Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PELAYANAN
PASIEN PENYAKIT
MENULAR DAN
IMMUNO-
SUPPRESSED

i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MELINDA
NOMOR : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR
DAN IMMUNO-SUPPRESSED
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MELINDA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MELINDA

Menimbang : a. bahwa dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu Anak
Melinda, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
tinggi

b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Ibu Anak Melinda dapat


terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Asuhan Pasien Pasien
Risiko Tinggi dan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi Rumah Sakit Ibu
Anak Melinda sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan
di Rumah Sakit Ibu Anak Melinda.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan


b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu Anak
Melinda

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009


tentangKesehatan

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit
ii
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.269MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA :SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU ANAK
MELINDA TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN
IMMUNOSUPPRESSED
KEDUA : Panduan ini menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk melaksanakan
asuhan pasien risiko tinggi dan pelayanan pasien risiko tinggi di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun.
Selanjutnya akan dievaluasi.

Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : 6 Februari 2018
Direktur RSIA Melinda,

dr. Rosalina Pratiwi Sutedja, MM

ii
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 137/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Februari 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugrahnya yang telah diberikan, sehingga buku Panduan Pelayanan Pasien Penyakit
Menular dan Immunosuppresed Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-hal
yang kurang/tidak sesuai lagi dengan kondisi Rumah Sakit. Penyusun menyampaikan
terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan pihak yang telah terlibat dalam
menyusun buku panduann ini .

Ditetapkan di: Bandung


Pada tanggal: 6 Februari 2018
Direktur RSIA Melinda

dr. Rosalina Pratiwi Sutedja, MM

iii
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 137/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Februari 2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv

BAB I..................................................................................................................................... 1

DEFINISI ........................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................... 5

RUANG LINGKUP ........................................................................................................... 5

BAB III .................................................................................................................................. 6

TATA LAKSANA ............................................................................................................. 6

BAB IV ................................................................................................................................ 10

DOKUMENTASI ............................................................................................................ 10

iv
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

BAB I
DEFINISI

A. PENYAKIT MENULAR
Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu
atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang
diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari
reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan.
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit jenis ini
merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang karena
angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua
lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa
menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan
hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011: 3).
Cara-cara penularan penyakit :
1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
Jenis Penyakit yang ditularkan antara lain :
a. Penyakit kelamin
b. Rabies
c. Trakoma
d. Skabies
e. Erisipelas
f. Antraks
g. Gas-gangren
h. Infeksi luka aerobik

1
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

i. Penyakit pada kaki dan mulut pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV,
agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain melalui
hubungan intim.
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut sebagai airborne disease.
Jenis penyakit yang ditularkan antara lain :
a. TBC Paru
b. Varicella
c. Difteri
d. Influenza
e. Variola
f. Morbili
g. Meningitis
h. Demam skarlet
i. Mumps
j. Rubella
k. Pertussis
3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun
tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut
sebagai water borne disease atau water related disease.
4.
Agen Penyakit :
a. Virus : hepatitis virus, poliomielitis
b. Bakteri : kolera, disentri, tifoid, diare
c. Protozoa : amubiasis, giardiasis
d. Helmintik : askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid
e. Leptospira : penyakit Weil Pejamu akuatik :
1) Bermultiplikasi di air : skistosomiasis (vektor keong)
2) Tidak bermultiplikasi : Guinea’s worm dan fish tape worm (vektor cyclop)
5. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, dapat dibagi dalam 4 kelompok
menurut cara penularannya, yaitu :
a. Waterborne mechanism

2
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

Kuman patogen yang berada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, ditularkan melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh kolera,
tifoid, hepatitis virus, disentri basiler dan poliomielitis.
b. Water washed mechanism
Jenis penyakit water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan
individu dan umum dapat berupa :
1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.
2) Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan trakoma.
3) Penyakit melalui gigitan binatang pengerat, seperti Ieptospirosis.
c. Water based mechanism
Jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya
di dalam tubuh vektor atau sebagai pejamu intermediate yang hidup di dalam
air. Contoh skistosomiasis, Dracunculus medinensis.
d. Water related insect vector mechanism
Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak
di dalam air. Contoh filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow fever).

B. PENYAKIT IMUNOSUPPRESED
Gangguan imunodefisiensi dapat disebabkan oleh defek atau defisiensi pada
sel-sel fagositik, limfosit B, limfosit T atau komplemen. Imunodefisiensi dapat
diklasifikasikan sebagai kelainan yang primer atau sekunder dan dapat pula dipilah
berdasarkan komponen yang terkena pada sistem imun tersebut adalah sbb :
1. Imunodefisiensi Primer
Imunodefisiensi primer merupakan kelainan langka yang penyebabnya
bersifat genetik dan terutama ditemukan pada bayi serta anak-anak kecil.gejala
biasanya timbul pada awal kehidupan setelah perlindungan oleh antibodi maternal
menurun. tanpa terapi, bayi dan anak-anak yang menderita kelainan ini jarang
dapat bertahan hidup sampai usia dewasa. Kelainan ini dapat mengenai satu atau
lebih komponen pada sistem imun.
2. Imunodefisiensi Sekunder

3
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

Imunodefisiensi sekunder lebih sering menjumpai dibandingkan defisiensi


primer dan kerapkali terjadi sebagai akibat dari proses penyakit yang mendasarnya
atau akibat dari terapi terhadap penyakit ini. Penyebab umum imonodefisiensi
sekunder adalah malnutrisi, stres kronik, luka bakar, uremia, diabetes mellitus,
kelainan autoinum tertentu, kontak dengan obat-obatan serta zat kimia yang
imunotoksik. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan
imonodefisiensi sekunder yang paling sering ditemukan. Penderita imonosupresi
dan sering disebut sebagai hospes yang terganggu kekebalannya
(immunocompromised host). Intervensi untuk mengatasi imunodefisiensi sekunder
mencakup upaya menghilangkan faktor penyebab, mengatasi keadaan yang
mendasari dan menggunakan prinsip-prinsip pengendalian infeksi yang nyaman

4
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengelolaan Pasien dengan Hepatitis B dan C


B. Penanganan Pasien HIV/AIDS
C. Pengelolaan Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi Airborne (Udara)
D. Pengelolaan Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi Droplet (Percikan)
E. Pengelolaan Pasien dengan Kewaspadaan Berbasis Transmisi Kontak
F. Penanganan Pasien dengan Penyakit Menular Melalui Udara

5
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

BAB III
TATA LAKSANA

A. PENGELOLAAN PASIEN DENGAN HEPATITIS B DAN C


1. Lakukan kewaspadaan universal apabila pasien belum terdiagnosa Hepatitis B atau
C;
2. Apabila sudah terdiagnosa Hepatitis B dan C, maka :
a. Lakukan hand hygiene
b. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) antara lain :
1) Sarung tangan digunakan :
a) Bila akan menyentuh darah/cairan tubuh lain
b) Bila menangani benda-benda atau alat-alat yang tercemar oleh darah
atau cairan tubuh pasien
c) Bila melakukan tindakan invasif.
2) Masker atau pelindung wajah dipakai untuk mencegah pajanan pada
mukosa, mulut, hidung dan mata.
3) Celemek dipakai pada tindakan yang dapat menimbulkan percikan atau
tumpahan darah atau cairan.
3. Setelah pasien dirujuk/meninggal, lakukan :
a. Dekontaminasi seluruh mebelair yang kontak dengan pasien dan petugas
dengan clorine 0.5% (tidak direkomendasikan fogging ruangan)
b. Linen yang kontak dengan darah pasien dimasukkan dalam linen infeksius
c. Instrumen yang terkontaminasi dengan darah pasien dilakukan dekontaminasi
dengan clorine 0.5%
d. Alat makan sama dengan alat makan pasien umum
4. Alat kesehatan yang digunakan pasien Hepatitis B dan C tidak boleh digunakan
untuk pasien lain
5. Setelah ruangan bersih, ruangan siap digunakan.

6
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

B. PENANGANAN PASIEN HIV/AIDS


1. Lakukan cuci tangan dengan cara prosedural setiap melakukan tindakan sesuai five
moments
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan
3. Lakukan penanganan gawat darurat pasien HIV/AIDS yang emergency
4. Rujuk pasien ke Rumah Sakit Rujukan Nasional setelah pasien stabil dengan
dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terlebih dahulu
5. Lakukan pembersihan ruangan sesuai prosedur segera setelah pasien pulang
6. Lakukan perendaman instrumen bekas pasien HIV/AIDS yang terkontaminasi oleh
darah dan cairan tubuh dengan chlorine 0.5% selama 10 menit sebelum dicuci biasa

C. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


AIRBORNE (UDARA)
1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanan negatif
2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan berikan masker
bedah
3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau tindakan
4. Batasi jumlah pengunjung
5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan tidak
diperbolehkan masuk ruangan pasien
6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD) masker bedah
7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin
8. Google (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aerosol
9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara :
a. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih

7
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

b. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang kontak
dengan petugas dan pasien
c. Bersihkan exhaust fan

d. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak
terkontamionasi dengan cairan tubuh pasien
e. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan Negatif
setelah pelaksanaan selesai.

D. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


DROPLET (PERCIKAN)
1. Tempatkan pasien di ruang terpisah sejauh mungkin atau paling pinggir/pojok, bila
tidak mungkin kohorting
2. Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan
ventilasi
3. Batasi gerak dan transportasi pasien
4. Batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien
5. Anjurkan pasien untuk menerapkan Hygiene Respirasi/Etika Batuk dengan benar
6. Pakailah masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien
7. Peralatan untuk perawatan pasien tidak perlu penanganan khusus, karena mikroba
tidak bergerak jarak jauh

E. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


KONTAK
1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di tempat paling
pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT
2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja
4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke pasien
5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya feses, cairan
drain, dan segera lepas sarung tangan tersebut

8
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan dengan
antiseptik
7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju dari
kontak pasien, permukaan lingkungan, barang di ruang pasien, cairan tubuh pasien.
Lepaskan gaun sebelum ke luar dari ruang pasien
8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien
dengan mikroba yang sama
10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien lain.

F. PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR MELALUI


UDARA
1. Jelaskan kepada pasien mengenai perlunya tindakan-tindakan pencegahan ini.
2. Letakkan pasien di dalam satu ruangan tersendiri.
3. Jika ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi
secara terpisah dari kasus yang belum di konfirmasi atau sedang didiagnosis. Bila
ditempatkan dalam satu ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 (dua)
meter dan diantara tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai
atau sekat.
4. Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara bertekanan negatif
yang dimonitor (ruangan bertekanan negatif) dengan 6-12 pergantian udara per jam
dan sistem pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan udara partikulasi
efisien tinggi (filter HEPA) yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi
udara lain di rumah sakit.
5. Jaga pintu tertutup setiap saat.
6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai yaitu
masker. Bila perlu memakai gaun, pelindung wajah atau pelindung mata dan
sarung tangan.
7. Bila perlu pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.
8. Bila perlu pakai gaun yang bersih, non steril ketika masuk ruangan jika akan
berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang-barang di
dalam ruangan.
9
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

9. Pada saat akan memasuki dan meninggalkan kamar harus cuci tangan.
10. Semua alat yang terkontaminasi oleh sekresi pasien harus didesinfeksi.

10
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda
Nomor : 139/SK DIR/RSIAM/II/2018
Tanggal : 6 Febuari 2018

BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi lengkap dilakukan di dalam rekam medis pasien, antara lain:

Penandaan pasien risiko tinggi pada status pasien

Pencatatan asuhan pasien sesuai dengan panduan asuhan pasien terintegrasi

Ditetapkan di: Bandung


Pada Tanggal: 6 Febuari 2018
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Melinda

dr. Rosalina Pratiwi Sutedja, MM

11

Anda mungkin juga menyukai