Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU- PERILAKU MASYARAKAT

TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DAN PERAN


KADER HMI DIDALAMNYA

(Tema A)

Disusun untuk mennglengkapi persyaratan peserta intermediate training


(LK II)

NAMA: MUTIA ZUHRA

ASAL: HMI CABANG BANDA ACEH

INTERMEDIATE TRAINING

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG BLANG PIDIE

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah sebagai Dzat Yang Maha Kuasa atas segala wujud
yang terhampar di muka bumi ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah dengan
judul “Perilaku- Perilaku Masyarat Terhadap Perubahan Sosial Dan Peran Kader
HMI Didalamnya” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi persyaratan intermediate training (LK
II). Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini. Dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Banda Aceh,1 November 2021


Penulis

Mutia Zuhra

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1. Tujuan Umum...................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus.................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. perubahan sosial........................................................................................ 3
B. Perilaku Masyarakat Sebagai Dampak Perubahan Sosial................... 4
1 Penyesuaian Atau Adaptasi............................................................... 4
2 Disintegrasi Dan Reintegrasi............................................................. 6
3 Penolak Perubahan Sosial.................................................................. 7
C. Peran Kader Hmi Peran Kader Hmi Terhadap Perilaku Masyarakat
.................................................................................................................... 8
BAB III
PENUTUP............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, berdampak


pada perubahan perilaku masyarakat itu sendiri dalam kesehariannya. Masyarakat harus
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, karena jika tidak
dapat menyesuaikan diri, maka akan menjadi korban dari perubahan sosial budaya
tersebut. Adapun dampak dari perubahan sosial budaya tersebut dapat bersifat positif,
namun dapat juga berdampak negatif. Berdampak positif apabila perubahan tersebut
membawa ke arah kebaikan dan kemajuan yang berarti dalam tatanan kehidupan
masyarakat. Sedangkan berdampak negatif apabila perubahan itu membawa dampak
yang destruktif atau negatif bagi masyarakat.
Menanggapi terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat, maka perlu
ditumbuhkan sikap kritis terhadap makna perubahan tersebut. Sikap kritis ini dapat
ditumbuhkan baik melalui kritik ke dalam maupun kritik ke luar. Kritik ke dalam
maksudnya menganalisis masalah sosial budaya masyarakat yang menjadi faktor
pendorong perubahan. Sedangkan kritik ke luar dimaksudkan untuk mengkritisi
pengaruh luar yang masuk sehingga menimbulkan perubahan. Dalam hal ini kader HMI
mempunyai peran dan ruangan yang sangat besar untuk menanggapi hal tersebut.
Apalagi kader HMI memiliki peran sentral,dimana kader sebagai agen dalam rangka
menerapkan cita perjuangan HMI yang sesuai dengan tujuan HMI yaitu “terbinannya
insan akaemis, pencipta, pengabdi yang berlandaskan Islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhai Allah SWT.” Sehingga dibutuhkan
kader yang berwawasan keislaman, keindonesiaan, dan kemahasiswaan dengan lima
insan cita dan bersifat independen, penuh semangat dan militansi yang tinggi dalam
rangka mewujudkan masyarakat adil makmur yang dimaksudkan pada tujuan HMI
tersebut. Dari hal ini dapat kita simpulkan yang bahwsanya kader HMI harus mampu
dan sanggup menggambil peran dalam lingkungan masyarakat untuk memberikan
pandangan terhadap perubahan sosial yang dirasakan masyarakat.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari perubahan sosial?
2. Bagaimana perilaku masyarakat sebagai dampak perubahan sosial?
3. Apa saja peran kader HMI terhadap perilaku masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui pengertian perubahan sosial.
2. Untuk mengetahui perilaku masyarakat sebagai dampak perubahan
sosial.
3. Untuk mengetahui peran kader HMI terhadap terhadap perilaku
masyarakat

2. Tujuan Khusus
Sebagai syarat mengeikuti Intermediate Training (LK II) Tingkat
Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blang Pidie pada tanggal
16 Novemver- 22 November dengan tema A “Teori-Teori Perubahan Sosial,
Politik, Dan Ekonomi”

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial
Pada hakikatnya kehidupan masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak
selalu dalam keadaan diam atau statis melainkan selalu bergerak ke arah yang dinamis.
Perubahan merupakan suatu proses modifikasi sehingga menunjukkan keadaan yang
berbeda dari keadaan sebelumnya baik adanya pertumbuhan atau pengurangan bahkan
penghilangan. Perubahan sosial merupakan suatu proses modifikasi pada seluruh aspek
kehidupan sosial dalam berbagai tingkat mulai dari tingkat individu sampai tingkat
global (Lauer, 1993, hlm 3-8).
Perubahan sosial ialah suatu proses perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat (Lumintang, 2015). Sedangkan perubahan
sosial budaya merupakan suatu gejala yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada
struktur sosial dan pola kebudayaan suatu masyarakat, terjadi disetiap kehidupan
manusia yang mengacu pada hakikat dan sifat dasarnya bahwa manusia selalu berubah
karena selalu merasa bosan dan tidak pernah merasa puas serta menginginkan
perubahan sepanjang kehidupan (Baharuddin, hlm. 180-181).
Perubahan sosial selalu dikaitkan dengan perubahan sosial budaya dalam artian
perubahan yang terjadi menyangkut struktur, proses dan fungsi termasuk adaptasi
nilainilai sosial. Sulit sekali menjelaskan garis pemisah antara perubahan-perubahan
sosial dengan perubahan-perubahan kebudayaan. Perbedaanya terletak antara pengertian
tentang masyarakat dan pengertian tentang kebudayaan. Akan tetapi dapat dipahami
bahwa setiap masyarakat otomatis memiliki kebudayaan dan sebaliknya kebudayaan
muncul dan menjelma dalam suatu masyarakat.
Perubahan sosial merupakan proses sosial yang terjadi dan dialami oleh warga
masyarakat disertai oleh komponen-komponen kebudayaan beserta sistem sosial,
dimana dalam kehidupan masyarakat yang terpengaruh oleh berbagai faktor dari luar,
pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama akan ditinggalkan dan
menjalankan serta menyesuaikan dengan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem

3
sosial yang baru (Burhan, 2009, hlm. 91). Perubahan yang terjadi dalam setiap
masyarakat menyangkut seluruh aspek kehidupan baik itu aspek sosial, budaya,
ekonomi, ilmu pengetahuan maupun teknologi. Salah satu yang menjadi pusat perhatian
peneliti yaitu pada aspek sosial dan ekonomi. Perubahan ekonomi berkaitan dengan
perubahan yang terjadi pada aktivitasaktivitas perekonomian masyarakat sebagai sistem
mata pencaharian dalam pemenuhan kebutuhan. Mata pencaharian masyarakat
mengalami perubahan, artinya mengalami peralihan dari yang tadinya pertanian menjadi
berdagang atau melakukan urbanisasi ke kota untuk mencari pekerjaan. Hal tersebut
berdampak pada ketahanan tradisi-tradisi lokal masyarakat.

B. Perilaku Masyarakat Sebagai Dampak Perubahan Sosial

Sebagai dampak perubahan sosial, masyarakat akan bersikap dan berperilaku


sesuai dengan tuntutan perubahan tersebut. Meskipun terjadi perubahan sosial, tetapi
masyarakat pada umumnya tetap mengharapkan adanya kestabilan atau keseimbangan
dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Keseimbangan dalam masyarakat
merupakan situasi yang menjadi harapkan setiap masyarakat. Keseimbangan ini
dimaksudkan sebagai situasi di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok
dari masyarakat berfungsi pada tempatnya.
Dalam kondisi yang demikian, individu akan merasakan ketenteraman karena
tidak ada benturan dalam norma dan nilai-nilai. Jika muncul gangguan terhadap situasi
tenteram tersebut, maka masyarakat dapat menolaknya, atau merubah susunan pranata
kemasyarakatan untuk menerima suatu unsur yang baru. Namun demikian, masuknya
unsur-unsur baru tersebut dipaksakan oleh suatu kekuatan. Ketika masyarakat tidak
dapat menolaknya, oleh karena masuknya unsur-unsur baru tersebut tidak menimbulkan
keguncangan, namun pengaruhnya akan tetap ada, namun tidak membahayakan hakikat
norma yang ada. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh, dan dapat
berfungsi secara wajar. Adapun perilaku masyarakat sebagai dampak perubahan sosial
ditunjukkan dengan sikap-sikap sebagai berikut.
1. Penyesuaian Atau Adaptasi
a. Adjustment (penyesuaian)

4
Penyesuaian merupakan sikap masyarakat yang cenderung
mengadaptasikan diri, di mana ketika terjadi ketidakseimbangan dalam
masyarakat dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan.
Karakteristik masyarakat yang seperti ini merupakan karakter masyarakat
yang lentur atau tidak kaku, sehingga dengan mudah dapat menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan. Dalam pandangan mereka, perubahan tidak
untuk dihindarkan apalagi ditolak, melainkan memerlukan kearifan lokal
sehingga dapat menyikapinya dengan bijaksana. Mengingat adanya dua sisi,
yakni positif dan negatif, maka masyarakat yang dapat menyesuaikan dengan
perubahan harus dapat mengambil sisi positif untuk kemaslahatan
kehidupannya. Penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan sosial juga
dapat dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu penyesuaian individu dan
penyesuaian lembaga-lembaga kemasyarakatan.
• Penyesuaian Individu
Penyesuaian ini bersifat individual sebagai reaksi seseorang terhadap
perubahan sosial. Penyesuaian ini menunjuk kepada upaya-upaya
perorangan untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari
disorganisasi psikologis. Dikenalnya kehidupan dan praktik ekonomi
yang berasal dari Barat, menyebabkan semakin pentingnya peranan
pranata ekonomi sebagai lembaga produksi, distribusi, maupun
konsumsi. Dengan demikian, orang-perorangan, agar tidak mengalami
tekanan psikologis, harus menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan tersebut.
• Penyesuaian Lembaga-lembaga Kemasyarakatan
Suatu situasi, di mana masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang ada dengan keadaan yang mengalami
perubahan sosial dan kebudayaan. Penyesuaian yang demikian
dinamakan sebagai penyesuaian lembaga

b. Maladjustment (ketidakpenyesuaian sosial)

5
Maladjusment adalah kebalikan dari adjustment, di mana masyarakat
tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang memungkinkan
terjadinya kesenjangan. Kemampuan dan ketidakmampuan masyarakat
dalam menyesuaikan diri, adakalanya diakibatkan oleh adanya pertentangan
antara unsur baru dengan unsur lama, dan secara bersamaan mempengaruhi
norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula terhadap
warga masyarakat.
2. Disintegrasi Dan Reintegrasi
a. Desintegrasi
Dampak perubahan sosial yang destruktif adalah munculnya
perpecahan di kalangan masyarakat. Perpecahan dalam konsep umum
disebut dengan istilah disintegrasi. Disintegrasi merupakan suatu keadaan di
mana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian dari satu kebulatan.
Disintegrasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpudarnya norma-
norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, hal mana disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contohnya, ketika
dalam lembaga pemerintahan yang sebelumnya bersifat otoriter, kemudian
karena adanya suatu revolusi maka berubah menjadi demokratis, maka untuk
sementara waktu terjadi disintegrasi antara pihak-pihak yang
mempertahankan sistem otoriter dengan pihak-pihak yang menghendaki
sistem demokrasi. Padahal sebelumnya, mereka merupakan suatu kebulatan
lembaga. Apabila tidak cepat dilakukan upaya penyelesaian oleh pihak-pihak
terkait, maka akan menimbulkan disintegrasi fisik yang menyeret
b. Reintegrasi
Adanya kesadaran masyarakat untuk menyatukan pandangan terhadap
berbagai perubahan merupakan suatu proses reintegrasi. Dengan demikian,
reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai
yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Tahap reintegrasi
dilakukan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga
dalam diri warga-warga masyarakat.

6
Sebagai contoh, disintegrasi yang terjadi pada petani desa di Jawa yang
pindah ke kota-kota untuk mencari penghidupan di kota. Di daerah asalnya,
mereka merupakan bagian dari masyarakat yang masih tradisional.
Sedangkan di kota, mereka dihadapkan pada masyarakat modern yang
memiliki pola kehidupan yang berbeda. Muncullah disintegrasi norma-
norma dan nilai-nilai yang terjadi pada individu yang mengalami perubahan
keadaan sosial budaya tersebut. Adapun sikap dari individu tersebut, dapat
menolak ataupun menerima keadaan masyarakat baru yang hendak ia
tempati.

3. Penolak Perubahan Sosial


Terkadang, adanya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, sehingga
secara tidak sadar pula masyarakat telah berubah dalam tatanan baru. Tetapi
apabila perubahan menyangkut hal yang mendasar, terutama yang terkait dengan
norma-norma yang berlaku, maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan.
Itu artinya masyarakat dapat menerima atau tidak terhadap perubahan tersebut.
Dengan demikian, tidak semua perubahan diterima dengan baik oleh masyarakat,
melainkan ada pula yang ditolak. Menurut Spicer, suatu perubahan akan
mengalami penolakan apabila dalam prosesnya perubahan tersebut mengalami hal
sebagai berikut:
a) Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain yang menghendaki perubahan,
sementara masyarakat setempat menolaknya.
b) Perubahan sosial budaya yang tidak sejalan dengan norma yang berlaku dan
tidak dipahami oleh masyarakat.
c) Perubahan sosial budaya tersebut dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-
nilai yang ada dalam masyarakat setempat.

C. Peran Kader Hmi Peran Kader Hmi Terhadap Perilaku Masyarakat

7
Pemuda adalah tonggak perubahan suatu tatanan kemasyarakatan. Di tangan
pemuda lah, masa depan bangsa sangat digantungkan. Bagaimana bentuk perubahan
yang ditimbulkan pemuda itu tergantung pada kualitas individunya. Perubahan yang
diinginkan tentunya mengarah ke perubahan yang lebih baik. Sehingga dibutuhkan
kuatlitas individu pemuda yang kuat dan mandiri serta mempunyai moral yang baik.
Sebagai bagian dari pemuda, kader HMI sangatlah potensial dalam mewujudkan
perubahan tersebut.
Mengingat fungsi HMI sebagai organisasi kader, maka seluruh aktivitasnya
harus dapat memberi kesempatan berkembang bagi kualitas-kualitas pribadi anggota-
anggotanya. Sifat kekaderan HMI dipertegas dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI yaitu
Terbinanya insane kademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam, dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
SWT. Tujuan HMI ini telah memberi tuntunan kemana perkaderan HMI diarahkan.
Anggota HMI yang merupakan human material yang dihadapi HMI untuk dibina dan
dikembangkan menjadi kader HMI, adalah mereka yang memiliki kualitas-kualitas
sebagai: a
• mahasiswa, yaitu mereka yang telah mencapai tingkat pendidikan intelektual
tertentu, calon sarjana, dan potensial menjadi intelegensia.
• kader yaitu mereka yang memiliki kesediaan untuk berlatih dan mengembangkan
kualitas pribadinya guna menyongsong tugas masa depan umat Islam dan bangsa
Indonesia.
• pejuang, yaitu mereka yang ikhlas, bersedia berbuat dan berkorban guna mencapai
cita-cita umat Islam dan bangsa Indonesia pada waktu sekarang dan yang akan
datang. Pada hakekatnya.
Tugas pokok HMI adalah tugas perkaderan yang mana semua kegiatannya
hendaklah menggambarkan fungsi kekaderannya sehingga membentuk profil kader
yang ideal, yaitu Muslim intelektual profesioanl. Dengan berasaskan Islam, HMI
diharapkan mampu mencetak kader-kader yang mempunyai semangat perjuangan
sebagai pemimpin yang dapat mengamalkan nilai-nilai keislamannya di kehidupan
masyarakat. Karena di dalam nilai-nilai tersebut merupakan suatu prasyarat untuk
menuju civil society yang berkepercayaan dan berakhlakulkarimah sesuai dengan yang

8
telah diajarkan di dalam agama Islam sehingga nantinya akan mewujudkan masyarakat
adil makmur yang diridhai Allah SWT.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan sosial ialah suatu proses perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat, sedangkan kader HMI sebagai bagian dari
pemuda mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membangun umat dan bangsa
termasuk masyarakat Dia mempunyai kesempatan dan peluang yang lebih dikarenakan
semua tingkah polah yang dilakukan kader HMI selalu menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan dan berlandaskan Islam.
Namun itu semua harus dibarengi dengan ketekunan dan kegigihan dalam
memperjuangkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran-
ajaran Islam setiap anggotanya. Karena masyarakat yang diidam-idamkan sebagai civil
society yang berakhlak-ul-karimah membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kepercayaan sebagai pemimpin
di dalamnya.
B. Saran
Kita sebagai kader HMI mengemban missi keumatan dan misi kebangsaan untuk
kembali membangun tradisi HMI dengan gerakan intelektualnya, karena HMI
adalah organisasi kader. Peran HMI sebagai organisasi perjuangan harus selalu kita
laksanakan, berjuang untuk membela kaum mustadh’afin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Muhammad Faiz-Ur-Rahman. Konsepsi Masyarakat Islam Modern. Bandung:


Risalah, 1983.
Asy’ri, Sapari Imam. 2003. Sosiologi Kota dan Desa. CV. Usaha Nasional: Surabaya.
hal.130

Buchori, Mochtar.1992. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia. PT Tiara


Wacana Yogya : Yogyakarta. hal.82.

George, Ritzer dan Douglas, J.Goodman. 2010. Teori Sosiologi Klasik dan
Postmoderen. Kreasi Wacana: Bantul. hal.16

Nanang, Martono.2012. Sosiologi Perubahan Sosial. PT Raja Grafindo Persada :


Jakarta. hal.34-36

Sitompul, Agussalim. 44 INDIKATOR KEMUNDURAN HMI. Jakarta: CV Misaka


Galiza, 2005.

11
(Islamic Assosiation of University
Students)
Jl. Letkol BB Djalal, Pante Perak Kec.Susoh Kab. Aceh Barat Daya
23765
Hp : 082361414431 - 082370769621, Email
:ofc.hmicabangblangpidie2021@gmail.com
DATA DIRI (CURRICULUM VITAE)

KOMISARIAT : Komisariat Sains dan Teknologi


CABANG : Cabang Banda Aceh.
BADKO : Aceh

I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Mutia Zuhra
Tempat/Tanggal Lahir : Matangkuli, !4 September 2000
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Blamg Krueng Aceh besar
HandPhone/WA : 082276430482
Sosial Media : ig: @zuhra.mutia
Email : mmutia117@gmail.com
Masuk HMI : 2018
II. DATA TENTANG ORGANISASI
A. Pengalaman Organisasi di HMI
1. Jabatan kabid PP
B. Pengalaman Organisasi Diluar HMI
1. Jabatan koordinator departemen
III. DATA TENTANG KE ILMUAN
A. Forum Ilmiah yang PernahDiikuti
1 seminar lingkungan dan kehutanan
2. sekolah lingkungan aceh
3. dll.
Karya Ilmiah/ Essay/ Opini Yang PernahDihasilkan

Banda Aceh, 1 November 2021

(Mutia Zuhra)

Anda mungkin juga menyukai