011191)
3. BRENDA PUTRI DEFAKY (20011194)
4. HARI BAYU PRASETIA (20011221)
5. M. AIQAL KAMIL (20011228)

KODE SESI
202010110207

DOSEN PENGAMPUH:
DURYATI,S.PSI.,M.A

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT atas ridho Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Laporan dengan judul “EMERGING ADULT” disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah studi Psikologi Perkembangan serta untuk mempelajari tentang
Penjelasan, tahapan perkembangan pada Emerging Adult.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan do’a
serta dukungan nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan, tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Duryati,S.Psi.,M.A
selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah membimbing
penulis dalam mata kuliah ini serta tidak bosan-bosannya memberikan ilmunya dengan
ikhlas.
Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan masukan, kritik,
dan juga saran dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Bukittinggi, 9 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan Laporan 2
D. Manfaat Penulisan Laporan 2
E. Metode Pengumpulan Data 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Emerging Adult 4
B. Tugas Perkembangan Emerging Adult 5
C. Ciri-ciri Utama Emerging Adult 7
D. Aspek Fisik Emerging Adult 9
E. Aspek Kognitif Emerging Adult 12
F. Aspek Sosioemosional Emerging Adult 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Emerging adult adalah periode transisi dari orang dewasa menuju dewasa
(Papalia, 2007). Emerging adulthood merupakan suatu tahapan perkembangan yang
muncul setelah individu mengalami atau melewati masa orang dewasa (adolescence)
dan sebelum memasuki masa dewasa awal (young adulthood), dengan rentang usia
antara 18 hingga 25 tahun (Arnett, 2004). Namun dalam penelitiannya, Arnett (2000)
menegaskan bahwa emerging adult tidak dapat dikatakan sebagai orang dewasa
ataupun dewasa. Emerging adult paling tepat digambarkan pada individu di negara-
negara industri, khususnya di kota-kota besar, yang mulai memikirkan pernikahan,
tidak memiliki anak, tidak tinggal di rumah mereka sendiri, atau tidak memiliki
pendapatan yang cukup untuk menjadi sepenuhnya independen di usia 18 sampai 25
tahun. Emerging adult merupakan struktur populasi baru yang terus berubah dan
memiliki karakteristik yaitu identity exploration, instability, self-focus, feeling in-
between, dan the age of possibilities.
Menurut Learner dan Ovea on (2008), arah perkembangan yang muncul pada
emerging adulthood ditentukan oleh beberapa interaksi antara individu dan konteks
hidup yang saling memengaruhi dan bercabang (bidirectional). Individu pada masa ini
berperan sebagai co-developers dalam jalur perkembangannya sendiri, melakukan
reapon yang adaptif terhadap berbagai konteks seperti biologis, kultural, dan
lingkungan fisik yang mereka pengaruhi dan sebaliknya memengaruhi mereka.
Apabila individu mampu menjalani tantangan perkembangan yang ada pada
emergfng adulthood, maka ia mampu memengœuhi œah perkembangan yang nantinya
menentukan aspek penting dalam kehidupan dewasanya sepeøi hidup yang mandiri,
hubungan inlim, dan juga pencapaian baik secara kejuruan maupun pendidikan
(Wood, et al., 2018).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu periode perkembangan Emerging Adult?
2. Bagaimana tugas perkembangan yang dimiliki periode perkembangan Emerging
Adult?
3. Apa saja tahapan perkembangan berdasarkan aspek fisik?
4. Apa saja tahapan perkembangan berdasarkan aspek kognitif?
5. Apa saja tahapan perkembangan berdasarkan aspek sosioemosional?
1
1.3 Tujuan Penulisan Laporan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kematangan
fisik, kognitif, bahasa, ketidak matangan berpikir, psikososial, sosioemosional,
permasalahan yang dihadapi orang Dewasa, identitas dan Peer and romantic
relationship pada orang dewasa, dengan memaparkan secara rinci mengenai aspek-
aspek perkembangan tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan Laporan


Dari penulisan laporan ini, diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat secara teoritis
1) Menambah khasanah informasi dan hasil penelitian dalam bidang psikologi,
khususnya psikologi perkembangan.
2) Dan Peer and romantic relationship Memberikan informasi tambahan mengenai
perkembangan kematangan fisik, kognitif, bahasa, ketidak matangan berpikir,
sosioemosional, psikososial, permasalahan yang dihadapi orang dewasa, identitas
pada orang dewasa,
2. Manfaat secara praktis
1) Untuk memahami dan mempelajari definisi periode Emerging Adult
2) Untuk memahami dan mempelajari bagaimana saja karakteristik perkembangan
Emerging Adult
3) Untuk mamahami dan mempelajari tugas perkembangan orang dewasa
4) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan fisik pada orang dewasa
5) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan kognitif pada orang dewasa
6) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan bahasa pada orang dewasa
7) Untuk memahami dan mempelajari ketidak matangan berpikir pada orang dewasa
8) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan psikososial pada orang dewasa
9) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan sosioemosional pada orang
dewasa
10) Untuk memahami dan mempelajari permasalahan-permasalahan yang dihadapi
orang dewasa
11) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan identitas pada orang dewasa
12) Untuk memahami dan mempelajari perkembangan Peer and romantic relationship
pada orang dewasa.
2
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode tinjauan pustaka
dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti buku terkait psikologi
perkembangan, jurnal psikologi, serta e-book psikologi perkembangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emerging Adult
Emerging adulthood adalah suatu periode perkembangan individu dari masa orang
dewasa akhir hingga usia dua puluh tahun akhit, yang berfokus secara spesifik di usia 18
hingga 25 tahun (Amett, 2015). Individu yang tengah melalui periode perkembangan ini
disebut dengan emerging adult. Periode ini identik dengan kemandirian yang relative dari
peran social serta ekspetasi normative. Kemandirian yang dimaksud ialah emerging adult
telah meninggalkan ketergantungan pada masa kanak-kanak dan orang dewasa namun
belum memilki tanggung jawab yang secara normative akan dialami pada masa dewasa.
Pada periode perkembangan ini emerging adult melakukan eksplorasi terkait
kehidupannya baik cinta, pekerjaan, dan cara pandang terhadap dunia (Amett, 2000).
Emerging adult menggambarkan adanya perubahan-perubahan dalam konteks
kognitif, emosional, fisik individu, dan juga dalam segi social. Jalur yang akan dipilih
oleh emerging adult ditentukan oleh interaksi yang bersifat resiprokal secara dinamis dan
berkelanjutan antara individu dengan lingkungannya. Jalur dan eksplorasi peran yang
beragam pada emerging adult menghasilkan potensi bertumbuhnya fungsi emosional dan
intelektual (Amett, 2000 dalam Wood, et al, 2018).
Masa-masa ini diwarnai oleh perasaan antusias khususnya dalam merancang rencana-
rencana untuk menghadapi tantangan menuju masa dewasa. Ada banyak tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi oleh individu pada masa transisi menuju kedewasaan
ini, antara lain tinggal terpisah dari orangtua, terdapat peningkatan dalam hal karier dan
akademis, membangun hubungan interpersonal yang intim dan mendalam, membuat
keputusan-keputusan sendiri serta memiliki kematangan emosional (Miller, 2011).
Nelson dan Barry (2005) menjelaskan bahwa individu pada tahap emerging adult
akan lebih menggunakan kualitas-kualitas diri seperti sikap bertanggung jawab terhadap
segala tindakan yang dilakukan, pengambilan keputusan secara mandiri, serta mampu
terlepas dari ketergantungan secara finansial dari orangtua. Selain itu, Levinson (1986,
dalam Sciaba, 2006) juga menyebutkan bahwa rentang usia 20 hingga 30 tahun adalah
tahap dimana individu sudah memiliki kepuasan dalan hal cinta, seksualitas, kehidupan
keluarga, kreativitas, pencapaian karier, dan realisasi dari tujuan-tujuan utama dalam
kehidupannya. Pada tahap ini individu akan mengambil keputusan yang penting dalam
urusan pernikahan, pekerjaan dan gaya hidup sebelum merasa diri cukup bijaksana dan

4
berpengalaman. Selain itu, ada pula tuntutan dari keluarga, teman dan lingkungan sekitar
yang berlawanan dengan ambisi personal.
Individu pada rentang usia emerging adult tidak berjalan di jalur yang sama,
melainkan membangun jalurnya masing-masing dimana semuanya bergantung pada
pilihan-pilihan yang sebagian besar bukanlah pilihan individu itu sendiri melainkan
bagian dari eksperimen dan eksplorasi diri. Pada tahap emerging adulthood, perencanaan
masa depan menjadi semakin sulit dan kompleks. Masing-masing individu akan
menggunakan strateginya sendiri untuk menentukan arah mana yang akan mereka ambil
untuk masa depan. Banyak kesempatan yang tersedia namun individu justru semakin
bingung dan kerap dihinggapi keraguan. Sehingga, status sebagai orang dewasa dimaknai
sebagai tantangan yang sangat besar bagi individu di tahap emerging adulthood (Lanz &
Tagliabue, 2007).

B. Tugas Perkembangan Emerging Adult


Havighurst (Turner dan Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa,
di antaranya :
a. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah masa remaja, golongan dewasa awal semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan adanya perkawinan
yang syah.
b. Membina kehidupan rumah tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan
dewasa awal berkisar antara 21-40 tahun. Golongan dewasa awal yang berusia di atas
25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya setingkat dengan SLTA dan
atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka umumnya telah memasuki
dunia kerja.
Mereka mulai mempersiapkan diri untuk menjadi mandiri tanpa bergantung pada
orang tua lagi. Sikap mandiri itulah yang merupakan langkah positif bagi mereka
karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Selain itu, mereka juga harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja
sama dengan pasangan hidup masing-masing dan menjalin hubungan baik dengan
kedua orang tua ataupun saudara-saudara mereka.

5
c. Meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Setelah menyelesaikan pendidikan formal, pada umumnya dewasa awal
memasuki dunia kerja untuk menerapkan ilmu dan keahlian mereka. Mereka berupaya
menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan
masa depan keuangan yang baik. Jika mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut,
mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak
atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti
dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.
Masa dewasa awal adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan
semangat yang membara dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing
dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi
kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi
kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
d. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata
aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan
cara-cara, seperti :
1) Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat
paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri)
2) Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan)
3) Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak tercela di mata masyarakat
4) Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat
dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki
jalan, dan sebagainya).
Secara umum, tugas perkembangan masa dewasa awal meliputi :
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak
ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan
mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan
pengakuan dari masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab
6
sebagai warga Negara dan akan bergabung dengan komunitas sosial yang cocok
dengannya.
3. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang
cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia
mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.

C. Ciri-ciri Utama Emerging Adult


Menurut Arnett (2000), terdapat 5 (lima) ciri utama yang dapat ditemui pada individu di
tahap perkembangan emerging adult. 5 ciri-ciri tersebut adalah:
a. Identity explorations. Masa identity explorations adalah salah satu karakteristik yang
paling penting yang muncul dalam emerging adult. Dalam tahap perkembangan
emerging adult individu memungkinkan untuk eksplorasi dalam hal cinta, kerja, dan
worldviews lebih dari periode usia lainnya. Dalam hal pekerjaan, mayoritas remaja
yang bekerja cenderung melihat pekerjaan mereka sebagai cara untuk menghasilkan
uang ketimbang mempersiapkan mereka untuk karir masa depan. Sebaliknya, usia 18
sampai 25 tahun dalam emerging adult melihat pekerjaan mereka sebagai cara untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang akan mempersiapkan mereka untuk
karir masa depan saat mereka dewasa. Mengalami perubahan dalam pandangan dunia
adalah sebuah divisi utama perkembangan kognitif selama masa emerging adult.
Orang-orang di masa emerging adult yang memilih untuk kuliah biasanya memulai
masa perkulihan atau universitas dengan pandangan (worldviews) sebagaimana yang
diajarkan kepada mereka ketika kecil dan remaja. Namun, emerging adult yang telah
melewati masa kuliah atau universitas telah lebih mempertimbangkan pandangan
(worldviews) yang berbeda, dan akhirnya berkomitmen pandangan (worldviews) yang
berbeda atau pandangan yang telah mereka bangun selama masa perkuliahan atau
karir di universitas.
b. Instability. Ketidakstabilan yang dialami emerging adult terletak pada dunia akademis
dan personal. Tidak jarang pada tahap perkembangan ini individu berpindah-pindah
tempat sekolah (universitas) atau pekerjaan. Dalam hal pekerjaan pula, tidak jarang
mereka merasa bahwa apa yang mereka kerjakan tidak sesuai dengan minat mereka
atau membutuhkan kemampuan lain sehingga mereka perlu melanjutkan sekolah atau
pindah ke pekerjaan lainnya yang diharapkan sesuai dengan passion yang mereka
miliki. Individu juga mengalami ketidakstabilan dalam hal percintaan dimana mereka
7
mulai menjalin hubungan yang serius dengan pasangan mereka namun baru
belakangan menyadari ada ketidakcocokan.
c. Self-Focused. Pada tahap perkembangan ini, individu mulai membuat rencana dalam
menjalani aktivitasnya sehari-hari, menggali pemahaman yang lebih dalam mengenai
siapa diri mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup, serta mulai
membangun fondasi untuk masa dewasa mereka. Selain itu, dengan diperolehnya
kebebasan yang lebih dibandingkan saat masih remaja, individu dituntut untuk selalu
mampu mengambil keputusannya sendiri dan bertanggung jawab terhadap keputusan
tersebut.
d. Feeling In-Between. Individu merasakan tahap dimana ia tidak ingin lagi dianggap
sebagai remaja namun merasa belum sepenuhnya siap untuk masuk ke kelompok usia
dewasa. Alasan mengapa kebanyakan emerging adult merasa berada diantara remaja
dan dewasa awal adalah karena menurut mereka untuk menjadi dewasa membutuhkan
proses-proses yang tidak mudah, yaitu: menjalankan tanggung jawab diri sendiri
sepenuhnya, membuat keputusan-keputusan secara mandiri, dan mandiri secara materi
atau sudah memiliki penghasilan sendiri. Proses tersebut membutuhkan waktu dan
tidak dapat dicapai begitu saja dalam satu waktu.
e. Possibilities. Harapan-harapan individu dalam tahap emerging adulthood berkembang
besar. Mereka melihat diri mereka memiliki banyak kemungkinan untuk menjadi
sosok yang besar dan mampu bertransformasi. Segala kesempatan untuk berkembang
sangat terbuka lebar bila dibandingkan dengan tahapan perkembangan lainnya, seperti
misalnya kesempatan untuk melanjutkan sekolah, meniti karier di bidang tertentu
hingga memulai hubungan yang baru seperti pertunangan atau pernikahan.
Emerging adulthood memiliki perbedaan dengan periode perkembanga remaja dan
dewasa muda. Perbedaan periode emerging adulthood dengœ periode perkembangan remaja
dapat dilihat dari pemilihan tempat tinggal. Emerging adult kebanyakan sudah meninggalkan
rumah tempat tinggalnya, sedangkan remaja masih tinggal bersama orangtua mereka.
Keadaan fisik individu pada dua periode perkembangan ini juga berbeda, karena pada masa
remaja individu mengalami pubertal sedangkan pada emerging adulthood, individu sudah
memiliki organ reprodukai yang aempurna. Kebebasan untuk mengejar edukasi pada dua
periode ini juga berbeda dimana individu pada masa remaja kebanyakan akan berada di
sekolah menengah, sedangkan pada emerging adulthood individu memiliki kebebasan untuk
menentukan arah pencapaian edukasinya (Arnett, 2015).

8
Salah satu tugas perkembangan yaitu mencari pasangan hidup menyebabkan mulai
munculnya keinginan individu khususnya wanita untuk tampil lebih cantik dan menarik.
Menurut Sunartio, Sukamto, & Dianovinina (2012), penampilan dianggap penting dan utama
bagi seorang wanita. Oleh sebab itu, wanita sering membandingkan penampilan fisiknya,
khususnya bentuk tubuhnya, dengan tubuh wanita lain yang dianggap lebih menarik.
Munculnya pandangan negatif wanita pada dirinya dikarenakan banyaknya wanita yang
merasa tidak puas dengan tubuhnya. Verplanken (dalam Herabadi, 2007) melakukan
penelitian mengenai kebiasaan seseorang untuk berpikiran negatif dalam menilai dirinya
sendiri. Penilaian negatif menjadi kebiasaan serta terus menerus muncul secara otomatis,
sering dan menetap dalam benak seseorang sehingga dapat menurunkan self esteem serta
membuat seseorang rentan untuk mengalami gangguan kecemasan dan depresi.

D. Aspek Fisik Emerging Adult


Terjadi puncak performa fisik antara usia 19 hingga 26 tahun, namun pada akhir
dewasa awal mulai nampak penurunan performa fisik. Angka kematian individu ketika
beranjak dewasa dua kali lipat lebih besar dari remaja, dan sebagian besarnya adalah laki-
laki. Tahu cara mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan, namun tidak
menerapkannya terhadap diri sendiri. Sebagian besar kebiasaan yang merugikan
kesehatan terbentuk pada masa remaja semakin melekat pada masa beranjak dewasa.
Gaya hidup terkait dengan kesehatan yang pada gilirannya akan mempengaruhi kepuasan
hidup. Obesitas adalah masalah kesehatan yang serius dan banyak melanda individu.
Berkaitan dengan meningkatnya risiko terserang penyakit hipertensi, diabetes, dan
penyakit kardiovaskuler, serta berhubungan dengan kesehatan mental.
Kondisi fisik tidak hanya mencapai puncaknya pada awal masa dewasa, tetapi juga
mulai menurun selama periode ini. Perhatian pada kesehatan meningkat di antara orang
dewasa muda, dengan perhatian khusus terhadap diet, berat badan dan olahraga.
Status fisik puncak dicapai antara umur 18-30 tahun terutama antara umur 19-26 tahun.
Kesehatan mencapai puncaknya pada tahun-tahun tersebut. Ada bahaya tersembunyi
dalam kemampuan fisik dan kesehatan puncak ini, kebiasaan jelek untuk kesehatan
mungkin terbentuk. Menuju akhir dari masa dewasa awal, perlambatan dan penurunan
kondisi fisik mulai tampak.
Pada masa ini, seseorang lebih memperhatikan masalah penampilan fisik. Hal-hal
fisik seperti obesitas atau kelebihan berat badan menjadi perhatian pada masa ini. Hal ini

9
memacu seseorang di dalam mengatur pola makan, penggunaan obat-obatan dan
olahraga. Pada masa ini, penggunaan obat-obatan seperti obat pelangsing dan berbagai
suplemen menjadi kecenderungan seseorang di dalam menjaga kondisi fisiknya.
Pada masa muda, salah satu hal yang banyak dilakukan seseorang dalam menjaga
kondisi dan penampilan fisiknya adalah dengan melakukan olahraga. Sebagian besar,
anak muda telah menjadikan olahraga sebagai kebiasaan yang pasti dilakukan setiap
minggu dan gaya hidup mereka seperti senam aerobik, gym, berlari, dll. Berhubungan
dengan puncak kemampuan fisik yang dialami, maka sebagian besar anak muda juga
banyak melakukan kegiatan fisik yang menyenangkan dengan melakukan olahraga
permainan.
Ketergantungan pada obat-obatan merupakan persoalan yang umum terjadi.
Ketergantungan terhadap obat-obatan terbagi menjadi dua, yaitu ketergantungan fisik dan
ketergantungan psikologis. Ketergantungan fisik pada suatu obat karena penarikan diri
dari rasa sakit yang tidak diinginkan dan ketagihan yang dialami oleh penderita
ketergantungan pada saat obat-obatan yang dibutuhkan tidak ada. Ketergantungan
psikologis adalah kebutuhan untuk menggunakan obat-obatan untuk mengatasi masalah
dan stress. Pada masa muda, ketergantungan dengan alkohol yang paling menonjol.
Penggunaan alkohol sering digunakan anak muda yang sedang menghadapi berbagai
masalah seperti permasalahan tentang kebosanan kuliah, pekerjaan, putus cinta dll.
Perkembangan fisik yang dialami mempengaruhi produksi hormon dan siklus mentruasi
pada wanita. Terdapat hubungan amtara siklus mentruasi dan produksi hormon terhadap
perubahan kepribadian. Perkembangan fisik yang terjadi mempengaruhi banyak hal yang
berkaitan dengan seksualitas. Pada masa ini, anak muda memiliki kecenderungan untuk
melakukan aktivitas seks kepada pasangannya, teman atau dari tempat prostitusi.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan seksualitas, pada masa ini mulai muncul seperti
penyakit kelamin, perilaku seksual memaksa, dan kelainan perilaku seksual. Adanya
pemberian pengetahuan seksual menjadi penting di dalam mengatasi masalah-masalah
yang berkaitan dengan seksualitas yang terjadi pada masa ini.
Minchinton (dalam Susandi, 2014) mengatakan bahwa aspek dari self esteem individu
adalah perasaan mengenai diri sendiri yang dapat dilihat dari penerimaan diri, menghargai
nilai yang ada pada diri dan dapat mengendalikan emosi serta memiliki keyakinan yang
dapat membuat individu memaafkan diri sendiri. Selain itu perasaan terhadap hidup yang
dijalani individu menjadi salah satu aspek yang juga penting yang diharapkan individu
dapat memegang kendali atas dirinya sendiri dan menerima kenyataan yang ada di
10
hidupnya. Aspek yang terakhir adalah hubungan individu dengan orang lain yang dapat
terlihat dari sikap individu menghargai dan bijaksana dalam berhubungan dengan orang
lain.
Self esteem menurut Burns (dalam Sari dkk, 2006), memiliki dua makna yaitu
kecintaan pada diri sendiri (self love) dan percaya diri (self confidence). Kedua makna
tersebut terpisah tetapi saling berhubungan. Seseorang bisa menyukai dirinya, namun juga
dapat merasa kurang percaya diri. Disisi lain, seseorang juga dapat merasa percaya diri
tetapi tidak merasa berharga. Selain itu menurut Robinson (dalam Aditomo & Retnowati,
2004), self esteem merupakan salah satu komponen yang lebih spesifik dari self concept,
yang melibatkan unsur evaluasi atau penilaian terhadap diri.
Dewasa awal diharapkan memiliki self esteem tinggi karena self esteem dianggap
penting untuk dimiliki oleh setiap individu khususnya wanita dewasa awal. Menurut
Baron, Byrne, & Branscombe (dalam Sarwono & Meinarno, 2011) self esteem yang
positif membuat orang dapat mengatasi kecemasan, kesepian dan penolakan sosial. Selain
itu menurut Michener dan DeLamater (dalam Sari dkk, 2006), individu dengan self
esteem tinggi akan mampu untuk bersikap asertif, terbuka dan memiliki kepercayaan diri
terhadap dirinya. Maka dari itu self esteem memiliki peran yang penting untuk individu.
Individu yang memiliki self esteem tinggi berarti memandang dirinya secara positif dan
sadar akan kelebihankelebihan yang dimilikinya sehingga dapat memandang kelebihan-
kelebihan tersebut lebih penting daripada kelemahannya.
Rombe (dalam Prastowo, 2012) mengatakan salah satu yang mempengaruhi self
esteem adalah faktor fisik, yaitu ciri fisik dan penampilan wajah individu. Sama halnya
dengan Myers (2012) mengatakan bahwa self esteem seseorang mungkin bergantung
pada prestasi sekolah dan daya tarik fisik. Orang yang menghargai dirinya secara umum
yaitu mereka yang memiliki self esteem tinggi, cenderung menghargai penampilan,
kemampuan, dan domain mereka yang lain. Harter (dalam Berk, 2012) juga mengatakan
bahwa body image merupakan satu prediktor kuat bagi penghargaan diri dari anak muda.
Body image dipandang dapat mempengaruhi self esteem.
Menurut Tiggemann (dalam Cash & Smolak, 2011) body image negatif lebih banyak
dialami oleh sebagian besar wanita yaitu banyak yang tidak puas dengan tubuh mereka,
terutama dengan ukuran tubuh dan berat badan. Menurut Feingold & Mazzella (dalam
Davison & McCabe, 2006) persepsi yang salah mengenai tubuh ideal membuat sebagian
orang merasa khawatir dan kurang percaya diri dengan tubuh yang mereka miliki
sehingga dapat memunculkan ketidakpuasan terhadap body image.
11
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian pada body image
sangat kuat terjadi pada dewasa awal, khususnya wanita. Bagi wanita, penampilan adalah
yang utama sehingga dapat mempengaruhi self esteem. Rumusan masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara body
image dengan self esteem pada wanita dewasa awal pengguna skincare.

E. Aspek Kognitif Emerging Adult


Kemampuan kognitif pada masa dewasa awal sangat baik dan juga menunjukan
adaptasi dengan berbagai aspek-aspek dari kehidupan. Kompetensi sebagai seorang
dewasa muda mungkin memerlukan banyak ketrampilan berpikir logis dan adaptasi
terhadap berbagai aspek-aspek kehidupanan. Sebagai contoh, ketika seorang arsitek
mendesain suatu bangunan, mereka menganalisa secara logis, dan merencanakan
strukturnya tetapi tetap memahami keterbatasan biaya, perhatian atas lingkungan, dan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut secara efektif.
William Perry (1970) juga mencatat perubahan-perubahan penting tentang cara
berpikir orang dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Ia percaya bahwa remaja
sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar- seperti benar/salah,
kita/mereka, baik/buruk. Pada waktu kaum muda mulai matang dan memasuki tahun-
tahun masa dewasa, mereka mulai menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspektif
yang dipegang orang lain, yang mengguncang pandangan dualistik mereka. Saat itu,
individu mulai memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban.
Mereka mulai memperluas wilayah wilayah pemikiran dan mulai percaya bahwa setiap
orang memiliki pandangan pribadi. Mereka mulai mencoba dan mendalami hal-hal baru
yang akhirnya membentuk daya kreativitas mereka sendiri.
Pada masa ini, masalah pekerjaan adalah hal yang membuat kognitif kaum muda lebih
berkembang. Kaum muda memulai bereksplorasi berbagai pilihan karir. Kaum muda
mulai memprediksi dan mengambil keputusan tentang pilihan karir. Gambaran tentang
seleksi, masuk kerja, penyesuaian diri, pemeliharaan dan pensiun telah muncul di
pemikiran mereka.

F. Aspek Sosioemosional Emerging Adult


Masalah daya tarik, cinta dan hubungan dekat merupakan sesuatu yang paling sering
terjadi pada masa dewasa awal yang kaitannnya dengan perkembangan sosio-emosional
dewasa awal. Pada masa ini, kaum muda sudah mencari sosok individu yang memiliki
12
kemiripan yang dapat diajak memulai hubungan dekat. Masalah hubungan cinta paling
banyak muncul di masa ini. Keinginan untuk tidak kesepian adalah hal yang mendorong
kaum muda untuk memulai hubungan romansa.
Dalam masalah hubungan cinta, kaum muda mulai mencari tahu dan mencocokkan
peran mereka. Peran seseorang dalam hubungan cinta menentukan baik buruknya
kerjasama yang mereka jalin. Kerjasama yang terjalin dalam hubungan cinta membuat
seseorang lebih mengenali dirinya dan pasangannya sendiri. Kerjasama yang baik dalam
hubungan cnta akan memunculkan cinta terhadap satu sama lain.
Teori cinta tringular (the triangular theory of love), adalah teori stemberg yang
menyatakan bahwa cinta memiliki 3 tiga bentuk utama : gairah, keintiman, dan
komitmen. Gairah digambarkan seperti daya tarik fisik dan seksual pada pasangan.
Keintiman adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam
hubungan. Komitmen adalah penilaian kognitif atas hubungan dan niat untuk
mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua manusia di berbagai belahan dunia akan mengalami suatu masa transisi dalam
kehidupannya. Pada masa ini akan terjadi banyak perubahan baik secara mental, fisik atau
sosial. Perubahan yang akan mengantar seorang remaja menuju kedewasaan (Patterson,
2012). Untuk artian sosiologis sendiri, menurut Papalia & Feldman (2013), individu
dianggap dewasa ketika mereka mampu menanggung diri mereka sendiri atau telah
memilih sebuah karier, telah menikah, membentuk hubungan romantis yang signifikan,
atau dapat juga memulai berumah tangga. Hal ini terlihat pada remaja di Amerika yang
apabila telah berusia 18 tahun dapat memilih untuk tinggal terpisah dengan orangtuanya.
Sementara di Jepang, transisi masa remaja ke dewasa terjadi pada usia 20 tahun. Secara
umum, ketika seseorang menyelesaikan setidaknya satu atau lebih dari tugas-tugas
perkembangan, mereka dianggap sudah seperti orang dewasa dengan standar sosial
kebudayaan mereka masing-masing (Patterson, 2012).
Pada umumnya masa emerging adulthood diketahui sebagai masa pencarian pasangan
hidup, penentuan karier yang layak, berusaha untuk dapat menjadi mandiri secara
finansial, dan juga masa seseorang mencoba mencari makna hidup selama masa peralihan
dari remaja ke masa dewasa (Robinson & Smith, 2010). Menurut Ishida (2013), masa
peralihan ini telah tertunda di banyak negara dikarenakan beberapa hal tersebut di atas
dan individu pada masa peralihan ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
melangkah lebih maju melaluinya. Selain itu, menurut Fraley & Davis (dalam Fraley,
Roisman, Booth-LaForce, Owen, & Holland, 2013) menyatakan bahwa individu yang
berada di masa peralihan ini membutuhkan banyak ikatan dengan lingkungan dan
menentukan pilihan. Selama masa ini juga, banyak anak muda memperoleh kemampuan
yang berguna bagi pendapatan serta prestasi kerja mereka di masa dewasa mereka kelak
(Arnett, 2000).

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah peneliti paparkan pada kesimpulan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1) Orang tua dan pendidik harus selalu mendampangi remaja agar tidak menyebabkan
remaja merasa kurang diperhatikan sehingga dapat mengakibatkan kenakalan remaja
pada anak dikarenakan keingin tahuan remaja yang begitu tinggi.
14
2) Laporan ini hanya berupa laporan sederhana, maka untuk itu pelu adanya laporan dan
penelitian lebih lanjut.

15
Daftar Pustaka

Papalia, D. E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2008). Human Development. 11th edition.
New York: McGraw-Hill
Santrock, John W. (2011). Life-Span Development. 13th edition. New York: McGraw-
Hill
Allen, K Eileen dan Marotz, Lynn R. (2010). Profil perkembangan anak prakelahiran
hingga usia 12 tahun (edisi 5). Jakarta : PT Indeks.
http://e-journal.uajy.ac.id/6268/3/TA213322.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/1417-2428-1-PB%20(3).pdf
fisik dan kognitif dewasa awal.pptx
2013-2-00594-PS Bab2001 {compatibility Mode}-Microsoft Word

16

Anda mungkin juga menyukai