Anda di halaman 1dari 1

ARIF YAHYA

INTERNALISASI NILAI-NILAI AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH AN NAHDLIYYAH DALAM


PEMBELAJARAN KITAB KUNING
1. Teknis normatif
a. Tesis ini tingkat plagiasinya mencapai 60%, termasuk menyebar ke paparan data. Ini kan
parah.
b. Banyak typo-typo, dan terutama yang tulisan arab/ayat qur’an
c. Uraian di pendahuluan tidak ke fokus, mengapa memilih fokus tersebut, baik tinjauan gab,
pendapat pakar, teori. Kajian yang relevan (novelty).
d. Tata letak diperhatikan
e. Bab 2. Sub judul “nilai internalisasi” lain dengan makna “nilai-Nilai”...Klo nilai internalisasi
bermakna nilai-nilai dalam internalisasi. Padahal bahasannya tentang nilai
f. Sub-pembelajaran aswaja cenderung pada sekolah formal
g. Belum ditemukan penelitian yang mengulas khusus internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai
aswaja annahdliyah....ada kok (Kastia, L. (2020). Internalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Aswaja
An-Nahdliyah pada Mahasiswa IKHAC Pacet Mojokerto (Doctoral dissertation, Institut
Pesantren KH. Abdul Chalim).
h. Penjelasan paradigma penelitian tidak sesuai, belum dapat menjelaskan hubungan antar
konsep secara rasional/teoritik. Sepertinya kok copas ya..
i. Secara umum di bab 3 sebaiknya menjelaskan apa yang suah dilakukan sesuai subjudulnya,
bukan normatif dan teoritik. Dalam [enelitian kualitatif, hendaknya teknik pengumpulan data
(wawancara mendalam) diletakkan di urutan pertama, karena ia adalah teknik utama.
Observasi dan dokumentasi adalah pelengkap dan penjelas.
2. Diskusi
a. Anda penyebut pondok sebagai lembaga pendidikan formal (hal 32). Apakah betul? Jika
mengacu pada undang-undang.
b. Jelaskan secara teoritik internalisasi; nilai-nilai ahlus sunnah wal jamaah an nahdhiyah?
Bagaimana hubungannya dengan konteks pembelajaran kitab kuning. Apalagi kok dikaitkan
dengan akidah, syariah, akhlak....
Sujatmiko (2014), Pengertian internalisasi adalah pembelajaran selama hidup di dunia, yang
dilakukan oleh seseorang kepada masyarakat atau kelompok sosial. Pembelajaran ini sendiri
berupa penyerapan aturan dalam masyarakat, nilai, dan norma. Proses yang dilakukan berkali-
kali di dalam meniru tindakannya seseorang akhirnya menjadi suatu pola yang mantap
dan norma sosial yang mengatur tindakannya dibudayakan. Maka dari itulah internalisasi
sebagai bagian daripada faktor pendorong perubahan sosial. Ini dapat dianalisis dengan teori
behavioristik yaitu tentang perubahan perilaku, Ajzen; penyerapan pengetahuan, perubahan
sikap, dan perilaku.
c. Nilai-nlai AwJ&N meliputi; tawassuth, I’tidal, tasamuh, tawazun dan amar ma’ruf nahi
munkar...ini kan yang harusnya diinternalisasikan di pondok pesantren; Nah dijelaskan
bagaimana prosesnya dari beberapa aspek, diantaranya; pengetahun, sikap, dan perubahan
perilaku (ini selaras dengan teorinya Ajzen). So, bukan akidah, syariah, akhlak... Jika
membaca paparan data, tidak ditemukan bagaimana nilai-nilai AwJ&N itu diinternalisir
dalam diri individu santri.

Anda mungkin juga menyukai