Novel - Andi Nurhidayah Xii Ipa 1
Novel - Andi Nurhidayah Xii Ipa 1
SINOPSIS
Acha seorang gadis berumur 17 tahun, yang pintar, ramah, namun sangat
pelupa. Acha ini memiliki sahabat yang bernama sarah. Sarah adalah anak
yang pintar namun cenderung iri hati dan pendendam. Mereka bersahabat
mulai dari SMP. Berbeda dengan Acha yang menganggap Sarah sebagai
sahabat, Sarah malah menjadikan Acha sebagai lawan. Hal ini dikarenakan
Acha memang lebih pintar dibanding Sarah. Dendam yang sudah tertanam
di hatinya sudah tidak dapat tertampung lagi. Akhirnya pada saat mereka
menduduki bangku SMA, Sarah mulai menampakkan sifat aslinya.
PERKENALAN TOKOH
CHAPTER 1: AWAL BERTEMU
Acha pun bergegas menuju kesekolah karena hari ini merupakan hari
pertamanya masuk sekolah. Tanpa sarapan ia segera berangkat bersama
Ayahnya dengan mengendarai mobil Ayla merah.
“Kamu tidak sarapan? Mama sudah siapkan roti isi kesukaan kamu” tanya
mamanya sembari menunjuk roti lapis di atas meja makan.
Acha pun berlari secepat kilat, karena gerbang sekolah hampir tertutup.
“Alhamdulilah, masih bisa masuk sekolah dengan tepat waktu” syukur Acha
Wassalamualaikum wr.wb....”
“Selamat datang adik-adik siswa baru. Saya Muh. Fadil selaku Ketua Osis
SMP NUSANTARA. Semoga adik-adik dapat mengikuti kegiatan MPLS ini
dengan baik. Pertama-tama kami akan membagi kalian menjadi 10
kelompok terdiri dari 30 siswa. Yang saya sebut namanya agar maju
kedepan” ucap Fadil sambil menyebut nama siswa/i satu persatu.
“Sinta gemilang”
“Dwi Sahrani”
“Rival Barak”
“Alvaro Alexandra”
“...........”
“itu tadi 30 siswa yang akan menjadi teman sekelompok untuk kelompok 1.
Saya akan lanjutkan pembagian kelompoknya” seru Fadil.
“Hai semua, perkenalkan nama saya Rival Barack sering dipanggil Rival.
Saya lahir di bandung tanggal 15 April 2004. Saya tinggal di jalan Wastu
kencana. Sekian dari saya” ucap Rival
Masih ada satu siswa yang tidak memperkenalkan diri yaitu Sarah. Dia
gadis lugu dan sangat pendiam. Ketika dipersilahkan, dia tidak beranjak dari
tempat duduknya. Karena semua siswa memperhatikannya dia pun
menangis sekencang-kencangnya. Acha pun menghampirinya dan bertanya
mengapa ia menangis, bahkan Acha menghiburnya agar ia berhenti
menangis.
“H-H-H-Hai semua nama saya Dwi Sahrani sering dipanggil Sarah. Saya
lahir di Bandung tanggal 18 Januari 2004. Saya tinggal di jalan Siliwangi II.
Sekian”
Itulah awal mula perkenalan Acha dan sarah hingga akhirnya mereka pun
bersahabat. Acha yang sangat ramah dan mudah bergaul mampu
meluluhkan sarah yang sangat pendiam dan pemalu.
Setiap hari acha kesekolah bersama sarah. Ke kantin bareng sarah. Bahkan
duduk pun bersama sarah. Ia pun berhasil mengubah sarah menjadi anak
yang lebih ceriah dan ramah. Sarah bahkan menjadi juara kedua di kelas
setelah acha. Dalam hal ini bisa dikatakan tanpa acha, sarah bukan apa-apa.
Ujar seringkali teman-temannya.
Namun acha tidak pernah menganggap bahwa kesuksesan sarah itu karena
dirinya. Karena menurut acha ia hanya membantu sarah menggali potensi
yang ada di dalam dirinya.
CHAPTER 2 : PERTIKAIAN
Prakkk..prakk....prakkk
Suara tersebut seringkali terdengar di rumah sarah. Itu adalah suara barang
pecah yang seringkali terdengar apabila orangtua sarah bertengkar. Sarah
sudah terbiasa akan hal itu. Dan tempat pelariannya hanya satu, yakni rumah
sahabatnya, acha.
Pada saat sarah menduduki bangku kelas 3 SMP, Orangtua nya memutuskan
untuk bercerai karena ibunya ketahuan selingkuh dengan pengusaha kaya.
Hal inilah yang menyebabkan sarah mendapatkan ayah baru dan kehidupan
yang mewah. Ia juga telah berpindah tempat tinggal di kawasan yang lebih
elite. Sehingga ia mulai jarang bertemu dengan acha.
“Hei sarah, kamu udah pindah rumah yah? ”. Tanya acha dengan ramah.
“Kita tuh nggak selevel yah. Nggak usah ganggu aku lagi. Pindah sana!”.
Tegas sarah sambil mendorong acha hingga jatuh ke lantai.
Acha tidak melawan perbuatan sarah karena ia masih menganggap sarah
sahabatnya.
“Ehh, jangan dulu. Aku boleh liat nggak?”. Bujuk sarah memohon.
Acha pun memberikan jawabannya karena ia tidak tega melihat wajah yang
dia anggap sahabatnya bersedih.
“Ini jawabannya”. Jawab acha sambil memberikan secarik kertas yang berisi
jawaban.
“Akhirnya aku bisa mengalahkan kamu. Tapi yah kamu memang jauh sih di
bawah standarku”. Ucap sarah menyombongkan diri.
“Iya dong sar. Kamu memang lebih pintar dari dia”. Sahut teman-temannya.
“Ayo kita pergi dari sini teman-teman”.Seru Sarah sambil menyenggol bahu
acha dengan sengaja.
“Iya bu, ada apa?”. Jawab Acha sembari menghentikan langkah kakinya.
“Begini, Ibu telah diberi informasi dari kepala sekolah untuk mengutus satu
orang siswa untuk mengikuti olimpiade biologi. Dan ibu ingin mengutus
kamu untuk mengikutinya. Kamu bisa kan nak?” Kata bu tasya.
“Iya nak.. karena itulah ibu mengutus kamu untuk mengikutinya karena kan
kamu sudah ada pengalaman dan ibu tidak bisa mencari orang lain lagi”.
Jawab bu tasya menyakinkan.
“Baiklah nak, kalau begitu ibu pergi dulu yah...Kamu belajar yang rajin jika
ada yang ingin ditanyakan boleh chat ibu saja. Ini nomor ibu....
(083119252261).” Kata bu tasya sembari menyodorkan sebuah kertas yang
berisi no hpnya.
Sesampainya di rumah....
“Kalau begitu kamu harus rajin belajar nak agar bisa menang”.Kata
mamanya sembari menyemangati.
“Okee ma. Kalau begitu aku mau ganti baju dulu yahh”.Ucap Acha
Setelah selesai mengganti pakaian dan makan siang, Acha pun mulai
membuka tasnya dan mencari kertas yang berisikan nomor bu tasya lalu
menyimpan nomornya.
Sesampainya di sekolah....
Brakk.....
Acha yang sedang belajar mulai termenung memikirkan sifat sarah yang
dari hari ke hari sudah sangat keterlaluan padanya hingga ia mulai
menitikkan air matanya.
“Kok sarah bisa sangat berubah sih, apa yang salah denganku. Apa aku
punya salah sama sarah?”.Batin Acha sambil menekukkan kedua tangannya
di atas bangku sekolahnya.
Acha mulai menghapus air matanya dan membuka pesan tersebut dan
membalasnya.
Assalamu alaikum
Ini nomornya nak acha kan?
Waalaikumussalam,iya bu
Ada perlu apa bu?
Begini nak, ibu hanya ingin menyampaikan bahwa dua hari lagi adalah
hari olimpiade nak acha
Ibu hanya kembali ingin menanyakan bahwa nak acha siap kan?
Dengan semua perkataan Sarah tadi, hati Acha mulai luluh lagi. Akhirnya
mereka berdua main hujan-hujan hingga hujan berhenti.
Flashback on
Sepulang sekolah, Sarah meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk
mendapatkan biimbingan belajar tambahan karena akan mengikuti
olimpiade biologi, padahal yang sebenarnya ia hanya pergi bermain bersama
temannya ke mall sampai jam 12 malam.
Flashback Off
Olimpiade pun tiba......
Sarah diantar oleh kedua orangtuanya mengendarai mobil mewah dengan
penuh semangat. Sesampainya di tempat perlombaan, Panitia pun
membacakan beberapa peraturan lomba.
“Assalamu alaikum dan selamat pagi adik adik hebat sekalian.” Kata panitia
memberi salam.
“Waalaikumussalam, pagi juga.”Seru peserta Olimpiade
“Sebelum mengikuti olimpiade ini, kakak ingin membacakan beberapa
peraturan lomba yakni...........
1. Peserta tidak diperbolehkan melihat bahkan membawa contekan berupa
apapun, Jika ketahuan maka akan didiskualifikasi.
2. Dilarang kerjasama dalam bentuk apapun.
3. Soal terdiri dari 50 soal pilihan ganda, jika menjawab benar
mendapatkan 2 poin ,jika menjawab salah mendapatkan 0 poin.
4. Semua peralatan yang digunakan disediakan oleh panitia.
5. Waktu pelaksanaan adalah 45 menit.
6. Peraturan tidak dapat diganggu gugat.
“Itulah tadi peraturan-peraturan lomba. Jadi marilah kita memulai lomba
dengan hitungan
3...........
2............
1............
Mulaii...................
Tanpa berdoa dahulu, Sarah pun mulai menjawab soal-soal dengan percaya
dirinya. Ia sangat yakindapat meraih juara pertama dalam olimpiade
tersebut. Perlombaan pun dilaksanakan dengan khidmat.
Keesokan harinya....
Hasil olimpiade tersebut pun keluar dan sarah menjadi juara terakhir dalam
olimpiade tersebut dengan skor 20 poin. Bu Tasya pun memanggil Sarah
seraya bertanya.
“Nak Sarah, kemarin sebelum lomba kamu belajar kan?”Tanya Bu Tasya.
“Belajar kok bu.”Jawaab Sarah lantang.
“Tapi kemarin ada teman kamu yang tanya ibu bahwa kamu nongkrong di
mall sampai jam 12 malam.”Kata Bu Tasya lagi.
“Ibu, itu nggak benar!”Jawab Sarah lagi.
“Yaudah kalau begitu nak, kamu kembali ke kelas saja. Yang terpenting
kamu sudah berusaha dengan baik.”Kata Bu Tasya.
“Baik bu.”Jawab Sarah
Acha pun datang kesekolah walaupun dengan kondisi yang belum terlalu
sembuh.
“Semangat yah sar, jangan mudah patah semangat”Kata Acha
menyemangati Sarah yang sedang berjalan di dekatnya.
“Ehhh gak usah sok lugu deh lo, lo kan yang laporin gue ke bu Tasya bahwa
kemarin gue ke mall sampai jam 12 malam.”Ucap Sarah sembari
mendorong kencang bahu Acha.
“Bukan sar, aku nggak tau apa-apa.”Ucap Acha bingung sambil memegang
bokongnya yang sakit karena terjatuh.
“Idih pembohong, Lo pasti iri kan sama gue karena gue yang ikut lomba
bukan lo!”Kata Sarah marah.
“Apa sih sar bukan aku sumpah.”Ucap Acha sambil memohon ke Sarah.
“Sana jangan sentuh gue lagi, Lo itu bukan teman gue lagi GUE BENCI
SAMA LO ACHA.”Ucap Sarah untuk terakhir kalinya lalu pergi
meninggalkan Acha yang menangis.
“Sar...Sar........Sar........”Teriak Acha sambil menangis.
CHAPTER 4 : BULLYING
Setiap hari Acha dan Sinta sering di bully oleh teman-teman sekelasnya
karena hasutan Sarah.
Suatu ketika setelah hasil peringkat kelas keluar dan Acha untuk kesekian
kalinya meraih peringkat pertama dikelasnya. Sarah yang tidak senang
dengan hal itu menghasut teman-temannya untuk mengerjai Acha.
“Teman-teman kalian punya ide nggak untuk ngerjain Acha?” Tanya Sarah
licik.
“Bagaimana kalau kita tumpahin lem di kursinya?”Ujar Alisya.
“Ohh ide bagus tuh!”Ucap Sarah
“Emangnya kamu punya lemnya?”Tanya Sarah lagi
“Nih aku punya”Jawab Alisya sembari mengeluarkan lem dari tasnya.
Mereka semua pun beraksi melakukan hal licik tersebut.
Sesuai dengan ekspektasi sarah acha pun mulai menduduki kursi yang telah
diberi lem. Seketika mereka semua tertawa ketika Acha tidak bisa
melepaskan dirinya dari kursi tersebut.
Sepulang sekolah...
Acha yang sedari tadi tidak dapat lepas dari kursi tersebut mulai menitikkan
air mata. Sarah pun tiba-tiba datang dan mengejeknya.
“Wleee.....Wleee lo nggak bisa pulang kan, kasihan.”Ejek Sarah.
“Udududud kasihannn.....”Ejek Alisya diikuti teman yang lain.
Acha tak mampu membalas ia hanya menangis tersedu-sedu.
Tiba-tiba sinta datang dan membantunya.
“Acha maafin aku yah, sebenarnya aku tuh udah tau kalau di kursi kamu
sudah ada lemnya karena aku takut sarah akan membully ku juga”Kata sinta
merasa bersalah.
“Nggak papa kok sin. Aku nangis karena aku bingung gimana cara
lepasnya.”Kata Acha.
“Ini aku punya gunting aku sudah pinjam di Bu Tasya tadi.” Kata Sinta.
Hingga suatu ketika Bu Tasya melihat sendiri Sarah membully Acha. Ia melihat Sarah
mengumpulkan banyak sampah. Seraya berkata dengan tampang curiga
“Sampah ini aku mau buang ditempat sampah bu”Jawab Sarah enteng.
“Emangnya kamu mau buang di mana kan itu ada tempat sampah”Tanya Bu Tasya
sambil menunjuk tempat sampah di dekat lapangan.
“Baiklah.”Jawab Bu Tasya
Namun tak sampai disitu Bu tasya yang mulai agak curiga sedari tadi mengecek tempat
sampah yang ditunjuknya dan ternyata Sarah berbohong bahkan satu pun tak ada sampah
di dalam tempat sampah itu. Ia pun mulai mengikuti kemana Sarah membawa sampah-
sampah itu. Dan ternyata Sarah memasukkan semua sampah-sampah itu ke dalam tas
milik acha.
Namun Sarah tak membalas ia hanya diam terpaku. Bu tasya pun menyuruh sarah untuk
meminta maaf kepada Acha dan membersihkan tas milikAcha, ia juga dihukum berdiri
di depan kelas sampai jam pulang.
CHAPTER 5 : PENYESALAN
Selama beberapa minggu Sarah tidak pergi ke sekolah. Acha mulai heran tentang
apa yang terjadi pada Sarah. Ia pun mulai mencari tahu keberadaan Sarah dan
mengunjungi Sarah di rumahnya. Dan ternyata setelah sampai di rumah Sarah,
Acha melihat bendera putih yang sudah tergantung di pagar rumah Sarah. Acha
dengan sigap berlari masuk ke rumah Sarah dan dirinya menemukan sarah
dengan mata sembab yang duduk melamun di samping jenazah ayahnya.
“Sar yang sabar yah...” Kata Acha sembari mengelus-ngelus pundak sarah agar
memberinya kekuatan.
“Bagaimana dengan ayahku cha...”Ucap Sarah mulai menitikkan air mata lagi.
“Kamu memang sayang ayahmu sar, tapi Allah lebih sayang sama dia dan
ayahmu pasti tau kalau kamu sangat menyayanginya. Jadi kamu jangan bersedih
lagi agar ayah kamu tenang”kata Acha menenangkan Sarah.