Disusun Oleh :
Kelompok 8
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Perkembangan intelektual, sosial
dan Bahasa Pada usia Remaja” ini dapat kami selesaikan. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
diampu oleh Bapak H.Azhari, M.Pd.I Makalah ini berisikan tentang ragam bahasa
yang berkembang di kalangan remaja.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa teknis maupun isinya
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan semoga penulisan
yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan bagi para pembaca.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ll
DAFTAR ISI..............................................................................................................lll
PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................2
D. Manfaat ...................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................3
PERKEMBANGAN PADA REMAJA .....................................................................3
A. Pengertian Perkembangan ....................................................................................3
B. Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja ............................................................3
C. Perkembangan Intelektual Pada Masa Remaja ..................................................4
1. Pengertian Intelektual .........................................................................4
2. Intelektual Pada Remaja .....................................................................4
PERKEMBANGAN SOSIAL PADA MASA REMAJA .........................................6
A. Pengertian Perkembangan Sosial .........................................................................6
B. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja ......................................................6
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial...............................7
D. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku ................................8
E. Implikasi Perkembangan Sosial Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan .......9
1. Lingkungan Keluarga ..........................................................................9
2. Lingkungan Sekolah ..........................................................................10
3. Lingkungan Masyarakat ...................................................................11
PERKEMBANGAN BAHASA PADA REMAJA ..................................................11
A. Pengertian Bahasa ................................................................................................11
B. Karaktersitik Perkembangan Bahasa pada Remaja ........................................13
C. Contoh Bahasa yang Digunakan Remaja ..........................................................14
PENUTUP ..................................................................................................................15
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15
B. Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................16
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak
dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
sosialemosional ( Santrock,2003). Menurut .Hurlock ( 1980 ) istilah remaja
berasal dari bahasa latin adolescence yang berarti “ tumbuh “ atau “ tumbuh
menjadi dewasa”.
Istilah adoslence memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini yang diungkapkan oleh Piaget (
Hurlock, 1980 ) yang menyatakan bahwa secara psikologis masa remaja adalah
usia individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia di mana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam
tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Para ahli umumnya sepakat bahwa rentangan masa remaja berlangsung
dari usia 11-13 tahun sampai dengan 18-20 tahun ( Abin Syamsudin,2003). Pada
rentangan periode ini terdapat beberapa indikator perbedaan yang signifikan,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu, para ahli
mengklasifikasikan masa remaja ini ke dalam dua bagian yaitu : (1) remaja awal
( 11-13 tahun s.d 14-15 tahun ) ; dan (2) remaja akhir ( 14-16 tahun s.d 18-20
tahun )
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
1
3. Mengapa perkembangan sosial seseorang dijadikan implikasi terhadap
penyelenggaraan pendidikan?
4. Bagaimana pengertian bahasa?
5. Bagaimana karakteristik perkembangan bahasa pada remaja?
6. Bagaimana contoh bahasa yang digunakan oleh remaja?
C. Tujuan
Adapun tujuan pada makalah ini antara lain:
D. Manfaat
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, terutama pengetahuan
tentang perkembangan intelektual, sosial dan bahasa pada usia remaja
dalam mata kuliah perkembangan peserta didik.
2. Dapat dipertimbangkan sebagai bahan pemikiran atau masukan.
3. Memberikan informasi baik bagi penulis maupun pembaca.
2
PEMBAHASAN
3
C. Perkembangan Intelektual Pada Masa Remaja
1. Pengertian Intelektual
ntelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja,
belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan
tentang berbagai gagasan.
Pada usia remaja secara mental anak telah dapat berfikir logis tentang
berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain, berfikir operasi formal lebih
bersifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan
masalah daripada berfikir konkrit.
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola fikir sendiri
dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
Kemampuan berfikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka
dengan mudah dapat membayangankan banyak alternatif pemecahan masalah
beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka
sendiri. Mereka juga tidak mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang
untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa
depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu
mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain
diluar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa
ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.
Baginya dunia menjadi lebih luas dan sering kali membingungkan terutama jika
ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
2. Intelektual Pada Remaja
Tidak sedikit anak remaja yang berupaya menentukan pilihan-pilihan
kegiatannya atas dasar pertimbangan yang rasional, baik dari sisi kompetensi
pribadi dan minatnya terhadap pilihan tersebut.
4
Contohnya pertama, apabila disekolah terdapat bermacam-macam program
ekstrakurikuler maka anak tersebut berupaya memilih salah satu ekstrakurikuler
yang diminatinya serta sesuai dengan kemampuan dirinya, tidak lagi atas dasar
pilihan orang tuanya.
Contoh kedua, dalam hal memilih sekolah. Tidak sedikit remaja yang
memilih sekolah atas dasar pertimbangan hal-hal yang ada dalam pribadinya
bukan karena pilihan ditentukan oleh orang tuanya, walaupun juga masih ada
remaja yang menurut apa yang menjadi pilihan, apa yang menjadi ketentuan, serta
apa yang menjadi harapan orang tua bagi dirinya.
Rasa ingin tahu yang besar karena reamaja berada pada perkembangan
kognitif yang fleksibel, maka remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila
rasa ingin tahu itu diarahkan ke hal-hal yang positif maka itu akan sangat
membentuk dirinya dengan baik.
Misal, penelitian ilmiah, lintas alam, dan sebagainya.
Tapi apabila rasa ingin tahu itu disalurkan dengan cara yang negatif maka
hal itu bisa merusak dirinya sendiri.
Misal, merokok, memakai narkoba, menonton film porno, melakukan seks
bebas yang merupakan tindakan yang dilakukan remaja karena berawal dari rasa
ingin tahu yang besar.
Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang
cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak
memiliki keleluasaan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia
dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap
pemikiran abstrak sehingga saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa
berfikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
Untu itu, sekolah, keluarga, lingkungan punya tanggung jawab untuk
membimbing remaja dengan benar.
5
PERKEMBANGAN SOSIAL PADA MASA REMAJA
6
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
1) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi atau tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan
yang yang kondusif bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga berlaku norma-
norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga
merekayasa perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih
banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma
dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan
dan diartikan oleh keluarga.
2) Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping
itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk
mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga
setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3) Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan
sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan mmandang
anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang
dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam
keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dalam ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu,
7
maksud “mejaga ststus dalam keluarganya” itu mengakibatkan
menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat
berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya.
Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya
sendiri.
4) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan
kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas
harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan
keluarga, masyarakat dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang
benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di
kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma
lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma-norma kehidupan bangsa
(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa, titik pergaulan membentuk
perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5) Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir banyak mempengaruhi banyak hl, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan
intelektual tinggi akan berkembang bahasa secara baik. Oleh karena itu,
kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, pengendalian
emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam
perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan
memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan
hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan
intelektual tinggi.
D. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri yang sering mengarah
kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil
8
pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak saling dipengaruhi, oleh ide-ide dari teori-teori yang
menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang
tuanya. Kemapuan obstraksi anak yang menimbulkan kemampuan
mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana
yang semestinya menurut alam fikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa:
Cita-cita idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa
memikirkan akibat lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang
mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat
orang lain dalam penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam
menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhiri
masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan
baik.
E. Implikasi Perkembangan Sosial Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Remaja yang dalam masa mencari dan ingin menentukan jati dirinya
memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau sebaliknyha. Mereka belum
mamahami benar tentang norma-norma sosial yang berlaku didalam kehidupan
bermasyarakat. Keduanya dapat menimbulkan hubungan sosial yang kurang serasi,
karena mereka sukar untuk menerima norma seksual dengan kondisi dalam
kelompok atau masyarakat. Sikap menentang dan sikap canggung dalam pergaulan
akan merugikan kedua belah pihak. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya
pengembangan hubungan sosial remaja yang diawali dari lingkungan keluarga,
sekolah serta lingkungan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Orang tua hendaknya mengikuti kedewasaan remaja dengan jalan
memberikan kebebasan terbimbing untuk menghambil keputusan dan tanggung
jawab sendiri. Iklim kehidupan keluarga yang memberikan kesempatan secara
maksimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak akan dapat membantu
anak memiliki kebiasaan psikologis untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan
9
cara demikian remaja akan merasa bahwa dirinya dihargai, diterima, dicintai, dan
dihormati sebagai manusia oelh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja Hoffman (1989)
mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua yaitu:
a) Pola Asuh Bina Kasih (Induction)
Yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan
senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap
keputusan dan perlakuan yang diambil oleh anaknya.
b) Pola Asuh Unjuk Kuasa (Power Acsertion)
Yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan
senantiasa memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun
anak tidak dapat menerimanya.
c) Pola Asuh Lepas Kasih (Love Withdrawai)
Yaitu pola asuh yang diterapkan orang tua dalam medidik anaknya dengan
cara menarik sementara kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang
dikehendaki orang tuanya. Akan tetapi jika anak sudah mau melaksanakan
apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu akan
dikembalikan seperti sedia kala.Dalam konteks pengembangan kepribadian
remaja, termasuk didalamnya perkembangan hubungan sosial, pola asuh
yang disarankan oleh Hoffman (1989) untuk diterapkan adalah pola asuh
bina kasih (induction). Artinya setiap keputusan yang diambil oleh orang tua
tentang anak remajanya atau setiap pelakuan yang diberikan orang tua
terhadap anak remajanya harus senantiasa disertai dengan penjelasan atau
alasan yang rasional. Dengan cara demikian, remaja akan dapat
mengembangkan pemikirannya untuk kemudian mengambil keputusan
mengikuti atau tidak terhadap keputusan atau perlakuan orang tuanya.
2. Lingkungan Sekolah
Didalam mengembankan hubungan sosial remaja, guru juga harus mampu
mengembangkan proses pendidikan yang bersifat demokratis. Guru harus berupaya
agar pelajaran yang diberikan selalu cukup menarik minat anak, sebab tidak jarang
anak menganggap pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya tidak bermanfaat.
Tugas guru tidak hanya semata-mata mengajar tetapi juga mendidik. Artinya, selain
menyampaikan pelajaran sebagai upaya mentransfer pengetahuan kepada peserta
10
didik, juga harus membina para peserta didik menjadi manusia dewasa yang
bertanggung jawab.
Dengan demikian, perkembangan hubungan sosial remaja akan dapat
berkembangsecara maksimal.
3. Lingkungan Masyarakat
a) Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan
rangsang kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat.
b) Perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti, bakti karya untuk dapat
mempelajari remaja bersosialisasi sesamanya dan masyarakat.
11
b) Wittgenstein
Menurut Wittgenstein, bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat
dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur
yang logis.
c) Ferdinand De Saussure
Menurut Ferdinand De Saussure, bahasa adalah ciri pembeda yang paling
menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya
sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
d) Plato
Menurut Plato, bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang
dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata
(ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat
mulut.
e) Bloch & Trager
Menurut Bloch & Trager, bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat
manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
f) Carrol
Menurut Carrol, bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi
dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau
yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok
manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda,
peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
g) Sudaryono
Menurut Sudaryono, bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif
walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai
sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
h) William A. Haviland
Menurut William A. Haviland, bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika
digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat
ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
12
B. Karaktersitik Perkembangan Bahasa pada Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang terbentuk dan telah berkembang karena
kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup keluarga, masyarakat, sekolah,
dan pergaulan teman sebaya. Pola bahasa yang dimiliki di dalam lingkungan
keluarga disebut sebagai bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini menjadikan sebab pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri
khusus dalam perilaku bahasa. Sebagaimana kita ketahui, Lembaga Pendidikan
memberikan rangsangan pengetahuan yang terarah sesuai dengan kaidah yang
benar. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat terutama teman sebaya terkadang
cukup menonjol sehingga bahasa mereka lebih diwarnai dengan pola bahasa sandi
yang bersifat khusus. Dalam komunikasi sehari-hari, remaja seringkali
menggunakan bahasa yang sering kita kenal dengan istilah „gaul‟ yang bukan
merupakan bahasa baku.
Bahasa pergaulan dimaksudkan untuk menunjukkan ciri khas atau indentitas
tertentu dalam pergaulan sesama remaja. Terkadang, bahasa ini juga terbawa ke
lingkungan sekolah sehingga menjadikan tenaga pendidik menjadi kebingungan
dengan cara berkomunikasi mereka yang tidak menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Selain pergaulan teman sebaya, status sosial ekonomi keluarga juga memiliki
andil dalam mempengaruhi pola atau gaya bahasa pada remaja. Keluarga terdidik
biasanya menggunakan bahasa yang lebih sopan dan fleksibel. Fleksibel disini
dimaksudkan bahwa saat remaja berinteraksi dengan teman sebayanya, mereka
memiliki gaya dan kosakata yang sesuai. Saat mereka berhadapan dengan orang
yang lebih dewasa, mereka punya cara tersendiri yang tentunya lebih sopan.
Kemudian, remaja yang berasal dari keluarga kurang terdidik umumnya
menggunakan bahasa yang kasar, tidak terstruktur, dan tidak fleksibel. Hal ini
13
disebabkan karena minimnya pengetahuan orang tua akan pola perkembangan anak
terutama dalam ragam bahasa.
Pengaruh globalisasi dan perkembangan IPTEK juga dapat membawa
dampak terhadap perkembangan bahasa remaja. Media sosial adalah salah satu
media yang memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa. Bahkan, bahasa
remaja menggeser penggunaan bahasa Indonesia. Para remaja lebih tertarik
menggunakan bahasa tersebut karena dapat digunakan sesuai keinginan mereka.
Perkembangan bahasa remaja sangat pesat mempengaruhi generasi muda terutama
mahasiswa di lingkungan kampus. Media sosial seperti Facebook, WhatsApp,
Twitter, Line merupakan salah satu media yang sangat lazim digunakan untuk
mengirim pesan-pesan pendek dalam bentuk singkatan. Kata singkatan tersebut
berkembang tidak hanya digunakan secara tertulis namun juga secara lisan.
Terjadinya variasi penggunaan bahasa itu dinamakan bahasa remaja. Bagi
remaja ataupun mahasiswa hal tersebut dilakukan sebagai wujud rasa kebanggaan
dan kesenangan tersendiri. Mereka berharap bisa menjadi yang paling “ keren “ dari
teman-temannya. Bahkan, mereka menganggap bahwa bahasa yang mereka
gunakan merupakan bentuk kreativitas yang harus dikembangkan untuk mencapai
sebuah kepuasan.
C. Contoh Bahasa yang Digunakan Remaja
Berikut kami telah merangkum ragam kata dari bahasa remaja sebagai
berikut :
BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA
INDONESIA REMAJA INDONESIA REMAJA INDONESIA REMAJA
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa
yang sangat baik. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang pula
kemampuan untuk memahami orang sebagai individu. Semua ini sangat membantu
perkembangan tingkah laku dan bahasa remaja.
B. Saran
Setiap calon tenaga Pendidik agar kiranya dapat menanamkan bagaimana
pentingnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak dini serta
memahami dan mengikuti perkembangan IPTEK berupa ragam bahasa yang
berkembang di kalangan remaja baik itu secara tertulis di media sosial maupun secara
lisan yang sering diucapkan dengan harapan dapat menjadi sarana untuk pendekatan
kepada calon Peserta Didik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar dan Mengajar agar
mereka menjadi lebih rileks dan nyaman dalam menerima pelajaran..
15
DAFTAR PUSTAKA
Dimas.2012.DefinisiBahasa,(https://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisiba
hasa.html?m=1), diakses pada tanggal 12 Desember 2020.
16