LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah - Arifin Noviyadi - 201900839978
LK. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah - Arifin Noviyadi - 201900839978
c) Numerasi
1) Seruni Rahmatul Nasoha, dkk (2022), faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan numerasi
peserta didik yaitu:
Proses pembelajaran kurang diintegerasikan
dengan soal-soal literasi matematis.
Pembelajaran matematika di sekolah belum
sepenuhnya menumbuhkan kemampuan
numerasi peserta didik.
Sumber:
(Seruni Rahmatul Nasoha, dkk (2022), Kemampuan
Numerasi Siswa Melalui Implementasi Bahan Ajar
Matematika Berbasis Problem Based Learning)
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/indiktika/article/download
/7903/5890
(diakses 30/08/2022)
b) Literasi
Kepala Sekolah:
Sarana prasarana sekolah masih kurang
memadai.
Lingkungan sekolah kurang mendukung
budaya literasi.
Guru:
Sebagian besar peserta didik tidak suka
membaca.
Peserta didik lebih senang menghabiskan waktu
bermain game.
Teman Sejawat:
Sebagian besar peserta didik malas membaca
buku.
Lingkungan keluarga dan pergaulan tidak
mendukung.
Pakar:
Rendahnya antusiasme peserta didik
meningkatkan pemahaman literasinya.
Sebagian besar orangtua tidak membiasakan
anaknya belajar di rumah.
c) Numerasi
Kepala Sekolah:
Guru belum memaksimalkan numerasi pada
proses pembelajaran.
Banyak peserta didik belum tuntas pemahaman
numerasi pada jenjang sebelumnya.
Guru:
Peserta didik kurang latihan/belajar
matematika di rumah.
Sebagian besar peserta didik tidak menyukai
pelajaran matematika.
Teman Sejawat:
Sebagian peserta didik belum menguasai
matematika dasar.
Kurangnya kesadaran peserta didik
meningkatkan kemampuan numerasinya.
Pakar:
Peserta didik menganggap matematika
pelajaran yang sulit.
Penyampaian materi terkait numerasi kurang
menarik bagi peserta didik.
2 Sebagian peserta didik Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
mengalami kesulitan 1) I Putu Mas Dewantara (2017), faktor-faktor penyebab kajian literatur dan hasil wawancara, serta
berbicara (gugup) kesulitan belajar siswa terkait keterampilan berbicara dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan
dalam menyampaikan dalam menyampaikan ide dan gagasannya: dapat diketahui bahwa penyebab masalah
Motivasi belajar yang rendah.
ide dan gagasannya kesulitan berbicara (gugup) peserta didik
Kebiasaan belajar yang kurang baik.
pada mata pelajaran Penguasaan komponen kebahasaan yang rendah dalam menyampaikan ide dan gagasannya
meliputi; (a) lafal, nada, intonasi, sendi, durasi,
Administrasi Sistem (b) diksi, (c) struktur kebahasaan, (d) gaya pada mata pelajaran Administrasi Sistem
Jaringan. bahasa. Jaringan adalah:
Sumber: 1. Kurangnya pemahaman dan kemampuan
(I Putu Mas Dewantara (2017), Identifikasi Faktor komponen kebahasaan (meliputi lafal,
Penyebab Kesulitan Belajar Keterampilan Berbicara nada, intonasi, durasi, diksi, struktur dan
Siswa Kelas VII-E SMPN 5 Negara dan Strategi Guru gaya bahasa).
Untuk Mengatasinya) 2. Kurangnya upaya meningkatkan
kemampuan kebahasaannya.
https://media.neliti.com/media/publications/206998-
3. Pengaruh lingkungan dan keluarga.
identifikasi-faktor-penyebab-kesulitan-b.pdf
4. Kurangnya kepedulian dan motivasi dari
(diakses 30/08/2022) orangtua.
5. Rasa rendah diri dan takut menjadi bahan
2) Afifatur Rahmah, dkk (2021), faktor-faktor yang perundungan temannya.
menyebabkan terjadinya kesulitan belajar khususnya
dalam keterampilan berbicara dalam kelas, yaitu:
Kebiasaan belajar siswa yang masih salah.
Kurangnya motivasi yang diberikan pada peserta
didik.
Kurangnya penguasaan terhadap komponen
kebahasaan.
Kurangnya hubungan/interaksi antara guru dan
peserta didik.
Sumber:
(Afifatur Rahmah, dkk (2021), Identifikasi Faktor
Penyebab Kesulitan Belajar Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 15 Gresik dan Solusinya)
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/
view/41437/35700
(diakses 30/08/2022)
Wawancara
Kepala Sekolah:
Kemampuan peserta didik yang berbeda.
Pengaruh lingkungan/pergaulan sehari-hari.
Guru:
Rasa rendah diri.
Malu dijadikan bahan perundungan temannya.
Teman Sejawat:
Kurang mengembangkan kemampuan
berbicara.
Pengaruh lingkungan dan keluarga.
Pakar:
Pemahaman dan kemampuan kebahasaan yang
rendah.
Wawancara
Kepala Sekolah:
Orangtua yang kurang peduli pendidikan
anaknya.
Sebagian besar peserta didik berasal dari luar
kota.
Guru:
Peserta didik tinggal jauh dari orangtua.
Orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Teman Sejawat:
Sarana-prasarana komunikasi orangtua
peserta didik kurang memadai.
Guru/wali kelas sibuk dengan beban tugas
mengajar.
Pakar:
Sebagian besar orangtua menyerahkan
sepenuhnya tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada sekolah.
Sebagian besar orangtua masih belum
terbiasa/mahir menggunakan sarana
komunikasi (HP).
Wawancara
Kepala Sekolah:
Persiapan guru yang kurang matang.
Sebagian besar guru enggan belajar hal-hal
baru.
Guru:
Sudah terbiasa/nyaman dengan cara lama.
Kemampuan setiap guru berbeda.
Teman Sejawat:
Kesulitan menentukan model pembelajaran
yang sesuai kondisi di lapangan.
Memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Pakar:
Sebagian besar guru sibuk dengan beban ajar
di sekolah.
Guru tidak memahami sintak dalam model
pembelajaran inovatif.
5 Sebagian siswa masih Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
mengalami 1) Hanifah Nurus Sopiany (2019), faktor-faktor penyebab kajian literatur dan hasil wawancara, serta
miskonsepsi materi miskonsepsi yaitu sebagai berikut: dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan
pada mata pelajaran Lingkungan belajar di rumah tidak mendukung. dapat diketahui bahwa penyebab masalah
Pengetahuan awal peserta didik yang masih
Administrasi Sistem miskonsepsi materi dan belum menerapkan
salah.
Jaringan. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran HOTS dalam rangkaian proses pembelajaran
rendah. adalah:
Sebagian besar guru Kemampuan mengonstruksi antara pengetahuan a) Miskonsepsi
belum sepenuhnya yang sudah dimiliki dan sedang dipelajari Pengetahuan awal peserta didik yang
menerapkan HOTS rendah. masih salah.
dalam rangkaian Sumber: Kemampuan peserta didik tidak sama.
proses pembelajaran. (Hanifah Nurus Sopiany (2019), Analisis Miskonsepsi Metode mengajar guru kurang
Siswa Ditinjau Dari Kontruktivisme Pada Materi bervariasi.
Segiempat) Konsep materi pelajaran yang
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/do disampaikan guru tidak dipahami
wnload/6773/pdf peserta didik.
(diakses 30/08/2022) b) Penerapan HOTS
Guru belum siap menerapkan HOTS
2) Samsidar (2022), faktor-faktor penyebab guru belum dalam rangkaian proses pembelajaran.
sepenuhnya belum menerapkan HOTS yaitu sebagai Guru sudah terbiasa dengan
berikut: pembelajaran yang berbasis LOTS.
a) Faktor Internal Kurangnya minat belajar peserta didik
IQ setiap siswa bervariasi/tidak sama. berkaitan dengan HOTS.
Sikap belajar yang cenderung menahan diri Peserta didik kesulitan dalam
untuk tidak terlibat dalam kegiatan membangun ide dan gagasan untuk
pembelajaran. menyelesaikan (menganalisis) masalah.
Motivasi belajar yang rendah.
b) Faktor Eksternal
Metode mengajar guru kurang bervariasi.
Pemilihan penggunaan media pembelajaran
belum bervariasi.
Sarana dan prasarana sekolah kurang
menunjang.
Lingkungan rumah yang tidak mendukung.
Sumber:
(Samsidar (2022), Analisis Kesulitan dalam
Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skill (HOTS)
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Gantarangkeke)
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/20442-
Full_Text.pdf
(diakses 30/08/2022)
Wawancara
Kepala Sekolah:
Guru belum siap menyampaikan materi
pelajaran berbasis HOTS.
Guru tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Guru:
Peserta didik belum terbiasa dengan proses
pembelajaran yang HOTS.
Motivasi belajar peserta didik masih kurang.
Teman Sejawat:
Sebagian besar guru belum memahami HOTS.
Sebagian besar guru masih kesulitan membuat
soal/latihan HOTS.
Pakar:
Guru masih kesulitan beradaptasi menerapkan
HOTS dalam proses pembelajaran.
Guru tidak mau meningkatkan
kemampuannya.
6 Sebagian besar guru Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
tidak 1) Rivana Upitasari (2020), faktor-faktor penyebabnya kajian literatur dan hasil wawancara, serta
mengintegrasikan TIK yaitu sebagai berikut: dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan
dalam proses Kurang rasa percaya diri guru dalam dapat diketahui bahwa penyebab masalah
pembelajaran di kelas. mengintegrasikan TIK.
sebagian besar guru tidak mengintegrasikan
Kompetensi guru belum memadai.
Akses ke sumber daya yang masih kurang. TIK dalam proses pembelajaran adalah:
Sumber: 1. Sarana-prasarana sekolah kurang
(Rivana Upitasari (2020), Hambatan Penggunaan TIK memadai.
dalam Pembelajaran) 2. Kurangnya SDM dalam mengintegrasikan
TIK.
https://lentera.kemenag.go.id/index.php/lentera/arti
3. Sikap guru yang resistensi terhadap
cle/download/4/26/102
perubahan.
(diakses 30/08/2022)
4. Memerlukan waktu dan biaya yang tidak
sedikit.
2) Erwin Sawitri, dkk (2019), faktor-faktor penyebabnya
5. Kurangnya pendampingan dari tenaga ahli
yaitu:
a) Faktor Fisik dalam mengintegrasikan TIK.
Sarana-prasarana belum memadai.
Masih menggunakan perangkat bekas dari
lembaga-lembaga pendidikan setempat
(tidak sesuai spesifikasi yang dibutuhkan).
SDM tidak dapat mengimbangi pesatnya
perkembangan teknologi.
b) Faktor Non-Fisik
Guru kurang percaya diri menerapkan TIK.
Kurangnya kompetensi guru
mengintegrasikan TIK ke dalam pedagogis
praktek.
Sikap guru yang resistensi terhadap
perubahan.
Sumber:
(Erwin Sawitri, dkk (2019), Hambatan dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi)
https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/dow
nload/3026/2841
(diakses 30/08/2022)
Wawancara
Kepala Sekolah:
Sarana-prasarana sekolah belum memadai.
Sebagian besar guru masih belum mahir
memanfaatkan TIK
Guru:
Guru sibuk dengan beban tugasnya masing-
masing.
Guru tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Teman Sejawat:
Sarana-prasarana belum memadai.
Spesifikasi sarana-prasarana tidak sesuai
standar yang dibutuhkan.
Pakar:
Guru tidak siap menghadapi perkembangan
teknologi.
Perlu waktu dan biaya dalam mengintegrasikan
TIK ke dalam proses pembelajaran.
NARASUMBER WAWANCARA