Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengembangan Metode Pembelajaran PAI Model Creativity (Kreativitas) dan


Problem Solving

Diajukan sebagai :
Tugas Mata Kuliah Pengembangan Metodologi
Pembelajaraan Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Julhan Pohan (22290110086)
Muhammad Rezki Ramadhan (22290110012)

Dosen Pengampu :
Dr. Asmuri, M.Ag.
Dr. Nasrul HS, M.A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA (S2) 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat, karunia serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi Pembelajaran
Fikih ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Makalah kelompok 8 Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI ini
diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Pengembangan
Metodologi Pembelajaran PAI yang berjudul “Pengembangan Metode
Pembelajaran PAI Model Creativity (Kreativitas) dan Problem Solving ” Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SUSKA Riau.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Asmuri, M.Ag. Dr. Nasrul HS, M.A.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah Pengembangan Metodologi


Pembelajaran PAI ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah ini masih banyak terdapat kekurangan serta kesalahan, untuk itu penulis
mengharapkan adanya masukan berupa kritik maupun saran dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 11 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .......................................................................................4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................... 4

BAB II Pembahasan

A. Pengembangan ....................................................................................... 5
B. Metodologi Pembelajaran PAI ................................................................ 6
C. Creativity Problem Solving ....................................................................7

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ............................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidik atau guru merupakan komponen penting dalam proses


pembelajaran. Peningkatan kualitas kemampuan mengajar tentu harus dilakukan
secara berkelanjutan untuk mendukung kesuksesan dalam melaksanakan tugas
mengajar dalam kelas. Keberhasilan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) tentu juga dipengaruhi oleh keterampilan dan kepiawaian pendidik secara
metodologis dalam menggunakan model-model pembelajaran, pendekatan, teknik,
strategi, metode mengajar, dan evaluasi.

PAI adalah satu komponen mata pelajaran yang memiliki karakteristik


berbeda dengan mata pelajaran umum lainnya, sehingga implementasi proses
pembelajaran PAI juga harus diformulasikan dengan strategi yang relevan agar
pembelajaran PAI memberi kesan yang menarik terhadap peserta didik. Namun
sayang, realitas di lapangan proses pembelajaran PAI masih belum dapat menarik
minat belajar peserta didik secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan?
2. Apakah yang dimaksud dengan metodologi pembelajaran PAI?
3. Apa saja cakupan model creativity problem solving?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan
2. Untuk mengetahui metodologi pembelajaran PAI
3. Untuk mengetahui cakupan model creativity problem solving.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan

Pengembangan (development) merupakan fungsi operaasional kedua dari


manajemen personalia,pengembangan karyawan baru / lama perlu dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan Program pengembangan karywan hendaknya
disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta
berpedoman pada ketrampilan yang dibutuhkan perusahaan atau suatu instansi
pendidikan saat ini maupun untuk masa depan. Setiap personil perusahaan/ intansi
pendidikan dituntut agar dapat bekerja secara efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas
pekerjaannya baik sehingga daya saing sebuahperusahaan/ instansi pendidikan
semakin besar. Jadi definisi pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan / jabatan melalui pendidikan dan latihan.1

Selain itu pengembangan (development) juga dapat diartikan sebagai


penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih
tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan
jabatan yang akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek
yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipai
perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan (unplened change) atau
perubahan yang direncanakan (planed change).

1
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012), hal.
68

5
B. Pengertian Metodologi Pembelajaran PAI
Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta dan
hodos.Metaberarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dalam bahasa
Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah yang diambil seorang pendidik guna membantu peserta didik
merealisasikan tujuan tertentu.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode diartikan sebagai cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Secara
tegas, DR. Ahmad Tafsir mengartikan metode ialah semua cara yang
digunakan dalam upaya mendidik.
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik
mencapai kompetensi tertentu. Jadi metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. 3
Metode pendidikan agama adalah cara yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan pendidikan agama yang
ditetapkan. Oleh karena itu, makin baik dan sesuai metode pendidikan
agama itu, akan makin berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai
tujuannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka pengertian metode
pembelajaran PAI yaitu sebuah cara yang efektif dan efisien yang
digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan mata pelajaran PAI kepada
anak didiknya, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

2
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal.
185
3
Mulyono, Strategi Pembelajaran (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012), hal. 16

6
C. Pengertian Creative Problem Solving

Creative Problem Solving adalah cara berpikir dan berperilaku. Definisi


untuk meningkatkan pemahaman umum tentang beberapa istilah yang digunakan
sebagai dasar,:

1. Creative merupakan sebuah ide yang memiliki unsur kebaruan atau keunikan,
paling tidak untuk orang yang menciptakan solusi, dan juga memiliki nilai
dan relevansi.
2. Problem merupakan situasi apa pun yang menghadirkan tantangan, peluang,
atau masalah.
3. Solving adalah menemukan cara untuk menjawab, bertemu, atau
menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, Creative Problem Solving atau CPS adalah proses, metode,
atau sistem untuk mendekati masalah dengan cara yang imajinatif dan
menghasilkan tindakan yang efektif.

CPS adalah metode yang terbukti untuk mendekati masalah atau tantangan
dengan cara imajinatif dan inovatif. Teknik CPS membantu konseli mendefinisikan
kembali masalah dan peluang yang dihadapi, membuat sesuatu yang baru, respons
dan solusi inovatif, dan kemudian mengambil tindakan. Alat dan teknik yang
digunakan membuat proses yang menyenangkan, menarik, dan kolaboratif. CPS
tidak hanya membantu menciptakan solusi yang lebih baik, tetapi juga menciptakan
pengalaman positif yang membantu mempercepat adopsi ide-ide baru.

Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran


yang mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir
tinggi. 4 Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran problem solving

4
Amin Suyitno, ‘Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika (Semarang: Unnes, 2004).

7
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
memecahkan masalah Fiqh dengan strateginya sendiri. Salah satu
pengembangan dari model pembelajaran ini adalah metode pembelajaran
Creative Problem Solving(CPS).

Metode pembelajaran CPS ini awalnya dirumuskan oleh Alex Osborn


dan Sidney Parnes tahun 1940. Osborn menekankan pengembangan bakat
kreatif yang disengaja, khususnya dalam bidang pendidikan. Dia percaya bahwa
setiap orang bisamenjadi kreatif melalui proses-proses belajar mengajar.5
Model Parnes-Osborn dibangun atas dasar konsep brain storming yang sangat
menekankan pada siklus divergen-konvergen.

Model ini juga menggabungkan pemikiran analitik dan intuitif dalam


usaha menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan tujuh langkah, yaitu
Objective finding, Fact finding, Problem finding, Idea finding, Solution
finding, Acceptance finding dan Evaluation. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:

a. Objective Finding

Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi


permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau
sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa
diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai
kelompoknya.

b. Fact Finding

Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan


sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa.

5
Sternberg, Robert J, and Todd I Lubart, Defying the Crowd: Cultivating Creativity in a
Culture ofConformity.(Free Press, 1995)

8
Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja
yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

c. Problem Finding

Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali


perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga
memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik
yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin
dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

d. Idea Finding

Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat
kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah
brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi
sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan
gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah
meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang
tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-
gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa
menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

e. Solution Finding

Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi


bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria
yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini
dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas
menjadi solusi atas situasi permasalahan.

9
f. Acceptance Finding

Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara
berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru
untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka
diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi
juga untuk mencapai kesuksesan.

D. Sasaran Model Creative Problem Solving


1. Siswa akan mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan
masalah dalam CPS.
2. Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi
pemecahanmasalah.
3. Siswa mampu mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan – kemungkinan
tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
4. Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
5. Siswa mampu mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan
strategi pemecahan masalah.6

Secara keseluruhan sasaran model pembelajaran Craetive problem solving


dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran creative
problem solving siswa akan mampu menyatakan urutan langkah-langkah
pemecahan masalah, menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan
masalah, mengevaluasi dan menyeleksi kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada
dan memilih solusi yang optimal serta mampu mengembangkan rencana dalam
mengimplmentasikan staregi pemecahan masalah.

6
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: ArRuzz
Media.2014) hal. 56

10
E. Kelebihan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan

F. Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving


1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model pembelajaran
ini. Misalnya keterbatasan alat–alat laboratorium menyulitkan siswa untuk
melihat dan mengamati serta menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan model
pembelajaran yang lain.7

G. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving


1. Klarifikasi masalah
Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa
tentang masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami
tentangpenyelesaian seperti apa yang diharapkan.
2. Pengungkapan Pendapat

Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan


pendapattentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

3. Evaluasi dan pemilihan

7
Ibid. hal. 58.

11
Pada tahap evaluasi dan pemilihan, setiap kelompok mendiskusikan
pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk
menyelesaikan masalah.

4. Implementasi

Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat di ambil
untuk menyelesaikan masalah. kemudian menerapkannya sampai
menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. 8

8
Aris Shoimin, Op.Cit. hal. 57.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan /
jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Metode pembelajaran PAI yaitu sebuah cara yang efektif dan
efisien yang digunakan oleh guru PAI dalam mengajarkan mata pelajaran
PAI kepada anak didiknya, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Creative Problem Solving atau CPS adalah proses, metode, atau sistem
untuk mendekati masalah dengan cara yang imajinatif dan menghasilkan
tindakan yang efektif

B. Saran
Teknik CPS membantu konseli mendefinisikan kembali masalah dan
peluang yang dihadapi, membuat sesuatu yang baru, respons dan solusi
inovatif, dan kemudian mengambil tindakan. Maka dari itu, salah satu cara
efektif dan efisien dalam mengajarkan mata pelajaran oleh guru PAI yaitu
creavitve problem solving karena menggunakan cara yang imajinatif dan
tindakan yang efektif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Melayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Remaja Rosdakarya)

Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran (Malang: UIN-MALIKI PRESS)

Shoimin. Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: ArRuzz Media)

Sternberg, Robert J, and Todd I Lubart. 1995. Defying the Crowd: Cultivating Creativity in a

Culture ofConformity.(Free Press, 1995)

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika (Semarang: Unnes)

Wiyani dan Barnawi. 2012 Ilmu Pendidikan Islam. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media)

14

Anda mungkin juga menyukai